scholarly journals Efektivitas Penggunaan Buku Ajar Program Linier Terintegrasi Keislaman terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis ditinjau dari Gaya Kognitif

2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 147-163
Author(s):  
Hayatun Nufus ◽  
Rini Dian Anggraini

Kemampuan komunikasi matematis dan gaya kognitif merupakan dua hal yang penting dalam pembelajaran matematika. Begitu juga dengan materi program linier. Ketiga hal ini bisa dimaksimalkan melalui penggunaan buku ajar. Oleh karena itu, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk melihat pengaruh penggunaan buku ajar program linier terintegrasi keislaman terhadap kemampuan komunikasi matematis berdasarkan gaya kognitif. Instrumen yang digunakan berupa soal tes kemampuan komunikasi matematis, soal tes gaya kognitif, angket respon mahasiswa terhadap konten materi keislaman yang terdapat pada buku ajar, angket validasi instrumen soal tes dan angket validasi instrumen angket respon mahasiswa. Data dianalisis menggunakan uji anova dua arah dengan terlebih dahulu melakukan uji normalitas dan homogenitas menggunakan bantuan software SPSS. Temuan penelitian menunjukkan bahwa siswa memberikan respon yang positif terhadap penggunaan buku ajar dan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa field independent lebih baik daripada mahasiswa field dependent, dimana hal ini sejalan dengan konsep bahwa individu field independent lebih analitik dibandingkan individu filed dependent. Kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini yaitu: (1) terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis antara mahasiswa yang belajar menggunakan buku ajar program linier terintegrasi keislaman dengan mahasiswa yang belajar menggunakan pembelajaran konvensional; (2) terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis antara mahasiswa dengan gaya kognitif field dependent dan field independent; dan (3) tidak terdapat interaksi antara penggunaan buku ajar dan gaya kognitif terhadap kemampuan komunikasi matematis mahasiswa.

EDUPEDIA ◽  
2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 117
Author(s):  
Sayyidah Umma Rahmawati ◽  
Senja Putri Merona

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berpikir reflektif siswa ditinjau dari gaya kognitif field independent dan field dependent. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun istrumen yang digunakan adalah Group Embedded Figure Test (GEFT), tes soal berpikir reflektif dan wawancara. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis data Miles dan Huberman yang tediri dari reduksi data, penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada indikator berpikir reflektif reacting terdapat kesamaan berpikir reflektif antara siswa field independent dan field dependent. Pada indikator berpikir reflektif comparing terdapat perbedaan dalam hal menghubungkan pengetahuan yang diberikan dengan pengetahuan yang dimiliki. Pada indikator berpikir reflektif contemplating terdapat perbedaan pada kemampuan mendeteksi kesalahan. Temuan lain dalam penelitian ini adalah bahwa siswa field independent menjelaskan jawabannya dengan detail dan rinci, cenderung menggunakan cara menghafal dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Sedangkan siswa field dependent menjelaskan jawabannya secara umum, memiliki analisis yang baik dan menyukai cara yang telah ditetapkan


1981 ◽  
Vol 139 (1) ◽  
pp. 52-58 ◽  
Author(s):  
Katharine R. Parkes

SummaryThe extent to which anxiety, irritability and depression were differentiated as separate entities associated with characteristic patterns of somatic and cognitive symptoms by field dependent (FD) and field independent (Fl) normal female subjects was studied with the Hidden Figures Test and Unpleasant Emotions Questionnaire. In the Fl group the correlations between the three emotions were low and non-significant, reflecting a clear-cut differentiation in symptom configuration, as shown by psychiatrists. In the FD group the inter-correlations were significant and positive, corresponding to relatively poor symptom differentiation, comparable to that of a psychiatric patient group. This suggests that the cognitive style variable of field dependence may underly differences in symptom differentiation associated with psychiatrist/patient differences and, more generally, with social class and sex differences.


1973 ◽  
Vol 36 (3) ◽  
pp. 735-738 ◽  
Author(s):  
Joaquin F. Sousa-Poza ◽  
Robert Rohrberg ◽  
Ernest Shulman

Some characteristics of the social behavior of field-dependents as well as their superior recognition of ambiguous social stimuli led to the hypothesis that they would show greater self-disclosure than field-independents. This hypothesis was tested by administering the 60-item Jourard Self-disclosure Questionnaire (JSDQ) to 13 field-dependent and 13 field-independent Ss. In terms of total self-disclosure scores, field-dependents showed significantly (.025) higher levels than field-independents. Results are discussed in light of personality theories which emphasize the role of self-conceptual transactions in the development of the self.


INSPIRAMATIKA ◽  
2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Mustofah Mustofah ◽  
Ali Shodikin ◽  
Abdur Rohim

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan penalaran matematis dalam menyelesaikan soal pada materi  kubus dan balok ditinjau dari gaya kognitif field independent dan field dependent. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.  Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode tes dan angket. Penelitian dilakukan dengan memberikan 2 butir soal tes tulis mengenai penyelesain masalah kubus dan balok serta angket tes gaya kognitif field independent dan field dependent pada awal dan akhir penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan melakukan penarikan kesimpulan (conclusion/verification). Hasil dari penelitian menunjukkan: (1) hasil tes soal penalaran matematis siswa dengan gaya kognitif field independent pada materi kubus dan balok mampu melalui 4 indikator lebih baik dibanding siswa dengan gaya kognitif field dependent (2) hasil tes soal penalaran matematis siswa dengan gaya kognitif field dependent pada materi kubus dan balok hanya mampu melalui 2 indikator lebih rendah dibanding siswa dengan gaya kognitif field independent.


2021 ◽  
Author(s):  
Herlawan ◽  
la eru ugi

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Mengidentifikasi dan menganalisis kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal operasi hitung bilangan bulat ditinjau dari gaya kognitif,(2) Mengetahui faktor dominan terjadinya kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal operasi hitung bilangan bulat ditinjau dari gaya kognitif, (3) Mengetahui alternatif pemecahan yang baik untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal operasi hitung bilangan bulat di kelas IV SD Negeri 1 Katobengke Kota Baubau. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Strategi penilaian yang digunakan adalah metofe deskripsi kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Katobengke Kota Baubau dengan mempertimbangkan nilai ekstrim artinya siswa yang memperoleh nilai tes GEFT yang paling tinggi dan paling rendah pada setiap masing-masing interval skor tes GEFT tersebut dan paling banyak melakukan kesalahan. Tehnik pengumpulan data yaitu: (1) Tes GEFT, (2) Tes diagnostik, (3) Wawancara, dan (4) Alternatif pemecahan tes diagnostik. Analisis data dalam penelitian ini yaitu: (1) Reduksi data, (2) Penyajian data, dan (3) Penarikan kesimpulan. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal-soal operasi hitung bilangan bulat ditinjau dari gaya kongnitifnya: pada subjek berkategori gaya kognitif Field Independent (FI) adalah siswa tidak memahami soal, salah membedakan konsep serta salah langkah penyelesaian, dan salah dalam mengoperasikan; pada subjek berkategori gaya kognitif Field Dependent (FD) adalah siswa tidak bisa membedakan tanda/lambang, salah membedakan tanda dalam konsep serta salah langkah penyelesaian, dan salah dalam mengoperasikan. (2) Faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal- soal operasi hitung bilangan bulat ditinjau dari gaya kognitifnya yaitu pada subjek berkategori gaya kognitif Field Independent (FI) dan pada subjek berkategori gaya kognitif Field Dependent (FD) adalah pada kesalahan konsep: tidak bisa membedakan tanda/lambang, tidak bisa menjawab soal; pada kesalahan prinsip: salah membedakan tanda dalam konsep serta salah langkah penyelesaian, salah membuat penyimbolan, salah menempatkan bilangannya, tanda dalam pengoperasian terkadang diabaikan karena bingung; dan pada kesalahan operasi: salah mengoperasikan, proses pengerjaan tidak teratur, pengerjaan singkat, dan hasil akhir salah. (3) Alternatif pemecahan yang dinilai baik untuk memperbaiki kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal operasi hitung bilangan bulat adalah dengan menggunakan media berupa alat peraga, alat peraga disini biasanya dengan menggunakan garis bilangan.


2021 ◽  
Author(s):  
Herlawan ◽  
la eru ugi ◽  
Herlawan

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Mengidentifikasi dan menganalisis kesalahan-kesalahan yangdilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal operasi hitung bilangan bulat ditinjau dari gaya kognitif,(2) Mengetahui faktor dominan terjadinya kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal operasi hitung bilangan bulat ditinjau dari gaya kognitif, (3) Mengetahui alternatif pemecahan yang baik untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal operasi hitung bilangan bulat di kelas IV SD Negeri 1 Katobengke Kota Baubau. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Strategi penilaian yang digunakan adalah metofe deskripsi kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Katobengke Kota Baubau dengan mempertimbangkan nilai ekstrim artinya siswa yang memperoleh nilai tes GEFT yang paling tinggi dan paling rendah pada setiap masing-masing interval skor tes GEFT tersebut dan paling banyak melakukan kesalahan. Tehnik pengumpulan data yaitu: (1) Tes GEFT, (2) Tes diagnostik, (3) Wawancara, dan (4) Alternatif pemecahan tes diagnostik. Analisis data dalam penelitian ini yaitu: (1) Reduksi data, (2) Penyajian data, dan (3) Penarikan kesimpulan. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal-soal operasi hitung bilangan bulat ditinjau dari gaya kongnitifnya: pada subjek berkategori gaya kognitif Field Independent (FI) adalah siswa tidak memahami soal, salah membedakan konsep serta salah langkah penyelesaian, dan salah dalam mengoperasikan; pada subjek berkategori gaya kognitif Field Dependent (FD) adalah siswa tidak bisa membedakan tanda/lambang, salah membedakan tanda dalam konsep serta salah langkah penyelesaian, dan salah dalam mengoperasikan. (2) Faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal- soal operasi hitung bilangan bulat ditinjau dari gaya kognitifnya yaitu pada subjek berkategori gaya kognitif Field Independent (FI) dan pada subjek berkategori gaya kognitif Field Dependent (FD) adalah pada kesalahan konsep: tidak bisa membedakan tanda/lambang, tidak bisa menjawab soal; pada kesalahan prinsip: salah membedakan tanda dalam konsep serta salah langkah penyelesaian, salah membuat penyimbolan, salah menempatkan bilangannya, tanda dalam pengoperasian terkadang diabaikan karena bingung; dan pada kesalahan operasi: salah mengoperasikan, proses pengerjaan tidak teratur, pengerjaan singkat, dan hasil akhir salah. (3) Alternatif pemecahan yang dinilai baik untuk memperbaiki kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal operasi hitung bilangan bulat adalah dengan menggunakan media berupa alat peraga, alat peraga disini biasanya dengan menggunakan garis bilangan.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 13 ◽  
Author(s):  
Farrah Maulidia ◽  
Saminan Saminan ◽  
Zainal Abidin

Students’ creativity and self-efficacy in solving mathematical problems remain low. Students with Field Dependent (FD) and Field Independent (FI) cognitive styleshave different creativity and self-efficacy. One learning model that is believed to increase students' creativity and self-efficacyis Problem Based Learning (PBL) model. This study aimed to increase the creativity and self-efficacyof FD and FI students through the application of PBLmodel. This research is an experimental study with pre-test and post-test control group design.The population of this research was grade VIII students in State Islamic School (MTsN) 1 Banda Aceh,while the sample consisted of two classes out of 11 classes. The sampling technique usedrandom samplingwith one experimental class and one control class. Data collection was carried out by using two instruments; a paper-test to measure students’ creativity and a questionnaire to measure students’self-efficacy. The grouping of FD and FI students was based on the results of the Group Embedded Figure Test (GEFT). Furthermore, a paired t-test was conducted to obtain an increase in students' creativity and self-efficacy. At the same time, a correlation test was performed to see the relationship between creativity and the self-efficacy ofstudents. The results of the study revealed that the increase of FD and FI students’ creativity who were taught by the PBL model was better than students taught by conventional methods. The results also reported that the increase of FD and FI students’ self-efficacy who were taught with the PBL model was better than the students who were taught with conventional methods. In addition, there was a significant relationship between FI and FD students' creativity and self-efficacy.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document