proton precession magnetometer
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

42
(FIVE YEARS 15)

H-INDEX

5
(FIVE YEARS 2)

2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 19-23

Abstract: Depth estimation of magnetic source bodies in parts of the Schist Belt of Kano, using Euler Deconvolution is presented in this paper. Detail ground magnetic survey was carried out using SCINTREX proton precession magnetometer to produce the Total Magnetic Intensity (TMI) map and consequently the residual map. The TMI ranges from 34,261 nT to 34,365 nT, while the residual field ranges from -160 nT to 115 nT. The depth estimate for contacts ranges from 6.5 m to 39.8 m, while that of dyke ranges from 8.9 m to 51.3 m. The depth estimation presented in this work is compared with the results of aeromagnetic study carried out in the same area and found to agree fairly well. Further, this also ensures the validity of aeromagnetic investigation in such applications. Keywords: Contacts, Dykes, Euler Deconvolution, Schist Belt. PACS: 91.25.F and 91.25.Rt.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 19-24
Author(s):  
Delia Septi Evani Mukazairo ◽  
Refrizon Refrizon ◽  
Nanang Sugianto

Sebaran zona mineralisasi emas menjadi permasalahan yang serius bagi penambang tradisional emas di Desa Tambang Sawah Kabupaten Lebong. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan pola sebaran zona mineralisasi emas di Desa Tambang Sawah Kecamatan Lebong Utara yang didasarkan pada anomali magnetik yang memiliki hubungan fisis terhadap mineralisasi emas. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan Proton Precession Magnetometer (PPM) yang terdiri dari 165 titik pengukuran. Koreksi IGRF (International Geomagnetics Reference Field) dan koreksi variasi harian dilakukan untuk mendapatkan anomali medan magnet total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anomali magnetik tinggi berada pada nilai 238,4 nT sampai 533,3 nT. Anomali magnetik tinggi teridentifikasi pada bagian barat laut dan timur daerah penelitian. Anomali rendah menyebar dari arah barat hingga arah timur dengan rentang nilai anomali magnetik -503 nT hingga -19 nT. Nilai intensitas anomali magnetik rendah yang bernilai -503,2 nT hingga 102,4 nT diduga sebagai zona pembentukan mineral emas. Berdasarkan sebaran nilai anomali magnetik, zona mineralisasi emas di daerah Tambang Sawah merupakan mineralisasi emas sulfidasi rendah yang berhubungan dengan geothermal yang ada disekitarnya.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 133-138
Author(s):  
Oktavianus Kette ◽  
Hadi I. Sutaji ◽  
Bernandus Bernandus

Abstrak Telah dilakukan penelitian interpretasi pola penyebaran batuan dan daerah terakumulasi air tanah menggunakan metode magnetik di Desa Oematnunu Kabupaten Kupang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola sebaran batuan dan daerah terakumulasinya air tanah serta membuat pemetaannya. Akuisisi data dilakukan dengan Proton Precession Magnetometer (PPM) tipe GSM–19T dan data yang diperoleh berupa nilai medan magnet total serta variasi harian yang diolah serta diinterpretasikan secara kualitatif dan kuantitatif. Interpretasi kualitatif menunjukkan nilai anomali medan magnet total berkisar -250 nT sampai 450 nT dan terbagi atas anomali medan magnet rendah pada kisaran -250 nT sampai -10 nT, anomali medan magnet sedang dengan kisaran nilai -10 nT sampai 110 nT serta anomali medan magnet tinggi di kisaran 110 nT sampai 450 nT. Untuk  interpretasi kuantitatif menunjukkan struktur batuan yang diduga berupa batu pasir (aquifer) berada di bagian utara hingga barat laut dengan kedalaman sekitar 0 m - 100 m. Kata kunci: Metode magnetic; suspeptibilitas; akuifer; Oematnunu Abstract Interpretation of rock distribution patterns and areas groundwater accumulation using magnetic methods in Oematnunu Village Kupang District. The purpose of this research was to determine the pattern distribution of rocks and areas of groundwater accumulation and to make the mapping. The acquisition data was carried out by using the GSM-19T Proton Precession Magnetometer (PPM) and the data obtained in the form of total magnetic field values and daily variations were processed and interpreted qualitatively and quantitatively. The qualitative interpretation shows the total magnetic field anomaly values ranging from -250 nT to 450 nT and is divided into low magnetic field anomalies in the range -250 nT to -10 nT, moderate magnetic field anomalies with values ranging from -10 nT to 110 nT, and high magnetic field anomalies. in the range 110 nT to 450 nT. For quantitative interpretation, it shows the rock structure which is thought to be sandstone (aquifer) in the north to the northwest with a depth of about 0 m - 100 m.Keywords: Magnetic method; suspension; aquifer; Oematnunu


2020 ◽  
Vol 91 (7) ◽  
pp. 075105
Author(s):  
Farrokh Sarreshtedari ◽  
Faeze Mahboubian ◽  
Mohammad Hadi Sardari

2019 ◽  
Vol 171 ◽  
pp. 103864 ◽  
Author(s):  
N.P. Dharmadhikari ◽  
V.V. Muthekar ◽  
C.S. Mahajan ◽  
N. Basavaiah ◽  
A.G. Kharat ◽  
...  

2019 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 90-93
Author(s):  
Dinni Mahmudi ◽  
Muhammad Isa ◽  
Didik Sugiyanto

Telah dilakukan penelitian geofisika menggunakan metode magnetik untuk mendapatkan struktur bawah permukaan di daerah prospek panas bumi Jaboi, Sukajaya, Kota Sabang. Pengukuran medan magnetik total dilakukan pada 40 titik menggunakan Proton Precession Magnetometer (PPM). Daerah Jaboi memiliki sudut inkinasi -4.416 dan deklinasi -0.875 dengan nilai medan magnetik total berkisar antara 41550 hingga 42600 nT. Untuk mendapatkan nilai anomali magnetik dilakukan koreksi diurnal dan koreksi IGRF (International Geomagnetic Reference Field). Setelah koreksi dilakukan diperoleh nilai anomali magnetik daerah panas bumi Jaboi antara -200 nT sampai dengan -950 nT. Selanjutnya hasil anomali magnetik ini digunakan dalam memodelkan struktur bawah permukaan dengan panjang lintasan 1800 m dari Tenggara-Barat Laut. Berdasarkan interpretasi data anomali magnetik menunjukkan daerah penelitian didominasi oleh anomali rendah yang berarti daerah manifestasi panas bumi. Interpretasi anomali tinggi dan rendah menunjukkan adanya patahan yang diduga sebagai patahan Ceuneuhot. Dari hasil pemodelan 2D menggunakan software Mag2DC, menunjukkan bahwa terdapat 5 lapisan dengan kedalaman 0 - 1000 m. Lapisan-lapisan ini adalah soil ( = 0,00 x 10-6 SI), andesit terubah (  = 13,408 x 10-6 SI), breksi tufa terubah (  = 12,686 x 10-6 SI), andesit terubah (  = 13,423 x 10-6 SI) dan breksi andesit (  = 13,535 x 10-6 SI). Melalui pemodelan ini diyakini zona patahan adalah patahan Ceuneuhot. Geophysical reasearch by using magnetic method was done in order to obtain subsurface structure of geothermal prospect area Jaboi, Sukajaya, Sabang City. The measurement of total magnetic field was taken at 40 points using Proton Precession Magnetometer (PPM). Jaboi area has an inklination angle -4.416 and declination angle -0.875 which has total magnetic field range between 41550 to 42600 nT. Diurnal Correction and IGRF (International Geomagnetic Reference Field) correction was used to obtain magnetic anomalies. The values of magnetic anomalies in Jaboi Geothermal Area is -200 to -950 nT. The result of magnetic anomalies was used to modelled the subsurface structure with profile distance is about 1800 m from Southeast to Northwest. Based on the magnetic anomalies data, the reaserch area dominated by low anomalies that indicated geothermal manifestation area. High and low magnetic anomalies indicated a fault that estimated as Ceuneuhot fault. From the result of 2D modelling using software Mag2DC, showed that the research area consist of 5 subsurface structure from 0 – 1000 m depth. The layers are soil (  = 0.00 × 10-6 SI), altered andesite (  = 13.408 × 10-6 SI), altered breccia-tuff (  = 12.686 × 10-6 SI), altered andesite (  = 13.423 × 10-6 SI), and breccia-andesite (  = 13.535 × 10-6 SI). Also from the model was  obtained the Ceuneuhot fault zone.  Keywords: Magnetik, Anomali Magnetik, Struktur Bawah Permukaan, Panas Bumi


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document