Study on the effect of Blended Learning of Hair Beauty Perm Class using QR code

Author(s):  
Hyun jin Kwon ◽  
Soon hwa Lee
Keyword(s):  
2018 ◽  
pp. 1035-1048
Author(s):  
Ghizlene Soulimane ◽  
Belkacem Kouninef ◽  
Mohamed Senouci ◽  
Mohamed Djelti

The purpose of this article is to explore the teaching processes that use Quick Response (QR) codes and mobile devices to support blended learning at the National Institute of Telecommunications and ICT (INTTIC). The satisfactory results of our previous research show that the use of mobile technology could enhance accessibility and communication in a blended learning course. In Algeria, the mobile penetration rate stands at over 111% and 21% with 3G. Since most of our students have access to mobile technology, three in five were smartphones. Using this technology would encourage students to use their phones to send questions to their teachers, listen to a podcast and snip the quick response (QR) codes. This paper introduces the implementations of QR codes, vcard and QR voice as a new tool in the Moodle platform in our institute. The QR code contains the URL of the page of one particular Moodle course and quiz are added to the bottom of Moodle. The students' satisfaction had been acknowledged as an important factor in order to estimate the effectiveness of a blended learning course.


2021 ◽  
Author(s):  
Tengku Hamid Darmawan
Keyword(s):  

Pekerjaan rumah merupakan seperangkat tugas akademik yang harus dikerjakan saat di rumah agar siswa lebih memahami materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya di sekolah (Mujiono, 2021). Pekerjaan rumah penting diberikan agar ilmu yang didapat peserta didik bisa ditindaklanjuti dan dievaluasi oleh pengajar. Jika banyak dari peserta didik mendapatkan nilai yang tidak sesuai target dari pengajar, berarti beberapa peserta didik belum memahami dengan baik materi atau tugas yang diberikan sehingga perlu bimbingan lebih lanjut lewat pengayaan. Implementasi dari pekerjaan rumah yang diterapkan guru kadang terkesan memaksa dan nilai yang didapat akan berpengaruh kepada penilaian akhir siswa. Tidak heran, jika pekerjaan rumah dianggap sebagai momok yang menakutkan bagi sebagian besar siswa. Menurut hasil survei yang dilakukan oleh KPAI, didapatkan hasil sebanyak 73,2% peserta didik menganggap tugas yang diberikan adalah beban. Tugas yang paling tidak disukai adalah membuat video (55,5%), menjawab soal banyak mencapai 50 soal (44,5%), merangkum materi (39,4%), dan menyalin soal sebelum menjawab (25,6%) (KPAI, 2020).Limit pekerjaan rumah yang diberikan biasanya juga cukup panjang, sampai pertemuan berikutnya. Walaupun peserta didik saat pemberian pekerjaan rumah senang mendapatkan limit yang panjang, nyatanya hal tersebut mendorong peserta didik untuk menunda mengerjakannya dan memutuskan untuk mengerjakannya di ujung waktu (Saputra, et al., 2020). Hal tersebut mendorong tingkat stress siswa, terutama tugas yang diberikan banyak dan harus diselesaikan dalam waktu singkat. Hadirnya pandemi Covid-19 meluluhlantakkan berbagai bidang, termasuk pendidikan. Hadirnya virus tersebut mengubah proses belajar mengajar dari sebelumnya tradisional menjadi pembelajaran modern secara cepat (Zulhafizh & Permatasari, 2020). Pembelajaran yang sebelumnya dilakukan secara tatap muka di kelas kini hanya dipertemukan oleh media teknologi. Seiring berjalannya vaksinasi, tren peningkatan kasus positif Covid-19 semakin menurun sehingga sistem pembelajaran diubah bertahap, menjadi sistem blended learning (pembelajaran 2campuran). Penerapan teknologi digital sudah semestinya tetap dipertahankan mengingat tuntan zaman yang semakin berkembang.Sementara itu, bentuk digitalisasi penerapan teknologi paling banyak diterapkan di kalangan pelajar, terutama tingkat menengah, adalah gawai atau smartphone (Aulia & Gartanti, 2021). Lewat smartphone, mereka bisa mengakses berbagai media yang menciptakan korelasi, interaksi, transfer ilmu, ataupun hiburan. Hal tersebut berpotensi bisa dikembangkan dalam dunia pendidikan agar terjadi digitalisasi pendidikan nasional. Digitalisasi pendidikan lewat smartphonebagi pelajar tentu harus dibuat secara efektif dan dikemas secara menarik agar tidak membuat peserta didik justru lebih tertarik menghabiskan waktu saat menggunakan gawai ke hal lain selain pendidikan. Jika hal ini bisa diimplementasikan, akan berpotensi menggantikan upaya digitalisasi pendidikan kepada peserta didik dengan pemberian tugas yang kurang efektif, seperti meminta peserta didik meresume bahan ajar ke bentuk ketikan atau meminta peserta didik membuat makalah sebagai tugas akhir. Gagasan inovatif amat diperlukan dalam digitalisasi pendidikan, khususnya pada pekerjaan rumah peserta didik dengan memanfaatkan QR Code. QR Code saat ini banyak diterapkan dan diterakan di benda konkret untuk didapat informasi tambahan yang bisa diakses dari QR Code tersebut secara digital. Penggunaan QR Code cukup efektif karena mampu memberikan data secara cepat, dan bisa diakses dengan menggunakan smartphone (Leidiyana & Yusuf, 2021). Upaya digitalisasi pendidikan ini diharapkan bisa efektif untuk diterapkan bagi peserta didik di Indonesia.


2016 ◽  
Vol 7 (4) ◽  
pp. 1-13
Author(s):  
Ghizlene Soulimane ◽  
Belkacem Kouninef ◽  
Mohamed Senouci ◽  
Mohamed Djelti

The purpose of this article is to explore the teaching processes that use Quick Response (QR) codes and mobile devices to support blended learning at the National Institute of Telecommunications and ICT (INTTIC). The satisfactory results of our previous research show that the use of mobile technology could enhance accessibility and communication in a blended learning course. In Algeria, the mobile penetration rate stands at over 111% and 21% with 3G. Since most of our students have access to mobile technology, three in five were smartphones. Using this technology would encourage students to use their phones to send questions to their teachers, listen to a podcast and snip the quick response (QR) codes. This paper introduces the implementations of QR codes, vcard and QR voice as a new tool in the Moodle platform in our institute. The QR code contains the URL of the page of one particular Moodle course and quiz are added to the bottom of Moodle. The students' satisfaction had been acknowledged as an important factor in order to estimate the effectiveness of a blended learning course.


2019 ◽  
Vol 4 (7) ◽  
pp. 979
Author(s):  
Ndaru Kukuh Masgumelar ◽  
Wasis Djoko Dwiyogo ◽  
Siti Nurrochmah

<p class="Abstract"><strong>Abstract:</strong> This research was aimed to conducted with the aim of developing game modification products using blended learning and testing their effectiveness in the learning process. The method used in this study refers to the blended learning development model using research subjects 80 high school students and 4 expert validators. The procedure used includes 3 stages (1) analysis, (2) design, and (3) evaluation. The results of research and development include in the form of printed books equipped with QR code, interactive multimedia, and edmodo.</p><strong>Abstrak:</strong> Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk modifikasi permainan menggunakan <em>blended learning</em><em> </em>dan menguji keefektifannya pada proses pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model pengembangan <em>blended learning</em> dengan menggunakan subjek penelitian 80 siswa SMA dan empat orang validator ahli. Prosedur yang digunakan meliputi tiga tahap (1) analisis, (2) rancangan, dan (3) evaluasi. Hasil dari penelitian dan pengembangan berupa buku cetak dilengkapi dengan QR <em>code,</em> multimedia interaktif, dan <em>edmod</em><em>o</em>.


2016 ◽  
Vol 54 (08) ◽  
Author(s):  
S Huppert ◽  
G Kaup ◽  
J Broschewitz ◽  
GM Sommer ◽  
I Gockel ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document