young men's christian association
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

72
(FIVE YEARS 16)

H-INDEX

2
(FIVE YEARS 1)

Author(s):  
Paola Dogliotti ◽  
Giovanna da Silva

Este estudo investigou os cursos de formação de diretores de Educação Física promovidos pela Associação Cristã de Moços (ACM), na década de 1920, em dois locais institucionais: o The Young Men’s Christian Association College, em Chicago, e o Instituto Técnico Sudamericano de la Asociación Cristiana de Jóvenes, em Montevidéu. Ao adotar elementos de análise das histórias conectadas, o objetivo foi analisar as trocas estabelecidas pela própria ACM em seus institutos localizados em diferentes lugares da América. Documentos institucionais constituíram-se como fontes privilegiadas na pesquisa e permitiram apreender um processo de circulação de saberes e práticas na Associação mediado por negociados exercícios de sistematização.


2021 ◽  
Author(s):  
Aliya Mazari

This thesis examines the visual construction of family in the previously unknown personal album of Cyril J. Brown in the Royal Ontario Museum’s South Asian photography collection. Beginning with retrieving the object’s personal history and tracing its links to the Young Men’s Christian Association (YMCA), the crossover in photographic content between Brown’s personal album and the Kautz Family YMCA Archive at the University of Minnesota is examined. In doing so, I argue that family photography and institutional forms of image making are interconnected through the use of familial photographic tropes and pictorialist techniques which are common to both collections. Finally, concluding with a reflection on the significance of Brown’s album for the genre of family photography.


2021 ◽  
Author(s):  
Aliya Mazari

This thesis examines the visual construction of family in the previously unknown personal album of Cyril J. Brown in the Royal Ontario Museum’s South Asian photography collection. Beginning with retrieving the object’s personal history and tracing its links to the Young Men’s Christian Association (YMCA), the crossover in photographic content between Brown’s personal album and the Kautz Family YMCA Archive at the University of Minnesota is examined. In doing so, I argue that family photography and institutional forms of image making are interconnected through the use of familial photographic tropes and pictorialist techniques which are common to both collections. Finally, concluding with a reflection on the significance of Brown’s album for the genre of family photography.


2021 ◽  
pp. 67-122
Author(s):  
Kristy L. Slominski

After ASHA’s incorporation in 1914, it turned its attention to programs to carry out its vision. Chapter 2 examines the emergence of the Young Men’s Christian Association and chaplains as ASHA’s partners in providing sex education to young men within colleges, YMCAs, and the military. This chapter demonstrates how Christian sex educators used the framework of moral education to justify national sex education programs and to bridge religious and scientific interests. Their positioning of sex education as an integral part of moral education was further influenced by two trends within Protestantism: the social gospel and muscular Christianity. Through these interactions, sex education became a liberal Protestant version of muscular Christianity that sought to reform society. For sex educators within the YMCA and chaplaincy, restoration of moral and social order required instruction that could channel uncontrolled male sexual energy into recreational activities, service to the country, and monogamous, heterosexual marriages.


2020 ◽  
Vol 89 (4) ◽  
pp. 875-896
Author(s):  
Jonathon Eder

AbstractOn first examination, “muscular Christianity”—with its emphasis on manly vigor and physical strength—positions itself well afield of Christian Science teachings on the non-physical basis of existence, as propounded by founder Mary Baker Eddy. Nonetheless, both movements arose in the nineteenth century with a deep commitment to revitalizing Christianity and its practical value in an increasingly scientific and secular age, especially regarding bodily well-being. Both Eddy and advocates of muscular Christianity defended their respective systems on scientific and religious grounds, focusing on questions of health. At a time when the Young Men's Christian Association was a leading exponent of muscular Christianity, Eddy saw fit to give it significant philanthropic support. While her gift reflected civic goodwill as opposed to a close relationship with the Association, I argue that it was not anomalous to Eddy's overall values and vision for Christian Science. Like muscular Christians, Eddy was calling for a progressive Christianity that met the criteria of a pragmatic age. In giving attention to issues around manhood, Eddy was signaling the necessity as well as potentiality of Christian spirituality to be a source of health and empowerment for modern man.


Author(s):  
Robert G. Spinney

This chapter explores Chicago's remarkable economic growth that was accompanied by a meteoric increase in population. It explains how Chicago was home to 30,000 residents in 1850 and then rose to 1,700,000 in 1900, making Chicago the second largest city in the United States. It also describes how Chicagoans' lives consisted of more than marketing grain, selling lumber, processing meat, and filling catalog orders amidst critical economic growth. The chapter highlights how the residents in Chicago threw themselves into political battles as they shaped their rapidly growing city. It also mentions the Chicagoans' establishment of institutions ranging from water pumping stations to Young Men's Christian Association (YMCA) buildings in order to meet their needs.


2020 ◽  
Author(s):  
DAUD HAMONANGAN TAMBUNAN

Pada awal penemuannya, olahraga permainan bola voli ini diberi nama Mintonette. Olahraga Mintonette ini pertama kali ditemukan oleh seorang Instruktur pendidikan jasmani (Director of Phsycal Education) yang bernama William G. Morgan di YMCA pada tanggal 9 Februari 1895, di Holyoke, Massachusetts (Amerika Serikat).William G. Morgan dilahirkan di Lockport, New York pada tahun 1870, dan meninggal pada tahun 1942. YMCA (Young Men’s Christian Association) merupakan sebuah organisasi yang didedikasikan untuk mengajarkan ajaran-ajaran pokok umat Kristen kepada para pemuda, seperti yang telah diajarkan oleh Yesus. Organisasi ini didirikan pada tanggal 6 Juni 1884 di London, Inggris oleh George William.Setelah bertemu dengan James Naismith (seorang pencipta olahraga bola basket yang lahir pada tanggal 6 November 1861, dan meninggal pada tanggal 28 November 1939), Morgan menciptakan sebuah olahraga baru yang bernama Mintonette. Sama halnya dengan James Naismith, William G. Morgan juga mendedikasikan hidupnya sebagai seorang instruktur pendidikan jasmani. William G. Morgan yang juga merupakan lulusan Springfield College of YMCA , menciptakan permainan Mintonette ini empat tahun setelah diciptakannya olahraga permainan basketball oleh James Naismith. Olahraga permainan Mintonette sebenarnya merupakan sebuah permainan yang diciptakan dengan mengkombinasikan beberapa jenis permainan. Tepatnya, permainan Mintonette diciptakan dengan mengadopsi empat macam karakter olahraga permainan menjadi satu, yaitu bola basket, baseball, tenis, dan yang terakhir adalah bola tangan (handball). Pada awalnya, permainan ini diciptakan khusus bagi anggota YMCA yang sudah tidak berusia muda lagi, sehingga permainan ini-pun dibuat tidak seaktif permainan bola basket.


2020 ◽  
Author(s):  
Andriany Putri

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPermainan bola voli diciptakan oleh William G. Morgan seorang Instruktur pendidikan jasmani (Director of Phsycal Education) di YMCA pada tanggal 9 Februari 1895, di Holyoke, Massachusetts (Amerika Serikat).Beliau dilahirkan di Lockport, New York pada tahun 1870, dan meninggal pada tahun 1942.YMCA (Young Men’s Christian Association) merupakan sebuah organisasi yang didedikasikan untuk mengajarkan ajaran-ajaran pokok umat Kristen kepada para pemuda, seperti yang telah diajarkan oleh Yesus.Organisasi ini didirikan pada tanggal 6 Juni 1884 di London, Inggris oleh George William.Setelah bertemu dengan James Naismith (seorang pencipta olahraga bola basket yang lahir pada tanggal 6 November 1861, dan meninggal pada tanggal 28 November 1939), Morgan menciptakan sebuah olahraga baru yang bernama Mintonette.Sama halnya dengan James Naismith, William G. Morgan juga mendedikasikan hidupnya sebagai seorang instruktur pendidikan jasmani. William G.Morgan yang juga merupakan lulusan Springfield College of YMCA , menciptakan permainan Mintonette ini empat tahun setelah diciptakannya olahraga permainan basketball oleh James Naismith. Olahraga permainan Mintonette sebenarnya merupakan sebuah permainan yang diciptakan dengan mengkombinasikan beberapa jenis permainan.Tepatnya, permainan Mintonette diciptakan dengan mengadopsi empat macam karakter olahraga permainan menjadi satu, yaitu bola basket, baseball, tenis, dan yang terakhir adalah bola tangan (handball).Pada awalnya, permainan ini diciptakan khusus bagi anggota YMCA yang sudah tidak berusia muda lagi, sehingga permainan ini-pun dibuat tidak seaktif permainan bola basket.Nama permainan ini semula disebut “Minonette” yang hampir serupa dengan permainan badminton.Jumlah pemain di sini tak terbatas sesuai dengan tujuan semula yakni untuk mengembangkan kesegaran jasmani para buruh di samping bersenam secara massal.William G. Morgan kemudian melanjutkan idenya untuk mengembangkan permainan tersebut agar mencapai cabang olah raga yang dipertandingkan.Nama permainan kemudian menjadi “volley ball yang artinya kurang lebih mem-volibola pada pada tahun 1896, pada demonstrasi pertandingan pertamanya di International YMCA Training School. Pada awal tahun 1896 tersebut, Dr. Luther Halsey Gulick (Director of the Professional Physical Education Training School sekaligus sebagai Executive Director of Department of Physical Education of the International Committee of YMCA) mengundang dan meminta Morgan untuk mendemonstrasikan permainan baru yang telah ia ciptakan di stadion kampus yang baru. Pada sebuah konferensi yang bertempat di kampus YMCA, Springfield tersebut juga dihadiri oleh seluruh instruktur pendidikan jasmani.Dalam kesempatan tersebut, Morgan membawa dua tim yang pada masing-masing tim beranggotakan lima orang. Dalam kesempatan itu, Morgan juga menjelaskan bahwa permainan tersebut adalah permainan yang dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan dengan sangat leluasa.Dan menurut penjelasannya pada saat itu, permainan ini dapat juga dimainkan oleh banyak pemain.Tidak ada batasan jumlah pemain yang menjadi standar dalam permainan tersebut. Sedangkan sasaran dari permainan ini adalah mempertahankan bola agar tetap bergerak melewati net yang tinggi, dari satu wilayah ke wilayah lain (wilayah lawan).Tahun 1922 YMCA berhasil mengadakan kejuaraan nasional bola voli di Negara Amerika Serikat. Pada saat perang dunia I tentara-tenatra sekutu menyebarluaskan permainan ini ke Negara –negara Asia dan Eropa terutama negarea Jepang, Cina, India, Filipina, Perancis, Rusia, Estonia, Latvia, Ceko-slovakia, Rumania, Yugoslavia dan Jerman.Dalam perang dunia II permainan ini tersebar luas di seluruh dunia terutama di Eropa dan Asia.Setelah perang dunia II prestasi dan popularitas bola voli di USA menurun, sedang di Negara lain terutama Eropa Timur dan Asia berkembang sangat cepat dan massal.Mengingat turnamen bola voli yang pertama (1947) di Polandia pesertanya cukup banyak, maka pada tahun 1948 I.V.B.F (international volley ball federation) didirikan yang beranggota 15 negara.B. Rumusan Masalah. 1. Bagaimana sejarah dalam permainan bola voli di indonesia? 2. Bagaimana peraturan dalam permainan bola voli ? 3. Berapa ukuran lapangan dalam permainan bola voli ?C. Tujuan 1. Dapat mengetahui sejarah bola voli 2. Dapat mengetahui peraturan dalam permainan bola voli 3. Dapat mengetahui ukuran lapangan bola voli


2020 ◽  
Author(s):  
Vania Amanda Putri Alwi

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPada awal penemuannya, olahraga permainan bola voli ini diberi nama Mintonette. Olahraga Mintonette ini pertama kali ditemukan oleh seorang Instruktur pendidikan jasmani (Director of Phsycal Education) yang bernama William G. Morgan di YMCA pada tanggal 9 Februari 1895, di Holyoke, Massachusetts (Amerika Serikat).William G. Morgan dilahirkan di Lockport, New York pada tahun 1870, dan meninggal pada tahun 1942. YMCA (Young Men’s Christian Association) merupakan sebuah organisasi yang didedikasikan untuk mengajarkan ajaran-ajaran pokok umat Kristen kepada para pemuda, seperti yang telah diajarkan oleh Yesus. Organisasi ini didirikan pada tanggal 6 Juni 1884 di London, Inggris oleh George William.Setelah bertemu dengan James Naismith (seorang pencipta olahraga bola basket yang lahir pada tanggal 6 November 1861, dan meninggal pada tanggal 28 November 1939), Morgan menciptakan sebuah olahraga baru yang bernama Mintonette. Sama halnya dengan James Naismith, William G. Morgan juga mendedikasikan hidupnya sebagai seorang instruktur pendidikan jasmani. William G. Morgan yang juga merupakan lulusan Springfield College of YMCA , menciptakan permainan Mintonette ini empat tahun setelah diciptakannya olahraga permainan basketball oleh James Naismith. Olahraga permainan Mintonette sebenarnya merupakan sebuah permainan yang diciptakan dengan mengkombinasikan beberapa jenis permainan. Tepatnya, permainan Mintonette diciptakan dengan mengadopsi empat macam karakter olahraga permainan menjadi satu, yaitu bola basket, baseball, tenis, dan yang terakhir adalah bola tangan (handball). Pada awalnya, permainan ini diciptakan khusus bagi anggota YMCA yang sudah tidak berusia muda lagi, sehingga permainan ini-pun dibuat tidak seaktif permainan bola basket.Perubahan nama Mintonette menjadi volleyball (bola voli) terjadi pada pada tahun 1896, pada demonstrasi pertandingan pertamanya di International YMCA Training School. Pada awal tahun 1896 tersebut, Dr. Luther Halsey Gulick (Director of the Professional Physical Education Training School sekaligus sebagai Executive Director of Department of Physical Education of the International Committee of YMCA) mengundang dan meminta Morgan untuk mendemonstrasikan permainan baru yang telah ia ciptakan di stadion kampus yang baru. Pada sebuah konferensi yang bertempat di kampus YMCA, Springfield tersebut juga dihadiri oleh seluruh instruktur pendidikan jasmani. Dalam kesempatan tersebut, Morgan membawa dua tim yang pada masing-masing tim beranggotakan lima orang.Dalam kesempatan itu, Morgan juga menjelaskan bahwa permainan tersebut adalah permainan yang dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan dengan sangat leluasa. Dan menurut penjelasannya pada saat itu, permainan ini dapat juga dimainkan oleh banyak pemain. Tidak ada batasan jumlah pemain yang menjadi standar dalam permainan tersebut. Sedangkan sasaran dari permainan ini adalah mempertahankan bola agar tetap bergerak melewati net yang tinggi, dari satu wilayah ke wilayah lain (wilayah lawan).B. Rumusan Masalah. 1. Bagaimana sejarah dalam permainan bola voli ? 2. Bagaimana peraturan dalam permainan bola voli ? 3. Berapa ukuran lapangan dalam permainan bola voli ?C. Tujuan Penulisan 1. Dapat mengetahui sejarah bola voli 2. Dapat mengetahui peraturan dalam permainan bola voli 3. Dapat mengetahui ukuran lapangan bola voliD. Manfaat Penulisanmakalah ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan olahraga Bola Voli dan mendapat pengetahuan tentang sejarah olahraga Bola Voli, pengetian olahraga Bola Voli, tehnik-tehnik yang digunakan dalam olahraga Bola Voli, mengatahui ukuran dan bentuk lapangan dari olahraga Bola Voli, mengetahui peraturan dalam olahraga Bola Voli dan dapat mengetahui sara dan prasarana yang digunakan dalam olahraga Bola Voli.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document