Perspektif Ilmu Pendidikan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

273
(FIVE YEARS 51)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Negeri Jakarta

2581-2297, 1411-5255

2021 ◽  
Vol 35 (2) ◽  
pp. 160-166
Author(s):  
Erny Selfina Nggala Hambandima

DEVELOPING A CULTURALLY RESPONSIVE TEACHING (CRT) ON TEACHING DRAMA ( A COLLABORATION ON STUDENTS’ LOCAL STORY DRAMA PERFORM)                                                                           ESNHAbstract: This study is meant to investigate how lecturer develop a culturally responsive teaching on drama class especially students’ collaborative of local story drama perform. The problem of this research is formulated as how does the lecturer develop CRT on teaching drama? The study was stimulated by the writer’s interest to examine the CRT on a collaboration of 5th semester students’ local story drama performance by understanding the local story through drama teaching whereas nowadays teaching also touch about the local content.  The research subjects are 5th semester students from 3 different classes that the writer collaborate them in a collaboration team.  The writer randomly collaborate the students by means of getting them to adapt, cooperate and create their own acting to be more fearless, creative in front of the stage. A qualitative research was conducted by observing the students’ activity and watching the video documenting students’ performance. From the data result the writer found that the drama class based CRT are the students learn within the context of different culture, students being the center in teaching and learning process, students adjusted the learning with the group members and the teacher being the mediator to succeed the students’ project. The conclusion is the students enrich their knowledge of historical story from different ethnics as well as they authentically know the differences local story among them. The suggestions are the educators should convey the local content in teaching and learning process in class based culturally responsive teaching. Keywords: Developing, Culturally Responsive Teaching (CRT), Teaching Drama, Collaboration


2021 ◽  
Vol 35 (2) ◽  
pp. 105-113
Author(s):  
Wina Dhamayanti ◽  
Silvya Indraningtyas ◽  
Adji Sastrosupadi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara model pembelajaran luring dan model pembelajaran daring terhadap prestasi belajar siswa SD Metta School Surabaya. Desain yang digunakan dalam penelitian berbentuk eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang disebarkan kepada 44 siswa SD dari kelas III-VI dan dokumen berupa nilai raport siswa. Data yang telah diperoleh dari penyebaran angket kemudian dianalisis menggunakan skala likert dan diuji dengan menggunakan uji-z. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran luring dan model pembelajaran daring ada pengaruh terhadap prestasi belajar, jika ditinjau dari persen capaian sebesar 95% dan 79,75%. Selanjutnya berdasarkan uji-z diperoleh nilai signifikansi 6,827> , sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang sangat nyata pada model pembelajaran luring dan model pembelajaran daring terhadap prestasi belajar. Jadi, peran guru dalam proses pembelajaran sangat penting untuk memancing motivasi belajar anak. Hal tersebut, juga harus didorong oleh usaha peserta didik dalam kegiatan belajar, sehingga pengalaman yang diperolehnya dapat memberikan manfaat dalam belajar. Kata-kata Kunci: Luring, Daring, Prestasi Belajar   Abstract: The study aims to determine the difference in the effect of offline learning model and online learning model on student achievement at Metta School Surabaya Elementary School. The design used in this research is in the form of an experiment with a quantitative approach. The instrument used in this study was a questionnaire distributed to 44 elementary school students from grades III-VI and a document in the form of student report cards. Data obtained from questionnaire distribution and then analyzed using a Likert scale and tested using the z-test. The results of this study indicate that the offline learning model and online learning model have an influence on learning achievement, when viewed from the percentage of achievement of 95% and 79,75%. Furthermore, based on the z-test, a significance value of 6,827>  was obtained, so it can be concluded that there is a very significance effect on the offline learning model and online learning model on learning achievement. Keywords: Offline Learning Model, Online Learning Model, Learning  Achievement


2021 ◽  
Vol 35 (2) ◽  
pp. 140-148
Author(s):  
Sarah Adilah Wandansari ◽  
Hernawati

Abstrak: Peran belajar yang sangat beragam telah memberikan kemudahan dalam mengarungi kehidupan manusia. Tentu saja, belajar tidak dapat diperoleh dengan mudah, karena dibutuhkan berbagai unsur yang dapat mengakselerasi kesuksesan selama prosesnya. Hal ini yang setidaknya dapat terwujud dengan keberadaan curiosity. Para ilmuwan percaya bahwa curiosity dapat menciptakan suasana belajar yang lebih dinamis, seperti untuk melakukan eksplorasi mendalam dan menghindari kecukupan perolehan pengetahuan dasar saja. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman dari seluruh subjek yang terlibat dalam proses mengembangkan curiosity saat belajar. Dalam studi literatur akan banyak disajikan informasi mengenai empat dimensi dalam curiosity, diantaranya diversive curiosity, specific curiosity, perceptual curiosity, dan epistemic curiosity. Dari keempat dimensi ini, kajian terhadap epistemic curiosity menjadi titik kunci kesuksesan belajar dalam konteks akademik. Epistemic curiosity merupakan jenis curiosity berupa keinginan untuk memperoleh pengetahuan yang memotivasi peserta didik untuk mempelajari ide-ide baru, meminimalkan kesenjangan informasi, dan memecahkan masalah kompleks yang memerlukan pemikiran kritis. Walaupun belajar nyatanya tidak selalu melekat dengan sekolah dan akademik, tetapi dunia akademik yang menjadi fokus utama dalam hal ini menjadi sudut pandang yang melengkapi kajian epistemic curiosity. Bahkan berdasarkan penelusuran, epistemic curiosity adalah dimensi yang paling berperan dalam peningkatan prestasi peserta didik.  


2021 ◽  
Vol 35 (2) ◽  
pp. 167-174
Author(s):  
Wina Dhamayanti ◽  
Titik Hartini ◽  
Adji Sastrosupadi

STAB Kertajasa merupakan salah satu sekolah tinggi agama Buddha yang mempunyai dua jenis status dosen yaitu dosen berstatus pabbajita dan gharavāsa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kinerja dosen yang berstatus pabbajita dan gharavāsa. Desain penelitian yang digunakan adalah bentuk survei. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang disebar kepada 27 mahasiswa semester II dan 27 mahasiswa semester IV. Data ditabulasi dan dianalisis dengan menggunakan skala Likert dan uji-t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dosen semester II pada umumnya perolehan nilai kinerja dosen berstatus pabbajita lebih tinggi dibandingkan dengan gharavāsa. Perolehan nilai secara garis kontinum mengatakan dosen berstatus pabbajita mendapat kriteria SB (Sangat Baik), sedangkan yang berstatus gharavāsa berkisar B (Baik) sampai SB (Sangat Baik) dengan skor total dan persen capaian masing-masing dosen yaitu 1803 (89,04%) untuk dosen A, 1759 (86,86%) untuk dosen B, 1637 (80,84%) untuk dosen D, dan 1597 (77,96%) untuk dosen C. Dosen semester IV pada umumnya secara keseluruhan baik dosen berstatus pabbajita maupun gharavāsa mempunyai kinerja dengan kriteria SB (Sangat Baik) yang mempunyai skor total dan persen capaian yaitu 1901 (93,88%) untuk dosen E, 1759 (86,86%) untuk dosen F, 1642 (81,09%) untuk dosen G, dan 1812 (89,48%) untuk dosen H. Perbedaan kinerja antara dosen berstatus pabbajita dan gharavāsa semester II berada di daerah nyata dan dosen semester IV mempunyai perbedaan yang sangat nyata. Dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja dosen sehingga STAB Kertarajasa menjadi semakin baik dengan memiliki kualitas kinerja dosen yang baik.


2021 ◽  
Vol 35 (2) ◽  
pp. 149-159
Author(s):  
Wina Dhamayanti ◽  
Kadek Jaya Sumanggala ◽  
Adji Sastrosupadi

Abstrak Penelitian ini dilakukan berdasarkan nilai hasil belajar mahasiswa berupa IPK. Rendahnya hasil belajar dikarenakan beberapa faktor salah satunya faktor dari dalam diri. Self-management dapat mempengaruhi tinggi rendahnya nilai hasil belajar mahasiswa. Self-management merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh individu dalam mencapai tujuan yang dirumuskan dengan cara mengelola, mengatur, dan memaksimalkan potensinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat dan pengaruh Self-management terhadap prestasi belajar mahasiswa sāmaṇera/Aṭṭhasīlani dan reguler STAB Kertarajasa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Variabel penelitian ini meliputi Self-management (variabel bebas) dan prestas belajar (variabel terikat). Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berjumlah 28 orang. Metode pengambilan data yang digunakan adalah skala Self-management dan nilai Indeks Prestasi Komulatif. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan analisis Uji t dan skala likert. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Self-management berpengaruh sangat efektif terhadap prestasi belajar, jika ditinjau dari persen capaian sebesar 76%. Berdasarkan analisis uji t nilai IPK Sāmaṇera/Aṭṭhasīlani dan Reguler menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata antara IPK mahasiswa Sāmaṇera/Aṭṭhasīlani dengan reguler karena t hitung (2,564)  t 0,05 = 2,056  t 0,01 (=2,779). Hal ini karena Sāmaṇera/Aṭṭhasīlani memiliki disiplin yang lebih baik. Kata kunci: self-management, prestasi belajar, mahasiswa. Abstract This research was conducted based on the value of student learning outcomes in the form of GPA. The low learning outcomes are due to several factors, one of which is internal factors. Self-management can affect the high and low value of student learning outcomes. Self-management is an effort made by individuals in achieving the goals formulated by managing, regulating, and maximizing their potential. This study aims to determine the level and influence of self-management on student achievement sāmaṇera/Aṭṭhasīlani and regular STAB Kertarajasa. This research is a quantitative research. The variables of this study include self-management (independent variable) and learning achievement (dependent variable). The subjects in this study were 28 students. The data retrieval method used is the Self-management scale and the value of the Cumulative Achievement Index. The data analysis technique of this research used t test analysis and Likert scale. The results of this study indicate that self-management has a very effective effect on learning achievement, when viewed from the percentage of achievement of 76%. Based on the t-test analysis of Sāmaṇera/Aṭṭhasīlani and Regular GPA values, it shows that there is a significant difference between the GPA of Sāmaṇera/Aṭṭhasīlani students and regular students because t count (2.564) > t 0.05 = 2.056 < t 0.01 (=2.779). This is because Sāmaṇera/Aṭṭhasīlani have better discipline.     Keywords: self-management, learning achievement, students.


2021 ◽  
Vol 35 (2) ◽  
pp. 97-104
Author(s):  
Fitri Lestari Issom ◽  
Zulfa Nadia

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kebersyukuran dengan teacher well-being pada guru yang mengajar di sekolah dasar inklusi. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik analisis deskriptif dan analisis korelasi. Sampel dalam penelitian ini adalah 185 orang guru sekolah dasar inklusi yang didapat dengan teknik purposive sampling. Variabel kebersyukuran diukur dengan menggunakan The Gratitude Questionnaire-Six Item Form (GQ-6) yang dikembangkan oleh McCullough, Emmons, dan Tsang (2002) dan variabel teacher well-being diukur menggunakan Teacher Well-Being Scale (TWBS) yang dikembangkan oleh Collie et al., (2015). Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan ke arah positif kebersyukuran dengan teacher well-being pada guru yang mengajar di sekolah dasar inklusi. Hubungan positif antara kebersyukuran dengan teacher well-being diartikan sebagai semakin tinggi kebersyukuran maka akan semakin tinggi pula teacher well-being pada guru yang mengajar di sekolah dasar inklusi.


2021 ◽  
Vol 35 (2) ◽  
pp. 114-124
Author(s):  
Hilma Rahmatillah ◽  
Hartini Nara ◽  
Trisna Mulyeni

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahasa reseptif yang ditunjukkan oleh peserta didik autis-tunarungu. Subjek dalam penelitian ini adalah seorang peserta didik autis-tunarungu di SLB Kembar Karya Pembangunan II. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi selanjutnya analisis data di lapangan dilakukan dengan model Miles and Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik autis-tunarungu menunjukkan beberapa bahasa reseptif yang dimiliki. Hasil yang ditunjukkan seperti mampu menyamakan gambar, mengetahui kata benda, mampu mengelempokkan warna dan dapat mengikuti intruksi. Hasil ini menunjukkan bahwa peserta didik autis-tunarungu memiliki bahasa reseptif dan dapat mengembangkan kemampuan bahasa seperti bahasa reseptif dan ekspresif. Oleh sebab itu, orang tua dan guru perlu mengetahui kebutuhan dan kemampuan peserta didik autis-tunarungu sehingga dapat merancang kegiatan yang tepat dan memberikan pengajaran dan kegiatan yang sesuai agar peserta didik autis-tunarungu dapat mengembangkan kemampuan bahasa reseptif.


2021 ◽  
Vol 35 (2) ◽  
pp. 175-182
Author(s):  
Wiwin Herwina
Keyword(s):  

Abstrak: Pembelajaran berdiferensiasi merupakan usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan penyesuaian terhadap minat, profil belajar, kesiapan murid agar tercapai peningkatan hasil belajar.Melalui kegiatan pembelajaran berdiferensiasi, semua kebutuhan mereka terakomodir sesuai minat atau profil belajar yang mereka miliki.Pada kelas yang menerapkan pembelajaran diferensiasi, guru harus berpikir bahwa murid-murid memiliki kebutuhan belajar yang beragam dan berbeda satu dengan yang lainnya. Terdapat empat (4) komponen pembelajaran berdiferensiasi, yaitu: isi, proses, produk, dan lingkungan belajar. Pembelajaran berdiferensiasi mampu membantu murid mencapai hasil belajar optimal, karena produk yang akan mereka hasilkan sesuai minat mereka. Proses pembelajaran berdiferensiasi harus memberikan ruang yang luas kepada murid untuk mendemostrasikan apa-apa yang telah mereka pelajari. Produk yang dihasilkan oleh murid dapat disajikan dalam sebuah artikel, lagu, puisi, infografis, poster, video performance, video animasi atau bentuk lain sesuai keterampilan dan minat kelompok masing-masing.


2021 ◽  
Vol 35 (2) ◽  
pp. 125-129
Author(s):  
Wina Dhamayanti ◽  
Dendang Sutikno

Penelitian ini dilakukanberdasarkan nilai hasil belajar SMB Vihara Dhammapala tergolong rendah. Rendahnya hasil belajar dikarenakan beberapa faktor salah satunya model pembelajaran yang kurang efektif maka dari itu dengan adanya model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang di dalamnya terdapat beberapa kelompok peserta didik dengan level kemampuan akademik berbeda-beda yang kemudian bekerjasama untuk merealisasikan tujuan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar peserta didik Sekolah Minggu Vihara Dhammaphala. Desain yang digunakan dalam penelitian berbentukeksperimen dengan pendekatan kuantitaif. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, dokumen dan wawancara. Angket disebarkan kepada 20 peserta didik. Data yang telah diperoleh dari penyebaran angket dianalisis menggunakan skala likert dan hasil belajar pretest posttest dianalisii menggunakan uji t berpasangan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa model pembelajaran STAD berpengaruh sangat kuat terhadap hasil belajar agama Buddha, jika ditinjau dari persen capaian sebesar 91,75% kemudian dari jawaban evaluasi respon dengan skor total 1468 dan persen capaian 91,81%.  Selanjutnya berdasarkan uji t berpasangan nilai before dan after Sekolah Minggu Vihara Dhammaphala dengan skor 14,82 ternyata berpengaruh sangat nyata dengan selisih rata-rata 17,55. Maka model pembelajaran STAD sangat meningkatkan nilai hasi belajar SMB Vihara Dhammaphala.


2021 ◽  
Vol 35 (2) ◽  
pp. 130-139
Author(s):  
Trisniawati Trisniawati ◽  
Arina Aulia Niswatul Muniroh ◽  
Retno Utaminingsih

This research aimed to produced an interactive powerpoint as the proper media in thematic learning process for five graders. Proper means this research able to produce a product that can be used in the thematic learning process for five graders. The resulting product aimed to make a flexible learning media. This research was a kind of research and development based on the model developed by Borg and Gall. This research was done by steps: preliminary studies, planning, development of draft media product, validation, one on one trials, small group trials, revision II. The developed media was validated by a material expert and a media expert before conducted direct trials at school. Subject of this research was SD N Trenten 2, Candimulyo, Magelang Regency, Jawa Tengah. The trials were conducted to a teacher for one on one trials, and to four students for the small group trials. Instruments used to collect data were unstructured observation, unstructured interview, and questionnaire (material expert validation, media expert validation, and product trial questionnaire). The result of this research shows that material expert validation gets 4,38 belongs to the very good category. The result of media expert validation gets 3,56 belongs to the good category. The result of one on one trials gets 4,17 belongs to the good category. The result of small group trials gets 4,23 belongs to the very good category. Based on those results, thematic learning interactive powerpoint which is packaged in the form of an interactive CD proper to be used in the subtheme 1 theme 5 thematic learning process for five graders


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document