scholarly journals ANALISIS PERFORMASI TRANSMISI VIDEO PADA JARINGAN MULTICAST DAN UNICAST DENGAN MENGGUNAKAN WLAN IEEE 802.11N

Author(s):  
Mutia Muliana ◽  
Rizal Munadi ◽  
Teuku Yuliar Arif

Abstrak— Perkembangan pemakaian internet semakin meluas khususnya dalam bidang jaringan. Saat ini orang berkomunikasi tidak hanya dengan suara maupun teks, tetapi juga secara visual maupu   n menggunakan video streaming. Penggunakan akses wireless sangat tinggi namun wilayah coverage wireless yang tersedia dalam satu gedung terbatas sehingga daya tangkap sinyal wireless berbeda  satu dengan yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis performasi multicast dan unicast  dengan melihat pengaruh bit rate dan terhadap kualitas layanan streaming menggunakan protocol Real Time Protocol (RTP) dan User Datagram Protocol (UDP). Pada peneletian menggunakan dua format video yang berbeda yaitu MPEG 4 dan H.264 dengan WLAN 802.11n menggunakan metode eksperimental untuk evaluasi kinerja dua protokol yang berbeda  dengan  parameter Quality of Service (Qos). Multicast bekerja dengan mengirim data  kepada  banyak  titik sekaligus dan unicast bekerja dengan mengirim data kepada satu client. Standar IEEE 802.11n digunakan untuk menguji performa wifi dalam mentransmisikan video streaming. Hasil dari penelitian menunjukkan dengan multicast menggunakan sebanyak 4 client yaitu mempertimbangkan QoS terbaik yaitu throughput tertinggi, delay terkecil dan packet loss minimum diusulkan penggunaan protokol RTP dengan format video MPEG 4 lebih baik pada sistem transmisi streaming secara Unicast.  Kata Kunci – Video Streaming, Multicast, Unicast,802.11n, QoS.

2012 ◽  
Vol 14 (6) ◽  
pp. 583-595 ◽  
Author(s):  
Juan Jimenez ◽  
Rafael Estepa ◽  
Antonio Estepa ◽  
Francisco R. Rubio ◽  
Fabio Gómez-Estern

2019 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 35-40
Author(s):  
Mitra Unik ◽  
Soni Soni ◽  
Randra Aguslan Pratama

Abstract One of the popular internet services in use today is video streaming, either live (live streaming) or pre-recorder. Streaming video is a type of streaming media where data from video files is continuously transmitted over the internet to remote users. This fundamental problem appears to be influenced by the biggest factor which is the limited infrastructure of network resources which causes poor video quality. The process of digital video communication is known to consume quite a large resource, because in general the bandwidth requirements for sending Video and Audio signals. To maintain the quality of the video being played, there are several instruments needed, one of which is a data connection that is required to have Quality of Service (QoS). The parameters used in the measurement of QoS are delay, jitter, packet loss, throughput. This study uses the PPDIO method as a workflow with a Network Lifecycle approach. In this research, there are many factors that influence the quality of video, namely network factors and hardware factors. The test results obtained are not absolute, so it is possible that there will be differences in subsequent testing. Encoding also affects the quality of the video. Bandwidth equalization according to priority when the traffic conditions of all packets are full. Based on a comparative analysis of QoS parameter calculations using HTB and Diffserv methods, a comparison of throughput, jitter and delay does not differ greatly between clients. Keywords: Video Streaming, Diffserv, HTB, QoS Abstrak Salah satu layanan dari internet yang populer digunakan saat ini adalah video streaming, baik secara langsung (live streaming) atau pre-recorder. Streaming video merupakan jenis streaming media dimana data dari file video secara terus menerus dikirimkan melalui jaringan internet ke pengguna jarak jauh. Permasalahan mendasar ini muncul dipengaruhi oleh faktor terbesar yaitu terbatasnya infrastruktur sumber daya jaringan yang menyebabkan kualitas video yang buruk. Proses  komunikasi  digital  video,  diketahui  menghabiskan  resource  yang  cukup  besar, dikarenakan Secara umum kebutuhan bandwidth untuk mengirimkan sinyal Video dan Audio. Guna menjaga kualitas dari video yang dimainkan, terdapat beberapa instrument yang dibutuhkan, salah satunya adalah koneksi data yang wajib memiliki Quality of Service (QoS). Adapun Parameter yang digunakan dalam pengukuran QoS adalah delay, jitter, packet loss, Throughput. Penelitian ini menggunakan metode PPDIO sebagai alur kerja dengan pendekatan Network Lifecycle. Pada penelitian ini didapat Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas dari video yaitu faktor jaringan dan faktor dari Hardware. Hasil pengujian didapat tidaklah mutlak sehingga tidak menutup kemungkinan akan ada perbedaan pada pengujian selanjutnya. Encoding juga mempengaruhi kualitas dari video. pemerataan Bandwidth sesuai prioritasnya saat kondisi traffic seluruh paket penuh. Berdasarkan analisa perbandingan perhitungan parameter QoS menggunakan metode HTB dan Diffserv, didapatkan  perbandingan troughput, jitter dan delay yang tidak berbeda jauh antara klien. Kata kunci: Video streaming, Diffserv, HTB, QoS  


2018 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 51
Author(s):  
George Kokkonis ◽  
Kostas Psannis ◽  
Sotirios Kontogiannis ◽  
Petros Nicopolitidis ◽  
Manos Roumeliotis ◽  
...  

Real-time transferring of the haptic sense over the Internet is quite a challenging task. This paper outlines the proposed protocols for transferring haptic streams over the Internet. Moreover, it describes the Quality of Service requirements that a network has to fulfill in order to successfully use haptic interfaces with high update rates over the Internet. Extensive simulations and experiments for the performance evaluation of transport protocols for real-time transferring haptic data are carried out. Complements between simulation and real world experiments are discussed. The metrics that are measured for the performance evaluation are delay, jitter, throughput, efficiency, packet loss and one proposed by the authors, packet arrival deviation. The simulation tests reveal which protocols could be used for the transfer of real-time haptic data over the Internet.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 67-72
Author(s):  
Nur Fajriati ◽  
Efri Sandi ◽  
Baso Maruddani

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja Wi-Fi channel 1, 3, 6, dan 11 dalam bandwidth (channel width) 20 MHz dan 40 MHz yang sesuai dengan protokol IEEE 802.11n. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan desain eksperimen Pre-Experimental. Pengukuran yang dilakukan dengan melihat parameter Quality of Service yaitu delay, throughput dan packet loss dengan mempertimbangkan hasil dari pengamatan Spurious Emission. Dengan melakukan transmisi data menggunakan Iperf3 dan perintah Ping (CMD). Berdasarkan hasil akhir dari analisis dapat disimpulkan bahwa pada bandwidth (channel width) 20 MHz, channel yang bagus untuk digunakan adalah channel 1, 6, dan 11. Sedangkan untuk bandwidth (channel width) 40 MHz, channel yang bagus untuk digunakan adalah channel 3 dan 11. Spurious Emission yang dihasilkan juga masih termasuk sesuai dengan yang direkomendasikan oleh Rec. ITU-R SM.329-7 Spurious Emissions.


Author(s):  
Munawir M ◽  
Zulfan Zulfan ◽  
Susmanto Susmanto ◽  
Furqan Furqan

Menganalisa jaringan Wireless dengan menggunakan Quality Of Service adalah tujuan program, peralatan, khususnya data dapat digunakan oleh setiap orang yang ada pada jaringan. Perangkat dan data yang dapat dishare akan membuat penghematan anggaran yang cukup besar, karena tidak perlu membeli perangkat baru untuk dipasang ditiap-tiap unit komputer. Dalam meningkatkan performa konektivitas tersebut, yaitu dengan memastikan bahwa lalu lintas data di jaringan berjalan lancar. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan menganalisa kualitas jaringan apakah baik, sedang dan buruk pada layanan video steaming Youtube.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat kualitas jaringan dengan menggunakan software wireshark untuk melihat jaringan dengan aplikasi jaringan komputer yang bersifat multimedia, real-time, interaktif dan merupakan salah satu solusi kebutuhan multipoint. Dalam melakukan perencanaan sebelum menggelar fasilitas video melalui suatu jaringan, kita perlu memperhitungkan kebutuhan bandwidth untuk sukses-nya sebuah konferensi video. Kesimpulan dari penelitian ini adalah telah berhasil dilakukan maka perlu dilakukan Qos pada video streaming, karena video membutuhkan bandwidth yang sangat besar maka perlu adanya suatu kinerja yang lebih dalam jaringan tersebut untuk menjaga jaringan internet tetap stabil dan Dapat di gunakan Dengan Baik dalam layanan video streaming pada layanan jaringan Wireless.


2019 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 9-15
Author(s):  
Richard Alvianto ◽  
Samuel Hutagalung ◽  
Franciscus Ati Halim

Pada beberapa tahun terakhir, angka dari pengguna Voice Over Internet Protocol (VoIP) terus meningkat, dengan teknologi VoIP yang berkomunikasi melalui satu medium dalam jaringan. Hal ini tentu menimbulkan beberapa dampak terhadap VoIP seperti penggunaan bandwidth tidak terbagi dengan rata sesuai dengan kebutuhan masing-masing paket, dengan tuntutan VoIP yang membutuhkan delay, jitter, packet loss yang seminimal mungkin, untuk menjamin kualitas suara dan memberikan kenyamanan kepada pengguna VoIP. Pada penelitian ini dengan mekanisme Quality of Service (QoS) untuk memberikan prioritas terhadap protokol Real-time Transport Protocol (RTP) dan Session Initiation Protocol (SIP) dalam jaringan dirancang supaya kualitas VoIP tetap terjaga dan menghindari terjadi kemacetan terhadap paket RTP maupun SIP dalam proses antrian dalam jaringan. Analisis dalam penelitian ini dilakukan implementasikan pada emulator mininet dan diuji dengan beberapa parameter QoS, pada skenario mengujian jaringan tersebut dialiri paket dengan kecepatan 100 Mbps untuk menciptakan kondisi trafik yang padat dalam jaringan tersebut dan secara bersamaan dialiri juga trafik RTP, SIP dan data yang merupakan paket yang akan diukur nilai dari delay, jitter, packet loss. Hasil pengukuran dalam jaringan setelah diterapkan QoS menunjukan nilai dari delay, jitter, packet loss dapat berkurang dan juga memenuhi standar ITU-T G.1010 sehingga trafik VoIP dapat terjaga stabilitas dalam jaringan dan pengguna juga merasa nyaman, sedangkan pada kondisi jaringan tidak menerapkan QoS, trafik VoIP memperoleh nilai delay, jitter, packet loss yang cukup tinggi dan juga tidak memenuhi standar dari ITU-T G.1010 menyebabkan pengguna VoIP akan terganggu dengan keterlambatan dan terbuang paket VoIP yang membuat suara yang hilang dalam sebuah percakapan.


2020 ◽  
Author(s):  
Rahil Gandotra ◽  
Levi Perigo

Abstract Software-defined networking (SDN) allows for the decoupling of the control and data planes, enabling more programmability and a global view of the network. Previous research indicates that traditional applications recreated using SDN principles allow for more granularity and customization. In this research, we extend the insights behind SDN to develop a Voice over Internet Protocol (VoIP) framework with the objective to enhance traditional Session Initiation Protocol (SIP) operation and quality of service (QoS) approaches. The contributions of this research are 2-fold: first, an SIP control application is implemented, which communicates with an SDN controller to provide VoIP call registration and call routing capabilities, thereby eliminating the need for specialized SIP proxy hardware devices; second, a dynamic QoS application is developed that provides the ability to make network-wide QoS decisions based on real-time network measurements of latency, bandwidth and packet loss. Functional validation of the framework is performed to verify its operation. The experiment results indicate that the proposed framework allows for enhancements to traditional QoS implementations.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 45-55
Author(s):  
Raisul Azhar ◽  
Heroe Santoso ◽  
Faisal Faisal

Streaming merupakan istilah sebuah file video maupun audio yang dapat dimainkan tanpa terlebih dahulu dilakukan pengunduhan terhadap file. Streaming juga dapat diartikan sebagai teknik yang digunakan untuk melakukan transfer data sehingga dapat diproses secara tetap dan terus menerus.  Saat ini banyak sekali aplikasi yang menjalankan audio dan video streaming antara lain seperti  Gnump3d, Spotify, Joox, Deezer dan lain sebagainya. Banyaknya aplikasi tersebut tidak menjamin kualitas layanan atau QoS yang baik jika dijalankan pada jaringan internet yang didalmnya melewati banyak perangkat jaringan. Permasalahan QoS pada media Audio Streaming tidak akan banyak terlihat pada Server phisik akan tetapi akan terlihat jika aplikasi tersebut dipasang pada Virtual Private Server. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui tingkat kualitas layanan atau QoS  yang dihasilkan oleh Sebuah Aplikasi Gnump3d yang terpasang pada VPS dengann hanya memperhatikan parameter Delay,Jiiter, Packet, Loss dan Throughput. Metodologi penelitian menggunakan metodologi Network Development Life Cycle (NDLC). Hasil dari penelitian ini diperoleh QoS audio streaming yang  dinilai baik berdasarkan standard  pengukuran QoS TIPHON dan hanya satu parameter QoS yang di anggap gagal yaitu pada Jitter karena memiliki nilai yang tidak sesuai standart tersebut.


Author(s):  
Bongga Arif Widodo

At present the need for integrated data communication has become a major need for an office, especially at this time it tends to have many branch offices to support its business processes. Problems will arise if the head office has a branch office in a different city. Such as more costs in building network infrastructure to connect between headquarters and branches. One solution is to use Ethernet Over IP (EoIP) Tunnel. That is one of the tunneling features of the Mikrotik that provides an efficient solution to this problem. Network tunnel that is built between Mikrotik devices over TCP / IP. In running EoIP tunnel simulation using IPv4 to communicate with each other. Ethernet Over IP (EoIP) is a proprietary protocol, which is only owned by MikrotikOS. The routing protocol used in the EoIP tunnel is OSPF. Open Shortest Path First (OSPF) is one dynamic routing protocol (Dynamic Routing) that is able to maintain, manage and distribute routing information between networks following any dynamic network changes. Then the quality of service is observed with throughput and packet loss parameters. The results of throughput parameters, the performance of video streaming services reaches 280.45 kbits / Sec. In the video streaming communication service, the average OSPF EoIP Tunnel packet loss reaches 0.92%.


2015 ◽  
Vol 62 (2) ◽  
pp. 265-275 ◽  
Author(s):  
Jaroslav Frnda ◽  
Miroslav Voznak ◽  
Lukas Sevcik

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document