Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES (Journal of Health Research Forikes Voice)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

162
(FIVE YEARS 159)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Forum Ilmiah Kesehatan - Forikes

2502-7778, 2086-3098

Author(s):  
Isnah Ariyanti ◽  
Riri Maria ◽  
Masfuri Masfuri

Hemodialysis patients were mostly physically inactive and their functional capacity had been reduced, even though exercise could improve physical fitness, aerobic capacity, quality of life, decrease depressive symptoms and include dialysis adequacy (measured as Kt/V). A lower Kt/V value means that the patient had inadequate HD, can lead to increased hospitalization time and costs, increased morbidity and mortality and should therefore be avoided. This study aims to determine the application of intradialytic exercise to hemodialysis adequacy. The method used in this study was literature review with electronic searches on 4 online databases: Wiley Online, Sciencedirect, clinical key and EBSCOhost (Medline and CINAHL plus). The keywords used were "Intradialytic Exercise", "Intradialytic Training", "Hemodialysis Adequacy", "Urea reduction" and "Kt / V". The criteria for the articles chosen in this paper: full text, published in 2015-2020 and in English. Selected articles were assessed for quality using an evaluation table. From the search results and assessed for quality, there were 7 articles. The results showed that the application of intradialytic exercise improves hemodialysis adequacy, quality of life, physical fitness, lowers blood pressure, and had an effect on the mental of hemodialysis patients. In its application, it needs support from staff and hospital organizations so that it could be carried out optimally without neglecting other important tasks. The type of exercise most widely used was aerobic exercise. This exercise did not require special tools like other types of exercises. Easy to implement and did not cause side effects, so it is recommended as a type of exercise that can be applied. Keywords: intradialytic exercise; hemodialysis adequacy ABSTRAK Pasien hemodialisis sebagian besar tidak aktif secara fisik dan kapasitas fungsionalnya telah berkurang padahal olahraga/latihan dapat meningkatan kebugaran fisik, kapasitas aerobik, kualitas hidup, berkurangnya gejala depresi dan termasuk adekuasi dialisis (diukur sebagai Kt/V). Nilai Kt/V yang lebih rendah berarti HD yang dijalani pasien tidak memadai, dapat menyebabkan peningkatan waktu rawat inap dan biaya, peningkatan morbiditas serta mortalitas dan karena itu harus dihindari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan latihan intradialitik terhadap adekuasi hemodialisis. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah literatur review dengan pencarian elektronik pada 4 database online yaitu: Wiley Online, Sciencedirect, clinical key dan EBSCOhost (Medline dan CINAHL plus). Kata kunci yang digunakan “Intradialytic Exercise”, “Intradialytic Training”, “Hemodialysis Adequacy”, “Urea reduction” dan “Kt/V”. Kriteria artikel yang dipilih dalam penulisan ini adalah full text, dipublikasi tahun 2015-2020 dan berbahasa Inggris. Artikel terpilih dilakukan penilaian kualitas menggunakan tabel evaluasi. Dari hasil pencarian dan penilaian kualitas didapatkan sebanyak 7 artikel. Didapatkan hasil bahwa penerapan latihan intradialitik meningkatkan adekuasi hemodialisis, kualitas hidup, kebugaran fisik, menurunkan tekanan darah, dan berefek pada mental pasien hemodialisis. Pada penerapannya perlu dukungan dari staf dan organisasi rumah sakit sehingga dapat dilaksanakan secara maksimal tanpa mengabaikan tugas penting lainnya. Jenis latihan yang paling banyak digunakan yaitu latihan aerobik. Latihan ini tidak membutuhkan alat khusus seperti jenis latihan lain. Mudah dilaksanakan dan tidak menimbulkan efek samping, sehingga direkomendasikan sebagai jenis latihan yang dapat diterapkan. Kata kunci: latihan intradialitik; adekuasi hemodialisis


Author(s):  
Dewiyanti Toding ◽  
Masfuri Masfuri ◽  
Sri Yona

The prevalency of hemodialysis patient with depression was high but only a few of patients who experienced the symptoms of the depression were diagnosed and treated. Therefore, the study and treatment of depression is one of the highest priorities in health care in the hemodialysis unit. Although psychological therapy has been widely implemented in hemodialysis patients who were depressed, the effectiveness from psychological therapy particularly applied to hemodialysis patients in Indonesia has not been certainty. This article was intended to assess the effectiveness of psychological therapy on a decline in depression levels in hemodialysis patients. The study of the article was a literature study obtained through data retrieval on four online databases of Pubmed, Ebsco, Cocharane and Scopus with the inclusion criteria have randomized control trial (RCT) designs, full text, published in 2015-2020, and in English. In the search, there were 219 articles found later in the review on abstract according to the research purpose that followed 8 selected articles after quality assessment using Critical Appraisal Skills Programme guide. The 4 types of psychological therapy were cognitive behavioral therapy, psychoeducation, hemodialysis self-management and hope therapy are potentially applied in Indonesia. These modifications and combinations of interventions could be suggested as to further research to improve th effectivities of phisicological therapy on hemodyalisis patients who were depressed. Keywords: cognitive behavioral therapy; hemodialysis; hemodialysis self-management; hope therapy; intervention; psychoeducation ABSTRAK Prevalensi pasien hemodialisis yang mengalami depresi masih tinggi tetapi hanya sebagian kecil yang gejala depresinya didiagnosis dan ditangani. Oleh karena itu, kajian dan penanganan terhadap depresi merupakan salah satu prioritas utama dalam pelayanan kesehatan di unit hemodialisis. Meskipun terapi psikologis telah banyak digunakan pada pasien hemodialisis yang mengalami depresi, tetapi belum ada kepastian efektifitas dari terapi psikologis terutama untuk bisa diterapkan pada pasien hemodialisis di Indonesia. Artikel ini bertujuan untuk menilai efektifitas terapi psikologis terhadap penurunan tingkat depresi pada pasien hemodialisis. Penelitian artikel ini mengunakan kajian literatur yang diperoleh melalui pencarian pada 4 database online yaitu Pubmed, EBSCO, Cocharane dan Scopus dengan kriteria inklusi memiliki desain Randomized Control Trial (RCT), full text, dipublikasi tahun 2015-2020, dan berbahasa Inggris. Dalam pencarian ditemukan ada 219 artikel, kemudian di telaah yang sesuai dengan tujuan penelitian dan selanjutnya diperoleh 8 artikel terpilih setelah dilakukan penilain kualitas dengan menggunakan panduan Critical Appraisal Skills Programme (CASP). 4 jenis terapi psikologis yaitu cognitive behavioral therapy, psychoeducation, hemodialysis self- management dan hope therapy berpotensi untuk diterapkan di Indonesia. Modifikasi dan kombinasi dari berbagai intervensi ini disarankan untuk dilakukan pada penelitian selanjutnya untuk lebih meningkatkan efektivitas terapi psikologis pada pasien hemodialisis yang mengalami depresi. Kata kunci: cognitive behavioral therapy; hemodialisis; hemodialysis self-management; hope therapy; intervensi; psychoeducation


Author(s):  
Aco Mursid ◽  
Elly L. Sjattar ◽  
Rosyidah Arafat

Reports of patient safety incidence at health service provider have yet been optimized. Report rates are still low and health service providers were facing obstacles in reporting incidents. Therefore, the purpose of this study was to identify obstacles in reporting patient safety incidents. A literature review was the method of choice in this study. Literature sources were obtained from the Pubmed and Ebsco Medline databases based on inclusion criteria. Based on the literature search results that have been done, we get as many as six (n = 6) articles. The obstacles that were found in reporting incidents are the negatif impact felt by the reporter, the lack of time in reporting incidents, lack of feedback, certain types of incidents reported, lack of knowledge, incidence reports were not considered as obligation, lack of clarity on who should report, lack of anonymity, and reporting system that has yet been optimized. Meanwhile, the ways to overcome these obstacles are improving and increasing report rates, giving feedback, increasing anonymity and secrecy, as well as giving the reward, education, and training for incident reports. As conclusion, obstacles in reporting incidence surely can hinder patient safety and therefore need to be resolved. Commitment from policy maker were necessary in improving patient’s safety incident reporting system. Keywords: obstacles; incidence report; patient safety ABSTRAK Pelaporan insiden keselamatan pasien di pelayanan kesehatan saat ini belum optimal. Tingkat pelaporan masih rendah, petugas kesehatan masih merasakan kendala dalam melaporkan kejadian. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hambatan dalam pelaporan insiden keselamatan pasien. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah literature review. Sumber literatur didapatkan dari basis data Pubmed dan Ebsco Medline berdasarkan kriteria inklusi. Berdasarkan hasil pencarian literatur yang telah dilakukan, kami mendapatkan sebanyak enam (n=6) artikel. Hambatan pelaporan insiden yang ditemukan dalam penelitian ini adalah adanya dampak negatif yang dirasakan oleh pelapor, kurangnya waktu melaporkan insiden, kurangnya umpan balik, jenis insiden tertentu yang dilaporkan, kurangnya pengetahuan, pelaporan tidak dianggap sebagai kewajiban, kurangnya kejelasan tentang siapa yang harus melaporkan, kurangnya anonimitas, dan sistem pelaporan yang belum optimal. Sedangkan cara mengatasi hambatan atau fasilitator pelaporan insiden adalah mengembangkan dan meningkatkan sistem pelaporan, memberikan umpan balik, meningkatkan anonimitas dan kerahasiaan, serta memberikan penghargaan, pendidikan dan pelatihan tentang sistem pelaporan insiden. Sebagai kesimpulan, hambatan dalam melaporkan insiden tentunya menghambat peningkatan keselamatan pasien sehingga diperlukan upaya untuk mengatasinya. Komitmen para pembuat kebijakan memainkan peran penting dalam meningkatkan sistem pelaporan insiden keselamatan pasien. Kata kunci: hambatan; pelaporan insiden; keselamatan pasien


Author(s):  
Risyda Zakiyah Hanim ◽  
Tuti Herawati

Ulcus diabeticum is the most common complication that results in death. Diabetic foot currently reach 40 to 60 million people in patients diagnosed with diabetes mellitus. This article was a mobile-health systematic review in preventing diabetic foot injuries. The search sources were Scopus, Science Direct, PubMed, ProQuest, Ebscohost and Sage published from 2015 to 2020 with the search keywords of "diabetes mellitus", "ulcus diabetic", "foot ulcer", "diabetic wound", "prevention", "mhealth", "telehealth ", " telemedicine", and "telenursing". The results show that there were four components in preventing diabetes wounds, namely monitoring foot temperature, foot images, directed guidance and virtual consultation. Mhealth has a positive impact on the prevention of diabetes mellitus wounds so that mHealth can be applied to prevent the incidence of diabetic wounds. Keywords: m-health; prevention; diabetic wounds ABSTRAK Ulkus diabeticum merupakan komplikasi yang paling banyak mengakibatkan kematian. Kaki diabetik saat ini mencapai 40 hingga 60 juta jiwa pada pasien yang terdiagnosa diabetes mellitus. Artikel ini merupakan systematic review mobile-health dalam mencegah luka kaki diabetik. Sumber pencarian adalah Scopus, Science Direct, PubMed, ProQuest, Ebscohost dan Sage yang diterbitkan dari 2015 hingga 2020 dengan kata kunci pencarian "diabetes mellitus", "ulcus diabetic", "foot ulcer", "diabetic wound" "prevention", "mhealth", "telehealth", "telemedicine", dan "telenursing". Hasil menunjukkan terdapat empat komponen dalam pencegahan luka diabetes yakni monitoring suhu kaki, gambar kaki, panduan terarah dan konsultasi virtual. mhealth berdampak positif pada pencegahan luka diabetes mellitus sehingga mHealth dapat memungkinkan untuk diterapkan untuk mencegah kejadian luka diabetes. Kata kunci: mhealth; pencegahan; luka diabetes


Author(s):  
Ni Ketut Mendri ◽  
Atik Badi'ah

One of the nurse's functions is to provide toilet training to children. This study aims to analyze the effect of toileting training on mother's knowledge in toilet training for toddlers at PAUD Arrahman and Lare Angon Yogyakarta. This type of research is experimental with pretest - posttest design with control group. The sample was selected using a random sampling technique that met the criteria, namely mothers who have toddlers in PAUD in the Gamping District, Sleman, Yogyakarta. The first observation was carried out to measure the mother's knowledge about toilet training for toddlers before being given training and the second observation was carried out to measure knowledge after being given training. The difference in knowledge between before and after the intervention was analyzed using the Wilcoxon test, while the difference in knowledge between the intervention group and the control group was analyzed using the Mann Whitney-U test. The results showed that there was a difference in the increase in mother's knowledge about toilet training for toddlers between the experimental group and the control group (p = 0.000). Furthermore, it was concluded that toileting training using pocket books was effective for increasing mother's knowledge in toilet training for toddlers at PAUD Arrahman and Lare Angon Yogyakarta. Keywords: toileting; toilet training; toddlers; mother's knowledge ABSTRAK Salah satu fungsi perawat adalah memberikan pembelajaran toilet training kepada anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pelatihan toileting terhadap pengetahuan ibu dalam toilet training anak toddler di PAUD Arrahman dan Lare Angon Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan pretest - posttest with control group. Sampel dipilih dengan teknik random sampling yang memenuhi kriteria yaitu ibu yang mempunyai anak toddler di PAUD di wilayah Kecamatan Gamping, Sleman, Yogyakarta. Observasi pertama dilakukan untuk mengukur pengetahuan ibu tentang toilet training anak toddler sebelum diberikan pelatihan dan observasi kedua dilakukan untuk mengukur pengetahuan sesudah diberikan pelatihan. Perbedaan pengetahuan antara sebelum dan sesudah intervensi dianalisis menggunakan Wilcoxon test, sedangkan perbedaan pengetahuan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dianalisis menggunakan Mann Whitney-U test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan peningkatan pengetahuan ibu tentang toilet training anak toddler antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (p = 0,000). Selanjutnya disimpulkan bahwa pelatihan toileting menggunakan buku saku efektif untuk meningkatkan pengetahuan ibu dalam toilet training anak toddler di PAUD Arrahman dan Lare Angon Yogyakarta. Kata kunci: toileting; toilet training; anak toddler; pengetahuan ibu


Author(s):  
Dona Sartika ◽  
Agus Setiawan

Breastfeeding positively impacts both infants and mothers, but the rate of exclusive breastfeeding throughout the world is still low. One of these needs to be improved by implementing peer counseling for nursing mothers. This study aims to determine the benefits of peer counseling to mothers and exclusive breastfeeding. The method used was systematic literature study with descriptive analysis. Articles obtained from online databases namely Emarald insight, EBSCOhost, PubMed, sciencedirect, Wiley and Google scholar with a publication from 2016 to 2020. This study identified 43 articles and 12 met the inclusion criteria. The article consisted of quantitative research, (n = 8), qualitative research, (n = 3) and 1 article was a report article, 10 articles showed the positive impact of peer counseling on exclusive breastfeeding and maternal social support, 1 article was no impact on exclusive breastfeeding, 1 article needed further evaluation. Most research showed the positive impact of peer support on exclusive breastfeeding and maternal social support. This result was one of the important considerations in an effort to increase exclusive breastfeeding and social support for mothers. Keywords: breastfeeding; exclusive breastfeeding; peer counselling; peer support ABSTRAK Menyusui memberikan dampak positif baik bagi bayi maupun ibu, namun angka pemberian ASI eksklusif di seluruh dunia masih rendah. Hal ini perlu ditingkatkan salah satunya dengan menerapkan konseling sebaya untuk ibu menyusui. Studi ini bertujuan untuk mengetahui manfaat konseling sebaya terhadap ibu dan ASI eksklusif. Metode yang digunakan yaitu studi literatur tersistematis dengan analisis deskriptif. Artikel diperoleh dari online database yaitu Emarald insight, EBSCOhost, PubMed, sciencedirect, Wiley dan Google scholar dengan tahun terbit dari 2016 hingga 2020. Studi ini mengidentifikasi 43 artikel dan 12 memenuhi kriteria inklusi. Artikel terdiri dari penelitian kuantitatif, (n=8), penelitian kualitatif, (n=3) dan 1 artikel merupakan report article, 10 artikel menunjukkan dampak positif konseling sebaya terhadap ASI eksklusif dan dukungan sosial ibu, 1 artikel tidak berdampak terhadap ASI eksklusif, 1 artikel perlu evaluasi lebih lanjut. Sebagian besar penelitian menunjukkan dampak positif dukungan sebaya terhadap ASI eksklusif dan dukungan sosial ibu. Hasil ini menjadi salah satu pertimbangan penting dalam upaya meningkatnya pemberian ASI eksklusif serta dukungan sosial bagi ibu. Kata kunci: ASI eksklusif; dukungan sebaya; konseling sebaya; menyusui


Author(s):  
Yanti Nopita ◽  
Susmiati Susmiati ◽  
Emil Huraini

Hemodialysis is a kidney replacement therapy for clients with chronic renal failure. Hemodialysis therapy helps the client's survival, but on the other hand the client will experience various problems including psychosocial problems, which ultimately affect the client's quality of life. Self Help Group is a social support therapy and the Mobile Messaging Apps (WhatsApp) application can be used in Self Help Group. The purpose of this study was to determine the effect of implementing a combination of Self Help Group and the use of Mobile Messaging Apps on the quality of life of clients with chronic kidney failure. The research design was quasy experiment with pre and post test design with control group, the sampling technique was simple random sampling. The research sample consisted of 42 people, consisting of 21 respondents in the control group and 21 in the intervention group. The test results showed the effect of implementing a combination of Self Help Group and the use of Mobile Messaging Apps on the quality of life of clients with p value < 0.05. It is recommended that Self Help Group and the use of WhatsApp be implemented as part of nursing interventions in nursing care. Keywords: mobile messaging apps; quality of life; self help group ABSTRAK Hemodialisa merupakan salah satu terapi pengganti ginjal bagi klien gagal ginjal kronik. Terapi hemodialisa membantu kelangsungan hidup klien, namun di sisi lain klien akan mengalami berbagai masalah termasuk masalah psikososial, yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas hidup klien. Self Help Group adalah salah satu terapi dukungan sosial dan aplikasi Mobile Messaging Apps (WhatsApp) aplikasi yang dapat digunakan dalam Self Help Group. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan kombinasi Self Help Group dan penggunaan Mobile Messaging Apps terhadap kualitas hidup klien gagal ginjal kronik. Desain penelitian yang digunakan yaitu quasy experiment dengan rancangan pre and post test with control group, teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Sampel penelitian berjumlah 42 orang terdiri dari 21 responden kelompok kontrol dan 21 kelompok intervensi. Hasil uji menunjukkan adanya pengaruh penerapan kombinasi Self Help Group dan penggunaan Mobile Messaging Apps terhadap kualitas hidup klien dengan p value < 0,05. Direkomendasikan Self Help Group dan penggunaan WhatsApp diterapkan sebagai bagian intervensi keperawatan dalam asuhan keperawatan. Kata kunci: mobile messaging apps; kualitas hidup; self help group


Author(s):  
Tri Sakti Widyaningsih ◽  
Tamrin Tamrin

Background: Given the importance of early childhood education in child growth and development, the role of child caregivers in the school area community needs to conduct research on how management provides good stimulation when children enter pre-school age by providing an overview of the effectiveness of early childhood education (PAUD) on interaction ability Children Social at RA Islamic Tunas Bangsa 4 Semarang City. Methods: This study aims to determine the effectiveness of Early Childhood Education (PAUD) on the Social Interaction Ability of Children in RA Islamic Tunas Bangsa 4 Semarang City. The type of research used was quantitative with non-experimental used a cross-sectional design where the researcher seeks to analyze the effectiveness of children's social interaction skills assessed through the snake and ladder game intervention between groups of children who have attended PAUD and children who do not participate in PAUD in RA Islamic Tunas Bangsa 4 Semarang City by involving all children who fall into the criteria, according to the needs of the researcher. The population in this study were 57 children at kindergarten (TK A) in RA Islamic Tunas Bangsa 4 Semarang City. The sample in this study were members of the population who met the inclusion and exclusion criteria of the study sample, as many as 36 children. Results: The study used the Chi Square analysis test and statistically the p value was 0.001 (<0.05). Conclusion: The conclusion in this study is that H0 is rejected Ha is accepted, there are differences in the social interaction of children who attend PAUD and do not participate in PAUD in RA Islamic Tunas Bangsa 4 Semarang City. Suggestion: So that teachers can be creative in using game tools that function to develop the social interaction skills of students in RA Islamic Tunas Bangsa 4 Semarang City. Keywords: social interaction skills; early childhood education ABSTRAK Latar Belakang: Mengingat pentingnya pendidikan Usia Dini dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, maka peran perawat anak di komunitas area sekolah perlu melakukan penelitian bagaimana cara manajemen memberikan stimulasi yang baik ketika anak memasuki usia pra sekolah dengan memberikan gambaran tentang Efektifitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial Anak Di RA Islamic Tunas Bangsa 4 Kota Semarang. Metode: Penelitian ini bertujuan mengetahui Efektifitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial Anak Di RA Islamic Tunas Bangsa 4 Kota Semarang. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode non eksperimental (observasional) dengan menggunakan rancangan cross sectional dimana peneliti berupaya untuk menganalisis efektifitas kemampuan interaksi sosial anak yang dinilai melalui intervensi permainan ular tangga antara kelompok anak yang sudah pernah mengikuti PAUD dan anak yang tidak mengikuti PAUD di RA Islamic Tunas Bangsa 4 Kota Semarang dengan cara melibatkan semua anak yang masuk dalam kriteria, sesuai kebutuhan peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah anak yang duduk pada usia taman kanak-kanak (TK A) di RA Islamic Tunas Bangsa 4 Kota Semarang sejumlah 57 anak. Sampel dalam penelitian ini adalah anggota populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sampel penelitian, sebanyak 36 anak. Hasil: Penelitian menggunakan uji analisis Chi Square dan secara statistik didapatkan nilai p-value = 0,001 (<0,05). Kesimpulan :Kesimpulan dalam penelitian ini adalah H0 ditolak Ha diterima, ada perbedaan interaksi sosial anak yang mengikuti PAUD dan tidak mengikut PAUD di RA Islamic Tunas Bangsa 4 Kota Semarang. Saran: Agar guru dapat berkreasi dalam menggunakan alat permainan yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan interaksi sosial peserta didik di RA Islamic Tunas Bangsa 4 Kota Semarang. Kata Kunci: kemampuan interaksi sosial; pendidikan anak usia dini


Author(s):  
Khambali Khambali ◽  
Rachmaniyah Rachmaniyah ◽  
Fitri Rokhmalia

Ecotourism or Nature Tourism is a tourism activity that is responsible for unspoiled areas that are managed according to natural rules, with the aim of enjoying the beauty of nature which involves elements of education, understanding and support for efforts to conserve nature and increase income and welfare. The development of ecotourism in the form of sustainable tourism villages based on community empowerment is an effort to include the role of the community in tourism village activities known as "Community Based Development". The purpose of this program was to improve environmental health and insight in the field of environmental health and improve the quality of life of the community, especially the people of Wonorejo Village, Rungkut District, Surabaya City. Community service activities carried out in Mangrove Ecotourism were environmental conservation in the form of reforestation by planting trees and mangroves. Planting 3000 mangrove plants in the sea, providing plant seeds involving the Surabaya City Plantation and Park Service. Furthermore, it is recommended to conduct research on Pb levels, soil conditions and various types of plants to determine phytoremediation using plants. It is also necessary to periodically evaluate the function of mangroves that have been planted. Keywords: ecotourism; mangroves; environmental conservation ABSTRAK Ekowisata atau Wisata Alam adalah kegiatan pariwisata yang bertanggung jawab atas kawasan yang masih alami yang dikelola sesuai kaidah alam, dengan tujuan menikmati keindahan alam yang melibatkan unsur edukasi, pemahaman dan dukungan bagi upaya pelestarian alam serta peningkatan pendapatan dan kesejahteraan. Pengembangan ekowisata berupa desa wisata secara berkelanjutan berbasis pemberdayaan masyarakat merupakan upaya memasukkan peran masyarakat dalam kegiatan desa wisata yang dikenal dengan istilah “Community Based Development”. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kesehatan lingkungan dan wawasan dalam bidang kesehatan lingkungan serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat khususnya masyarakat Desa Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan dalam Ekowisata Mangrove yaitu pelestarian lingkungan berupa reboisasi dengan penanaman pohon dan mangrove. Penanaman 3000 tanaman mangrove di laut, pemberian bibit tanaman melibatkan Dinas Perkebunan dan Pertamanan Kota Surabaya. Selanjutnya direkomendasikan penelitian tentang uji kadar Pb, kondisi lahan dan berbagai jenis tumbuhan untuk menentukan fitoremediasi menggunakan tumbuhan. Diperlukan juga evaluasi secara berkala terhadap fungsi mangrove yang telah ditanam. Kata kunci: ekowisata; mangrove; konservasi lingkungan


Author(s):  
Tri Wahyuni Ismoyowati ◽  
Bernadeta Kristanti ◽  
Brilian Yudistira Nugraha ◽  
Theresia Rini Yuwanti

Acute Myocardial Infarction (AMI) is also known as a heart attack, coronary occlusion, or just coronary, which is a life-threatening condition characterized by the formation of local necrotic areas within the myocardium. One that is very influential on the psychological state of patients with heart problems that will be able to change the coping patterns of patients in dealing with the disease and live their lives is the emergence of anxiety. This paper is a literature review / literature review from several data bases namely Google Schoolar, ScienceDirect, NCBI and PubMed. Search articles are limited from 2010 to 2020. The author uses the keywords "anxiety" and "Acute myocardial infarction / Myocardial infarction". The results of the research from four data bases obtained 102 articles 43 from Indonesian language articles and 59 English articles. Based on the facts that occur in the condition of patients with AMI, anxiety is one of the conditions that can cause changes in physical, or psychological. Anxiety that appears can have a negative effect on the success of treatment and treatment, it is necessary to have appropriate pharmacological and nonpharmacological therapy. Non-pharmacological therapy, namely psychological therapy and complementary therapy. Complementary therapy has been recognized and accepted as a form of nursing care. The results of the analysis of several studies showed that independent nursing interventions that were proven effective in reducing anxiety were by giving aromatherapy namely aromatherapy Geranium, Lemon, and Lavender. Aromatherapy is a method that uses essential oils to improve physical and emotional health. Aroma therapy has a positive effect because it is known that a fresh, fragrant aroma stimulates sensory, receptors and ultimately affects other organs so that it can have a powerful effect on emotions. The results of this study can be considered giving nursing interventions to reduce anxiety in AMI patients by giving aromatherapy Keywords: anxiety; acute myocardial infarction; aromatherapy ABSTRAK Acute Myocardial Infarction (AMI) juga di kenal sebagai serangan jantung, oklusi koroner, atau hanya koroner, yang merupakan kondisi mengancam jiwa yang ditandai dengan pembentukan area nekrotik lokal di dalam miokardium. Salah satu yang sangat berpengaruh pada keadaan psikologis pasien dengan gangguan jantung sehingga akan dapat merubah pola koping pasien dalam menghadapi penyakit maupun menjalani hidupnya adalah timbulnya kecemasan. Tulisan ini merupakan tinjauan literatur/literature review dari beberapa data base yaitu Google schoolar, ScienceDirect, NCBI dan PubMed. Penelusuran artikel dibatasi dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2020. Penulis menggunakan kata kunci “kecemasan” dan “akut miokard infark/ miokard infark”. Hasil penelitian dari empat data base diperoleh 102 artikel 43 dari artikel bahasa Indonesi dan 59 artikel Bahasa Inggris. Berdasarkan fakta-fakta yang terjadi pada kondisi pasien dengan AMI, kecemasan merupakan salah satu keadaan yang dapat menimbulkan adanya perubahan keadaan fisik, maupun psikologis. Kecemasan yang muncul dapat memberikan efek negatif bagi keberhasilan perawatan dan pengobatan, maka diperlukan terapi farmakologi maupun non-farmakologi yang tepat. Terapi non farmakologi yaitu terapi psikologis dan terapi komplementer. Terapi komplementer telah diakui dan diterima sebagai bentuk asuhan keperawatan. Hasil analisis beberapa penelitian menunujukkan intervensi keperawatan mandiri yang terbukti efektif menurunkan kecemasan adalah dengan pemberian aromaterapi yaitu aromaterapi Geranium, Lemon, dan Lavender. Aromaterapi adalah metode yang menggunakan minyak atsiri untuk meningkatkan kesehatan fisik dan emosi. Aroma terapi mempunyai efek positif karena diketahui bahwa aroma yang segar, harum merangsang sensori, reseptor dan pada akhirnya mempengaruhi organ yang lainnya sehingga dapat menimbulkan efek kuat terhadap emosi. Hasil studi ini dapat dipertimbangkan pemberian intervensi keperawatan untuk menurunkan kecemasan pada pasien AMI dengan pemberian aromaterapi Kata kunci: kecemasan; akut miokard infark; aromaterapi


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document