scholarly journals Sensitivity And Specificity Of Hiv Rapid Tests Used For Research And Voluntary Counselling And Testing

2009 ◽  
Vol 85 (10) ◽  
Author(s):  
O Anzala ◽  
J Sanders ◽  
A Kamali ◽  
M Katende ◽  
GN Mutua ◽  
...  
AIDS ◽  
1995 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 267-274 ◽  
Author(s):  
Thomas Aisu ◽  
Mario C. Raviglione ◽  
Eric van Praag ◽  
Peter Eriki ◽  
Jai P. Narain ◽  
...  

Author(s):  
Nita Anggerina Putri Hi Setiawan ◽  
Mateus Sakundarno Adi

The prevalence of HIV/AIDS had been increasing due to the lack of awareness of people to use or access VCT services, especially those with high risk. Many factors affect people and people at high risk of accessing VCT services. The study aims to describe barriers that arise in the implementation of the VCT program. The research method was a literature review from electronic database such as Google Scholar, PubMed, and Science Direct. Keyword search included barrier, Voluntary Counseling and Testing, and HIV VCT. Selected 9 articles published from 2018 to 2020. The results of the study of all articles founded that barriers in the implementation of VCT in the form of lack of knowledge, fear, and shame when taking an HIV test, difficulty in communicating because of hearing impairment so that the information received was not enough, stigma from the community and health workers, barriers to limited operational hours of VCT services, lack of staff as program implementers, limited competence due to lack of training, and limited health infrastructure/facilities. Keywords: barrier; VCT; HIV/AIDS ABSTRAK Prevalensi HIV/AIDS semakin meningkat karena kurangnya kesadaran orang-orang untuk memanfaatkan atau mengakses layanan VCT terutama mereka dengan risiko tinggi. Banyak faktor yang mempengaruhi masyarakat maupun orang dengan risiko tinggi dalam mengakses layanan VCT. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk menggambarkan tentang hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaan program VCT. Metode penelitian adalah literature review dari database elektronik seperti Google Scholar, PubMed, dan Science Direct. Kata kunci pencarian antara lain menggunakan kata kunci barrier, Voluntary Counselling and Testing, dan VCT HIV. Terpilih 9 artikel yang dipublikasi tahun 2018 sampai 2020. Hasil penelitian dari semua artikel, diperoleh bahwa hambatan-hambatan dalam pelaksanaan VCT yaitu berupa kurangnya pengetahuan, rasa takut, dan malu jika melakukan tes HIV, kesulitan dalam berkomunikasi karena memiliki gangguan pendengaran sehingga informasi yang diterima pun kurang, stigma dari masyarakat serta petugas kesehatan, hambatan jam operasional layanan VCT yang terbatas, kurangnya jumlah staf sebagai pelaksana program, kompetensi yang terbatas karena kurang mengikuti pelatihan, serta infrastruktur/fasilitas kesehatan yang terbatas. Kata Kunci: hambatan; VCT; HIV/AIDS


2019 ◽  
Vol 14 (3) ◽  
pp. 262-266
Author(s):  
Rika Kurnia Kandacong ◽  
Samsualam Samsualam ◽  
Andi Surahman Batara

Salah satu upaya dalam strategi nasional penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2010-2014 adalah program pelayanan konseling dan testing HIV sukarela (Voluntary Counselling and Testing-VCT) (KPA, 2010). Jumlah orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) semakin meningkat sehinggah kebutuhan terhadap layanan kesehatan juga semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi, mengkaji dan menganalisis secara mendalam tentang perilaku pasien HIV/AIDS terhadap pemanfaatan pelayanan Voluntary Counseling and Testing ( VCT)  dan analisis strategi pemanfaatan pelayanan VCT (Voluntary Conseling And Testing) di Rumah Sakit Labuang Baji. Jenis Penelitian ini adalah penelitian Kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah 2 orang konselor VCT, Kepala Ruangan VCT, dan 5 Pasien HIV/AIDS. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan pasien HIV/AIDS terhadap pemanfaatan pelayanan VCT sudah baik, Motivasi pasien HIV/AIDS terhadap pemanfaatan pelayanan VCT adalah karena adanya risiko terkena HIV/AIDS. Dukungan keluarga terhadap pemanfaatan pelayanan VCT pada pasien HIV/AIDS sudah baik, Strategi dilakukan petugas kesehatan agar pasien HIV/AIDS mau memanfaatkan pelayanan VCT yang ada di Rumah Sakit adalah melakukan Screening pada semua pasien yang dirawat di Rumah sakit Labuang Baji dengan mengajak pasien yang berisiko untuk ikut konseling secara privasi dan rahasia, Sarana dan Prasarana tehadap pemanfaatan pelayanan VCT di Rumah Sakit Labuang Baji sudah cukup lengkap namun belum maksimal, jumlah konselor yang melayani masih kurang apalagi di lihat dari peningkatan pasien HIV/AIDS yang datang berobat.


2005 ◽  
Vol 16 (8) ◽  
pp. 553-555 ◽  
Author(s):  
K E Bharucha ◽  
J Sastry ◽  
A Shrotri ◽  
S Sutar ◽  
A Joshi ◽  
...  

Factors affecting the eligibility and acceptability of voluntary counselling and rapid HIV testing (VCT) were examined among pregnant women presenting in labour in Pune, India. Of the 6702 total women appearing at the delivery room from April 2001 to March 2002, 4638 (69%) were admitted for normal delivery. The remaining women presented with obstetrical complications, delivered immediately or were detected to be in false labour. Overall, 2818 (61%) of the admitted women had been previously tested for HIV during their pregnancy. If previously seen in the hospital's affiliated antenatal clinic, the likelihood of being previously tested was 89%, in contrast to 27% of women having prenatal care elsewhere. Of the admitted women, 3436 (74.3%) were assessed for their eligibility for rapid HIV VCT in the delivery room. Only 1322 (38%) of these women were found to be in early labour and without severe pain or complications, and therefore eligible for rapid HIV screening in the delivery room (DR). Of those 1322 eligible women, only 582 (44%) consented and were tested for HIV, of whom nine (1.6%) were found to be HIV-infected. Of the 1674 women arriving in the DR with no evidence of previous HIV testing, through this DR screening programme, we identified four women with HIV who could now benefit from treatment with ART. Given the high rates of HIV testing in the antenatal clinic at this site and the challenges inherent to conducting DR screening, alternatives such as post-partum testing should be considered to help reduce maternal to infant transmission in this population.


2018 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 101
Author(s):  
Cahyo Nugroho ◽  
Tanjung Anitasari Indah Kusumaningrum

Latar Belakang: Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2017, Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL) merupakan kelompok risiko HIV tertinggi. Voluntary Counselling and Testing (VCT) merupakan salah satu strategi deteksi dini HIV dan sebagai pintu masuk ke seluruh layanan kesehatan HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku pemanfaatan Klinik VCT oleh LSL di Sukoharjo.   Metode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus terhadap lima LSL sebagai informan utama yang rutin dan tidak pernah tes HIV.  Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam kepada informan utama dan dua informan triangulasi terdiri dari satu orang Peer Educator dan satu orang Koordinator Lapangan.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh informan sudah pernah melakukan VCT walaupun dengan mandatory melalui perkumpulan LSL, namun hanya empat orang yang melakukannya secara rutin. Faktor-faktor yang menjadi penyebab informan rutin dalam melakukan VCT setiap 3 bulan adalah persepsi kerentanan yang besar, persepsi keseriusan yang tinggi, persepsi manfaat tes yang cukup besar, persepsi hambatan terhadap tes yang rendah, serta cukup banyaknya isyarat untuk bertindak yang terpapar kepada informan dan tingginya persepsi kemampuan diri untuk tes. Tetapi bila didalami lagi banyaknya isyarat bertindak yang dialami informan terutama adalah contoh yang diperlihatkan oleh teman sebaya. Sedangkan bagi informan yang tidak melakukan VCT secara rutin penyebabnya adalah rendahnya kemampuan diri untuk tes. Sehingga peneliti menyarankan kepada petugas perlu peer educator yang rajin untuk memotivasi kelompoknya untuk melakukan tes dan memberikan informasi yang lebih lengkap terhadap dampak penularan HIV kepada LSL dan pasangannya untuk mencegah penularan serta mengurangi stigma dan diskriminasi oleh petugas kesehatan dalam layanan kesehatan.Kata Kunci: HIV/AIDS, Lelaki Seks dengan Lelaki, tes HIV, persepsi, HBM


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document