scholarly journals Analisis Portofolio Optimal Saham Syariah Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2015-2017

2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 8-21
Author(s):  
Derry Permata ◽  
Rindah F Suryawati

Tren investasi di pasar saham syariah Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2015 sampai dengan 2017. Peningkatan ini juga harus diimbangi dengan sikap investor yang mampu memilih kombinasi saham terbaik dengan tingkat pengembalian dan risiko yang terukur melalui portofolio optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung portofolio optimal saham syariah Jakarta Islamic Index menggunakan Model Markowitz dengan preferensi risiko terendah, Model Markowitz dengan sharpe ratio optimal, dan Single Index Model. Analisis kemudian dilakukan untuk membandingkan tingkat pengembalian yang diharapkan dan tingkat risiko portofolio yang terbentuk dari model tersebut, dan memberikan rekomendasi portofolio optimal kepada investor yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan dalam berinvestasi pada saham syariah Jakarta Islamic Index. Penelitian ini menggunakan data harga saham harian, data dividen, IHSG, dan data sukuk. Pemilihan 18 objek saham diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling. Berdasarkan hasil perhitungan, portofolio optimal diperoleh menggunakan model Markowitz dengan sharpe ratio optimal yang menghasilkan kombinasi saham terbaik dengan tingkat pengembalian yang diharapkan dan tingkat risiko sebesar 33,74 persen dan 22 persen  dalam setahun.

2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
Author(s):  
Mochamad Andik Firmansyah

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan level of expected return dan the best risk of optimal portfolio  formation dengan menggunakan Single Index Model pada saham IDX BUMN 20 yang tercatat di Indonesia Stock Exchange dari bulan Januari 2018 sampai January 2019. Saham IDX BUMN 20 yang tercatat di Indonesia Stock Exchange dengan populasi sebanyak 20 perusahaan. Dengan menggunakan populasi sebesar 20 perusahaan maka peneliti menggunakan purposive sampling, dan ternyata hanya 18 perusahaan saja yang ditemukan memenuhi kriteria penelitian ini. Penelitian ini juga menggunakan metode Kuantitatif Deskriptif. Analisa data pada penelitian ini untuk menentukan saham-saham mana saja yang termasuk the optimal portfolio, dan juga the level of proportion of 1 funds yang termasuk juga dalam kategori the optimal portfolio dan the level of expected return serta the best risk of the optimal portfolio yang terbentuk dengan menggunakan Single Index Model. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 5 perusahaan dengan kategori the optimal portfolio dari 18 sampel perusahaan pada saham IDX BUMN 20 dengan tingkat tertinggi dari level of proportion of 1 funds ditemukan pada PTBA share sat 1.89333 or 189,333%, di lain pihak dengan tingkat terendah adalah pada TLKM shares at -2.13488 or -213.488% yang berarti bahwa saham TLKM adalah negatif dan harus dijual dalam jangka waktu pendek sebesar 213,488% dari dana yang dimiliki oleh para inventor dan menghasilkan rate of return yang diharapkan dari formasi optimal portfolio sebesar 0.17583 or 17.583% lebih tinggi dari yang diharapkan oleh market return sebesar 0.00264 or 0.264% dan memiliki tingkat portfolio risk borne sebesar 0.10384 or 10,384%, lebih kecil dari the risk of market sebesar 0.03367 or 3,367% dan beta market sebesar 1.Kata Kunci : Portfolio, Optimal Portfolio, Single Index Model.


2022 ◽  
Vol ahead-of-print (ahead-of-print) ◽  
Author(s):  
Anja Vinzelberg ◽  
Benjamin Rainer Auer

PurposeMotivated by the recent theoretical rehabilitation of mean-variance analysis, the authors revisit the question of whether minimum variance (MinVar) or maximum Sharpe ratio (MaxSR) investment weights are preferable in practical portfolio formation.Design/methodology/approachThe authors answer this question with a focus on mainstream investors which can be modeled by a preference for simple portfolio optimization techniques, a tendency to cling to past asset characteristics and a strong interest in index products. Specifically, in a rolling-window approach, the study compares the out-of-sample performance of MinVar and MaxSR portfolios in two asset universes covering multiple asset classes (via investable indices and their subindices) and for two popular input estimation methods (full covariance and single-index model).FindingsThe authors find that, regardless of the setting, there is no statistically significant difference between MinVar and MaxSR portfolio performance. Thus, the choice of approach does not matter for mainstream investors. In addition, the analysis reveals that, contrary to previous research, using a single-index model does not necessarily improve out-of-sample Sharpe ratios.Originality/valueThe study is the first to provide an in-depth comparison of MinVar and MaxSR returns which considers (1) multiple asset classes, (2) a single-index model and (3) state-of-the-art bootstrap performance tests.


2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Mira Dwiastuti ◽  
Evaliati Amaniyah ◽  
Echsan Gani

The purpose of study is to determinan optimal portofolio by using Single Index Model at manufacturing company in BEI. The method used in this study is descriptive method. By using purposive sampling method is obtained 11 sample of the manufacturing company. The result of this study  is only three company that make up the optimal portfolio from 11 company because they  have ERB more than cut off point (0,086198) and These companies are PT. Gudang Garam, TBk, PT Astra outopart Tbk dan PT. Unilever Indonesia Tbk.  The proportion of stock in the portfolio are 19.68% PT Gudang garam Tbk, 72.83%  PT Astra outopart Tbk and 7.49% PT. Unilever Indonesia Tbk.  The expected return portfolio is. 10.11% greater  than expected return risk free (SBI) that only 0.534%, risk portfolio 0.2261 smaller than some risk individual stock and beta portfolio 0.9342


2018 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 119-131
Author(s):  
Diah Wulandari ◽  
Dwi Ispriyanti ◽  
Abdul Hoyyi

Stock investment is the planting of money in a securities that indicates the ownership of a company in order to provide benefits in the future. In obtaining optimal results from stock investments, investors are expected to create a series of portfolios. The portfolio will help investors in allocating some funds in different types of investments in order to achieve optimal profitability. For selection of optimal stocks representing LQ-45 Index, used 2 methods of Mean Absolute Deviation (MAD) method and Single Index Model (SIM) method. In MAD method, 5 best stocks are BBCA with weight 23%, INDF 8%, KLBF 23%, TLKM 23%, and UNVR 23%. While the SIM method of candidate portfolio obtained is AKRA with weight 15,459%, BBCA 48,193%, BBNI 5,028%,KLBF 0,258% and TLKM 31,062%. Portfolio performance meter is used by sharpe ratio. The value of sharpe ratio is 0,36754 for optimal portfolio using MAD method and 0,40782 for optimal portfolio using SIM method, this means that optimal portfolio using SIM method has better performance than MAD. Keywords: Investment, Portfolio, Index LQ-45, Mean Absolute Deviation, Single Index Model, Sharpe Ratio


2016 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 19
Author(s):  
Ratih Paramitasari ◽  
Mulyono Mulyono

<p>Investasi merupakan penanaman sejumlah dana dalam bentuk uang maupun barang yang diharapkan akan memberikan hasil di kemudian hari. Investor tidak mengetahui dengan pasti hasil yang akan diperoleh dari investasi yang mereka lakukan. Dalam keadaan semacam itu dapat dikatakan bahwa investor tersebut menghadapi risiko dalam investasi yang dilakukan. Langkah pendekatan yang dapat dilakukan oleh para investor dalam menghadapi risiko investasi adalah melakukan penghitungan dalam pemilihan dan penentuan portofolio serta pola perilaku investor di bursa dalam transaksi jual beli saham. Hakikat pembentukan portofolio adalah mengalokasikan dana pada berbagai alternatif investasi atau melakukan diversifikasi pada beberapa aktiva finansial, sehingga risiko investasi secara keseluruhan akan dapat diminimalkan. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris untuk mendapatkan alternatif investasi saham yang menghasilkan <em>expected return</em> saham yang optimal dan menurunkan risiko investasi yang minimal. Penelitian ini mengidentifikasi kombinasi portofolio optimal yang dapat dibentuk dari saham perusahaan kategori telekomunikasi. Metode pendekatan dalam penelitian ini adalah dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (<em>expected return</em>)<em> </em>dan risiko yang dihasilkan dari kombinasi portofolio saham. Penelitian ini dilakukan di Indonesia dengan populasi adalah saham perusahaan yang masuk dalam kategori telekomunikasi menurut IDX<em> statistic </em>periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 dengan metode <em>purposive sampling</em>. Terdapat lima perusahaan yang dapat dibentuk menjadi portofolio saham dengan kombinasi antara 2 saham sampai dengan 5 saham. Dari semua kombinasi saham yang dapat dibentuk kemudian diperingkat berdasarkan nilai <em>Coefficient of Variance</em> (CV). Portofolio yang paling optimal adalah portofolio yang memiliki nilai CV terkecil. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan <em>Single Index Model</em> dan <em>Equally Weighted</em> menunjukkan menunjukkan bahwa kombinasi 2 saham memiliki nilai CV terkecil yaitu kombinasi untuk saham PT. Bakrie Telecom, Tbk dan saham PT. XL Axiata, Tbk.</p>Kata kunci: <em>expected return</em>, risiko, portofolio, <em>coefficient of variance</em>


2016 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 19
Author(s):  
Ratih Paramitasari ◽  
Mulyono Mulyono

<p>Investasi merupakan penanaman sejumlah dana dalam bentuk uang maupun barang yang diharapkan akan memberikan hasil di kemudian hari. Investor tidak mengetahui dengan pasti hasil yang akan diperoleh dari investasi yang mereka lakukan. Dalam keadaan semacam itu dapat dikatakan bahwa investor tersebut menghadapi risiko dalam investasi yang dilakukan. Langkah pendekatan yang dapat dilakukan oleh para investor dalam menghadapi risiko investasi adalah melakukan penghitungan dalam pemilihan dan penentuan portofolio serta pola perilaku investor di bursa dalam transaksi jual beli saham. Hakikat pembentukan portofolio adalah mengalokasikan dana pada berbagai alternatif investasi atau melakukan diversifikasi pada beberapa aktiva finansial, sehingga risiko investasi secara keseluruhan akan dapat diminimalkan. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris untuk mendapatkan alternatif investasi saham yang menghasilkan <em>expected return</em> saham yang optimal dan menurunkan risiko investasi yang minimal. Penelitian ini mengidentifikasi kombinasi portofolio optimal yang dapat dibentuk dari saham perusahaan kategori telekomunikasi. Metode pendekatan dalam penelitian ini adalah dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (<em>expected return</em>)<em> </em>dan risiko yang dihasilkan dari kombinasi portofolio saham. Penelitian ini dilakukan di Indonesia dengan populasi adalah saham perusahaan yang masuk dalam kategori telekomunikasi menurut IDX<em> statistic </em>periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 dengan metode <em>purposive sampling</em>. Terdapat lima perusahaan yang dapat dibentuk menjadi portofolio saham dengan kombinasi antara 2 saham sampai dengan 5 saham. Dari semua kombinasi saham yang dapat dibentuk kemudian diperingkat berdasarkan nilai <em>Coefficient of Variance</em> (CV). Portofolio yang paling optimal adalah portofolio yang memiliki nilai CV terkecil. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan <em>Single Index Model</em> dan <em>Equally Weighted</em> menunjukkan menunjukkan bahwa kombinasi 2 saham memiliki nilai CV terkecil yaitu kombinasi untuk saham PT. Bakrie Telecom, Tbk dan saham PT. XL Axiata, Tbk.</p>Kata kunci: <em>expected return</em>, risiko, portofolio, <em>coefficient of variance</em>


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Erwin dyah Astawinetu ◽  
Lailatul Fitriyah

ABSTRACTThis study aims to determine the optimal shares listed on the Indonesia Stock Exchange  (IDX)  contained  in  LQ45  using the  method  of  single  index model.  This  research  is  a  descriptive  study,  the  method  used  is  quantitative method.  Samples were  taken at thirty-six  shares of the company from  LQ45 period February 2014 to June 2015. The samples were taken using purposive sampling technique. Results from this research that showed that out of thirty-six stock companies only two shares optimal namely PT. Gudang Garam Tbk. (GGRM) and PT. AKR Corporindo Tbk. (AKRA). With the proportion of funds PT. Gudang Garam Tbk. (GGRM) of 0.6624, while PT PT. AKR Corporindo Tbk. (AKRA)  of  0.3376.  In  addition  the  rate  of  return  from  the  formation  of  the portfolio is equal to 0.0084 at the risk of the portfolio amounted to 0.000017 smaller   than   market   risk   amounted   to   0.001404.   This   proves   that   the establishment of a portfolio would gain optimal benefit with certain risk. Keywords: Optimal Portfolio, Single Index Model, risk, rate of return.  


2019 ◽  
Vol 6 (02) ◽  
Author(s):  
Rony Mahendra ◽  
Erwin Dyah Astawinetu

The research objective is to establish an optimal portfolio and know the difference between risk and return stock index portfolio candidates and non-candidates. Method used in the preparation of this research portfolio is the single index model, while the samples of this study are active world stock indices version of The Wall Street Journal during the period August 2012 - August 2016 and The Global Dow is used as the benchmark stock index. In establishing the optimal portfolio is used two perspectives: the Rupiah perspective and the U.S. Dollar perspective. The results showed there were three stock indices from the perspective of Rupiah and 8 share index menurutperspektif U.S. Dollar that make up the optimal portfolio, with the cut-of-pointsebesar 0,01393menurut Rupiah perspective and the perspective of 0.0078 US Dollars Based on the perspective of return expectations Rupiah obtained by 0.0258 with a risk of 0.06512. Berdarkan perspective of US Dollars, obtained return expectations at 0.0154 with a risk of 0.0292. From the test results showed that the hypothesis, the return on both perspectives there are significant differences between the index of the candidate, with a non-candidate. Then the risk of stock index, among the candidates, with a non-candidate, the Rupiah perspective there is no difference, but in the perspective of US Dollars, there are significant differences.Keywords: Single Index Model, candidate portfolio, optimal portfolio, expected return, excess return to beta, cut-off-point


2017 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 162-175
Author(s):  
Diaa Eddine Hamdaoui ◽  
Amina Angelika Bouchentouf ◽  
Abbes Rabhi ◽  
Toufik Guendouzi

AbstractThis paper deals with the estimation of conditional distribution function based on the single-index model. The asymptotic normality of the conditional distribution estimator is established. Moreover, as an application, the asymptotic (1 − γ) confidence interval of the conditional distribution function is given for 0 < γ < 1.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document