scholarly journals Landslide Susceptibility of Chittagong City, Bangladesh, and Development of Landslides Early Warning System

Author(s):  
Reshad Md. Ekram Ali ◽  
Lloyd Warren Tunbridge ◽  
Rajinder Kumar Bhasin ◽  
Salma Akter ◽  
Mohammad Zohir Uddin ◽  
...  
2018 ◽  
Vol 7 (12) ◽  
pp. 485 ◽  
Author(s):  
Bayes Ahmed ◽  
Md. Rahman ◽  
Rahenul Islam ◽  
Peter Sammonds ◽  
Chao Zhou ◽  
...  

This article aims to develop a Web-GIS based landslide early warning system (EWS) for the Chittagong Metropolitan Area (CMA), Bangladesh, where, in recent years, rainfall-induced landslides have caused great losses of lives and property. A method for combining static landslide susceptibility maps and rainfall thresholds is proposed by introducing a purposely-build hazard matrix. To begin with, eleven factor maps: soil permeability; surface geology; landcover; altitude; slope; aspect; distance to stream; fault line; hill cut; road cut; and drainage network along with a detailed landslide inventory map were produced. These maps were used, and four methods were applied: artificial neural network (ANN); multiple regressions; principal component analysis; and support vector machine to produce landslide susceptibility maps. After model validation, the ANN map was found best fitting and was classified into never warning, low, medium, and high susceptibility zones. Rainfall threshold analysis (1960–2017) revealed consecutive 5-day periods of rainfall of 71–282 mm could initiate landslides in CMA. Later, the threshold was classified into three rainfall rates: low rainfall (70–160 mm), medium rainfall (161–250 mm), and high rainfall (>250 mm). Each landslide was associated with a hazard class (no warning vs. warning state) based on the assumption that the higher the susceptibility, the lower the rainfall. Finally, the EWS was developed using various libraries and frameworks that is connected with a reliable online-based weather application programming interface. The system is publicly available, dynamic, and replicable to similar contexts and is able to disseminate alerts five days in advance via email notifications. The proposed EWS is novel and the first of its kind in Bangladesh, and can be applied to mitigate landslide disaster risks.


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 112
Author(s):  
Veronika Hutabarat ◽  
Enie Novieastari ◽  
Satinah Satinah

Salah satu faktor dalam meningkatkan penerapan keselamatan pasien adalah ketersediaan dan efektifitas prasarana dalam rumah sakit. Early warning system (EWS) merupakan prasarana dalam mendeteksi perubahan dini  kondisi pasien. Penatalaksanaan EWS masih kurang efektif karena parameter dan nilai rentang scorenya belum sesuai dengan kondisi pasien. Tujuan penulisan untuk mengidentifikasi efektifitas EWS dalam penerapan keselamatan pasien. Metode penulisan action research melalui proses diagnosa, planning action, intervensi, evaluasi dan  refleksi. Responden dalam penelitian ini adalah  perawat yang bertugas di area respirasi dan pasien dengan kasus kompleks respirasi di Rumah Sakit Pusat Rujukan Pernapasan Persahabatan Jakarta. Analisis masalah dilakukan dengan menggunakan diagram fishbone. Masalah yang muncul belum optimalnya implementasi early warning system dalam penerapan keselamatan pasien. Hasilnya 100% perawat mengatakan REWS membantu mendeteksi kondisi pasien, 97,4 % perawat mengatakan lebih efektif dan 92,3 % perawat mengatakan lebih efesien mendeteksi perubahan kondisi pasien. Modifikasi EWS menjadi REWS lebih efektif dan efesien dilakukan karena disesuaikan dengan jenis dan kekhususan Rumah Sakit dan berdampak terhadap kualitas asuhan keperawatan dalam menerapkan keselamatan pasien. Rekomendasi perlu dilakukan monitoring evaluasi terhadap implementasi t.erhadap implementasi REWS dan pengembangan aplikasi berbasis tehnologi


PEDIATRICS ◽  
2016 ◽  
Vol 137 (Supplement 3) ◽  
pp. 256A-256A
Author(s):  
Catherine Ross ◽  
Iliana Harrysson ◽  
Lynda Knight ◽  
Veena Goel ◽  
Sarah Poole ◽  
...  

2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 88
Author(s):  
Riski Fitriani

Salah satu inovasi untuk menanggulangi longsor adalah dengan melakukan pemasangan Landslide Early Warning System (LEWS). Media transmisi data dari LEWS yang dikembangkan menggunakan sinyal radio Xbee. Sehingga sebelum dilakukan pemasangan LEWS, perlu dilakukan kajian kekuatan sinyal tersebut di lokasi yang akan terpasang yaitu Garut, Tasikmalaya, dan Majalengka. Kajian dilakukan menggunakan 2 jenis Xbee yaitu Xbee Pro S2B 2,4 GHz dan Xbee Pro S5 868 MHz. Setelah dilakukan kajian, Xbee 2,4 GHz tidak dapat digunakan di lokasi pengujian Garut dan Majalengka karena jarak modul induk dan anak cukup jauh serta terlalu banyak obstacle. Topologi yang digunakan yaitu topologi pair/point to point, dengan mengukur nilai RSSI menggunakan software XCTU. Semakin kecil nilai Received Signal Strength Indicator (RSSI) dari nilai receive sensitivity Xbee maka kualitas sinyal semakin baik. Pengukuran dilakukan dengan meninggikan antena Xbee dengan beberapa variasi ketinggian untuk mendapatkan kualitas sinyal yang lebih baik. Hasilnya diperoleh beberapa rekomendasi tinggi minimal antena Xbee yang terpasang di tiap lokasi modul anak pada 3 kabupaten.


Author(s):  
Marianne Guffanti ◽  
William E. Scott ◽  
Carolyn L. Driedger ◽  
John W. Ewert

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document