scholarly journals PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP PEMBENTUKAN HABITS OF MIND SISWA

2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 119-129
Author(s):  
Molani Paulina Hasibuan ◽  
Ratih Permana Sari ◽  
Setiawaty Setiawaty

Pembentukan keterampilan dan sikap positif merupakan bagian dari proses sains untuk mencapai produk sains yang sesuai dengan kurikulum 2013. Habits of mind (HoM) merupakan kemampuan siswa untuk mengontrol perilaku positif agar memiliki rasa percaya diri dalam memecahkan masalahnya dengan cara yang produktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran dengan pendekatan saintifik dalam meningkatkan HoM siswa pada aspek regulasi diri, berpikir kritis dan berpikir kreatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 di Kota Langsa Provinsi Aceh kelas XI IPA 1 semester genap tahun ajaran 2018/2019 dengan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 31 siswa. Instrumen yang digunakan adalah rubrik HoM dan angket respon siswa yang kemudian dianalisis dengan uji regresi menggunakan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan model pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki tingkatan capaian HoM yang berbeda-beda. Pada model problem based learning (PBL) dan discovery based learning (DBL) memiliki nilai N-gain tertinggi terhadap pembentukan HoM dibandingkan model pembelajaran inquiry based learning (IBL), dan project based learning (PjBL). Respon siswa setelah penerapan model pembelajaran saintifik terhadap pembentukan HoM sangat baik, hal ini dibuktikan dengan perolehan persentase sebesar 95,98%. Model pembelajaran dengan pendekatan saintifik yaitu PBL, IBL, DBL, dan PjBL memberikan pengaruh yang kuat dan signifikan terhadap pembentukan HoM yaitu sebesar 0,808 atau 80% berdasarkan data R square yang telah diujikan.

Author(s):  
Rudi Abdullah ◽  
Marungkil Pasaribu ◽  
Muslimin Muslimin

Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh model project based learning terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa antara kelompok siswa yang diberi perlakuan model Project Based Learning dengan kelompok siswa yang diberi perlakuan dengan model konvensional pada pada materi dinamika gerak kelas X MA Negeri 2 Model Palu. Metode yang digunakan adalah eksperimen kuasi dengan equivalent pretest-posttest design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MA Negeri 2 Model Palu. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Kelas X MIA 1 sebagai kelas kontrol dan kelas X MIA 2 sebagai kelas eksperimen. Instrumen keterampilan berpikir kreatif siswa adalah tes esai yang telah divalidasi oleh validator. Persentase  keterampilan berpikir kreatif tiap indikator yang mengikuti model Project Based Learning adalah; berpikir lancar  69% (kreatif), berpikir luwes 68% (kreatif), berpikir original 70% (kreatif), dan elaborasi 70% (kreatif) dengan rata-rata 69,24% sedangkan persentase keterampilan berpikir kreatif yang mengikuti model konvensional menggunakan model Problem Based Learning adalah; berpikir lancar  68% (kreatif), berpikir luwes 74% (kreatif), berpikir original 69% (kreatif), dan elaborasi 69% (kreatif) dengan rata-rata 69,94%. Hasil perhitungan statistik dari pengujian hipotesis menggunakan uji-t didapatkan harga thitung sebesar 0,76 dan ttabel pada taraf signifikansi 5% dan dk = 39 adalah 2,02. Disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa yang mengikuti model Project Based Learning dengan model konvensional pada materi dinamika gerak kelas X MA Negeri 2 Model Palu. Kata Kunci : Model Project Based Learning, Keterampilan Berpikir Kreatif, Dinamika Gera


2016 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 111-127
Author(s):  
M Mahzum

Tahun pelajaran 2013/2014 seluruh SMA dan SMK Negeri di Indo- nesia mulai mengimplementasi kurikulum 2013. Proses pembelajaran kurikulum 2013 pada  jenjang tersebut dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan saintifik. Cakupan pendekatan saintifik ini meliputi tiga ranah yaitu pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penerapan pendekaan saintifik dirangkai dengan   salah satu metode pembelajaran yaitu metode inquiry based learning atau problem based learning atau project based learning. Penilaian hasil belajar dengan pendekatan saintifik telah dipatok KKMnya sebesar  75 yang setara dengan 2,66 atau B-.Dari uraian tersebut penulis mencoba melakukan peneletian tinda- kan kelas untuk mengetahui kegiatan aplikasi pendekatan pembelajaran saintifik metode inquiry based learning pada kompetensi dasar menerap- kan hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamis, dan untuk mengetahui peningkatan   hasil belajar kompetensi dasar terse- but  pada siswa kelas X TKBT2 SMK Negeri 3 Semarang tahun pelajaran 2013/2014.Penelitian tindakan kelas ini menggunakan 2 siklus pada pokok bahasan  tekanan  hidrostatik,gaya Archimedes,hukum Pascal,tegangan permukaan,viskositas  dan  hukum  Stokes.  Siklus  pertama  diberlaku- kan pada pokok bahasan tekanan hidrostatik,gaya Archimedes,hukum Pascal. Siklus kedua diberlakukan pada pokok bahasan tegangan permukaan,viskositas dan hukum Stokes.Data  hasil belajar diambil melalui observasi dan tes. Data observasi untuk memperoleh nilai sikap dan nilai keterampilan, data tes untuk mem- peroleh nilai pemahaman. Data dianalisis dengan menggunakan analisis kuantitaif   dibantu program SPSS versi 17.0 dan dibantu dengan grafi. Pada siklus pertama rata-rata nilai ranah sikap 76,57   rata-rata nilai ranah ketarmpilan 76,67 dan rata-rata nilai ranah pemahman 75,60. Sedangkan pada siklus kedua rata-rata nilai ranah sikap 80,56 ,rata-rata nilai ranah keterampilan 81,86, dan rata-rata ranah pemahaman 80,54.Kesimpulan bahwa kegiatan yang dirancang dalam aplikasi pembe- lajaran dengan pendekatan saintifik metode inquiry based learning pada kompetensi dasar menerapkan hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamis sesuai dengan landasan teori, dan dapat mening- katkan hasil belajar siswa kelas X SMK.


2017 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
Author(s):  
Abdul Rahim, Sunarso *

Tujuan penelitian untuk mengetahui, (1) Pengaruh penggunaan model Project Based Learning terhadap prestasi belajar PPKn di SMP, (2) Pengaruh penggunaan model Problem Based Learning terhadap prestasi belajar PPKn di SMP, dan (3) Perbedaan pengaruh penggunaan model Project Based Learning dengan Problem Based Learning  terhadap prestasi belajar PPKn di SMP. Penelitian ini merupakan quasi experimental yang menggunakan pretest, posttest control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMPN 2 Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Terdapat pengaruh penggunaan menggunakan model Project Based Learning terhadap prestasi belajar PPKn, dengan memperoleh gain score sebesar 20,29 (kelas eksperimen 1); (2) Terdapat pengaruh penggunaan model Problem Based Learning terhadap prestasi belajar PPKn, dengan memperoleh gain score sebesar 18,48 (kelas eksperimen 2); dan (3) Terdapat perbedaan pengaruh penggunaan Project Based Learning dan Problem Based Learning terhadap prestasi belajar PPKn.Kata kunci: project based learning, problem based learning, prestasi belajar.


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 146
Author(s):  
Apriyanti Apriyanti ◽  
Yuyu Yuhana ◽  
Abdul Fatah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran mana yang lebih baik untuk meningkatan kemampuan berpikir kritis siswa, antara siswa yang menggunakan model problem based learning tipe CPS dan SSCS. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 6 Pandeglang, sampel dipilih 2 kelas, dalam menentukan kelas eksperimen 1 dan 2 dilakukan secara purposive sampling. Tes berupa 5 soal uraian yang sesuai dengan indikator kemampuan berpikir krtis. Pretes dilakukan sebagai tes kemampuan awal sebelum perlakuan menggunakan model problem based learning tipe CPS dan SSCS. Postes dilakukan setelah diberikan perlakuan menggunakan model problem based learning tipe CPS dan SSCS. Hasil yang diperoleh setelah proses pembelajaran menggunakan model problem based learning tipe CPS dan SSCS dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir krtis siswa yang menggunakan model problem based learning tipe SSCS lebih baik dari pada kemampuan berpikir kritis siswa yangn menggunakan model problem based learning tipe CPS.


Author(s):  
Sri Tuti Widiarsari ◽  
Adun Rusyana ◽  
Anna Fitri Hindriana

Penelitian bertujuan untuk untuk menggambarkan keterlaksanaan pembelajaran dengan penerapan model jigsaw pada materi ekosistem di kelas VII SMP Negeri 1 Banjaran, untuk memperoleh data pengaruh penerapan model jigsaw terhadap keterampilan menjelaskan dan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi ekosistem di kelas VII salah satu SMP Negeri di Banjaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII disalah satu SMP Negeri di Banjaran Kabupaten Majalengka yang berjumlah 136 siswa. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling, sehingga sampel yang digunakan adalah siswa kelas VII F yang berjumlah 22 siswa sebagai kelas eksperimen menerapkan model jigsaw. Instrumen penelitian yang digunakan adalah task dan rubric, tes essay dan lembar observasi. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah uji normalitas, uji t perlakuan dan uji N-Gain. Berdasarkan hasil analisis data uji t satu perlakuan diperoleh nilai statistik uji hipotesis memperoleh nilai t = 63,997 dengan Sig. 0,000 < 0,05 artinya terdapat pengaruh penerapan model problem based learning terhadap keterampilan menjelaskan pada materi ekosistem di kelas VII SMP Negeri 1 Banjaran. Berdasarkan hasil analisis data uji t satu perlakuan pada keterampilan menjelaskan dengan perolehan rata-rata nilai 81,00 diperoleh nilai statistik uji hipotesis yang menunjukan bahwa penerapan model jigsaw dapat meningkatkan keterampilan menjelaskan konsep pada materi ekosistem di kelas VII salah satu SMP Negeri di Banjaran. Hasil analisis uji hipotesis keterampilan pemecahan masalah dengan nilai rata-rata post test 79,91 menunjukkan bahwa penerapan model jigsaw dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada materi ekosistem di kelas VII salah satu SMP Negeri di Banjaran. Rerata� N-Gain kemampuan pemecahan masalah siswa dengan penerapan model jigsaw 0,43 termasuk kriteria sedang. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penerapan model jigsaw dapat meningkatkan keterampilan menjelaskan dan kemampuan pemecahan masalah pada materi ekosistem di kelas VII salah satu SMP Negeri di� BanjaranKeywords: Model jigsaw; Keterampilan menjelaskan konsep; Kemampuan pemecahan masalah


Author(s):  
Fajrian Fajrian ◽  
Marungkil Pasaribu ◽  
Nurjannah Nurjannah

Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemahaman konsep zat siswa yang diajarkan dengan menggunakan model problem based learning dan model konvensional, pada kelas VII di SMP Negeri 1 Sindue Tobata. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain “The Non Equivalen Pretest-Posttest Design”. sampel dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling dan menghasilkan kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII B sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan berupa tes pemahaman konsep dalam bentuk pilihan ganda dan esai. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh rerata skor pretest pemahaman konsep siswa kelas eksperimen adalah 6,57 dan untuk posttest adalah 12,27. Untuk kelas kontrol diperoleh rerata skor pretest 6,00 sedangkan untuk posttest adalah 7,00. Analisis data tes dilakukan dengan teknik statistik uji-t dua pihak untuk menguji perbedaan rerata skor pemahaman konsep siswa dengan signifikansi  = 0,05. Diperoleh nilai hasil thitung = 12,5 dan ttabel = 2,00. Ini berarti bahwa nilai thitung berada diluar daerah penerimaan Ho. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan pemahaman konsep antara kelas yang mendapatkan pembelajaran menggunakan model problem based learning dan pembelajaran menggunakan model konvensional. Kata Kunci: Model Problem Based Learning, Alat Sederhana, Pemahaman Konsep


Author(s):  
Andari Pratiwi K ◽  
Muslimin Muslimin ◽  
Kamaluddin Kamaluddin

Abstrak- Keterampilan generik sains merupakan keterampilan intelektual hasil perpaduan antara pengetahuan sains dan keterampilan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan generik sains melalui penerapan Model Problem Based Learning pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Sindue Tombusabora. Masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan keterampilan generik sains siswa kelas X SMA Negeri 1 Sindue Tombusabora?. Jenis penelitian ini adalah eksperimen kuantitatif yang bersifat eksperimen lemah (Low Experimental) dengan desain penelitian “One group pretest-posttest design”. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Sindue Tombusabora. Teknik Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan sampel penelitian yaitu kelas XB sebagai kelas eksperimen. Berdasarkan hasil analisa data diketahui ada perbedaan yang signifikan hasil pretest dan posttest  keterampilan generik sains setelah diterapkan model Problem Based Learning, diperoleh skor rata-rata pretest yaitu 10,62 dengan standar deviasi 3,29 dan diperoleh skor rata-rata posttest yaitu 27,76 dengan standar deviasi 2,96. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh t hitung lebih besar daripada t tabel. Hal ini berarti bahwa hasil pengujian hipotesis berada diluar kriteria penerimaan H0. Dengan demikian H0 ditolak dengan taraf nyata α=0,05 sehingga H1 diterima. Hasil uji N-gain tes keterampilan generik sains siswa diperoleh 57,83 dengan kriteria sedang. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan keterampilan generik sains siswa melalui penerapan model Problem Based Learning kelas X SMA Negeri 1 Sindue Tombusabora. Kata Kunci: model problem based learning, keterampilan generik sains


WAHANA ◽  
2016 ◽  
Vol 67 (2) ◽  
pp. 13-19
Author(s):  
Atnuri Atnuri ◽  
Danang Prastyo

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran Saintifik Model Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL) terhadap hasil belajar mahasiswa Jurusan PGSD Unipa Surabaya pada pokok bahasan HAM.Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa PGSD Unipa Surabaya. Sedangkan sampel penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2014 yang terdiri dari tiga kelas, yaitu kelas A,B dan C. Validitas yang digunakan adalah validasi isi dan konstruk. Reliabilitas dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan teknik KR-20. Analisis data dilakukan dengan bantuan program statistik SPSS versi 17 for windows. Dari analisis data penelitian diperoleh ada perbedaan hasil belajar antara model PBL dengan PjBL, hal ini dapat dilihat dari hasil signifikasi sebesar 0.035. Artinya, pada penelitian ini hipotesis diterima dengan asumsi Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan ada pengaruh perbedaan hasil belajar mahasiswa Jurusan PGSD Unipa Surabaya dengan menggunakan pembelajaran Saintifik Model Problem Based Learning (PBL) dengan Project Based Learning (PjBL) pada pokok bahasan HAM.   Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Project Based Learning (PjBL), Hasil Belajar


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 51-60
Author(s):  
Nof Pebry Ulfah ◽  
Rahmawati Darusyamsu ◽  
Muhyiatul Fadilah ◽  
Elsa Yuniarti

Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi rata-rata masih rendah. Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik adalah dengan menerapkan penggunaan materi pembelajaran yang mempromosikan dan mencegah kesehatan reproduksi remaja dalam pembelajaran di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh buku ajar Promosi dan Preventif Kesehatan Reproduksi Remaja(PPKRR) yang dikembangkan oleh Januarisyah (2018) terhadap kompetensi pengetahuan siswa SMA. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan desain Randomized Control Group Posttest Only Design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI MIPA SMAN 8 Padang, Penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling, menghasilkan 2 kelas sampel XI MIPA 3 dan XI MIPA 4 sebagai kelas kontrol dan kelas esperimen. Yang dilibatkan dalam pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar materi sistem reproduksi manusia terintegrasi pengetahuan PPKRR. Analisis data menggunakan uji perbedaan rata-rata, Uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pengetahuan peserta didik kelas eksperimen lebih baik daripada peserta didik kelas kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran materi sistem reproduksi yang dikemas dalam bentuk Buku Ajar PPKRR melalui penerapan model pembelajaran PBL berpengaruh positif terhadap kompetensi pengetahuan peserta didik pada materi Sistem Reproduksi Manusia di SMAN 8 Padang.


Author(s):  
Taufik Kurahman ◽  
Muhammad Ali ◽  
Marungkil Pasaribu

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar fisika antara menggunakan model Problem Based Learning dengan model Direct Intruction pada siswa kelas VII SMP Negeri 14 Palu. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain “The Non Equivalen Pretest-Posttest Design”. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik “purposive sampling”, dimana kelas VII B2 dengan jumlah siswa sebanyak 23 orang sebagai kelas eksperimen pertama dan kelas VII B3 dengan jumlah siswa sebanyak 22 orang sebagai kelas eksperimen kedua. Instrumen yang digunakan berupa tes hasil belajar fisika dalam bentuk pilihan ganda. Berdasarkan hasil analisis data pretest, kelas eksperimen pertama memperoleh skor rata-rata sebesar 5,89 dengan standar deviasi sebesar 2,04, sedangkan kelas eksperimen kedua memperoleh skor rata-rata sebesar 5,86 dengan standar deviasi sebesar 1,99. Hasil uji kesamaan dua rata-rata menunjukan bahwa sebelum diberi perlakuan tidak terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara kelas eksperimen pertama dan kelas eksperimen kedua. Sedangkan berdasarkan hasil analisis data posttest, kelas eksperimen pertama memperoleh skor rata-rata sebesar 15,89 dengan standar deviasi sebesar 2,24, sedangkan kelas eksperimen kedua memperoleh skor rata-rata sebesar 13,95 dengan standar deviasi sebesar 2,13. Hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai thitung (2,985) > ttabel (2,017). Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara menggunakan model Problem Based Learning dengan model Direct Intruction pada siswa kelas VII SMP Negeri 14 Palu. Terdapatnya perbedaan hasil belajar fisika antara kelas eksperimen pertama dan kelas eksperimen kedua diduga karena antara model Problem Based Learning dan model Direct Intruction memiliki proses atau tahap pembelajaran yang berbeda.   Kata kunci : Model Problem Based Learning, Model Direct Intruction, Hasil Belajar Fisika.  


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document