scholarly journals BEST PRACTISE MENINGKATKAN LITERASI TEKNOLOGI DAN SAIN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DENGAN PENDEKATAN STEM

2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 184-193
Author(s):  
ARI SATRIANA

Fisika adalah cabang ilmu pengetahuan terdiri dari beberapa konsep dasar berbagai fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Inegrasi ilmu fisika diharapkan menjadi fondasi dalam membangun bangsa menyongsong era Revolusi industri 4.0 yang mensyaratkan sumber daya manusia berkualitas dengan ketrampilan abad 21. Dalam pembelajaran fisika penguasaan pendekatan science, technology, engineering, and mathematic (STEM) menjadi sangat penting yang memungkinkan peserta didik mempelajari konsep akademik secara tepat dan berbasis pada masalah atau Problem-Based Learning (PjBL). Tujuan dibuatnya Best Practice penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan STEM adalah : 1) mendeskripsikan respon peserta didik, 2) mendeskripsikan peningkatan literasi teknologi dan literasi sain, dan 3) mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar Fisika peserta didik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan januari 2020 pada pembelajaran Fisika di kelas X Peminatan MIPA MAN 1 Yogyakarta. Pengumpulan data dengan metode teknik tes, observasi, angket, dokumentasi dan penilaian proyek/produk. Analisis data dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Rerata respon peserta didik sebesar 85% atau dengan kategori sangat baik, 2) Peningkatan rerata nilai literasi teknologi dari 41,93 menjadi 80,99 dan rerata literasi sain dari 53,52 menjadi 84,96, 3) Nilai rerata postes literasi teknologi sebesar 80,99 dan nilai rerata postes literasi sain sebesar 84,96 di mana nilai rerata hasil belajar ini melampaui nilai KKM (75). Dengan demikian, pembelajaran proyek berbasis masalah dengan pendekatan STEM dapat menunjukkan kepada peserta didik bagaimana konsep, prinsip, sains, teknologi, teknik, dan matematika digunakan secara terintegrasi untuk mengembangkan produk, proses, dan sistem yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, guru sebaiknya dapat merancang pembelajaran dengan langkah-langkah yang tepat sehingga pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Annisa Syafira ◽  
Effendi Effendi

Salah satu target dari Kurikulum 2013 adalah menciptakan peserta didik yang berguna, imajinatif, artistik dan amotif serta mempunyai andil dalam aktivitas masyarakat. Sejalan pada kurikulum 2013, kecakapan abad 21 juga menuntut peserta didik untuk memiliki kemampuan 4C yaitu critical thinking, creativity, communication and colaboration.  Hal tersebut dapat diwujudkan dengan menerapkan model pembelajaran berbasis penyelesaian masalah (PBL) dengan pendekatan STEM. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan LKPD terintegrasi STEM-PBL pada materi Hidrolisis Garam dan menentukan validitas dan kepraktisan LKPD yang dikembangkan. Jenis penelitian berupa Research and Development (RD) dengan menerapkan model 4D, yang meliputi empat tahap yaitu: tahap define, tahap design, tahap develop dan tahap disseminate. Penelitian ini dibatasi hingga tahap develop, tahap disseminate tidak dilaksanakan karena keterbatasan waktu. Instrumen penelitian berupa lembar validasi dan angket praktikalitas. Validitas dan juga kepraktisan data dianalisis menggunakan Formula Cappa Cohen. Berdasarkan hasil analisis angket validitas yang dilakukan oleh 5 orang validator didapatkan moment kappa (k) sejumlah 0,89 pada kategori kevalidan sangat tinggi. Hasil analisis uji praktikalitas terhadap 2 orang guru kimia diperoleh moment kappa (k) sejumlah 0,73 dengan kategori kepraktisan tinggi dan praktikalitas terhadap 9 orang peserta didik kelas XII sejumlah 0,92 pada kategori kepraktisan sangat tinggi. Hasil data mengungkapkan LKPD terintegrasi STEM-PBL valid dan praktis untuk digunakan dalam pembelajaran Kimia, terutama materi Hidrolisis Garam.



2021 ◽  
Author(s):  
Aji Sofanudin ◽  
rahmawati prihastuty ◽  
Nugroho Eko Atmanto

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktik terbaik pengelolaan madrasah di Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif studi kasus pada MI Wahid Hasyim Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan pada MI Wahid Hasyimterintegrasi dengan Ponpes Wahid Hasyim. Madrasah ini mengikuti seluruh kebijkaan yang diterapkan dinas pendidikan, kebijakan kantor kementerian agama, serta aturan Pondok Pesantren Wahid Hasyim. Rintisan MI Wahid Hasyim berdiri sejak tahun 1966, dengan nama MI Ma’arif Gaten di bawah pengelolaan LP Ma’arif. Tahun 1995 berubah menjadi MI Wahid Hasyim dibawah pengelolaan pesantren. Sejak tahun 2018 ruang belajar MI Wahid Hasyim berpindah dari pesantren, Jl Wahid Hasyim No 3 ke Gedung MI yang baru di Jl Cendrawasih No 1 Condongcatur menempati tanah desa. Jumlah siswa MI sebanyak 224 anak; sebagian mengikuti pembelajaran full day dan sebagian (sekitar 40 %) adalah mondok. Jumlah SDM pendidik dan tenaga kependidikan secara formal berjumlah 24 guru, tetapi secara faktual jumlahnya lebih banyak karena dibantu oleh para mahasantri PP Wahid Hasyim. Berdasarkan data dokumen diperoleh informasi bahwa pembelajaran pada MI Wahid Hasyim menggunakan STEAM (science, technology, engginering, art and mathematics) pada lintas ilmu yang dapat membentuk pola pikir logis dansistematis dalam rangka mencapai visi “moslem generation, future leader”



2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1-15
Author(s):  
ABDUL AZIS

Penelitian ini mempunyai tujuan meningkatkan pengembangan model pembelajaran dikelasterutama pendekatakan pembelajaran kontekstual berbantuan media rekaman audio visual.Penelitian Best Practice ini memberikan manfaat, antara lain bagi guru sebagai mediapeningkatan pengembangan model pembelajaran di kelas terutama pendekatakan pembelajaran kontekstual berbantuan media rekaman audio visual. Selain itu juga dapat menerapkan model pembelajaran yang tepat di kelas, mengingat karakteristik siswa yang bermacam-macam. Penelitian Best Practice ini juga memiliki manfaat bagi siswa, yaitu dapat meningkatkan apresiasi seni yang optimal pada mata pelajaran seni tari, dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar seni tari.. Metode penelitian ini adalah Best Pactice menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Subyek penelitian merupakan siswa kelas IXG sebanyak 29 siswa dan IXA sebanyak 32 SMP Negeri 1 Pecalungan Tahun Pelajaran 2019/2020. Bahan yang digunakan dalam Best Pactice ini adalah materi seni budaya (seni tari) kelas IX semester 2 tentang memeragakan tari kreasi. Hasil penelitian Best Practice bahwa materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas dan pembahasan), membuat siswa cenderung menghapalkan teori. Pembelajaran seni budaya (seni tari) Konsep Karya Tari yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak Problem Based Learning mengharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran. Pembelajaran seni budaya (seni tari) Konsep Karya Tari yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge. Setelah membaca, meringkas, mendiskusikan buku teks dan menyaksikan video tari Nusantara serta tari Mancanegara, siswa tidak hanya memahami pengetahuan konseptual dan pengetahuan prosedural, tetapi juga memahami konsep apresiasi dan berkarya tari. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis. Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Dalam pembelajaran ini pemahaman siswa tentang konsep karya tari benar-benar dibangun oleh siswa melalui pengamatan dan diskusi yang menuntut kemampuan siswa untuk berpikir kritis. Dengan menerapkan PBL, siswa tidak hanya belajar dari buku teks tulis, tetapi juga dari video serta diberikan kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari sumber lainnya.



2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 30-38
Author(s):  
EVY ALDIYAH

Kegiatan penyiapan peserta didik sebagai generasi yang berkualitas dapat dibentuk berlandaskan kompetensi intelektual, keterampilan proses, sikap ilmiah, keterampilan berkomunikasi dan kemampuan menulis karya ilmiah. Hal itu dapat diimplementasikan dengan keikutsertaan dalam ajang lomba penelitian. Sementara peran guru sebagai pembimbing dan pengarah sangat mendukung dalam menggali potensi yang dimiliki peserta didik. Tujuan dibuatnya best practice ini adalah mendeskripsikan pengalaman penulis membimbing peserta didik mengikuti lomba penelitian IPA  guna mengembangkan sikap ilmiah dan keterampilan proses peserta didik. Pelaksanaan pembimbingan peserta didik menggunakan pendekatan belajar metode Problem Based Learning. Pembimbingan dan mempersiapkan peserta didik mengikuti lomba penelitian ini layak dijadikan best practice ditinjau dari peningkatan  keterampilan proses dan sikap ilmiah  peserta didik. Penyusunan pelaksanaan kegiatan yang sistematis dan cermat menggunakan model belajar PBL tidak sekedar memenuhi target keikutsertaan lomba, tetapi juga sudah mengintegrasikan PPK, literasi dan kecakapan hidup abad 21 pada peserta didik, selain itu juga meningkatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis dan pemecahan masalah. Sebagai seorang guru tidak hanya memiliki kompetensi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas tetapi harus berani melakukan inovasi diluar konteks guru mengajar di kelas, sebagai contoh guru menjadi  pembimbing lomba penelitian peserta didik. Menjadi suatu kebanggaan tersendiri bila peserta didik yang menjadi bimbingan mencapai prestasi sesuai yang diharapkan bahkan melebihi ekspektasi, dimana kebanggaaan itu tidak hanya dirasakan oleh peserta didik dan guru pembimbingnya saja tetapi semua warga sekolah ikut merasakan kebanggaan itu.



2020 ◽  
Vol 9 (4) ◽  
pp. 147
Author(s):  
Yullya Erlina Eka Putri ◽  
Albertus Djoko Lesmono ◽  
Ismanto Ismanto

Abstract: This article discusses the learning outcomes of high school students using the Problem Based Learning (PBL) model with the STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematics) approach. The purpose of this article is to describe how student learning outcomes in the cognitive domain in learning physics at SMA Negeri 2 Jember using the PBL model with the STEM approach. This type of research uses true experiment research and the sample of this study is students of class X MIPA 6 in SMA Negeri 2 Jember. Data collected through the method of Student Worksheets (LKS) and tests. The instrument used in this study was a student learning achievement test in the form of a posttest. The data obtained were analyzed using the N-gain test in order to know the increase in student learning outcomes before and after using the PBL model with the STEM approach. The results of this study is the use of the PBL model with the STEM approach can improve student learning outcomes X MIPA 6 in SMA Negeri 2 Jember.



2019 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 51 ◽  
Author(s):  
Siti Jamal ◽  
Nor Ibrahim ◽  
Johari Surif

Concept cartoon teaching strategy have the potential to increase creativity and innovation as well as the students' interest in understanding concepts. It is considered as a method that encourages students to continue exploring the issues raised and seeking solutions. This concept cartoon lesson is very suitable to be applied in the field of Science, Technology, Engineering and Mathematics which is often regarded as an abstract and difficult field. Therefore, it is becoming a necessity to see how far the cartoon concept in learning has been implemented in schools. This systematic literature review analysis aims to focus on the similarities and differences such as the objective used, the methodology used and the findings of the study. The study article was selected through a database of various types of journals according to keywords. Keywords used in the search are Concept Cartoon AND comic AND Problem-based learning. The search has been limited between 2009 and 2017. A total of 9 studies have been selected to be analyzed based on the four steps in systematic literature review. The four steps included frame a question, run a search, read the abstract and tittle of individual papers and abstract information from selected set of final articles.  The results of the systematic literature review analysis can be concluded on recent research and previous research that cartoon concept teaching strategy is very effective in enhancing creative thinking as well as cultivating students' interest in Science, Technology, Engineering and Mathematics.



2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 40-48
Author(s):  
SUWARDI SUWARDI

Pendidikan indonesia masa kini dihadapakan berbagai masalah yaitu kualitas SDM yang dihasilkan dan Penggangguran tamatan. Pengangguran yang paling besar adalah lulusan SMK, berbagai macam dan cara dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu cara meningkatkan kualitas SDM dengan memberikan inovasi pada proses pembelajaran terutama pada bidang pembelajaran vokasi. Pembelajaran yang dapat diterapkan pada pendidikan vokasi adalah pembelajaran berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics). Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan lebih luas mengenai pembelajaran STEM sebagai pembaruan dalam proses pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Vokasi atau SMK.  Penelitian ini menggunakan metode kajian literatur terhadap referensi-referensi dan hasil-hasil penelitian yang relevan, yang dilanjutkan dengan diskusi-diskusi kelompok. Hasil dari penelitian ini adalah (1) pembelajaran STEM berhasil diterapkan di dalam maupun luar negeri; (2) Pembelajaran STEM dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan menumbuhkan kreativitas siswa; (3) Pembelajaran STEM dapat guru menyiapkan pembelajaran yang lebih menarik dan menantang; (4) Pembelajaran STEM dapat diintegrasikan dengan beberapa model pembelajaran seperti Project Based Learnig, Problem Based Learning maupun model pembelajaran kooperatif; (5) Pembelajaran  STEM  membuat siswa menatap masa depan lebih maksimal; (6) Pembelajaran STEM sangat cocok digunakan pada pembelajaran abad 21; (7) Pemberlajaran STEM dapat diterapkan dalam Era Merdeka Belajar.



Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document