scholarly journals IkeWai marine Geophysics - raw CSEM data, Survey towlines time windows, and power spectrograms images

Author(s):  
Klaus Neumann ◽  
Christoph Schwindt ◽  
Jürgen Zimmermann

2017 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 73-83
Author(s):  
Rahmayati Alindra ◽  
Heroe Wijanto ◽  
Koredianto Usman

Ground Penetrating Radar (GPR) adalah salah satu jenis radar yang digunakan untuk menyelidiki kondisi di bawah permukaan tanah tanpa harus menggali dan merusak tanah. Sistem GPR terdiri atas pengirim (transmitter), yaitu antena yang terhubung ke generator sinyal dan bagian penerima (receiver), yaitu antena yang terhubung ke LNA dan ADC yang kemudian terhubung ke unit pengolahan data hasil survey serta display sebagai tampilan output-nya dan post  processing untuk alat bantu mendapatkan informasi mengenai suatu objek. GPR bekerja dengan cara memancarkan gelombang elektromagnetik ke dalam tanah dan menerima sinyal yang dipantulkan oleh objek-objek di bawah permukaan tanah. Sinyal yang diterima kemudian diolah pada bagian signal processing dengan tujuan untuk menghasilkan gambaran kondisi di bawah permukaan tanah yang dapat dengan mudah dibaca dan diinterpretasikan oleh user. Signal processing sendiri terdiri dari beberapa tahap yaitu A-Scan yang meliputi perbaikan sinyal dan pendektesian objek satu dimensi, B-Scan untuk pemrosesan data dua dimensi  dan C-Scan untuk pemrosesan data tiga dimensi. Metode yang digunakan pada pemrosesan B-Scan salah satunya adalah dengan  teknik pemrosesan citra. Dengan pemrosesan citra, data survey B-scan diolah untuk didapatkan informasi mengenai objek. Pada penelitian ini, diterapkan teori gradien garis pada pemrosesan citra B-scan untuk menentukan bentuk dua dimensi dari objek bawah tanah yaitu persegi, segitiga atau lingkaran. 


Konstruksia ◽  
2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 33
Author(s):  
Indah Handayasari ◽  
Abdul Rokhman ◽  
Shevina Halusman
Keyword(s):  

Simpang Puri Kembangan Jakarta Barat merupakan persimpangan yang menjadi akses masyarakat menuju pusat perbelanjaan, perkantoran, pemerintahan, perumahan dan jalan menuju pusat kota Jakarta dengan menggunakan jalan tol. Hasil data survey menunjukkan bahwa volume lalu lintas dan nilai derajat kejenuhan melebihi syarat ketentuan, dimana dapat dinyatakan persimpangan ini sudah jenuh dan perlu dilakukan perubahan kriteria desain. Optimalisasi yang dilakukan dengan perubahan penetapan fase dan waktu isyarat maupun lebar pendekat memberikan hasil nilai derajat kejenuhan untuk setiap lengan simpang yaitu pada lengan utara sebesar 0,76, lengan selatan 0.43, lengan barat 0,63 serta lengan timur 0,067. Hasil nilai derajat kejenuhan pada semua lengan simpang memenuhi nilai yang lebih rendah atau kurang dari 0,85 mengacu pada Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) 2014.


2016 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Dara Adistia Sahara ◽  
Darma Jasuli ◽  
Abdul Muthalib Farajd
Keyword(s):  

Minimnya     perhatian     pemerintah     KabupatenSumenep menyebabkan angkutan perdesaan trayek Sumenep – Kalianget tidak berkembang sehingga peneliti mengkaji  dan    mengevaluasi  angkutan  perdesaan  dari segi  trayek,  sarana  maupun  prasarana  guna meningkatkan kualitas angkutan. Metode yang digunakan adalah  metode  deskriptif  kuantitatif.  Data  yang digunakan adalah data survey lapangan dan data dinas.Hasil  penelitian  menunjukkan  dari  75  angkutan yang beroperasi diantaranya 30 angkutan layak, 24 tidak layak, dan 21 tidak diketahui. Rute operasi angkutan adalah Pasar Anom Baru – Kalianget dan Pasar Bangkal– Kalianget. Angkutan tidak singgah di terminal Arya Wiraraja serta tidak ada  informasi  trayek. Hasil analisa kuesioner dari pelayanan keamanan 39,08% cukup memuaskan, 100% sopir tidak menggunakan tanda pengenal  dan  67,82% tidak  terdapat  informasi  trayek. Dari pelayanan keselamatan 44,83% cukup memuaskan,100% kondisi sopir sehat dan 97,70% sopir piawai mengemudikan  angkutan.  Dari  pelayanan  kenyamanan33,33% kurang nyaman, 41,38% sirkulasi udara dalam angkutan kurang baik, 35,63% angkutan kurang bersih, dan   88,51%   tempat   duduk   cukup   memadai.   Dari pelayanan keterjangkauan 58,62% tarif angkutan murah,35,63% cukup  mudah  menyetop  angkutan  dan  64,37% angkutan menjangkau tujuan. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan  maka  disimpulkan bahwa dari segi trayek rute angkutan perdesaan trayek Sumenep – Kalianget masih perlu dikembangkan untuk menjangkau semua  pusat  kegiatan  di  wilayah  Sumenep,  dari  segi sarana angkutan perdesaan trayek  Sumenep – Kalianget juga  belum    memenuhi    Standar  Pelayanan  Minimal (SPM) angkutan perdesaan dan harus dibenahi dari segi fisik, selain itu dari segi prasarana, terminal Arya Wiraraja tidak dimanfaatkan dengan maksimal.Kata kunci   :    Rute, Sarana, Prasarana


Author(s):  
Jeong-Hoon Kim ◽  
Shin-Goo Park ◽  
Jong-Han Leem ◽  
Jong Uk Won ◽  
Sang-Hwan Han ◽  
...  

2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 42-49
Author(s):  
Indri Hapsari ◽  
◽  
Hazrul Is wadi ◽  
Yosvaldo Ongko Cahyadi ◽  
◽  
...  

Author(s):  
Dui Hongyan ◽  
Zhang Chi

Background : Taxi sharing is an emerging transportation arrangement that helps improve the passengers’ travel efficiency and reduce costs. This study proposes an urban taxi sharing system. Methods: Considering each side congestion of the transport network, their corresponding reliability and failure probability are analyzed. Under the constraints of the number of passengers and their own time windows, the analysis is performed on passengers whose optimal path is inclusive. Results: According to the optimal strategy, the different passengers can be arranged into the same taxi to realize the taxi sharing. Then the shared taxi route can be optimized. Conclusion: Due to the reasonable vehicle route planning and passenger combination, these can effectively alleviate the traffic congestion, save the driving time, reduce the taxi no-load rate, and save the driving distance. At last, a numerical example is used to demonstrate the proposed method.


2018 ◽  
Author(s):  
April M Ballard ◽  
Trey Cardwell ◽  
April M Young

BACKGROUND Internet is becoming an increasingly common tool for survey research, particularly among “hidden” or vulnerable populations, such as men who have sex with men (MSM). Web-based research has many advantages for participants and researchers, but fraud can present a significant threat to data integrity. OBJECTIVE The purpose of this analysis was to evaluate fraud detection strategies in a Web-based survey of young MSM and describe new protocols to improve fraud detection in Web-based survey research. METHODS This study involved a cross-sectional Web-based survey that examined individual- and network-level risk factors for HIV transmission and substance use among young MSM residing in 15 counties in Central Kentucky. Each survey entry, which was at least 50% complete, was evaluated by the study staff for fraud using an algorithm involving 8 criteria based on a combination of geolocation data, survey data, and personal information. Entries were classified as fraudulent, potentially fraudulent, or valid. Descriptive analyses were performed to describe each fraud detection criterion among entries. RESULTS Of the 414 survey entries, the final categorization resulted in 119 (28.7%) entries identified as fraud, 42 (10.1%) as potential fraud, and 253 (61.1%) as valid. Geolocation outside of the study area (164/414, 39.6%) was the most frequently violated criterion. However, 33.3% (82/246) of the entries that had ineligible geolocations belonged to participants who were in eligible locations (as verified by their request to mail payment to an address within the study area or participation at a local event). The second most frequently violated criterion was an invalid phone number (94/414, 22.7%), followed by mismatching names within an entry (43/414, 10.4%) and unusual email addresses (37/414, 8.9%). Less than 5% (18/414) of the entries had some combination of personal information items matching that of a previous entry. CONCLUSIONS This study suggests that researchers conducting Web-based surveys of MSM should be vigilant about the potential for fraud. Researchers should have a fraud detection algorithm in place prior to data collection and should not rely on the Internet Protocol (IP) address or geolocation alone, but should rather use a combination of indicators.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document