scholarly journals Tekanan Orangtua, Perfeksionisme, dan Ketidakjujuran Akademik pada Pelajar di Jakarta

2019 ◽  
Vol 9 (01) ◽  
pp. 60-77
Author(s):  
Luthfi Lusiane ◽  
Garvin

Ketidakjujuran akademik merupakan salah satu fenomena yang sudah lama terjadi dalam dunia pendidikan dan masih menarik untuk diteliti. Diketahui bahwa ketidakjujuran akademik ini meningkat secara dramatis setiap tahunnya dalam beberapa dekade terakhir. Penelitian ini menghipotesiskan bahwa tekanan orangtua dan perfeksionisme berhubungan dengan ketidakjujuran akademik. Pengambilan data dilakukan kepada 600 pelajar di Jakarta yang berusia antara 14 – 18 tahun. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berisi Children-Adolescence Perfectionism Scale (CAPS), Perceived Parental Pressure Inventory (PPPI), dan Academic Dishonesty Scale; ketiganya diterjemahkan oleh peneliti ke dalam Bahasa Indonesia sebelum digunakan dalam penelitian. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa: (1) tekanan orangtua berhubungan secara positif dan signifikan dengan ketidakjujuran akademik, (2) perfeksionisme berhubungan secara positif dan signifikan dengan ketidakjujuran akademik, dan (3) tekanan orangtua berhubungan secara positif dan signifikan dengan perfeksionisme. Penelitian ini menyarankan agar orangtua lebih memerhatikan kondisi anak dan tidak memaksakan standar prestasi akademik yang terlalu tinggi agar anak tidak mengembangkan perfeksionisme dan melakukan ketidakjujuran akademik untuk memenuhi standar tersebut.

2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Novia Hoki Anditya ◽  
Meicky S Panggabean ◽  
Dylmoon Hidayat

<p>The problem of academic dishonesty is a common problem in academia, but it is a serious problem that needs to be solved. Academic dishonesty, as the opposite of academic integrity, is the condition where students carryout their academic work (i.e., assignments and tests) dishonestly. From a Christian perspective, when students truly know Christ and have integrity in their lives, problems like academic dishonesty should not exist because students are supposed to live out their Christian values. In the brokenness of this world, these problems still happen even in Christian academic institutions. The purpose of this paper is to examine the factors causing academic dishonesty and other problems resulting from academic dishonesty, determine how to deal with acts of academic dishonesty, and suggest some ways to prevent academic dishonesty. To deal with academic dishonesty, the authors suggest some ways that are adapted from the PDCA (Plan-Do-Check-Action) theory, also known as The Deming Cycle. Ultimately, helping students act with academic integrity, instead of with academic dishonesty, requires the involvement of everyone in the school, including students and parents.  </p><p><strong>BAHASA INDONESIA ABSTRACT: </strong>Masalah ketidakjujuran akademik adalah masalah umum yang terjadi dalam bidang akademik, tapi masalah ini adalah masalah serius yang harus diselesaikan. Ketidakjujuran akademik adalah lawan dari integritas akademik yaitu kondisi ketika siswa mengerjakan berbagai aktivitas mereka di bidang akademik (seperti tugas dan ujian) secara tidak jujur. Dari perspektif Kristen, ketika siswa mengenal Kristus dan memiliki integritas dalam hidup mereka, masalah ketidakjujuran akademik seharusnya tidak pernah ada lagi dalam sekolah Kristen, karena siswa seharusnya hidup berdasarkan nilai tersebut. Kenyataannya dalam kejatuhan dunia ini, masalah ketidakjujuran akademik masih terjadi bahkan di institusi pendidikan Kristen. Kajian literatur ini memiliki tujuan untuk menguji berbagai faktor pernyebab masalah ketidakjujuran akademik, masalah lain akibat perbuatan ketidakjujuran akademik, bagaimana menangani masalah ketidakjujuran akademik, dan beberapa saran untuk mencegah masalah ketidakjujuran akademik. Untuk menangani masalah ketidakjujuran akademik, penulis menyarankan beberapa langkah yang diambil dari teori <em>PDCA (Plan-Do-Check-Action)</em> yang juga dikenal sebagai siklus <em>Deming</em>. Dari semuanya itu, mencegah kemungkinan yang membuat siswa melakukan tindakan ketidakjujuran akademik perlu dilakukan oleh guru, sekolah, dan semua orang yang terlibat dalam dunia akademik termasuk orang tua.</p>


2021 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 224
Author(s):  
Azka Amalina ◽  
Eva Septiana

Sejak adanya pandemi COVID-19, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia menginstruksikan sekolah untuk menerapkan sistem Belajar Dari Rumah (BDR). Pembelajaran dan penilaian yang tidak dilakukan secara langsung tidak terlepas dari adanya isu kecurangan akademik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran dari faktor kecurangan akademik, yaitu achievement goal orientation dan norma subjektif dalam memprediksi kecurangan akademik yang dilakukan peserta didik jenjang pendidikan menengah atas selama BDR. Partisipan pada penelitian ini terdiri dari 183 orang peserta didik jenjang pendidikan menengah atas yang melaksanakan BDR. Partisipan dipilih dengan convenience sampling dan snowball sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Academic Dishonesty Scale, Achievement Goal Questionnaire, dan bagian Norma Subjektif dari The Perception and Attitudes toward Cheating among Engineering Students Survey, version 2 yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia serta disesuaikan dengan pembelajaran BDR dan populasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe achievement goal orientation dan norma subjektif secara bersama-sama signifikan dalam memprediksi kecurangan akademik, namun jika dilihat lebih lanjut, hanya norma subjektif yang secara signifikan memprediksi kecurangan akademik. Sementara itu, tipe achievement goal orientation tidak memiliki peran yang signifikan dalam memprediksi kecurangan akademik. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam melakukan kecurangan akademik, siswa jenjang pendidikan menengah atas lebih dipengaruhi oleh persepsinya terhadap teman sebaya dibandingkan dengan tujuan belajarnya. Oleh karena itu, dalam melakukan penanganan dan pencegahan terkait kecurangan akademik selama BDR, perlu dilakukan intervensi yang bersifat sistemik dibandingkan dengan intervensi individual.


2020 ◽  
Vol 146 (11) ◽  
pp. 1042-1058
Author(s):  
Samuel D. Lee ◽  
Nathan R. Kuncel ◽  
Jacob Gau

2002 ◽  
Author(s):  
Kevin L. Blankenship ◽  
Bernard E. Whitley
Keyword(s):  

Author(s):  
Frances C. Shen ◽  
Stacey Windisch ◽  
Lucy Parker ◽  
Andrew Hathaway ◽  
Robert Torrence ◽  
...  

2012 ◽  
Author(s):  
Raquel R. Amram ◽  
Terry A. Dilorenzo
Keyword(s):  

2011 ◽  
Author(s):  
Amy B. Brunell ◽  
Sara Staats ◽  
Jamie Barden ◽  
Julie Hupp
Keyword(s):  

2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 145
Author(s):  
Sarjan Kase
Keyword(s):  

Abstrak Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana penerapan semantik dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA Negeri 3 Gorontalo. Selain itu, penelitian ini juga memberikan gambaran yang spesifik terhadap persoalan pembelajaran semantik di sekolah. Data diambil dari kalimat yang disampaikan oleh seorang guru berkenaan dengan semantik. Sumber data diambil dari buku semantik yang telah ditulis oleh pakar dan wawancara kepada sesama guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 3 Gorontalo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa makna semantic yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia yaitu, makna afektif, makna denotatif, makna deskriptif, makna emotif, makna kiasan. Selain itu, ditemukan juga beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi persoalan pembelajaran semantik di sekolah.


2017 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 34-42
Author(s):  
Wawan Wiraatmaja
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui aktivitas belajar peserta didik kelas V SDN-3 Pahandut Palangkaraya tahun pelajaran 2015/2016 dalam menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dengan menggunakan media animasi, (2) untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar peserta didik dalam menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dengan menggunakan media animasi kelas V pada SDN-3 Pahandut Palangkaraya tahun pelajaran 2015/2016. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian berjumlah 19 orang peserta didik. teknik pengmpulan data berdasarkan pada hasil siklus pada saat proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) aktivitas peserta didik kelas V SDN-3 Pahandut Palangkaraya tahun pelajaran 2015/2016 dalam kemampuan menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dengan menggunakan media animasi lebih aktif dengan skor rata-rata siklus I 2,4 dengan kriteria cukup dan siklus II 3,5 dengan kriteria baik. (2) Peningkatan hasil belajar peserta didik kelas V pada SDN-3 Pahandut Palangkaraya tahun pelajaran 2015/2016 dalam menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dengan menggunakan media animasi lebih meningkat, dibuktikan dengan hasil Siklus I 67,63 dengan ketuntasan klasikal 52,63% Dan Siklus II 80,52 dengan ketuntasan klasikal 100%. Dari hasil yang diperoleh tersebut ada peningkatan antara hasil siklus I dan siklus II.


2020 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 01-10
Author(s):  
Alpansyah Alpansyah ◽  
Abdul Talib Hasim

The aims of this study were: (1) to identify an increase in students' understanding of the value of mutual cooperation through the use of reader response rules in Indonesian Language Learning (KRPDPBI); (2) identifying the use of the reader response principle in Indonesian Language learning (KRPDPBI) there are differences between male and female students. The design of this study used a quasi-experimental study with two different methods. The results showed that (1) the achievement of the score of understanding the value of mutual cooperation for students taught by KRPDPBI was better than for students taught by regular learning according to the curriculum; (2) the achievement of the understanding of the value of male students' mutual cooperation is no better than that of female students.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document