Jurnal Ilmiah Psikologi MIND SET
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

24
(FIVE YEARS 24)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Pancasila

2086-1966

2019 ◽  
Vol 9 (01) ◽  
pp. 60-77
Author(s):  
Luthfi Lusiane ◽  
Garvin

Ketidakjujuran akademik merupakan salah satu fenomena yang sudah lama terjadi dalam dunia pendidikan dan masih menarik untuk diteliti. Diketahui bahwa ketidakjujuran akademik ini meningkat secara dramatis setiap tahunnya dalam beberapa dekade terakhir. Penelitian ini menghipotesiskan bahwa tekanan orangtua dan perfeksionisme berhubungan dengan ketidakjujuran akademik. Pengambilan data dilakukan kepada 600 pelajar di Jakarta yang berusia antara 14 – 18 tahun. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berisi Children-Adolescence Perfectionism Scale (CAPS), Perceived Parental Pressure Inventory (PPPI), dan Academic Dishonesty Scale; ketiganya diterjemahkan oleh peneliti ke dalam Bahasa Indonesia sebelum digunakan dalam penelitian. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa: (1) tekanan orangtua berhubungan secara positif dan signifikan dengan ketidakjujuran akademik, (2) perfeksionisme berhubungan secara positif dan signifikan dengan ketidakjujuran akademik, dan (3) tekanan orangtua berhubungan secara positif dan signifikan dengan perfeksionisme. Penelitian ini menyarankan agar orangtua lebih memerhatikan kondisi anak dan tidak memaksakan standar prestasi akademik yang terlalu tinggi agar anak tidak mengembangkan perfeksionisme dan melakukan ketidakjujuran akademik untuk memenuhi standar tersebut.


2019 ◽  
Vol 9 (01) ◽  
pp. 18-38
Author(s):  
Rizikita Imanina ◽  
M. Akhyar

Usia Emerging adult merupakan periode kehidupan yang memberikan kesempatan dalam mengeksplorasi identitas sebelum memasuki usia dewasa. Pada masa transisi ini salah satu hal yang dieksplorasi adalah keyakinan agama. Meningkatnya keraguan terhadap keyakinan agama yang didapatkan dari orang tua, mengarahkan emerging adult menuju ketidakpercayaan agama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat proses eksplorasi identitas agama untuk mencapai komitmen menjadi religious disbeliever. Penelitian ini menggunakan metode basic descriptive qualitative study, dengan menggunakan metode wawancara dan observasi dalam pengambilan data. Subjek terdiri dari dua orang religious disbeliever yang sebelumnya merupakan seorang muslim yang berkonversi menjadi seorang Agnostik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembentukan identitas yang dialami oleh subjek tidak hanya dilihat dari keberadaan ada atau tidaknya proses eksplorasi dan pencapaian komitmen, tetapi juga terdapat peran eksternal yang berperan pada diri emerging adult, yaitu peran orang tua dan peran lingkungan sosial.


2019 ◽  
Vol 10 (01) ◽  
pp. 1-16
Author(s):  
Vera Novita Efathania ◽  
Aisyah

Musik K-Pop semakin mendunia dan diminati, termasuk di Indonesia. Budaya pengidolaan terhadap idol K-Pop tidak hanya dilakukan oleh remaja, melainkan masih dilakukan oleh kaum dewasa muda. Penggemar memusatkan kegiatan pengidolaan pada bias, yaitu idol K-Pop yang paling digemari. Seiring perkembangan teknologi, penggemar melakukan kegiatan pengidolaan melalui media sosial. Kegiatan penggemar di media sosial menunjukkan bentuk celebrity worship, yaitu obsesi terhadap satu atau lebih sosok selebriti. Celebrity worship ditemukan berkaitan dengan tipe kepribadian tertentu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih jauh mengenai hubungan antara big five personality trait dengan celebrity worship pada dewasa muda penggemar K-Pop di media sosial. Sampel penelitian ini adalah 328 individu dewasa muda berusia 18-40 tahun di JABODETABEK. Celebrity worship diukur menggunakan Celebrity Attitude Scale (CAS) dan big five personality trait diukur menggunakan IPIP-NEO. Hasil uji dengan teknik pearson correlation menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara neuroticism dan agreeableness dengan celebrity worship. Penelitian selanjutnya dapat meneliti lebih dalam mengenai tipe-tipe personality yang sudah terbukti berkaitan dengan celebrity worship, misalnya  neuroticism.


2019 ◽  
Vol 9 (01) ◽  
pp. 78-97
Author(s):  
Sri Juwita Kusumawardhani ◽  
E. Kristi Poerwandari

Romantic relationship is one of the most important assets for individual’s self esteem, health and happiness or their subjective well-being (Reis, Collins, & Berscheid, 2000). By that fact, the broke-up of the romantic relationship can decrease the level of happiness and subjective well-being of individuals whether the subjective well-being itself is relatively stable for the entire life (Park & Sanchez, 2007). Sometimes an individual responded their broke-up by doing some maladaptive acts such as an endless emotional distress and obsessive act just to get back their ex-partner. The purpose of this research is to give Acceptance Commitment Therapy (ACT) in order to enhance people’s happiness. The research design is using one group pretest-postest design. As a partisipant, young adult should be in 20 until 40 years of age. This intervention contains 5 (five) session which held once in a week and the duration is  ± 90 minutes per session. Based on the quantitative evaluation with Oxford Happiness Questionnaire and Core Bereavement Item, and also the qualitative evaluation  from observation and interview, the main result pointed that Acceptance Commitment Therapy is effectively proven to increase subjective well-being in Young Adults’ post relationship dissolution.


2019 ◽  
Vol 10 (01) ◽  
pp. 55-66
Author(s):  
Namira Insyiranda ◽  
Airin Yustikarini Saleh

Applying functional coping when dealing with school-related problems is very important that can be benefical to make a good academic performance at the school. There are several factors that can affect the use of coping in adolescents. Parental involvement was assumed can predict the use of coping in adolescents. The aim of this study is to examine the relationship between parental involvement that perceived by students and coping with school-related stress in adolescence. Participants of this study was 405 adolescents in third grade of high school from eight different schools. Perceived parental involvement was measured in two version for father and mother, using Reported Father Involvement Scale (Finley & Schwartz, 2004) and Reported Mother Involvement Scale (Finley, Mira, & Schwartz, 2008). Coping with school-related stress was measured by Coping Accross Situational Questionnaire-Revised (Barnes, 2011). The result showed that there are significant relationship between two types of coping style, that were active coping and internal coping with both perceived father involement and perceived mother involvement.


2019 ◽  
Vol 9 (02) ◽  
pp. 65-68
Author(s):  
Astri Hesti Cahyani ◽  
Muhammad Akhyar ◽  
Hayyu Niandhini ◽  
Siva Alfira ◽  
Nabila Ananda ◽  
...  

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kepuasan hidup pada pekerja komuter dan yang bukan pekerja komuter. Partisipan penelitian ini secara keseluruhan terdiri atas 94 pekerja yang bertempat tinggal di wilayah Bogor. Pengukuran kepuasan hidup dengan menggunakan The Satisfaction With Life Scale (SWLS) (Diener, Emmons, Larsen, & Griffin, 1985). Hasil ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada beda kepuasan hidup antara pekerja komuter dengan pekerja bukan komuter.


2019 ◽  
Vol 10 (01) ◽  
pp. 45-54
Author(s):  
Anindya Dewi Paramita ◽  
Fawzia Aswin Hadis ◽  
Fenny Hartiani

Perilaku disruptive merupakan suatu istilah yang memayungi serangkaian perilaku seperti temper tantrum, menangis dan mengeluh yang berlebihan, terus menerus menuntut perhatian, tidak patuh, melawan, agresif terhadap diri sendiri atau orang lain, mencuri, berbohong, merusak barang-barang, serta tindak kekerasan (Schroeder & Gordon, 2002). Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan sebuah studi kasus mengenai penerapan Parent-Child Interaction Therapy (PCIT) kepada anak usia 3 tahun yang melawan dan menunjukkan perilaku disruptive. Setelah mengikuti 10 sesi PCIT dalam dua bulan, F menunjukkan penurunan perilaku bermasalah yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan di akhir sesi anak berhasil menunjukkan penurunan perilaku disruptive dan peningkatan kepatuhan terhadap ibu. Di sisi lain, keterampilan ibu dalam memberikan perhatian positif kepada anak, memberikan perintah yang efektif, serta memberikan konsekuensi yang tepat atas sikap anak juga mengalami peningkatan.


2019 ◽  
Vol 9 (01) ◽  
pp. 39-52
Author(s):  
Dania Aris Dyanti ◽  
Dewa Fajar Bintamur
Keyword(s):  

Kelompok usia dewasa muda memiliki beragam tuntutan dan kesibukan yang harus dijalani, sehingga perlu keterampilan time management untuk membantu mengatur waktu secara efektif dan menurunkan stres. Kondisi individu yang menunjukkan tidak adanya stres adalah salah satu komponen dari konsep happiness. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah time management merupakan prediktor happiness pada dewasa muda. Pengukuran time management dilakukan menggunakan ATMS dan pengukuran happiness menggunakan OHQ. Pengambilan data dilakukan secara online pada 320 partisipan. Analisis regresi yang dilakukan menunjukkan bahwa time management merupakan prediktor yang signifikan untuk meningkatkan happiness pada dewasa muda. Hasil penelitian ini menjadi pengembangan dari penelitian sebelumnya terkait hubungan antara time management dengan happiness, bahwa dengan time management, individu lebih mampu menggunakan waktunya secara efektif, mengalokasikan waktu untuk menjaga keseimbangan antara bekerja dan menjalankan aktivitas lain sebagai bentuk kesenangan dalam hidup.


2019 ◽  
Vol 10 (01) ◽  
pp. 17-24
Author(s):  
Lia M. Boediman ◽  
Sellina Desnawati

The current research investigated the relationship between parenting style and emotional regulation among children in Indonesian population. A total of 126 parents of children aged between 3 and 6 years old participated in this study. The Parenting Styles and Dimensions Questionnaire Short Version (Robinson, Mandleco, Olsen, & Hart, 2001) was used to measure parents’ parenting style, and the Emotion Regulation Checklist (Shields & Cicchetti, 1997) was used to measure parents’ perceptions of children’s emotional regulation. The results revealed that there was a positive significant relationship between authoritative parenting style and the development of children’s emotional regulation, and there were negative significant relationships between authoritarian and permissive parenting styles and children’s emotional regulation in this population. This suggests that authoritative style of parenting provides the best support for the development of emotional regulation among children in an Indonesian population.


2019 ◽  
Vol 9 (02) ◽  
pp. 1-18
Author(s):  
Bona Sardo Hasoloan Hutahaean ◽  
Nathanael E. J. Sumampouw
Keyword(s):  

Mahasiswa dengan tingkat self-esteem yang tinggi cenderung memiliki penyesuaian yang baik di perkuliahan. Mereka akan memiliki kemampuan untuk menangani masalah kuliah dan secara otomatis mengurangi distres psikologis mereka. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental kuasi yang dilakukan untuk mengetahui peningkatan self-esteem pada mahasiswa yang mengalami distres psikologi. Partisipan penelitian ini adalah 8 mahasiswa S1 Universitas Indonesia yang berusia 18-23 tahun dengan tingkat self-esteem di bawah nilai 29 yang diukur dengan Rosenberg self-esteem scale (RSES), dan memiliki tingkat distres psikologi di atas nilai 1.75 yang diukur dengan HSCL-25. Partisipan terlibat dalam intervensi peningkatan self-esteem yang terdiri dari 5 sesi utama selama dua hari berturut-turut (sekitar 6 jam dalam sehari). Empat minggu setelah hari kedua pelatihan, tingkat self-esteem dan distres psikologis responden diukur. Hasil pengukuran sebelum dan sesudah intervensi pelatihan menunjukkan bahwa skor mean self-esteem peserta mengalami peningkatan dan skor mean distres psikologis mengalami penurunan. Hasil uji Wilcoxon juga menunjukkan perubahan yang signifikan pada kedua variabel (Z RSES = -2.246; Z HSCL-25 = -2.366; p < .05). Penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi pelatihan efektif dalam meningkatkan self-esteem dan menurunkan distres psikologis bagi mahasiswa S1 Universitas Indonesia. Peserta juga berkomentar bahwa mereka memperoleh pengetahuan baru mengenai self-esteem dan keterampilan baru untuk berkomunikasi secara asertif dan berpikir positif.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document