scholarly journals ANALISIS PENGARUH CO-CHANNEL INTERFERENCE TERHADAP KUALITAS WI-FI PADA FREKUENSI 2,4 GHZ

Author(s):  
Aulia Akbar Rabbany ◽  
Rizal Munadi ◽  
Syahrial Syahrial ◽  
Ernita Dewi Meutia ◽  
Bayu Devanda ◽  
...  

Pesatnya perkembangan teknologi telekomunikasi nirkabel memberikan dampak yang nyata bagi layanan internet, sehingga akses dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Aksesibilitas layanan internet lazimnya tersedia pada layanan 2,4 GHz dan 5 GHz, dimana jaringan wifi umumnya yang mengadopsi pada pita frekuensi 2,4 GHz. Penggunaan spektrum frekuensi 2,4 GHz dapat digunakan tanpa memerlukan lisensi dan umumnya tanpa adanya ditangani oleh administrator. Akibatnya interferensi dapat mengganggu layanan akses. Salah satu interferensi yang terjadi berupa Co-Channel Interference (kanal sama). Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak yang dari Co-Channel Interference terhadap kualitas jaringan Wi-Fi berdasarkan parameter throughput, delay dan packet loss. Penelitian dilakukan dengan menggunakan 4 buah Access Point (A), 1 AP digunakan untuk melayani pengguna dan sisanya akan menjadi AP pengganggu sebagai Co-Channel Interference dan akan dievaluasi menggunakan software Wireshark. Berdasarkan hasil dari pengukuran, throughput penurunan sebesar 66,3%, delay mengalami pengaruh dari 3 Co-Channel Interference dengan kenaikan sebesar 187,4%. Pada penelitian ini, hasil diperoleh berdasarkan asumsi tanpa memperhitungan kesesakan lalu lintas untuk topologi jaringan yang sederhana dengan 4 AP, sehingga tidak ada packet loss yang tercatat. Atau dengan kata lain, semua paket sukses dikirimkan ke tujuan. Hasil ini menunjukkan pengaruh Co-Channel Interference sangat signifikan mempengaruhi kualitas layanan atau QoS internet bagi pengguna.

2016 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 31-39
Author(s):  
F Ammar ◽  
Hanafi Hanafi

WiFi bekerja pada band 2,4 GHz dan 5 GHz. Standar WiFi yang bekerja pada frekuensi ini antara lain IEEE802.11g dan IEEE802.11a. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran terhadap transfer rate download dan upload data dengan standar IEEE802.11g dan IEEE802.11a. Pengukuran dilakukan pada kanal Line of Sight (LOS), menggunakan dua buah laptop yang dihubungkan dengan Access Point (AP) standar IEEE802.11g dan IEEE802.11a.  Hasil penelitian diperoleh, pada standar IEEE802.11g, transfer rate download dan upload data tertinggi 2.662,54.KB/s dan 2.549,60 KB/s, dan terendah 484,50.KB/s dan 477,40 KB/s, sedangkan pada standar IEEE802.11a, transfer rate download dan upload data tertinggi 8.104,68 KB/s dan 5.744,24 KB/s, dan terendah 872,24 KB/s dan 465,38.KB/s. Pada standar IEEE802.11g, transfer rate download dan upload data pada sinyal terendah hingga di bawah 35% dan 30%, dari transfer rate download dan upload data tertinggi. Pada standar IEEE802.11a, transfer rate download dan upload data pada kualitas sinyal terendah hingga di bawah 20% dan 30%, dari transfer rate download dan upload data tertinggi. Kemampuan transfer rate download data Standar IEEE802.11a, 2–3 kali lebih baik pada kondisi kualitas sinyal tertinggi, dan tidak lebih dari 2 kali pada kondisi kualitas sinyal terendah, dibandingkan kemampuan transfer rate download data standar IEEE802.11g. Kemampuan transfer rate upload data Standar IEEE802.11a, 1,4–3 kali lebih baik pada kondisi kualitas sinyal tertinggi, dan 1-3 kali lebih baik pada kondisi kualitas sinyal terendah, dibandingkan kemampuan transfer rate upload data standar IEEE802.11g.


Author(s):  
Alexander Olave ◽  
Luis Felipe Valencia ◽  
Juan Carlos Cuéllar

Resumen Voz sobre IP, VoIP, es uno de los servicios con mayor desarrollo bajo plataformas inalámbricas; actualmente se ha iniciado su implementación como alternativa frente a la PSTN (red pública conmutada). El interés por VoIP radica en su relación costo-beneficio, ya que las organizaciones pueden utilizar la misma plataforma de su red de datos para transmitir voz. Por lo anterior, es importante que la organización tenga claro que, para garantizar el buen funcionamiento del servicio de VoIP, es decir para ofrecer QoS, se debe realizar la medición de parámetros que afectan la calidad del servicio como lo son: el retardo, la variación del retardo, el ancho de banda y la pérdida de paquetes. Este artículo analiza y valida los parámetros de QoS necesarios para garantizar el buen funcionamiento del servicio de VoIP sobre la red inalámbrica del campus de la Universidad Icesi. Se realizan pruebas en diferentes escenarios para mostrar que no solo factores como el retardo, y su variación, influyen en la calidad de servicio, sino que también la intensidad de la señal que recibe el cliente desde los puntos de acceso.Palabras Clave: Voz sobre IP, Calidad de servicio, Pérdida de paquetes, Retardo, Variación del Retardo, Intensidad de Señal. Abstract VoIP is one of the services that has been developing over under this type of wireless platforms and today has begun to implement as an alternative to the PSTN (Public Switched Telephone Network). The interest in VoIP is its cost-benefit ratio, and that organizations can use the same platform for their data network to transmit voice. Therefore it is important that the organization is clear that to ensure the smooth operation of the VoIP service, ie provide QoS, you must perform the measurement of parameters that affect the quality of service such as: delay, jitter, bandwidth, packet loss. In this paper we analyze and validate the QoS parameters needed to ensure the smooth operation of VoIP over wireless network on the Icesi University campus. We performed a series of tests in different scenarios to show that not only factors such as delay and jitter influencing the quality of service, but also the client signal strength received from of the AP (Access Point).Keywords: Voice over IP, Quality of service, Packet Loss, Delay, Delay variation, signal intensity.


2020 ◽  
Vol 19 (5) ◽  
pp. 1056-1071 ◽  
Author(s):  
Rhongho Jang ◽  
Jeonil Kang ◽  
Aziz Mohaisen ◽  
DaeHun Nyang

2018 ◽  
Vol 2018 ◽  
pp. 1-10 ◽  
Author(s):  
Andy Bubune Amewuda ◽  
Ferdinand Apietu Katsriku ◽  
Jamal-Deen Abdulai

Wi-Fi has been an amazingly successful technology. Its success may be attributed to the fact that, despite the significant advances made in technology over the last decade, it has remained backward compatible. 802.11ac is the latest version of the wireless LAN (WLAN) standard that is currently being adopted, and it promises to deliver very high throughput (VHT), operating at the 5 GHz band. In this paper, we report on an implementation of 802.11ac wireless LAN for residential scenario based on the 802.11ax task group scenario document. We evaluate the 802.11ac protocol performance under different operating conditions. Key features such as modulation coding set (MCS), frame aggregation, and multiple-input multiple-output (MIMO) were investigated. We also evaluate the average throughput, delay, jitter, optimum range for goodput, and effect of station (STA) density per access point (AP) in a network. ns-3, an open source network simulator with features supporting 802.11ac, was used to perform the simulation. Results obtained indicate that very high data rates are achievable. The highest data rate, the best mean delay, and mean jitter are possible under combined features of 802.11ac (MIMO and A-MPDU).


2014 ◽  
Vol 7 (5) ◽  
pp. 551-556 ◽  
Author(s):  
Churng-Jou Tsai ◽  
Bo-Yuan Tsai

In this paper, a novel and compact center-fed dual-band WiFi printed antenna is presented. This antenna is designed using two different arms which correspond to the oscillation points of the dual band, and uses parasitic capacitance and U-shaped microstrip line to match and control the necessary bandwidth. The measured frequency bandwidth of this antenna is 2.3–2.61 GHz (310 MHz, 12.7%) at 2 GHz, and the high-frequency bandwidth is 4.82–5.84 GHz (1020 MHz, 19.1%) at 5 GHz, which meets the requirements for applications in global WiFi communication. This PCB antenna is double-sided, long, and narrow; its size is 7 × 45.9 × 1 mm3; it can be applied to wireless access point; and it has a near-omni-directional radiation pattern. The design, analysis, and measured results of this proposed antenna will be presented.


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 62-71
Author(s):  
Muchlis Budiono ◽  
Zainudin Bonok ◽  
Syahrir Abdussamad
Keyword(s):  

Gangguan frekuensi dapat mengakibatkan kerusakan pada sistem telekomunikasi baik komunikasi dalam bentuk voice maupun data, oleh karena itu gangguan pada frekuensi ini harus segera mungkin di atasi agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar.Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari proses dalam penanganan gangguan frekuensi radio di Loka Monitor Spektrum Frekuensi Radio Gorontalo (kasus gangguan pada frekuensi yang ditetapkan untuk radar cuaca BMKG Provinsi Gorontalo Stasiun Meteorologi Kelas I Djalaluddin). Metode yang digunakan yaitu studi observasi lapangan dan diskusi bersama beberapa pihak terkait guna melakukan pengambilan data lapangan yang diperlukan. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: GPS Garmin Montana 650s, RS PR 100, RS Antenna HE300, FieldFox N9918A, Antenna BWA 5 GHz TP-Link CPE 610, Spectrum Analyzer Anritsu MS2720T, Teropong Steiner, Inverter, Laptop, dan Mobil Monitoring. Dengan menggunakan spectrum analyzer dapatdilihat terjadinya interferensi disebabkan adanya sinyal lain yang frekuensinya sama dan besarnya daya sinyal pengganggu. Ukuran yang digunakan untuk menilai kualitas sinyal terhadap gangguan interferensi dinyatakan dengan C/I (dB). Frekuensi radar BMKG Provinsi Gorontalo mengalami gangguan pada frekuensi kerjanya yaitu pada range 5540 – 5660 MHz, Gangguan frekuensi pada radar cuaca BMKG Gorontalo dalam bentuk interferensi disebabkan adanya banyak penggunaan frekuensi BWA 5 GHz yang menduduki frekuensi kerja radar BMKG, Selanjutnya Tim Loka Monitor Spektrum Frekuensi Radio Gorontalo melakukan clearance frekuensi radio di wilayah Kota Gorontalo dari range frekuensi 5540 MHz sampai dengan 5660 MHz. Selanjutnya melakukan pengecekan langsung ke access point yang menjadi sumber pengganggu radar cuaca BMKG. Adapun penanganan gangguannya yaitupemilik diberikan teguran selanjutnya perangkat dimatikan sementara, serta pemilik diminta mengisi surat pernyataan dan mengalokasikan perangkat pada frekuensi yang sesuai perizinannya


Author(s):  
Dhiaul Qadri ◽  
Teuku Yuliar Arif ◽  
Afdhal Azmi

Jaringan wireless merupakan sekumpulan komputer yang saling terhubung antara satu komputer dengan komputer yang lain sehingga menjadi sebuah jaringan komputer. Jaringan ini menggunakan media udara/gelombang untuk mentransmisikan data. Pada suatu jaringan, kecepatan dipengaruhi oleh perangkat yang digunakan oleh user dan perangkat yang menjadi AP, jarak dan faktor ruangan. Pada penelitian ini mencoba melihat kinerja jaringan wireless IEEE 802.11n. Penelitian ini dilakukan halaman rumah dengan menggunakan 4 laptop, 3 sebagai client dan 1 laptop sebagai server dengan 1 router Mikrotik sebagai access point (AP). Pengujian ini dilakukan mencari nilai rata-rata Uplink dan Downlink dari Throughput, Jitter dan Packet Loss dengan pengujian dengan 4 pengujian dengan jarak berbeda-beda, yaitu 5 meter, 10 meter, 15 meter dan campuran menggunakan tool Jperf dengan paket UDP yang telah disesuaikan oleh IEEE 802.11N, waktu selama 50 detik dan bandwidth default. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan client dengan jarak 5 meter dari AP memiliki throughput 1 Mbps, jitter 2.536 ms dan packet loss 0%, Sedangkan pada saat jarak 15 dan campuran packet loss mengalami kehilangan paket yang lebih besar yaitu pada data rate 150 mengalami 33.59% kehilangan data dan jarak campuran mengalami 30.56% kehilangan data, sehingga paket yang dikirim tidak sesuai dari data yang sebelumnya. Dari pengujian ini juga bisa dilihat juga perangkat dan ruangan yang memiliki hambatan sangat berpengaruh kualitas sinyal internet tersebut. Kata kunci: server, client, Throughput, AP, Bandwidth, Packet Loss, Jitter, UDP, Jaringan wireless, MikroTik dan Jperf.


2019 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 60
Author(s):  
Putu Dhiko Pradnyana ◽  
D.M. Wiharta ◽  
N.P. Sastra

The main changes in the telecommunication during these present days come mainly from wired technology to wireless technology. The Wireless LAN (WLAN) configuration consists of an access point, connected to users using air medium. The postgraduate building of Universitas Udayana has been equipped with a wireless network, supporting the study activities within the building. This research explains regarding the signal level quality and the Quality of Service (QoS) by analyzing the Wi-Fi coverage. The measurements were divided into two models, with and without barriers. The highest result comes to -42 dBm, conversely, the lowest is -82 dBm. Thus, the results show that the throughput value is 3.97 Mbps. Within the maximum bandwidth of 10 Mbps, the average packet-loss is not more than 3%. The delay measurement provides a result of not more than 100 ms, and the jitter obtained is 0.04. According to the digital floor plan, the calculation results of the coverage area match the signal level measurement.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document