scholarly journals Penggunaan QR Code Berbasis Kriptografi Algoritma AES (Advanced Encryption Standard) Untuk Administrasi Rekam Medis

2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 20-27
Author(s):  
Ferdiansyah Ferdiansyah ◽  
Asep Id Hadiana ◽  
Fajri Rakhmat Umbara

Data Administrasi dalam kesehatan dapat mengandung beberapa informasi penting, seperti identitas pasien, dokter, bahkan fasilitas kesehatan. Kemanan data diperlukan untuk menjaga kerahasiaan dan mencegah pihak yang tidak berwenang menyalahgunakan data tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab gap yang ada dengan Penggunaan QR Code mengamankan Kemudian QR Code tersebut dibagian Dokumen untuk Manajemen Administrasi. Pada penelitian ini, pesan data Informasi rahasia disematkan ke QR code berbasis Kriptografi dengan menggunakan Metode AES Advanced Encyrption Standard. QR code akan memperbaiki kesalahan yang dihasilkan prosedur penyematan rahasia ke dalam dokumen, kemudian QR code dapat memvalidasi untuk menampilkan data. Penulis melakukan pengujian dengan menggunakan metode brute force dan Pengujian AES untuk memastikan keamanan Aplikasi ini berjalan sebagaimana mestinya dalam mengamankan data tersebut. Hasil dari penelitian ini adalah QR code dapat mengamankan dokumen data Administrasi Rekam Medis dengan menggunakan metode AES. Dengan ini diharapkan dapat mengurangi potensi kebocoran data Administrasi Rekam Medis secara signifikan. Kesimpulan dari Penulis telah menyajikan pendekatan untuk mengamankan data menggunakan teknologi menyimpan yang digunakan untuk otentikasi saat melakukan request data administrasi. Penggunaan metode keamanan AES Advanced Encyrption Standard ini memberikan keuntungan dalam penggunaan yang mudah dan penggunaan sumber daya yang efisien

JNANALOKA ◽  
2020 ◽  
pp. 11-23
Author(s):  
Emy Setyaningsih

Seiring dengan peningkatan kemampuan perangkat mobile terutama media penyimpanan yang ukurannya semakin besar, memungkinkan pengguna menyimpan file dokumen penting ke perangkat mobile. File dokumen rahasia tersebut menjadi sangat rentan untuk diketahui, diam- bil atau bahkan dimanipulasi dan disalahgunakan oleh pihak lain yang tidak berhak mengakses perangkat mobile tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan aplikasi berbasis Android yang dapat melindungi file dokumen agar tidak dapat dibaca oleh orang lain. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk melindungi file dokumen tersebut dari serangan pihak yang tidak bertanggung jawab adalah metode kriptografi. Algoritme kriptografi yang paling sering digunakan untuk mengamankan dokumen dalam bentuk teks adalah algoritme Advanced Encryption Standard (AES). Penelitian ini berhasil membangun aplikasi pengamanan file dokumen dengan format pe- nyimpanan *.pdf, *.doc, *.ppt dan *.xls menggunakan algoritme AES berbasis Android. Aplikasi yang dibangun memiliki kelebihan pada penggunaan kunci AES yang selalu berbeda untuk pro- ses enkripsi, sehingga lebih aman terhadap serangan brute-force. Penelitian ini juga melakukan perbandingan kinerja dari AES-128, AES-192 dan AES-256 berdasarkan kecepatan proses enkri- psi dan dekripsi. Berdasarkan pengujian yang dilakukan, kecepatan waktu enkripsi dan dekripsi tidak dipengaruhi oleh jenis format penyimpanan file, namun dipengaruhi oleh ukuran file dan ukuran kuncinya. Semakin besar ukuran file asli (plainteks) maka semakin besar pula kebutuhan waktu prosesnya. Proses enkripsi dan dekripsi menggunakan panjang kunci 128 bit juga membu- tuhkan waktu paling cepat dibandingkan menggunakan panjang kunci 256 bit. Hasil pengujian menggunakan uji analisis histogram, memperlihatkan histogram dari cipherteks relatif rata yang menunjukkan algoritme kriptografi AES aman terhadap statistical attack. Hasil ini menunjukkan bahwa aplikasi berbasis Android untuk keamanan dokumen menggunakan algoritme AES yang dibangun memiliki keamanan cukup tinggi serta cepat proses enkripsi dan dekripsinya.


2020 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 65
Author(s):  
Rio Sudrajat Puji Sutan ◽  
Antonius Cahya Prihandoko ◽  
Diksy Media Firmansyah

Serpent dan Twofish merupakan algoritma kriptografi yang menduduki peringkat kedua dan ketiga dalam kompetisi Advanced Encryption Standard (AES). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui algoritma mana yang lebih unggul dalam proses enkripsi dan dekripsi suatu file, serta keamanan kedua algoritma dalam menahan serangan brute force. Sebagai simulasi, enkripsi dan dekripsi kedua algoritma akan diterapkan pada dataset World Bank Projects and Operations. Sebelum enkripsi, file dataset yang digunakan akan dibagi menjadi beberapa file-file sampel berdasarkan jumlah kolom data. Kemudian file-file sampel yang sudah dienkripsi akan didekripsi dengan serangan brute force. Pada pengujian pertama, untuk kunci 128 bit, kecepatan rata-rata untuk enkripsi dan dekripsi Twofish 35% dan 43% lebih tinggi daripada Serpent. Pada kunci 192 bit, kecepatan rata-rata untuk enkripsi dan dekripsi Twofish 40% dan 48% lebih tinggi daripada Serpent. Pada kunci 256 bit, kecepatan rata-rata untuk enkripsi dan dekripsi Twofish 42% dan 48% lebih tinggi daripada Serpent. Pengujian kedua menunjukkan bahwa kecepatan serangan brute force tidak terpengaruh oleh ukuran kunci. Kecepatan rata- rata serangan brute force pada Twofish 56% lebih tinggi daripada Serpent. Meski dengan perbedaan kecepatan serangan yang tinggi, mendekripsi file yang dienkripsi oleh Twofish tetap memerlukan waktu berabad-abad. Hal ini disebabkan oleh kombinasi kunci yang banyak sekali bahkan pada kunci 128-bit. Secara keseluruhan, Twofish lebih unggul daripada Serpent tanpa mengorbankan sisi keamanan Twofish terhadap serangan brute force.


Author(s):  
Taufan Abdurrachman ◽  
Bernard Renaldy Suteja

Currently, Indonesian government is changing the government system into an Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) or often heard as e-government. With this change in the government system, it has an impact on various sector of life. One of many sectors is construction service sector. LPJK as a non-structural institution under Ministry of Public Works and Public Housing issued a letter to the construction services association regarding the development of integrated application with SIKI LPJK. LPJK and OSS institutions has implemented digital signatures on business entity licensing document. Construction service associations has responded to develop of these regulations by creating an association information system application that implements digital signatures. This research was conducted to apply an digital signatures to the validation of the Membership Card using the secure hash algorithm (SHA) and advanced encryption standard (AES) methods generated through the association information system. This application generates an digital signatures which is implemented with QR Code. The existence of this application is expected to be a form of support for the government which is making changes to the government system.


2020 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 43-52
Author(s):  
Adiat Pariddudin ◽  
Fatih Syauqi

Tiket merupakan suatu dokumen yang sangat penting dalam suatu acara (event travel) karena tiket menentukan apakah seseorang memiliki akses untuk memasuki acara tersebut atau tidak. Kesederhanaan sistem verifikasi tiket online ini, banyak disalahgunakan untuk mendapatkan akses masuk ke dalam acara dengan bebas. Tidak adanya proses identifikasi dan validasi tiket pada data yang dimiliki oleh penyelengara acara membuat kecurangan dapat terjadi setiap saat. Dari permasalahan yang ada, maka dilakukan penelitian dengan memanfaatkan QR code dan menggunakan Algoritma Kriptografi AES (Advanced Encryption Standard) sebagai tiket masuk event dengan memperhitungkan tingkat koreksi kesalahan. Dan memperbaharui sistem verifikasi tiket dengan sistem komputerisasi dengan mengganti bentuk fisik tiket menjadi QR code dan menerapkan Algoritma AES. Dengan menggunakan Aplikasi Verifikasi Pemesanan Tiket yang mengamankan data tiket, untuk mengurangi resiko penggandaan tiket karena tiket di enkripsi oleh algoritma AES dan setiap waktu yang sudah ditentukan kode tiket selalu berubah setiap 60 detik menjadikan duplikasi tiket tidak dapat dilakukan.


Author(s):  
Hind Ali Abdul Hasan ◽  
Safaa Maijd Mohammed ◽  
Noor Hayder Abdul Ameer

The increase number of eavesdropping or cracker to attack the information and hack the privacy of people. So, the essential issue is making system capable of ciphering information with rapid speed. Due to the advance in computer eavesdropping and cracker that made them to analysis the way of ciphering in rapid speed way. The development in the computer especially in the rapid processer in the last decade create the breaching of any system is a matter of time. Owing to most of breaching ways are based on analysis of system that requireы to be breached and to try brute force on that system to crack it. However, the lacking of influential processers that are capable of breaching system since earlier processors are limit to number of instructions. It can be done in second, which was not sufficient trying to break the system using brute force. In addition, the time required is far away from getting valuable messages in the time that needed. So, the research gives the focus on performing rapid system for ciphering the information rapidly and changing the ciphering every few milliseconds. The changing of ciphering in every millisecond helps system form preventing the eavesdropping and cracker from imposing brute force on the system and hacking the messages and images. The system that created is based on Advanced Encryption Standard (AES), which is it very best performing algorithm in ciphering and deciphering since it doesn’t need complex mathematical formula. The research is about designing system that capable of performing AES by using high processer designed on Field programmable gate Area (FPGA). The ciphering of AES using FPGA helps minimize the time required to cipher the information. Also, the research will focus on ciphering and deciphering of images by AES using FPGA


2018 ◽  
Vol 73 ◽  
pp. 13009
Author(s):  
Okfalisa ◽  
Novi Yanti ◽  
Wahyu Aidil Dita Surya ◽  
Amany Akhyar ◽  
A Ambarwati Frica

A certificate is an important document that its validity must be ascertained. Fraud over the originality of this document demands a high level of security to ensure that this document is genuine. The Digital Certificate Legalization system (DCL) can regulate and guarantee the mechanism of document validity procedure. By implementing AES and QR Code algorithm, the information contained in the photo-scan of the certificate can be authenticated. The results of the scan are encrypted by using the legalized code in AES Algorithm. The code will be translated using the QR Code and matched to the data contained in the server system. The system will confirm whether the certificate is original or not. In order to test the system, black box testing is applied for functionality check; capacity testing in terms of execution time and memory load of benchmark testing are also examined for system performance measurement. Finally, user response testing is conducted to identify the user acceptance towards the system. As the result, the implementation of AES and QR Code algorithm provides good performance, efficient, light, and fast execution responses (less than one second and less than one megabyte) in a legalized certification checking system.


JNANALOKA ◽  
2020 ◽  
pp. 11-23
Author(s):  
Emy Setyaningsih

Seiring dengan peningkatan kemampuan perangkat mobile terutama media penyimpanan yang ukurannya semakin besar, memungkinkan pengguna menyimpan file dokumen penting ke perangkat mobile. File dokumen rahasia tersebut menjadi sangat rentan untuk diketahui, diam- bil atau bahkan dimanipulasi dan disalahgunakan oleh pihak lain yang tidak berhak mengakses perangkat mobile tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan aplikasi berbasis Android yang dapat melindungi file dokumen agar tidak dapat dibaca oleh orang lain. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk melindungi file dokumen tersebut dari serangan pihak yang tidak bertanggung jawab adalah metode kriptografi. Algoritme kriptografi yang paling sering digunakan untuk mengamankan dokumen dalam bentuk teks adalah algoritme Advanced Encryption Standard (AES). Penelitian ini berhasil membangun aplikasi pengamanan file dokumen dengan format pe- nyimpanan *.pdf, *.doc, *.ppt dan *.xls menggunakan algoritme AES berbasis Android. Aplikasi yang dibangun memiliki kelebihan pada penggunaan kunci AES yang selalu berbeda untuk pro- ses enkripsi, sehingga lebih aman terhadap serangan brute-force. Penelitian ini juga melakukan perbandingan kinerja dari AES-128, AES-192 dan AES-256 berdasarkan kecepatan proses enkri- psi dan dekripsi. Berdasarkan pengujian yang dilakukan, kecepatan waktu enkripsi dan dekripsi tidak dipengaruhi oleh jenis format penyimpanan file, namun dipengaruhi oleh ukuran file dan ukuran kuncinya. Semakin besar ukuran file asli (plainteks) maka semakin besar pula kebutuhan waktu prosesnya. Proses enkripsi dan dekripsi menggunakan panjang kunci 128 bit juga membu- tuhkan waktu paling cepat dibandingkan menggunakan panjang kunci 256 bit. Hasil pengujian menggunakan uji analisis histogram, memperlihatkan histogram dari cipherteks relatif rata yang menunjukkan algoritme kriptografi AES aman terhadap statistical attack. Hasil ini menunjukkan bahwa aplikasi berbasis Android untuk keamanan dokumen menggunakan algoritme AES yang dibangun memiliki keamanan cukup tinggi serta cepat proses enkripsi dan dekripsinya.


2020 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 153
Author(s):  
Intan Fitriani ◽  
Aryo Baskoro Utomo

Along with the development of technology, Short Message Service (SMS) has begun to be used to communicate between someone and the system in an agency. But in some cases, the security of messages sent through the SMS application has not been well protected. To improve data security and confidentiality, cryptographic algorithms with Advanced Encryption Standard (AES) can be done. The method used is the Waterfall method. AES encryption testing is done by comparing the manual calculations and the results of the encryption on the system. Blackbox test, CrackStation test, and Avalanche Effect (AE) test were also carried out. Brute force test results using CrackStation software that ciphertext cannot be solved. And in the avalanche effect (AE) test, the AE value of each 128-bit AES key is 44.53%, 192-bit is 48.44%, and 256-bit is 56.25%. Therefore, 192-bit and 256-bit AES keys are recommended for use because AE values are in the range of 45% - 60%.


Author(s):  
Yujiang Jin ◽  
Guohua Wen ◽  
Zhongcheng Wu
Keyword(s):  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document