scholarly journals Efektivitas Penerapan Model Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Bola Voli

2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 41
Author(s):  
Budi Priyadi

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh siswa yang kesulitan untuk memecahkan permasalahan teknik dasar service dalam pembelajaran bola voli. Kurikulum 2013 menganjurkan menerapkan sebuah model pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki hasil belajar siswa pada materi permainan bola voli teknik dasar service dengan menggunakan model problem based learning (PBL). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Populasi sebanyak 1025 siswa MTs Negeri 5 Kuningan, sedangkan sampel 32 siswa kelas IX.2. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Instrumen penelitian yaitu tes service bola voli. Analisis data penelitian menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan ms. Excel untuk mengetahui peningkatan keterampilan service disetiap siklus Penelitian Tindakan Kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan model PBL secara signifikan dapat meningkatkan hasil belajar teknik dasar service bola voli. Penelitian lebih lanjut bisa menggunakan model pembelajaran saintifik lainnya sebagai bahan perbandingan terhadap efektivitas hasil belajar permainan bola voli

2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 146
Author(s):  
Apriyanti Apriyanti ◽  
Yuyu Yuhana ◽  
Abdul Fatah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran mana yang lebih baik untuk meningkatan kemampuan berpikir kritis siswa, antara siswa yang menggunakan model problem based learning tipe CPS dan SSCS. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 6 Pandeglang, sampel dipilih 2 kelas, dalam menentukan kelas eksperimen 1 dan 2 dilakukan secara purposive sampling. Tes berupa 5 soal uraian yang sesuai dengan indikator kemampuan berpikir krtis. Pretes dilakukan sebagai tes kemampuan awal sebelum perlakuan menggunakan model problem based learning tipe CPS dan SSCS. Postes dilakukan setelah diberikan perlakuan menggunakan model problem based learning tipe CPS dan SSCS. Hasil yang diperoleh setelah proses pembelajaran menggunakan model problem based learning tipe CPS dan SSCS dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir krtis siswa yang menggunakan model problem based learning tipe SSCS lebih baik dari pada kemampuan berpikir kritis siswa yangn menggunakan model problem based learning tipe CPS.


Author(s):  
Sri Tuti Widiarsari ◽  
Adun Rusyana ◽  
Anna Fitri Hindriana

Penelitian bertujuan untuk untuk menggambarkan keterlaksanaan pembelajaran dengan penerapan model jigsaw pada materi ekosistem di kelas VII SMP Negeri 1 Banjaran, untuk memperoleh data pengaruh penerapan model jigsaw terhadap keterampilan menjelaskan dan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi ekosistem di kelas VII salah satu SMP Negeri di Banjaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII disalah satu SMP Negeri di Banjaran Kabupaten Majalengka yang berjumlah 136 siswa. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling, sehingga sampel yang digunakan adalah siswa kelas VII F yang berjumlah 22 siswa sebagai kelas eksperimen menerapkan model jigsaw. Instrumen penelitian yang digunakan adalah task dan rubric, tes essay dan lembar observasi. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah uji normalitas, uji t perlakuan dan uji N-Gain. Berdasarkan hasil analisis data uji t satu perlakuan diperoleh nilai statistik uji hipotesis memperoleh nilai t = 63,997 dengan Sig. 0,000 < 0,05 artinya terdapat pengaruh penerapan model problem based learning terhadap keterampilan menjelaskan pada materi ekosistem di kelas VII SMP Negeri 1 Banjaran. Berdasarkan hasil analisis data uji t satu perlakuan pada keterampilan menjelaskan dengan perolehan rata-rata nilai 81,00 diperoleh nilai statistik uji hipotesis yang menunjukan bahwa penerapan model jigsaw dapat meningkatkan keterampilan menjelaskan konsep pada materi ekosistem di kelas VII salah satu SMP Negeri di Banjaran. Hasil analisis uji hipotesis keterampilan pemecahan masalah dengan nilai rata-rata post test 79,91 menunjukkan bahwa penerapan model jigsaw dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada materi ekosistem di kelas VII salah satu SMP Negeri di Banjaran. Rerata� N-Gain kemampuan pemecahan masalah siswa dengan penerapan model jigsaw 0,43 termasuk kriteria sedang. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penerapan model jigsaw dapat meningkatkan keterampilan menjelaskan dan kemampuan pemecahan masalah pada materi ekosistem di kelas VII salah satu SMP Negeri di� BanjaranKeywords: Model jigsaw; Keterampilan menjelaskan konsep; Kemampuan pemecahan masalah


Author(s):  
Fajrian Fajrian ◽  
Marungkil Pasaribu ◽  
Nurjannah Nurjannah

Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemahaman konsep zat siswa yang diajarkan dengan menggunakan model problem based learning dan model konvensional, pada kelas VII di SMP Negeri 1 Sindue Tobata. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain “The Non Equivalen Pretest-Posttest Design”. sampel dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling dan menghasilkan kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII B sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan berupa tes pemahaman konsep dalam bentuk pilihan ganda dan esai. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh rerata skor pretest pemahaman konsep siswa kelas eksperimen adalah 6,57 dan untuk posttest adalah 12,27. Untuk kelas kontrol diperoleh rerata skor pretest 6,00 sedangkan untuk posttest adalah 7,00. Analisis data tes dilakukan dengan teknik statistik uji-t dua pihak untuk menguji perbedaan rerata skor pemahaman konsep siswa dengan signifikansi  = 0,05. Diperoleh nilai hasil thitung = 12,5 dan ttabel = 2,00. Ini berarti bahwa nilai thitung berada diluar daerah penerimaan Ho. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan pemahaman konsep antara kelas yang mendapatkan pembelajaran menggunakan model problem based learning dan pembelajaran menggunakan model konvensional. Kata Kunci: Model Problem Based Learning, Alat Sederhana, Pemahaman Konsep


Author(s):  
Andari Pratiwi K ◽  
Muslimin Muslimin ◽  
Kamaluddin Kamaluddin

Abstrak- Keterampilan generik sains merupakan keterampilan intelektual hasil perpaduan antara pengetahuan sains dan keterampilan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan generik sains melalui penerapan Model Problem Based Learning pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Sindue Tombusabora. Masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan keterampilan generik sains siswa kelas X SMA Negeri 1 Sindue Tombusabora?. Jenis penelitian ini adalah eksperimen kuantitatif yang bersifat eksperimen lemah (Low Experimental) dengan desain penelitian “One group pretest-posttest design”. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Sindue Tombusabora. Teknik Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan sampel penelitian yaitu kelas XB sebagai kelas eksperimen. Berdasarkan hasil analisa data diketahui ada perbedaan yang signifikan hasil pretest dan posttest  keterampilan generik sains setelah diterapkan model Problem Based Learning, diperoleh skor rata-rata pretest yaitu 10,62 dengan standar deviasi 3,29 dan diperoleh skor rata-rata posttest yaitu 27,76 dengan standar deviasi 2,96. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh t hitung lebih besar daripada t tabel. Hal ini berarti bahwa hasil pengujian hipotesis berada diluar kriteria penerimaan H0. Dengan demikian H0 ditolak dengan taraf nyata α=0,05 sehingga H1 diterima. Hasil uji N-gain tes keterampilan generik sains siswa diperoleh 57,83 dengan kriteria sedang. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan keterampilan generik sains siswa melalui penerapan model Problem Based Learning kelas X SMA Negeri 1 Sindue Tombusabora. Kata Kunci: model problem based learning, keterampilan generik sains


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 51-60
Author(s):  
Nof Pebry Ulfah ◽  
Rahmawati Darusyamsu ◽  
Muhyiatul Fadilah ◽  
Elsa Yuniarti

Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi rata-rata masih rendah. Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik adalah dengan menerapkan penggunaan materi pembelajaran yang mempromosikan dan mencegah kesehatan reproduksi remaja dalam pembelajaran di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh buku ajar Promosi dan Preventif Kesehatan Reproduksi Remaja(PPKRR) yang dikembangkan oleh Januarisyah (2018) terhadap kompetensi pengetahuan siswa SMA. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan desain Randomized Control Group Posttest Only Design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI MIPA SMAN 8 Padang, Penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling, menghasilkan 2 kelas sampel XI MIPA 3 dan XI MIPA 4 sebagai kelas kontrol dan kelas esperimen. Yang dilibatkan dalam pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar materi sistem reproduksi manusia terintegrasi pengetahuan PPKRR. Analisis data menggunakan uji perbedaan rata-rata, Uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pengetahuan peserta didik kelas eksperimen lebih baik daripada peserta didik kelas kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran materi sistem reproduksi yang dikemas dalam bentuk Buku Ajar PPKRR melalui penerapan model pembelajaran PBL berpengaruh positif terhadap kompetensi pengetahuan peserta didik pada materi Sistem Reproduksi Manusia di SMAN 8 Padang.


Author(s):  
Taufik Kurahman ◽  
Muhammad Ali ◽  
Marungkil Pasaribu

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar fisika antara menggunakan model Problem Based Learning dengan model Direct Intruction pada siswa kelas VII SMP Negeri 14 Palu. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain “The Non Equivalen Pretest-Posttest Design”. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik “purposive sampling”, dimana kelas VII B2 dengan jumlah siswa sebanyak 23 orang sebagai kelas eksperimen pertama dan kelas VII B3 dengan jumlah siswa sebanyak 22 orang sebagai kelas eksperimen kedua. Instrumen yang digunakan berupa tes hasil belajar fisika dalam bentuk pilihan ganda. Berdasarkan hasil analisis data pretest, kelas eksperimen pertama memperoleh skor rata-rata sebesar 5,89 dengan standar deviasi sebesar 2,04, sedangkan kelas eksperimen kedua memperoleh skor rata-rata sebesar 5,86 dengan standar deviasi sebesar 1,99. Hasil uji kesamaan dua rata-rata menunjukan bahwa sebelum diberi perlakuan tidak terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara kelas eksperimen pertama dan kelas eksperimen kedua. Sedangkan berdasarkan hasil analisis data posttest, kelas eksperimen pertama memperoleh skor rata-rata sebesar 15,89 dengan standar deviasi sebesar 2,24, sedangkan kelas eksperimen kedua memperoleh skor rata-rata sebesar 13,95 dengan standar deviasi sebesar 2,13. Hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai thitung (2,985) > ttabel (2,017). Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara menggunakan model Problem Based Learning dengan model Direct Intruction pada siswa kelas VII SMP Negeri 14 Palu. Terdapatnya perbedaan hasil belajar fisika antara kelas eksperimen pertama dan kelas eksperimen kedua diduga karena antara model Problem Based Learning dan model Direct Intruction memiliki proses atau tahap pembelajaran yang berbeda.   Kata kunci : Model Problem Based Learning, Model Direct Intruction, Hasil Belajar Fisika.  


Author(s):  
Sulasmini Sulasmini ◽  
I Wayan Darmadi ◽  
Haeruddin Haeruddin

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh problem-based learning dengan metode snowball throwing terhadap hasil belajar fisika siswa SMK Negeri 3 Palu. Metode yang digunakan adalah eksperimen kuasi dengan nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Negeri 3 Palu. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Kelas X TGB A sebagai kelas eksperimen dan kelas X TGB B sebagai kelas kontrol. Instrumen tes hasil belajar berupa tes essay yang telah divalidasi oleh validator. Hasil peningkatan rata-rata N-gain yang mengikuti model problem-based learning dengan metode snowball throwing adalah 48,28% yang berkategori sedang dan peningkatan rata-rata yang mengikuti model pembelajaran konvensional adalah 32,47% yang berkategori sedang. Hasil perhitungan statistik dari uji perbedaan rata - rata menggunakan uji-t didapatkan harga thitung > ttabel dengan nilai thitung 3,54 dan ttabel pada taraf signifikansi 5% dan dk = 56 adalah 1,67. Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata – rata peningkatan hasil belajar antara siswa yang mendapatkan pembelajaran problem-based learning dengan metode snowball throwing lebih tinggi dari model pembelajaran konvensional. Kata Kunci:     Problem-Based Learning, Snowbal Throwing, Hasil belajar 


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 119-129
Author(s):  
Molani Paulina Hasibuan ◽  
Ratih Permana Sari ◽  
Setiawaty Setiawaty

Pembentukan keterampilan dan sikap positif merupakan bagian dari proses sains untuk mencapai produk sains yang sesuai dengan kurikulum 2013. Habits of mind (HoM) merupakan kemampuan siswa untuk mengontrol perilaku positif agar memiliki rasa percaya diri dalam memecahkan masalahnya dengan cara yang produktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran dengan pendekatan saintifik dalam meningkatkan HoM siswa pada aspek regulasi diri, berpikir kritis dan berpikir kreatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 di Kota Langsa Provinsi Aceh kelas XI IPA 1 semester genap tahun ajaran 2018/2019 dengan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 31 siswa. Instrumen yang digunakan adalah rubrik HoM dan angket respon siswa yang kemudian dianalisis dengan uji regresi menggunakan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan model pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki tingkatan capaian HoM yang berbeda-beda. Pada model problem based learning (PBL) dan discovery based learning (DBL) memiliki nilai N-gain tertinggi terhadap pembentukan HoM dibandingkan model pembelajaran inquiry based learning (IBL), dan project based learning (PjBL). Respon siswa setelah penerapan model pembelajaran saintifik terhadap pembentukan HoM sangat baik, hal ini dibuktikan dengan perolehan persentase sebesar 95,98%. Model pembelajaran dengan pendekatan saintifik yaitu PBL, IBL, DBL, dan PjBL memberikan pengaruh yang kuat dan signifikan terhadap pembentukan HoM yaitu sebesar 0,808 atau 80% berdasarkan data R square yang telah diujikan.


2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 7
Author(s):  
Iftitahurrahimah Iftitahurrahimah ◽  
Yayuk Andayani ◽  
Syarifa Wahidah Al Idrus

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan komunikasi siswa pada materi pokok larutan elektrolit dan non-elektrolit. Penelitian quasy eksperimen menggunakan rancangan post-test only control grup design dengan populasi seluruh siswa kelas X MIA SMAN 8 MATARAM. Kelas X MIA 3 sebagai kelas eksperimen yang diajarkan dengan model Problem Based Learning (PBL) dan kelas X MIA 4 sebagai kelas kontrol yang diajarkan dengan model konvensional ditentukan dengan teknik purposive sampling. Data kemampuan komunikasi siswa dikumpulkan menggunakan tes tulis untuk kemampuan komunikasi tulisan, sedangkan lembar observasi untuk data kemampuan komunikasi lisan. Hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan komunikasi tulisan siswa di kelas eksperimen yaitu 75,15 dengan kriteria tinggi, sedangkan di kelas kontrol 57,10 dengan kriteria sedang, kemampuan komunikasi lisan siswa di kelas eksperimen yaitu 10,54 dengan kriteria sangat rendah dan di kelas kontrol yaitu 5,18 dengan kriteria sangat rendah. Berdasarkan uji hipotesis menggunakan uji-t pada taraf signifikan 5% menunjukkan bahwa model Problem Based Learning memberikan pengaruh terhadap kemampuan komunikasi tulisan siswa materi pokok larutan elektrolit dan non-elektrolit. Uji hipotesis menggunakan uji-t juga menunjukkan bahwa model Problem Based Learning memberikan pengaruh terhadap kemampuan komunikasi lisan siswa materi pokok larutan elektrolit dan non-elektrolit.


2017 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 133-142
Author(s):  
Anggun Zuhaida

Perkembangan bahan kajian tentang IPA yang pesat menuntut para pendidik agar mampu merancang dan melaksanakan pendidikan yang lebih terarah pada pengusaan konsep IPA. Perkembangan IPA tidak hanya ditunjukkan oleh kumpulan fakta, melainkan timbul akibat adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. IPA tidak hanya sekedar  pengetahuan, melainkan melibatkan operasi mental, keterampilan dan strategi dalam menemukan konsep IPA itu sendiri. Program pembelajaran IPA berbasis masalah untuk menumbuhkan metakognisi merupakan pelaksanaan perangkat pembelajaran, khususnya silabus, RPP, lembar kerja, media, dan asesmen. Model pembelajaran yang dipakai dalam penelitian ini adalah model problem based learning (PBL). Inovasi model pembelajaran merujuk pada penggunaan model PBL dalam pelaksanaan pembelajaran yang digunakan untuk mengetahui pencapaian metakognisi. Secara umum, penelitian ini dilakukan dengan prosedur penelitian Research & Development. Penelitian dilakukan pada MTs di Kota Salatiga dengan subjek penelitian  siswa kelas VIII dengan cara pengambilan sampling yaitu purposive sampling. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk meninjau karakteristik Program Pembelajaran IPA berbasis masalah, serta menganalisis tingkat pencapaian kemampuan metakognisi. Indikator-indikator metakognisi yang digunakan adalah mengacu pada tipe-tipe Metakognisi Schraw dan Dennison (1994:472-474). Hasil pencapaian keterampilan metakognisi pada aspek tes essay menunjukkan hasil yang positif, aspek kinerja menunjukkan indikator yang dominan adalah planning, sedangkan dari hasil angket menunjukkan dominasi indikator evaluasi.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document