scholarly journals Utilization of Liquid Smoke from Cocoa pod husk (Theobroma cocoa L) for Germination of Red Seed (Capsicum annum L)

2020 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
Author(s):  
Sri Harti ◽  
Ashri Indriati ◽  
Savitri Dyah

Research has been carried out on the use of cocoa pod husks for making liquid smoke. Liquid smoke is the result of condensation from direct or indirect combustion vapors from materials that contain lignin, cellulose, hemicellulose and other carbon compounds. This research was conducted to determine the effect of liquid smoke from cocoa pod husk on the germination of red chilli seeds (Capsicum annuum L). The first stage of this research is the manufacture of liquid smoke from the cocoa pod husk using pyrolyzer. The resulting liquid smoke is subjected to chemical and physical quality testing, and is applied as a liquid fertilizer for red chilli seeds (Capsicum annuum L). The test results of making liquid smoke from the cocoa pod husk showed that the yield of liquid smoke produced was 19%. The results of the analysis of the chemical quality of liquid smoke in the third grade by using GCMS detected 30 chemical components, the main component as a liquid smoke characteristic is acetic acid, phenol, carbamic acid compounds. The results of the physical quality analysis of liquid smoke show a very strong smell, reddish brown, and black sediment in the form of tar. The results of the testing of liquid smoke on the germination of red chilli seeds showed that the concentration of liquid smoke (0%, 0.5%, 1%, 1.5%, 2%, 2.5%, 3%, 3.5%, 4% , 4.5% and 5%) have a very significant effect on the maximum growth potential and germination of red chili seeds (Capsicum annum L).

Biomolecules ◽  
2021 ◽  
Vol 11 (6) ◽  
pp. 832
Author(s):  
Monika Vidak ◽  
Boris Lazarević ◽  
Marko Petek ◽  
Jerko Gunjača ◽  
Zlatko Šatović ◽  
...  

Sweet pepper (Capsicum annuum L.) is one of the most important vegetable crops in the world because of the nutritional value of its fruits and its economic importance. Calcium (Ca) improves the quality of sweet pepper fruits, and the application of calcite nanoparticles in agricultural practice has a positive effect on the morphological, physiological, and physicochemical properties of the whole plant. The objectives of this study were to investigate the effect of commercial calcite nanoparticles on yield, chemical, physical, morphological, and multispectral properties of sweet pepper fruits using a combination of conventional and novel image-based nondestructive methods of fruit quality analysis. In the field trial, two sweet pepper cultivars, i.e., Šorokšari and Kurtovska kapija, were treated with commercial calcite nanoparticles (at a concentration of 3% and 5%, calcite-based foliar fertilizer (positive control), and water (negative control) three times during vegetation). Sweet pepper fruits were harvested at the time of technological and physiological maturity. Significant differences were observed between pepper cultivars as well as between harvests times. In general, application of calcite nanoparticles reduced yield and increased fruit firmness. However, different effects of calcite nanoparticles were observed on almost all properties depending on the cultivar. In Šorokšari, calcite nanoparticles and calcite-based foliar fertilizers significantly increased N, P, K, Mg, Fe, Zn, Mn, and Cu at technological maturity, as well as P, Ca, Mg, Fe, Zn, Mn, Cu, and N at physiological maturity. However, in Kurtovska kapija, the treatments increased only Ca at technological maturity and only P at physiological maturity. The effect of treatments on fruit morphological properties was observed only at the second harvest. In Šorokšari, calcite nanoparticles (3% and 5%) increased the fruit length, minimal circle area, and minimal circle radius, and it decreased the fruit width and convex hull compared to the positive and negative controls, respectively. In Kurtovska kapija, calcite nanoparticles increased the fruit width and convex hull compared to the controls. At physiological maturity, lower anthocyanin and chlorophyll indices were found in Kurtovska kapija in both treatments with calcite nanoparticles, while in Šorokšari, the opposite effects were observed.


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 28-36
Author(s):  
Nehru Nehru ◽  
Baktiar Baktiar ◽  
Fahruddin Fahruddin

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan berbagai media tanam hidroponik (pasir, arang dan abu gosok) terhadap pertumbuhan tanaman cabe merah besar (Capsicum annum varietes longum). Jenis penelitian ini adalah eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 macam perlakuan dengan 1 perlakuan sebagai control dengan masing-masing 4 kali pengulangan sehingga akan di peroleh 16 percobaan tiap pot perlakuan ditanam 1 pohon cabai merah besar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Penggunaan media tanam hidroponik dapat mempengaruhi pertumbuhan cabai merah besar (Capsicum annum, varietas longum) baik itu pada tinggi tanaman, panjang daun dan jumlah daun. Media tanam hidroponik yang paling bagus adalah media tanam dengan pasir. Hal ini dapat dilihat pada pengukuran tiap-tiap parameter penelitian sebagai beriku : Tinggi tanaman paling tinggi dengan rata-rata 20,37 cm (40 HSPT), dengan jumlah daun yang paling banyak dengan rata-rata 9,25 lembar (40 HSPT), dan panjang daun yang paling panjang dengan rata-rata 6,87 cm (HSPT)


2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 126-133
Author(s):  
Manar Mukhtadhor ◽  
FNU Suharjono ◽  
Sri Rahayu

Cabai Keriting (Capsicum annuum L.) adalah tumbuhan  yang mengandung nilai gizi  dan finansial tinggi. produksi cabai di Jawa Timur pada tahun 2011-2014 mengalami peningkatan tetapi pada tahun 2015 mengalami penurunan cukup tinggi. Upaya untuk meningkatkan produksi dan ketahanan cabai keriting adalah dengan penciptaan varietas baru yang tahan terhadap hama dan penyakit . Penelitian ini dilaksanakan bulan 13 April sampai 26 September 2016. Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Hayam Wuruk 1, Kaliwates, Jember, Jawa Timur. Ketinggian tempat 100-700 m dpl,. Penelitian ini diaksanakan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) Non faktorial dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Adapun perlakuan tersebut sebagai berikut A = Benih Cabai Keriting Galur MG1012, B = Benih Cabai Keriting Varietas KIYO , C = Benih Cabai Keriting Varietas JINGGO , D = Benih Cabai Keriting Varietas LADO. Data Observasi dianalisi dengan menggunakan uji rumus F (ANOVA) diikuti oleh uji lanjut BNJ. Hasil penelitian menjelaskan bahwa intensitas serangan hama kutu daun persik (Myzus Persicae L) pada galur MG1012 berpengaruh sangat nyata. Intensitas serangan adalah 4,53 dan termasuk dalam kategori sangat tahan.


2013 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
Author(s):  
Yanti Ningsih ◽  
Efri Efri ◽  
Titik Nur Aeny

Tanaman cabai (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman semusim yang tergolong dalam famili solanaceae. Budidaya cabai seringkali menghadapi banyak kendala terutama dalam usaha meningkatkan produktivitas, baik dalam hal kualitas maupun kuantitasnya. Salah satu penyakit yang menjadi kendala pada pertanaman cabai adalah penyakit antraknosa. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Colletotrichum capsici dan pada tingkat tertentu dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas fraksi ekstrak daun nimba dan daun jarak sebagai biofungisida terhadap pertumbuhan C. capsici secara in vitro penyebab penyakit antraknosa pada cabai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun nimba fraksi alkohol 90% , ekstrak daun jarak fraksi alkohol 10%, fraksi alkohol 90%, fraksi etil asetat 10% dan fraksi n-heksana 90% berpotensi sebagai fungisida nabati yang dapat menghambat pertumbuhan koloni dan pembentukan spora C. capsici.


2013 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
Author(s):  
Syamsu Ardhona ◽  
Kus Hendarto ◽  
Agus Karyanto ◽  
Yohannes Cahya Ginting

Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai prospek cerah untuk dapat dikembangkan. Permintaan produk cabai cenderung terus meningkat.  Nilai ekonomi yang tinggi merupakan daya tarik pengembangan budidaya cabai bagi petani.  Untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat dan pemenuhan gizi masyarakat, banyak usaha yang dapat dilakukan guna peningkatan produksi cabai merah yang tinggi.  Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah melakukan teknik budidaya yang baik dan benar sehingga hasil yang diperoleh optimal.  Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pengaruh pemberian dua jenis mulsa dan tanpa mulsa terhadap karakteristik pertumbuhan dan produksi tanaman cabai merah, (2) mengetahui jenis mulsa yang menghasilkan karakteristik pertumbuhan dan produksi tanaman cabai merah yang terbaik. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar, Gedong Tataan  pada bulan Oktober 2011– April 2012.  Penelitian ini disusun dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga perlakuan (tanpa mulsa, mulsa plastik, mulsa jerami) dan tiga ulangan.  Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlett.  Jika asumsi terpenuhi, dilanjutkan dengan sidik ragam dan apabila hasil uji F nyata maka dilakukan uji lanjut menggunakan uji ortogonal kontras pada taraf 5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)Pemberian mulsa plastik hitam perak dan jerami menunjukkan pengaruh terhadap karakteristik tanaman cabai yang berbeda dibandingkan tanpa mulsa, yaitu pada variabel tinggi tanaman dan tingkat percabangan, (2 Penggunaan mulsa plastik lebih baik daripada mulsa jerami untuk produksi tanaman cabai.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 9-14
Author(s):  
Meidisya Tiandora ◽  
Widyawati Widyawati ◽  
Darmawangsa Darmawangsa

Karies gigi adalah suatu penyakit yang tidak kalah pentingnya dengan penyakit lain, prevalensi karies gigi di Indonesia sangat tinggi. Bakteri penyebab karies gigi adalah Streptococcus viridans. Pencegahan karies dapat dilakukan dengan berbagai upaya, diantaranya penggunaan agen antimikroba. Agen antimikroba alami yang mudah didapatkan, seperti buah cabai keriting. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui efektivitas ekstrak buah cabai keriting (Capsicum annuum, L ) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan laboratorium secara In vitro. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar hambat minimum (KHM) terdapat pada konsentrasi 0,11% yaitu 0,058. berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat kadar hambat pada ekstrak buah cabai keriting (Capsicum annuum, L ) pada konsentrasi 0,11% terhadap pertumbuhan bakteri streptococcus viridans, sedangkan untuk kadar bunuh minimum (KBM) pada penelitian ini belum didapatkan karena adanya keterbatasan alat.


2006 ◽  
Vol 36 (1) ◽  
pp. 113-119 ◽  
Author(s):  
José Ezequiel Villarreal Núñez ◽  
Nelson Moura Brasil do Amaral Sobrinho ◽  
Nelson Mazur

Este trabalho teve por objetivos determinar a influência de diferentes métodos de preparo do solo sobre as perdas por erosão de metais pesados e na contaminação do solo e de frutos de pimentão (Capsicum annuum L.) com esses elementos. A avaliação foi realizada durante os meses de dezembro de 1999 a março de 2000, no ciclo de cultivo do Pimentão (Capsicum annuum L.). Foram utilizadas parcelas do tipo Wischmeier, de tamanho de 22,0 x 4,0m. Os tratamentos utilizados foram os seguintes: (i) aração com trator morro abaixo e queima dos resíduos vegetais (MAQ); (ii) aração com trator morro abaixo e não queima dos resíduos vegetais (MANQ); (iii) aração com tração animal em nível, faixas de capim colonião a cada 7,0m (AA) e (iv) cultivo mínimo, com preparo de covas em nível (CM). As perdas mais elevadas de metais pesados por erosão foram verificadas no tratamento MAQ, típico da região. A concentração de Pb no fruto in natura, nos quatros sistemas de preparo do solo, e de Cd no CM estiveram acima dos limites permitidos para alimentos in natura, estando impróprios para o consumo humano Os resultados obtidos neste trabalho permitem concluir que o uso intensivo de agroquímicos associados às elevadas perdas de solo por erosão pode determinar sérios riscos de contaminação do solo, água e alimentos produzidos.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 9-14
Author(s):  
Meidisya Tiandora ◽  
Widyawati Widyawati ◽  
Darmawangsa Darmawangsa

Karies gigi adalah suatu penyakit yang tidak kalah pentingnya dengan penyakit lain, prevalensi karies gigi di Indonesia sangat tinggi. Bakteri penyebab karies gigi adalah Streptococcus viridans. Pencegahan karies dapat dilakukan dengan berbagai upaya, diantaranya penggunaan agen antimikroba. Agen antimikroba alami yang mudah didapatkan, seperti buah cabai keriting. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui efektivitas ekstrak buah cabai keriting (Capsicum annuum, L ) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan laboratorium secara In vitro. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar hambat minimum (KHM) terdapat pada konsentrasi 0,11% yaitu 0,058. berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat kadar hambat pada ekstrak buah cabai keriting (Capsicum annuum, L ) pada konsentrasi 0,11% terhadap pertumbuhan bakteri streptococcus viridans, sedangkan untuk kadar bunuh minimum (KBM) pada penelitian ini belum didapatkan karena adanya keterbatasan alat.


2021 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
pp. 106-113
Author(s):  
G. Srinivas ◽  
P. S. Champawat ◽  
V. D. Mudgal ◽  
S. K. Jain ◽  
D. Sharma

Chilli is an important spice crop and India is one of the leading producer and exporter of chilli in the world. Chilli is widely used around the world in food as a spice both in fresh and dried form which adds flavour to the meal by creating spicy pungent taste. The chemical components of the chilli may vary considerably depending on the location of cultivation and postharvest treatments. Chilli contains polyphenol compounds such as capsaisin capsorubin, zeaxanthin and cryptoxanthin are responsible for colour in Capsicum species that accounts for its characteristic aroma and therapeutic properties. Post harvest losses in chilli are estimated to be 25-35 per cent. Due to post harvest losses farmers lose both in quality and quantity of the chilli. This compromises farmer’s ability to market their produce. The aim of this chapter was to get the best post-harvest handling technology for chilli in the present scenario.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document