scholarly journals Hakikat Pendidikan Sepanjang Hayat Untuk Ditanamkan Pada Siswa Sekolah Dasar

2021 ◽  
Vol 6 (02) ◽  
pp. 253-262
Author(s):  
Husaen Sudrajat ◽  
Risa Herlina Hariati
Keyword(s):  

Salah satu permasalahan yang ada dalam pembelajaran di sekolah berkenaan dengan pemahaman mengenai apa itu belajar menjadi salah satu sebab mengapa siswa merasa malas untuk belajar baik di rumah ataupun di sekolah. Satu masalah yang juga memberi andil terhadap penanaman konsep pendidikan sepanjang hayat pada diri siswa adalah kerap hilangnya kesadaran guru untuk menjadikan pribadinya sendiri sebagai pribadi yang memegang kuat konsep life long education. Rumusan masalah berupa bagaimana hakikat dari Pendidikan sepanjang hayat untuk menanamkan konsep long-life education pada anak sekolah dasar. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran hakikat Pendidikan sepanjang hayat dalam menanamkan konsep long-life education di sekolah dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitataif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini di lakukan pada sebuah sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukkan Pendidikan sepanjang hayat dalam konteks siswa memeliki dua makna, pertama proses pendidikan yang menitikberatkan pada motivasi anggota siswa untuk memperoleh pengalaman belajar secara berkelanjutan. Kedua, Pendidikan sepanjang hayat merupakan landasan yang kuat bagi program program pendidikan dalam siswa yang mengarah pada upaya untuk menumbuhkan masyarakat gemar belajar. Pendidikan sepanjang hayatmerupakan suatu prinsip yang menjadi dasar seluruh organisasi sistem pendidikan yang ada. Dengan kata lain pendidikan sepanjang hayat tidak mengenal batas kelembagaan dan program sistem pendidikan. Ketika seorang guru menginginkan siswanya menjadi seorang pembelajar sepanjanghayat (life long learnear). Hal yang harus pertama kali disadari dan dilakukan oleh guru itu adalah menjadikan dirinya seorang pembelajar sepanjang hayat.

2019 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 32
Author(s):  
Mohammad Kamaludin

Long life education have many mention that made us confused to separate between formal and non-formal education. It need to give clear explanation likely on concept, program and so on. This article simplify explore one by one and side by side anything that it was easier for anyone. Especially on concept, long life education must have a permanent understanding so that decreasing mistake interpretation. After agree on it, it may a program can be ordered based on field reality. Like a stepping stone, the program must be done on and on as long as alive. Someone may be not realized if their own was living in educational program. So the program is depend on time and selves as a subject education goal. Then by time, long life education can implies to school, social, institutions, individual, and anything matter connected with learning process.


Author(s):  
Tiago Cardoso ◽  
Pedro Pereira ◽  
Vitor Fernao Pires ◽  
Joao F. Martins

2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 67
Author(s):  
Murniati Murniati ◽  
Muhammad Muslim
Keyword(s):  

<p>Tugas utama tenaga pengajar di perguruan tinggi adalah melakukan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sesuai Tri Darma Perguruan Tinggi. Pembelajaran dan penelitian memiliki kaitan yang erat dan saling menunjang. Tenaga pengajar yang berkualitas selalu berkeinginan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang dilakukan secara terusmenerus. Perbaikan dalam pembelajaran menjadi tanggung jawab dosen dan usaha dalam memperbaikinya dapat dilakukan melalui penelitian dan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Penguasaan ilmu dapat diperoleh dengan bantuan bahan ajar sebagai sumber belajar yang sampai saat ini memiliki peranan penting untuk menunjang proses pembelajaran. Bahan ajar sebaiknya mampu memenuhi syarat sebagai bahan pembelajaran, karena bahan ajar memiliki fungsi strategis bagi proses belajar mengajar, ia dapat membantu dosen dan mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga dosen tidak terlalu banyak</p><p>menyajikan materi tetapi lebih banyak membimbing atau sebagai fasilitator. Disamping itu<br />bahan ajar dapat menggantikan sebagian peran dosen dan mendukung pembelajaran<br />individual. Dampak positifnya bagi mahasiswa, dapat mengurangi ketergantungan pada<br />dosen dan membiasakan belajar mandiri sesuai tingkat pendidikannya, hal ini juga<br />mendukung prinsip belajar sepanjang hayat (long life education).</p>


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 126
Author(s):  
Iswati Iswati
Keyword(s):  

Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara mendalam tentang Konsep “Long life Education” dan menganalisa kualitas hadits mahsyur tentang hal tersebut yang selama ini menjadi sumber dalam pendidikan Islam. Long Life Education, sebuah istilah yang mempunyai makna “Pendidikan Sepanjang Hidup” atau pendidikan seumur hidup. Istilah ini sejalan dengan adegium masyhur yang sering dikemukakan ahli hikmah yakni “Uthlubul ‘ilma minal Mahdi ilal lahdi” yang artinya “Tuntutlah ilmu mulai dari ayunan hingga ke liang lahat”. Apabila  ungkapan itu dimaknai secara literal maka akan didapat suatu pemahaman bahwa pendidikan manusia hanya terbatas dari mulai seseorang dilahirkan hingga kematiannya. Ini jelas kurang tepat, untuk itu harus dimaknai secara kontekstual bahwa pengertian ayunan harus dimaknai sebelum dilahirkan, tepatnya sejak masih dalam kandungan. Pemaknaan demikian tentu lebih sesuai dengan yang dikehendaki Islam. Sampai saat  ini banyak  hadits sangat mahsyur terkait motivasi pendidikan sepanjang hayat yang dijadikan rujukan dalam pendidikan Islam. Meskipun hadits tersebut sangat mashyur di dunia pendidikan Islam, alangkah lebih baik jika kita menganalisa tentang kualitas hadits tersebut.


Author(s):  
Adolfas Juodraitis ◽  
Liuda Radzevičienė

Problem of long life learning talking about educational and integration processes of mild mentally retarded adults in present economical situation face with new and unsolved problems. Changing labor market appreciates creativity and innovations and employers look for employees who can easily deal with difficult situations. It concerns certain mild mentally retarded adults, who have great problems in finding and then keeping their post. The aim of this research is to identify and define main characteristics and possibilities of long life education of mild mentally retarded adults and role of educator in these long term process.


2006 ◽  
Vol 14 (VII) ◽  
pp. 80-85
Author(s):  
Rosa Meriyana A

The advancement of information and communication technoloy has significant impacts into all aspects of human life including in education. The teachers and the text books are not the only learning resources for the student any more. As there are abundant informations available for students to meet their learning needs. The informations are presented in various media and easy to access. Teaching and learning process at the education institutions should be adjusted to the availability of learning resources. This article discussess Resource Based Learning (RBL) by clarifying the concept, describing how to implement of RBL and showing the example of RBL implementation in Indonesia. It concludes that RBL can solve a number of learning problems particularly in long life education. Therefore, as early as possible everybody should learn how to learn by using RBS.


2015 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1-14
Author(s):  
Syarifudin Syarifudin
Keyword(s):  

Untuk mencapai suatu tujuan pendidikan tidak bisa terlepas dari faktor-faktor yang saling berkaitan satu sama lain. Salah satunya adalah faktor lingkungan di mana lingkungan sendiri masih saling memberi pengaruh antara satu dengan lainnya. Lingkungan keluarga yang merupakan tempat pertama anak mendapat pendidikan diharapkan dapat membentuk aspek afektif (sikap metal dan moral). Lingkungan sekolah diharapkan dapat membentuk aspek kognitif (intelektual) dan lingkungan masyarakat diharapkan dapat membentuk aspek psikomotorik (skill/keterampilan) anak. Maka ketiga aspek tersebut ada dalam lingkungan pendidikan. Penyelenggaraan pendidikan adalah menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah, karena itu pendidikan berlangsung seumur hidup (long life education) dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan kita terdiri atas tiga bagian. Pertama, pendidikan informal (keluarga), formal (sekolah) dan nonformal (masyarakat). Sasaran yang ingin dicapai dari pendidikan kita adalah pembentukan aspek kognitif (intelektual), afektif (sikap mental atau moral) dan psikomotorik (skill/keterampilan). Idealnya, pembentukan aspek kognitif menjadi tugas dan tanggung jawab para pendidik (guru) di sekolah, pembentukan aspek efektif menjadi tugas dan tanggung jawab orang tua dan pembentukan aspek psikomotorik menjadi tugas dan tanggung jawab masyarakat (lembaga-lembaga kursus, dan sejenisnya). Kata Kunci: Problematika Pendidikan, Aspek Lingkungan


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document