Serial heparin-binding protein compared with sequential organ failure assessment, acute physiological and chronic health evaluation ii, multiple organ dysfunction and charlson scores as predictors of mortality in critically ill septic patients

2017 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 99 ◽  
Author(s):  
NoraIsmail Abbas ◽  
GamalHamid Ibrahim ◽  
DaliaMohamed Ragab ◽  
AmalFoad Rizk ◽  
TalalIbrahim Hagag
Sari Pediatri ◽  
2018 ◽  
Vol 19 (4) ◽  
pp. 237
Author(s):  
Anindita Wulandari ◽  
Sri Martuti ◽  
Pudjiastuti Kaswadi

Sepsis merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas bayi dan anak di seluruh dunia. Sepsis awalnya didefinisikan sebagai kecurigaan atau infeksi yang terbukti, disertai kondisi klinis SIRS (systemic inflammatory response syndrome), tetapi definisi tersebut kini ditinggalkan. Sesuai konsensus mengenai sepsis terbaru, sepsis didefinisikan sebagai keadaan disfungsi/gagal organ yang mengancam nyawa, disebabkan oleh respon pejamu yang tidak teregulasi terhadap infeksi. Penilaian disfungsi/gagal organ pada anak menggunakan beberapa sistem penilaian, antara lain, Pediatric Multiple Organ Dysfunction Score (P-MODS), Pediatric Logistic Organ Dysfunction (PELOD), Pediatric Logistic Organ Dysfunction–2 (PELOD-2), dan pada konsensus terbaru diperkenalkannya sistem Pediatric Sequential Organ Failure Assessment (pSOFA) yang diadaptasi dari sistem Sequential Organ Failure Assessment (SOFA) dengan hasil validasi menunjukkan bahwa pSOFA memberikan hasil yang sama baik dengan sistem penilaian yang lain. Di Indonesia saat ini, PELOD-2 merupakan sistem penilaian disfungsi organ yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam mendiagnosis sepsis pada anak.


Shock ◽  
2009 ◽  
Vol 31 (2) ◽  
pp. 125-131 ◽  
Author(s):  
José A. Lorente ◽  
Alfonso Vallejo ◽  
Rita Galeiras ◽  
Vinko Tómicic ◽  
Javier Zamora ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document