KEANEKARAGAMAN GENETIK KAPULASAN [NEPHELIUM RAMBOUTAN-AKE (LABILL.) LEENH.] DI JAWA BERDASARKAN MARKA SSR DAN ISSR
Nina Ratna Djuita, Alex Hartana, Tatik Chikmawati, Dorly. 2020. Genetic Diversity of Pulasan [Nephelium ramboutan-ake (Labill.) Leenh.] of Java Based on SSR and ISSR Markers. Floribunda 6(4): 117–126. — Pulasan is one of the potential local fruits to be developed. This study aimed to analyze the genetic diversity of pulasan of Java using Simple Sequence Repeat (SSR) and Inter Simple Sequence Repeat (ISSR) markers and to obtain information whether primers of the markers could be used to distinguish male and her-maphrodite plants. The results showed that two primers in the SSR markers and seven primers in the ISSR markers produced polymorphic bands. The genomic DNA of the pulasan amplified with SSR markers produced bands 140–500 bp, while those from the ISSR markers were 150–1500 bp. The population of pulasan in Babakan Madang has the highest genetic diversity, while that of Patean is the lowest. Genetic variation of pulasan based on SSR and ISSR markers in the population and among populations have different compositions. Variation in the population is 72% while among the population is 28%. Primers of LML Y6 and LML Y12 from SSR markers and primers of ISSR 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9 cannot be used to distinguish male and hermaphrodite pulasan plants. Nina Ratna Djuita, Alex Hartana, Tatik Chikmawati, Dorly. 2020. Keanekaragaman Genetik Kapulasan [Nephelium ramboutan-ake (Labill.) Leenh.] di Jawa Berdasarkan Marka SSR dan ISSR. Floribunda 6(4): 117–126. — Kapulasan merupakan salah satu buah lokal yang potensial untuk dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman genetik kapulasan di Jawa dengan menggunakan marka Simple Sequence Repeat (SSR) dan Inter Simple Sequence Repeat (ISSR) serta untuk mendapatkan informasi apakah primer dari marka tersebut dapat dipakai untuk membedakan tumbuhan jantan dan hermafrodit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua primer pada marka SSR dan tujuh primer pada marka ISSR menghasilkan pita polimorfik. DNA genom kapulasan yang diamplifikasi dengan marka SSR menghasilkan pita-pita dengan ukuran 110–500 bp, sedangkan dari marka ISSR berukuran 150–1500 bp. Populasi kapulasan di Babakan Madang mempunyai keanekaragaman genetik paling tinggi, sedangkan populasi di Patean paling rendah. Variasi genetik kapulasan berdasarkan marka SSR dan ISSR di dalam populasi dan di antara populasi mempunyai komposisi yang berbeda. Variasi di dalam populasi sebesar 72 % sedangkan di antara populasi sebesar 28%. Primer LML Y6 dan LML Y12 dari marka SSR dan primer ISSR 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9 tidak dapat digunakan untuk membedakan tumbuhan kapulasan jantan dan hermafrodit.