The Bible reveals that every believer is given the privilege of being an heir (John 1:12), including as an heir of God's promises (Rom. 8:17; Gal. 4:7; Eph. 3:6). Even so, believers can still experience difficulties in life. The Bible shows that believers can also experience fluctuations in faith as a result of circumstances that occur around them, such as Abraham's example. Therefore, the discussion of Abraham's experience in Genesis 15:1-21 in waiting for God's promises becomes an interesting topic and contributes to believers today in trusting God and His care during life's struggles. There is also scope for this article to focus on exposition studies regarding the reaffirmation of God's covenant with Abraham regarding heirs and the promised land. This research uses the descriptive-analytical method, which describes or provides an overview of the object of research. The object of research is in the form of data obtained through an exposition study of the text which is the subject of discussion. Based on research it is found that figures like Abraham, including believers, can experience doubts about God's promises. But on the other hand, God remains faithful in fulfilling His covenant to Abraham by reaffirming His promises bound in a covenant ceremonial (Covenant).Alkitab mengungkapkan bahwa setiap orang percaya diberikan hak istimewa yaitu sebagai ahli waris (Yoh. 1:12), termasuk sebagai pewaris dari janji-janji Allah (Rm.8:17; Gal. 4:7; Ef. 3:6). Meskipun demikian orang percaya masih dapat mengalami kesulitan hidup. Alkitab menunjukkan bahwa orang percaya juga dapat mengalami fluktuasi dalam hal iman sebagai akibat dari keadaan yang terjadi disekitarnya, seperti contohnya Abraham. Oleh karena itu, pembahasan tentang pengalaman Abraham dalam Kejadian 15:1-21 dalam menanti janji Allah menjadi topik yang menarik dan memberi kontribusi bagi orang percaya masa kini dalam mempercayai Allah dan pemeliharaan-Nya di tengah pergumulan hidup. Ada pun lingkup pembahasan artikel ini adalah seputar studi eksposisi mengenai penegasan kembali perjanjian Allah dengan Abraham tentang ahli waris dan tanah perjanjian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif – analitis, yaitu mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek penelitian. Adapun objek penelitian itu berupa data yang diperoleh melalui studi eksposisi terhadap teks yang menjadi pokok pembahasan. Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa tokoh seperti Abraham, termasuk orang percaya, dapat mengalami keragu-raguan terhadap janji Allah. Namun di sisi lain, Allah tetap setia dalam memenuhi perjanjian-Nya kepada Abraham dengan memberikan penegasan kembali janji-Nya yang diikat dalam sebuah seremonial perjanjian (Covenant)