P FAKTOR DAN STRATEGI PENANGGULANGAN PENGANGGURAN TERDIDIK DI PROVINSI JAMBI

2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 1086-1106
Author(s):  
Sisilia Nur

Pengangguran merupakan masalah utama dalam perekonomian Provinsi Jambi. Pengangguran yang cenderung meningkat dan sulit untuk mengalami penurunan merupakan pengangguran yang persisten. Dampak dari kondisi ini tidak hanya terhadap perekonomian namun menimbulkan permasalahan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengangguran terdidik serta memberikan sejumlah rekomendasi kebijakan tentang penanggulangan pengangguran terdidik di Provinsi Jambi. Metode penelitian yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian ini menggunakan pendekatan regresi data panel dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukan bahwa selama periode analisis pengangguran terdidik di Provinsi Jambi secara umum bersifat persisten artinya memiliki kecenderungan untuk dapat kembali ke tingkat pengangguran alami hanya (mean reversion) walaupun dengan intensitas yang sangat lambat. Tingginya kelompok pengangguran berpendidikan tinggi mencerminkan adanya mismatch, hal ini disebabkan keterampilan tenaga kerja belum memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri. Faktor lain tingginya penyebab pengangguran terdidik karena tenaga kerja itu sendiri cenderung memilih pekerjaan karena memiliki bargaining position yang tinggi. Oleh karena itu dari hasil penelitian ini dapat direkomendasikan sebagai berikut paradigma angkatan kerja hendaknya digeser dari mencari pekerjaan kearah penciptaan lapangan kerja melalui penciptaan wirausaha baru dengan memanfaatkan sumber daya lokal unggulan yang ada di Provinsi Jambi, Membangun kerjasama yang solid antara stackholder terkait, baik pemerintah, dunia usaha/dunia industri dan perguruan tinggi melalui forum komunikasi ketenagakerjaan dalam upaya menekan pengangguran terdidik di Provinsi Jambi, memberikan kesempatan magang di dunia usaha dan dunia industri yang lebih aplikatif dan memfasilitasi kemudahan akses permodalan usaha melalui program kredit tanpa agunan dengan persyaratan administrasi yang mudah

2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 336-346
Author(s):  
Dhamon Oridilla B

Candi Village in Bandungan District is one of the Chili Supply Sub-district for Semarang Regency and surrounding area has agro-climate suitable for the development of various agricultural commodities supported by wide market opportunity, so it is suitable for agricultural business development. The purpose of this research is to identify the distribution pattern of red pepper, to know each value of commodity chains and distribution, to design alternative distribution pattern of red pepper.Population in this research is 88 respondents from 735 of member of chilli farmer in Desa Candi with total area of 150,3 hectare consisting of rice field, moor and yard. Methods of data analyst using quantitative approach is done by using Margin Marketing Analysis. The results include: (1) The pattern of distribution of existing farming business grows naturally in accordance with the developments and needs of the perpetrators, the actors in this pattern are farmers, wholesalers, collectors, wholesalers, retailers, consumers. (2) The value of the red chili commodity chain in this naturally grown pattern often makes pricing more dominant by traders, so farmers receive prices slightly lower than market prices. (3) Some obstacles faced in distributing red peppers are the difficulty of changing the mindset of the community about advanced farming, this is best utilized by market participants (chain of distribution) who are more informed and always keep abreast of market dynamics. Conventional marketing pattern by farmer cause price level accepted by farmer in general relatively smaller compared to price received by trader. Suggestions shorten the chain of distribution patterns, increase the added value of products and improve the bargaining position of farmers and for the government always guide / accompany farmers in getting accurate market information, which can be used as farmers in bargaining, Increased market transparency can act as a trigger for the functioning of a market, improved competition and increased adaptation to meet the needs of supply and opportunity to compete with market prices. Desa Candi di Kabupaten Bandungan adalah salah satu Kecamatan Penyedia Cabai untuk Kabupaten Semarang dan sekitarnya memiliki agroklimat yang cocok untuk pengembangan berbagai komoditas pertanian yang didukung oleh peluang pasar yang luas, sehingga sangat cocok untuk pengembangan bisnis pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pola distribusi cabai merah, untuk mengetahui masing-masing nilai rantai komoditas dan distribusi, untuk merancang alternatif pola distribusi cabai merah. Populasi dalam penelitian ini adalah 88 responden dari 735 anggota petani cabai di Desa Candi dengan total luas 150,3 hektar yang terdiri dari sawah, tegalan dan pekarangan. Metode analis data menggunakan pendekatan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan Analisis Pemasaran Margin. Hasil meliputi: (1) Pola distribusi usaha pertanian yang ada tumbuh secara alami sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan pelaku, pelaku dalam pola ini adalah petani, pedagang besar, pengumpul, pedagang besar, pedagang besar, pengecer, konsumen. (2) Nilai rantai komoditas cabai merah dalam pola yang dikembangkan secara alami ini sering membuat penetapan harga lebih dominan oleh para pedagang, sehingga petani menerima harga yang sedikit lebih rendah daripada harga pasar. (3) Beberapa kendala yang dihadapi dalam mendistribusikan paprika merah adalah sulitnya mengubah pola pikir masyarakat tentang pertanian maju, hal ini paling baik digunakan oleh pelaku pasar (rantai distribusi) yang lebih banyak informasi dan selalu mengikuti perkembangan dinamika pasar. Pola pemasaran konvensional oleh petani menyebabkan tingkat harga yang diterima petani pada umumnya relatif lebih kecil dibandingkan dengan harga yang diterima pedagang. Saran mempersingkat rantai pola distribusi, meningkatkan nilai tambah produk dan meningkatkan posisi tawar petani dan bagi pemerintah selalu membimbing / menemani petani dalam mendapatkan informasi pasar yang akurat, yang dapat digunakan sebagai petani dalam tawar-menawar, Peningkatan transparansi pasar dapat bertindak sebagai pemicu berfungsinya pasar, meningkatnya kompetisi dan peningkatan adaptasi untuk memenuhi kebutuhan pasokan dan peluang untuk bersaing dengan harga pasar.


2018 ◽  
Vol 9 (06) ◽  
pp. 20792-20799
Author(s):  
I Ketut Sunada ◽  
I Ketut Sandi

Bumdes is a village business unit whose capital comes from village-owned funds . The goal is to float the village potential into an independent village. Thus it takes effort and strategic and appropriate tips to achieve that goal. The first tip is to establish a forum for the development of economic networks in this case is the establishment of BUMDES. Some of the things that can be done are: (i) development of human resources capability so as to provide added value in the management of village economic assets, (ii) integrating rural economic products so as to have good bargaining position in market network, (iii) (iv) strengthening village economic institutions, (v) developing supporting elements such as micro-credit, market information, technological and management support, economic infrastructure and communication networks as well as support for guidance and regulation.


CFA Digest ◽  
2000 ◽  
Vol 30 (3) ◽  
pp. 56-57
Author(s):  
William H. Sackley
Keyword(s):  

CFA Digest ◽  
2008 ◽  
Vol 38 (4) ◽  
pp. 37-38
Author(s):  
Michael Kobal

2019 ◽  
Vol 32 (2) ◽  
pp. 149-186
Author(s):  
Mhin Kang ◽  
◽  
Joon Chae

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document