scholarly journals Perbedaan Hasil Belajar Fisika Antara Menggunakan Model Problem Based Learning dengan Model Direct Intruction pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 14 Palu

Author(s):  
Taufik Kurahman ◽  
Muhammad Ali ◽  
Marungkil Pasaribu

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar fisika antara menggunakan model Problem Based Learning dengan model Direct Intruction pada siswa kelas VII SMP Negeri 14 Palu. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain “The Non Equivalen Pretest-Posttest Design”. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik “purposive sampling”, dimana kelas VII B2 dengan jumlah siswa sebanyak 23 orang sebagai kelas eksperimen pertama dan kelas VII B3 dengan jumlah siswa sebanyak 22 orang sebagai kelas eksperimen kedua. Instrumen yang digunakan berupa tes hasil belajar fisika dalam bentuk pilihan ganda. Berdasarkan hasil analisis data pretest, kelas eksperimen pertama memperoleh skor rata-rata sebesar 5,89 dengan standar deviasi sebesar 2,04, sedangkan kelas eksperimen kedua memperoleh skor rata-rata sebesar 5,86 dengan standar deviasi sebesar 1,99. Hasil uji kesamaan dua rata-rata menunjukan bahwa sebelum diberi perlakuan tidak terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara kelas eksperimen pertama dan kelas eksperimen kedua. Sedangkan berdasarkan hasil analisis data posttest, kelas eksperimen pertama memperoleh skor rata-rata sebesar 15,89 dengan standar deviasi sebesar 2,24, sedangkan kelas eksperimen kedua memperoleh skor rata-rata sebesar 13,95 dengan standar deviasi sebesar 2,13. Hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai thitung (2,985) > ttabel (2,017). Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara menggunakan model Problem Based Learning dengan model Direct Intruction pada siswa kelas VII SMP Negeri 14 Palu. Terdapatnya perbedaan hasil belajar fisika antara kelas eksperimen pertama dan kelas eksperimen kedua diduga karena antara model Problem Based Learning dan model Direct Intruction memiliki proses atau tahap pembelajaran yang berbeda.   Kata kunci : Model Problem Based Learning, Model Direct Intruction, Hasil Belajar Fisika.  

2016 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 74-81
Author(s):  
Rini Setyowati ◽  
Endang Mulyani

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan keefektifan pendekatan scientific dengan model problem based learning dan model problem solving dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kompetensi: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Populasi penelitian ini adalah kelas VIII di SMP N 3 Kalasan, Yogyakarta. Sampel diambil secara purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi sikap, penilaian diri, penilaian antar peserta didik, tes, unjuk kerja, dan rubrik penilaian produk. Data hasil penelitian ini dianalisis dengan teknik anava mixed design. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Pendekatan scientific dengan model problem based learning lebih efektif daripada model problem solving dalam meningkatkan kompetensi sikap dalam pembelajaran IPS, 2) pendekatan scientific dengan model problem based learning lebih efektif daripada model problem solving dalam meningkatkan kompetensi pengetahuan dalam pembelajaran IPS, 3) pendekatan scientific dengan model problem based learning lebih efektif daripada model problem solving dalam meningkatkan kompetensi keterampilan. THE EFFECTIVENESS OF SCIENTIFIC APPROACH WITH PBL AND PROBLEM SOLVING TO IMPROVE COMPETENCES IN SOCIAL STUDIESAbstractThis study aimed to compare the effectiveness of scientific approach with problem based learning and problem solving in teaching social studies to improve: attitude competence, knowledge competene, and skill competence.The population of the research was all of grade VIII student at SMP N 3 Kalasan, Yogyakarta. The sample of this research was using purposive sampling. The data was collected by observation, self assessment, peer assessment, test, observation of perfomance and product assessment. The data were analyzed using anava mixed design.This research have three results. First, scientific approach with problem based learning model was more effective than scientific approach with problem solving to improve attitude competence. Second, scientific approach with problem based learning model was more effective than scientific approach with problem solving to improve knowledge competence. Third, scientific approach with problem based learning model was more effective than scientific approach with problem solving to improve skill competence.


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 10
Author(s):  
Yosni Yorini Yusriani ◽  
Izlan Sentryo ◽  
Muhammad Yasin

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa yang menerima model Problem Based Learning (PBL)? 2.Bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa yang menerima model pembelajaran langsung? 3.Apakah ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika antara model Problem Based Learning dan model pembelajaran langsung kelas IV SDN  95 Kendari?. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen dengan bentuk desain The Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Desaign Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling, yaitu keseluruhan populasi ditetapkan sebagai sampel penelitian. Oleh karena itu, sampel dalam penelitian ini yakni kelas Va sebagai kelas eksperimen dan kelas Vb sebagai kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas IVa sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang berjumlah 30 siswa, dan kelas IVb sebagai kelas kontrol yang diajar dengan pembelajaran langsung berjumlah 30 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen tes yang terdiri dari pretest dan posttest. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika antara model Problem Based Learning dan model pembelajaran langsung kelas IV SDN 95 kendari. Hal ini didasarkan pada nilai signifikan uji independent sample t-test diperoleh nilai diperoleh nilai thitung = 5.725 > ttabel= 2.000, dan signifikan  0,05Kata Kunci: model pembelajaran problembased learning, model pembelajaran langsung, kemampuan berpikir kritis siswa


Author(s):  
Issaura Sherly Pamela ◽  
Muhammad Rusdi ◽  
Asrial Asrial

Innovation is needed in learning to make meaningful learning, so the student constructs their ownknowledge from the learning experience of learning process. One of the innovations is to integrate Problem Based Learning model. Problem Based Learning involves students to be active in every problem. Eleven problems type in Problem Based Learning that have different solving steps, due to every student different metacognition character potential and can change by given treatment. This research is a pre-experimental design: the pretest-posttest control and experimental group design with embedded experimental design. The metacognition character data were analyzed qualitaively, whereas the average grade data were analyzed quantitatively. The analysis of metacognition character shows the different metacognition characters and on learning process there is improvement of student achievement from 14% to 84.4%.


2021 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 316-321
Author(s):  
Daulat Nathanael Banjarnahor

The purpose of this study was to describe: 1) How to implement civic education and learning to develop a democratic attitude and learning participation; 2) How to design a civic education learning model based on controversial issues in the mass media to develop a democratic attitude and student learning participation; 3) Based on the public To what extent can the civic education learning model of media controversial issues develop democratic attitudes and student participation in learning? It is indeed necessary to consider adopting appropriate learning methods to improve and discover students’ understanding of the knowledge conveyed by the teacher. Learning model Problem-based learning or problem-based learning is a student-oriented or student-centered learning model. Problem-based learning models have methods to deal with real-life problems, and this learning emphasizes problem-solving investigation activities. This research is a scientific paper. When using a problem-based learning learning model, a descriptive qualitative research method with a phenomenological description type is used to describe the learning process extensively and deeply. By paying attention to and analyzing the focus of reality or field experience that occurs on the research object. The object of the study is the students of HKBP Nommensen Pematangsiantar University, and the standard of study is the students participating in the civic education seminar.


2021 ◽  
Vol 4 (6) ◽  
pp. 502-507
Author(s):  
Lili Suryaningsih ◽  
Sandi Achmad Pratama

Pengembangan pembelajaran yang memanfaatkan model pembelajaran problem based learning. Model pembelajaran yang menekankan pada pengembangan keterampilan berpikir dan penyelesaian masalah. Model Pembelajaran PBL menerapkan pendekatan pemberian masalah autentik pada siswa. Pemberian masalah tersebut, siswa dapat mengumpulkan fakta, mengkonstruksi pengetahuan, menumbuh kembangkan keterampilan berpikir, melatih kemandirian, dan meningkatkan kepercayaan diri. Tahapan Problem Based Learning, yaitu (a) Mengidentifikasi masalah. (b) Mengumpulkan data. (c) Menganalisis data. (d) Memecahkan masalah berdasarkan data yang ada dan analisisnya. (e) Memilih cara untuk memecahkan masalah. (f) Merencanakan penerapan pemecahan masalah. (g) Melakukan ujicoba terhadap rancana yang ditetapkan, dan (h) Melakukan tindakan (action) untuk memecahkan masalah. Sesuai dengan tujuan PBL untuk menumbuhkan sikap ilmiah, dari beberapa bentuk PBL yang dikemukakan para ahli dalam pelaksanaan proses pembelajaran berbasis masalah, siswa dituntut untuk berpikir secara kritis dan ilmiah dalam melaksanakan setiap langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah. Untuk memberikan kebebasan kepada siswa untuk berkreasi, ilmiah langkah berpikir dengan mengumpulkan data dari hasil belajar, kemudian siswa dapat menginterpretasikan, menganalisis, dan akhirnya sampai pada kesimpulan. sehingga diharapkan siswa belajar prestasi akan meningkat. Penelitian ini mengembangkan perangkat pembelajaran yang meliputi: Buku teks, RPS, LKS serta instrumen untuk kemampuan berpikir kreatif siswa yang mengacu pada model 4-D (Define, Design, Mengembangkan, dan Deiseminasi). Berdasarkan hasil analisis deskriptif, Model Alat Pembelajaran Khusus matakuliah Filologi "Naskah Aksara" untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dikategorikan “sangat baik”, ditunjuk oleh terpenuhnya enam kriteria  perangkat pembelajaran yang baik yang meliputi (a) Valid menurut validator, (b) Efektif atas kemampuan Peneliti/Dosen dalam mengelola pembelajaran, (c) Efektif bagi mahasiswa kegiatan dalam pembelajaran, (d) Positif terhadap respon siswa terhadap pembelajaran, (e) Valid, reliabel, dan peka terhadap THB, dan (f) tercapai ketuntasan belajar klasikal.


2017 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 33
Author(s):  
Riti Desmiwati ◽  
Ratnawulan Ratnawulan ◽  
Yulkifli Yulkifli

One effort that can be done by teachers to improve the competence of students was to develop of Student Worksheet (LKPD). LKPD was said to be qualified if it has valid criteria. Valid means the developed product can be used to measure what should be measured. Validity of LKPD was assessed by experts in the field. The purpose of this study was to determine the validity of LKPD experimentphysics oriented by problem based learning models be used tools practicum based on digital technology. The methode of this study was descrptive methode. The research instrument used was validation sheet in the form of assessment questionnaire. Analysis of data used descriptive analysis. The validation result was obtained LKPD physics experiment oriented Problem Based Learning model with tools of practicum based on digital technology was valid criteria.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 9-18
Author(s):  
Rahmi Rahmi ◽  
Rina Febriana ◽  
Hilmy Farras Wani

The learning independence of students is still low as the background of the implementation of this research. The purpose of this research is to describe the independence of students using Lesson study and Problem Based Learning models in mathematics learning. This type of research is descriptive research. The population is all students of class VIII of Junior High School Pertiwi 2 Padang in 2019/2020. Sampling was done by purposive sampling and determined class VIII-2. The research instruments were the learning independence questionnaire and the Lesson Study observation sheet. Analysis of learning independence data is described based on the results of the pretest and protest scores. The Lesson Study was carried out in 4 rounds using the Problem Based Learning model which included Plan, do, and See activities. The results showed that there was an increase in students' learning independence through the implementation of Lesson study with the Problem Based Learning model.


Author(s):  
Mursolimah Mursolimah

<p><em>The purpose of this research is to improve improve story fraction problem solving skill among 4<sup>th</sup> grade students of SDN 3 Sembukan Sidoharjo Wonogiri in the academic year 2019/ 2020 by applying Problem Based Learning model. The research conducted was a Classroom Action Research (PTK). This research implemented in two cycles, each cycle consists of planning, acting, observing, and reflecting</em><em>. </em><em>The research result show that application of Problem Based Learning model can improve student’s story fraction problem solving skill. The average </em><em>of</em><em> </em><em>story fraction problem solving skill in the pre-cycle 55.93; cycle I 74.79; and cycle II 84.38. While classical completeness in pra-cycle was 4 students (26.67%), cycle I was 12 students (80%), cycle II was 15 students (100%)</em><em>. </em><em>The conclusion is application of Problem Based Learning model can improve story fraction problem solving skill among 4<sup>th</sup> grade students of SDN 3 Sembukan Sidoharjo Wonogiri in the academic year 2019/ 2020.</em></p>


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Lutfia Lutfia ◽  
Tita Tanjung Sari ◽  
Ach. Puniman

Belajar dengan menemukan sendiri pengetahuannya maka pengetahuan siswa akan bertahan lama. Untuk mencapai hal tersebut diharapkan peserta didik dapat berperan aktif dan terlibat langsung saat proses pembelajaran. Sedangkan keaktifan peserta didik yang rendah akan berdampak pada pencapaian hasil belajar peserta didik yang rendah pula. Oleh karena itu, diperlukan adanya perhatian serta strategi untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik. Berperan aktif dalam belajar adalah suasana yang mestinya tercipta dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan model pembelajaran yang efektif dan lebih menyenangkan yaitu melalui Problem Based Learning Model. Problem Based Learning Model dapat digunakan sebagai alternatif variasi model pembelajaran yang menawarkan masalah kepada peserta didik untuk memecahkan sendiri masalah yang dihadapi, sehingga peserta didik terdorong untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari beberapa bagian yaitu tahap perencanaan, tindakan, pengamatan dan reflekfi. Sumber data penelitian adalah siswa kelas III SDN Babbalan Batuan Sumenep, validator, dan observer penelitian. Instrument pengumpulan data menggunakan lembar observasi keaktifan peserta didik, lembar hasil belajar peserta didik dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Problem Based Learning Modelyang diterapkan dapatkan meningkatkan keaktifan dan hasil belajar kognitif siswa kelas III SDN Babbalan. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya aktifitas positif dari 58,25% menjadi 73,75% dan menurunnya aktifitas negatif dari 14% menjadi 2,70%. Selain itu hasil belajar kognitif siswa pada nilai rata-rata kelas meningkat dari 90,8 menjadi 93,3


2019 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 389-398
Author(s):  
Vika Conie Fatwa ◽  
Ari Septian ◽  
Sarah Inayah

AbstrakLatar belakang penelitian ini yaitu masih rendahnya kemampuan literasi matematis. Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) yang juga sebagai alternatif solusi permasalahan dapat meningkatkan kemampuan literasi matematis siswa. Metode penelitian adalah kuasi eksperimen dengan desain Nonequivalent group pretest-postest design. Instrumen berbentuk tes literasi matematis berupa tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Cianjur tahun ajaran 2018/2019 yang tersebar dalam sembilan kelas, sedangkan sampelnya dipilih dengan teknik purposive sampling sebanyak dua kelas yaitu kelas VIII D sebanyak 27 siswa sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBI), dan VIII C sebanyak 25 siswa sebagai kelas control dengan pembelajaran biasa. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa terdapat peningkatan kemampuan literasi matematis siswa dengan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI).  Peningkatan tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan peningkatan pada siswa dengan pembelajaran biasa.Kata Kunci: Kemampuan Literasi Matematis, Problem Based Instruction, PBI.  Mathematical Literacy Ability Students through Problem Based Instruction Learning ModelsAbstractThe background of this research is low mathematical literacy ability. The purpose of this research is to find out the differences in increasing students’ mathematical literacy ability between those who use the Problem Based Instruction (PBI) learning model as an alternative solution to the problem and who use ordinary learning. A method in this research is quasi-experimental with nonequivalent group pretest-posttest design. The instruments are a mathematical literacy instrument consisting of the initial test (pretest) and the final test (posttest). The population in this study were all students at SMP Negeri 5 Cianjur in year 2018/2019 that spread into 9th grade, while the samples chosen with purposive sampling technique were two classes, namely VIII D class as the experimental class which is given Problem Based Learning (PBI) and VIII C as the control class with ordinary learning. Based on the tests of mathematical literacy abilities that have been analyzed it is found that there are differences in mathematical literacy skills students who applied the Problem Based Instruction (PBI) learning model is were better than ordinary learning. The increase is better when compared to the increase in students with ordinary learning.Keywords: Mathematical literacy ability, Problem Based Instruction, PBI.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document