scholarly journals MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 11-20
Author(s):  
Nur Fitri Lestari ◽  
Nanang Supriadi ◽  
Siska Andriani

Pada penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif menggunakan jenis eksperimen quasy eksperimen design dan desain pretest-posttest control design. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik SMP Negeri 5 Natar dan sampel penelitian diambil dengan teknik random sampling sehingga didapatkan sampel penelitian kelas VIII E sebagai kelas eksperimen 1, kelas VIII C sebagai kelas eksperimen 2, dan kelas VIII D sebagai kelas kontrol. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh penerapan Model Pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) melalui Pendekatan Problem Based Learning (PBL) terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik. Hasil menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik pada kelas yang diterapkan Model Pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) melalui Pendekatan Problem Based Learning (PBL) lebih baik dari kemampuan pemecahan masalah matematisnya yang diterapkan Model Pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) dan Model Pembelajaran Konvensional.

Author(s):  
Jeffrey R. Raker ◽  
Amber J. Dood ◽  
Shalini Srinivasan ◽  
Kristen L. Murphy

Pedagogies of engagement (i.e., Peer-Led Teaming Learning, Problem-Based Learning, and Process-Oriented Guided Inquiry Learning) are active learning approaches used in postsecondary chemistry courses. In this study, we use data from a national survey of postsecondary chemistry instructors in the United States to estimate use of three pedagogies in the course for which the instructor feels they have the most control. We found that 16.6% of these faculties report they are implementing Peer-Led Team Learning (PLTL), 10.6% report implementing Problem-Based Learning (PBL), and 10.7% report implementing Process-Oriented Guided-Inquiry Learning (POGIL). We compare use of select teaching practices and other active learning strategies with implementation of PLTL, PBL, and POGIL. Additionally, we use items from the survey to understand course, institution, and instructor characteristics associated with use. Key findings include that lower-level courses and courses with large enrollments are the most likely places for PLTL to be implemented and that instructors who are not on the tenure track are more likely to implement PLTL and POGIL than tenured/tenure-track instructors. Instructors who report implementing PLTL and PBL have more student-centered beliefs about teaching and learning, while instructors who report implementing POGIL have more teacher-centered beliefs about learning, albeit all with small effect sizes. Implications are offered for how instructors, researchers, developers and disseminators of these pedagogies can use our results to inform their practices and efforts.


2021 ◽  
Vol 5 (4) ◽  
pp. 2521-2529
Author(s):  
Setyani Wijaya ◽  
Sri Lestari Handayani

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi kalor dan perpindahannya. Penelitian ini dilakukan di SD Angkasa 4 tahun ajaran 2020/2021 pada semester genap. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain control group pre-test post-test. Populasi dalam penelitian ini sejumlah 81 siswa dan sampel untuk kelas eksperimen 26 siswa dan kelas kontrol 27 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan menggunakan random sampling. Dalam perhitungan dibantu dengan bantuan SPSS versi 26 for windows. Teknik analisis data uji hipotesis menggunakan uji-t Independent T-Tes dari pengolahan data didapatkan hasil sebesar Asymp.(2-tailed) < α = 5% yaitu 0,010 < 0,05 sehingga dapat diketahui bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Process Oriented Guided Inquary Learning (POGIL) terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Angkasa 4 pada materi kalor dan perpindahannya.


2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 102
Author(s):  
Ida Madyani ◽  
Haryono Haryono ◽  
Suryadi Budi Utomo

<p>Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran IBL dan POGIL;  (2) mengetahui perbedaan prestasi belajar pada siswa yang memiliki keterampilan proses tinggi dan keterampilan proses rendah; dan (3) interaksi antara model pembelajaran IBL dan POGIL dengan keterampilan proses terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Sampel terdiri dari 2 kelas yang diambil menggunakan teknik <em>cluster random sampling. </em>Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu tes tertulis, tes keterampilan proses, angket untuk penilaian afektif, dan observasi keterampilan praktikum untuk penilaian psikomotor. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Analisis Varian (Anava) dua jalan dengan desain faktorial 2x2. Statistik uji menggunakan GLM (<em>General Linier Model</em>) yang terdapat dalam <em>software</em> SPSS 21 dengan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil penelitian pada materi larutan penyangga kelas XI IPA SMA Negeri Kebakkramat tahun pelajaran 2016/2017 dapat disimpulkan : 1) Terdapat perbedaan prestasi belajar siswa pada aspek kognitif dan afektif menggunakan model pembelajaran <em>Inquiry Based Learning </em>(IBL) dan <em>Process Oriented Guided Inquiry Learning </em>(POGIL) sedangkan psikomotor tidak; (2) Terdapat perbedaan prestasi belajar siswa pada aspek afektif dan psikomotor pada siswa yang memiliki keterampilan proses tinggi dan keterampilan proses rendah, sedangkan kognitif tidak; dan (3) Terdapat interaksi antara model pembelajaran <em>Inquiry Based Learning </em>(IBL) dan <em>Process Oriented Guided Inquiry Learning </em>(POGIL) dengan keterampilan proses siswa terhadap prestasi belajar siswa aspek psikomotor sedangkan aspek kognitif dan afektif tidak. </p>


Curricula ◽  
2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 101
Author(s):  
Adelia Alfama Zamista

<p>Kognitif diartikan sebagai potensi intelektual, lebih jelasnya kemampuan kognitif diartikan sebagai kemampuan yang dapat diamati dari aktivitas mental untuk memperoleh pengetahuan melalui pengalaman sendiri. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di STT Dumai diketahui bahwa belum tersedia bahan ajar yang memfasilitasi mahasiswa untuk membangun pengetahuannya sendiri. Maka pada penelitian ini dilakukan pengembangan dan penerapan modul fisika berbasis model pembelajaran <em>process oriented guided inquiry learning </em>(POGIL) untuk meningkatkan kemampuan kognitif mahasiswa. Model pengembangan yang digunakan pada penelitian ini adalah model ADDIE yang terdiri dari tahapan analysis, <em>design, development, implementation, and evaluation. </em>Untuk melihat peningkatan kemampuan kognitif mahasiswa pada tahap <em>implementation </em>model ADDIE dilakukan <em>pre experiment</em> dengan <em>one group</em> <em>pretest-posttest design</em>, dan sampel penelitian dipilih menggunakan metode <em>simple random sampling</em>. Instrumen penelitian yang digunakan untuk menyelidiki peningkatan kemampuan kognitif mahasiswa adalah  tes. Pengolahan data kemampuan kognitif dilakukan dengan menghitung rata-rata gain yang dinormalisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatakan kemampuan kognitif mahasiswa yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata gain yang dinormalisasi sebesar 0,62 pada kategori sedang.</p>


2017 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 127-136
Author(s):  
Adam Malik ◽  
Vita Oktaviani ◽  
Wahyuni Handayani ◽  
Muhammad Minan Chusni

Abstract This study aims to determine the implementation of learning using Process Oriented Guided Inquiry Learning model (POGIL) and the influence of application of POGIL learning model to the critical thinking skills of students. The method used in this research was pre-experimental design, with the one-group pretest-posttest design. The sample of this research was class X MIA E which amounted to 36 people selected by using simple random sampling technique. The results showing the average of all teacher activity of meetings was 88.88% and 87.04% for the students' activities were in the very good category. In addition, there was an increase in the critical thinking skills of students on the static fluid concept of 0.61 which was included in the medium category. Thus, POGIL learning model can be used as an alternative in improving students' critical thinking skills on the static fluid concept. Keywords: POGIL, critical thinking skills, static fluid Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) dan pengaruh penerapan model pembelajaran POGIL terhadap keterampilan berpikir kritis peserta didik. Metode dalam penelitian ini menggunakan pre-experimental design, dengan desain one-group pretest-posttest. Sampel penelitian ini yaitu kelas X MIA E yang berjumlah 36 orang yang dipilih dengan menggunakan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata seluruh pertemuan aktivitas guru sebesar 88,88% dan aktivitas peserta didik 87,04% yang termasuk pada kategori sangat baik. Selain itu, terdapat peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik pada materi fluida statis sebesar 0,61 yang termasuk pada kategori sedang. Dengan demikian, model pembelajaran POGIL dapat dijadikan sebagai alternatif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik pada materi fluida statis. Kata-kata Kunci: POGIL, keterampilan berpikir kritis, fluida statis


Author(s):  
Maria Erna ◽  
R. Usman Rery ◽  
Wiji Astuti ◽  
Sulismayati

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran Termokimia melalui penerapan strategi Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) (POGIL) di kelas 11 SMAN 8 Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan One Group Pretest-Posttest Design yang diadakan di SMAN 8 Pekanbaru pada tahun akademik 2017/2018. Objek penelitian adalah XI MIA 1 yang terdiri dari 32 siswa. Pengumpulan data siswa menggunakan teknik tes pretest dan posttest. Keberhasilan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa ditunjukkan oleh peningkatan kriteria berpikir kritis dari hasil pretest dan posttest yang menganalisis persentase skor berpikir kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa. Siswa mengalami peningkatan dari kategori berpikir kritis sangat rendah ke kategori sangat tinggi dengan persentase 15,625%, dari kategori rendah ke kategori sangat tinggi adalah 40,625%, dari kategori rata-rata ke kategori sangat tinggi adalah 9,375%, dari kategori sangat rendah hingga kategori tinggi adalah 12,5%, dan dari kategori rendah ke kategori tinggi adalah 21,875%. Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran Termokimia di SMAN 8 Pekanbaru.   The research was held to determine the improvement of student’s critical thinking ability on Thermochemistry subject through implementation of Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) strategy at 11th Grade of SMAN 8 Pekanbaru. This research used One Group Pretest-Posttest Design which held in SMAN 8 Pekanbaru at academic year of 2017/2018. The object of research is XI MIA 1 that consist of 32 students. The data collection of students used test technique which are pretest and posttest. The success of learning in improvement of student’s critical thinking ability is showed by improvement of criteria of critical thinking from pretest and posttest results that analyzed the score percentage of critical thinking. The result of research showed that there was an improvement of student’s critical thinking ability. The students have an increase from the very low category of critical thinking to very high category with percentage of 15,625%, from low category to very high category is 40,625%, from average category to very high category is 9,375%, from very low category to high category is 12,5%, and from low category to high category is 21,875%. Based on data analyze, it can be concluded that implementation of Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) strategy is able to improve student’s critical thinking ability on Thermochemistry subject at SMAN 8 Pekanbaru.


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 17
Author(s):  
Nia Junita Yusuf ◽  
Herdini Herdini ◽  
Radjawali Usman Rery

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar peserta didik dengan penerapan strategi process oriented guided inquiry learning (POGIL) pada pokok bahasan senyawa hidrokarbon. Penelitian ini dijalankan di kelas XI SMA Negeri 10 Pekanbaru. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan desain penelitian randomized control group pretest-posttest. Instrumen penelitian berupa soal pilihan ganda materi senyawa hidrokarbon yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya (r = 0,953). Sampel dalam penelitian ini terdiri atas kelas eksperimen (n = 36) dan kelas kontrol (n = 35) sebagai kelas kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan penerapan strategi POGIL, sedangkan kelompok kontrol tanpa penerapan strategi POGIL. Analisa data dilakukan menggunakan uji-t pihak kanan. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh thitung > ttabel (3,07 ˃ 1,67) dengan α = 0,05, dk = 69 sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi POGIL dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada pokok bahasan senyawa hidrokarbon.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document