PREPARASI DEINOCOCCUS RADIODURANS DAN KHAMIR DALAM MATERIAL KECAP L-DRYING SEBAGAI BAHAN UJI PROFISIENSI

2016 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 93
Author(s):  
Titin Yulinery ◽  
Ratih M.Dewi

Tes kemampuan adalah salah satu kegiatan penting dalam pengendalian mutu dan jaminan kualitas mikrobiologi laboratorium untuk mengukur kompetensi analis dan analisis uji profisiensi membutuhkan persiapan Model mikroorganisme adalah kualitas standar dan validitas. Mikrobiologi uji kualitas produk kedelai utama diarahkan pada kehadiran Saccharomyces cerevisiae ragi (S. cerevisiae), S. Bailli, S. rouxii dankontaminan bakteri seperti Bacillus dan Deinococcus. Jenis ragi dan bakteri yang terlibat dalam proses dan dapat menjadi salah satu parameter kualitas penting dalam persiapan yang dihasilkan. Jumlah dan viabilitas bakteri dan ragi menjadi parameter utama dalam proses persiapan bahan uji. Jumlah tersebut adalah jumlah minimum yang berlaku dapat dianalisis. Jumlah ini harus dibawah 10 CFU diperlukan untuk menunjukkan tingkat hygienitas proses dan tingkat minimal kontaminasi. Viabilitas bakteri dan bahan tes ragi persiapan untuk tes kemahiran kecap yang diawetkan dengan L-pengeringan adalah teknik Deinococcus radiodurans (D. radiodurans) 16 tahun, 58 tahun S. cerevisiae, dan S. roxii 13 tahun. kata kunci: Viabilitas, Deinococcus, khamir, L-pengeringan, Proficiency AbstractProficiency test is one of the important activities in quality control and quality assurance microbiology laboratory for measuring the competence of analysts and analysis Proficiency test requires a model microorganism preparations are standardized quality and validity. Microbiological test of the quality of the main soy products aimed at thepresence of yeast Saccharomyces cerevisiae (S. cerevisiae), S. bailli, S. rouxii and bacterial contaminants such as Bacillus and Deinococcus. Types of yeasts and bacteria involved in the process and can be one of the important quality parameters in the preparation produced. The number and viability of bacteria and yeasts become themain parameters in the process of test preparation materials. The amount in question is the minimum number that is valid can be analyzed. This amount must be below 10 CFU required to indicate the level of hygienitas process and the minimum level of contamination. Viability of bacteria and yeast test preparation materials for proficiencytest of soy sauce that preserved by L-drying technique is Deinococcus radiodurans ( D. radiodurans ) 16 years, 58 years S. cerevisiae, and S. roxii 13 years. key words : Viability, Deinococcus, Khamir, L-drying, Proficiency

Tsitologiya ◽  
2018 ◽  
Vol 60 (7) ◽  
pp. 555-557 ◽  
Author(s):  
E. A. Alekseeva ◽  
◽  
T. A. Evstyukhina ◽  
V. T. Peshekhonov ◽  
V. G. Korolev ◽  
...  

Author(s):  
Ida N Jamal ◽  
Reiny A Tumbol ◽  
Remy E.P Mangindaan

Motile Aeromonas Septicaemia disease (MAS) attacking tilapia has increased in recent years as a consequence of intensive aquaculture activities, which led to losses in aquaculture industry. The agent causing MAS disease is Aeromonas hydrophila. The disease can be controlled with the β-glucan. As immunostimulants, β-glucans can also increase resistance in farmed tilapia. Studies on the use of β-glucan extracted from baker's yeast Saccharomyces cerevisiae was intended to evaluate the non-specific immune system of tilapia that were challenged with Aeromonas hydrophila. The method used was an experimental method with a completely randomized design consisting of four treatments with three replicats. The dose of β-glucan used as treatments were 0 mg.kg-1 fish (Control), 5 mg.kg-1 fish (B), 10 mg.kg-1 fish (C) and 20 mg.kg-1 fish (D), each treatment as injected three times at intervals of 3 days, the injection volume of 0.5 ml/fish for nine days and resistance surveillance for seven days. The results showed that the difference in the amount of β-glucan and the frequency of the injected real influence on total leukocytes, phagocytic activity and resistance. Total leukocytes, phagocytic activity and resistance to treatment was best achieved by the administration of C a dose of  10 mg.kg-1 of the fish© Penyakit Motil Aeromonas Septicaemia (MAS) yang menyerang ikan nila mengalami peningkatan selama beberapa tahun terakhir sebagai konsekuensi dari kegiatan akuakultur intensif, yang menyebabkan kerugian dalam industri budidaya. Agen utama penyebab penyakit MAS adalah Aeromonas hydrophila. Untuk mengendalikan penyakit tersebut dapat dilakukan dengan pemberian β-glukan. Sebagai imunostimulan, β-glukan juga dapat  meningkatkan resistensi pada ikan nila yang dibudidayakan. Pengkajian mengenai pemanfaatan β-glukan yang diekstrak dari ragi roti Saccharomyces cerevisiae dimaksudkan untuk menguji sistem imun non spesifik ikan nila yang diuji tantang dengan bakteri Aeromonas hydrophila. Metode yang digunakan yaitu metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap yang terdiri dari empat perlakuan dan tiga ulangan. Dosis β-glukan  yang digunakan sebagai perlakuan sebesar 0 mg.kg-1 ikan (Kontrol), 5 mg.kg-1 ikan (B), 10 mg.kg-1 ikan (C) dan 20 mg.kg-1 ikan (D), masing-masing perlakuan diinjeksi sebanyak 3 kali dengan interval waktu 3 hari selama 9 hari, volume injeksi 0,5 mL/ekor ikan dan pengamatan resistensi selama tujuh hari. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan jumlah β-glukan dan frekuensi pemberian yang diinjeksikan memberikan pengaruh nyata terhadap total leukosit, aktivitas fagositosis dan resistensi. Total leukosit, aktivitas fagositosis dan resistensi terbaik dicapai pada perlakuan C dengan dosis 10 mg.kg-1 ikan©


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document