Journal of Aceh Physics Society
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

52
(FIVE YEARS 52)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By LPPM Unsyiah

2355-8229

2021 ◽  
Vol 10 (4) ◽  
pp. 102-106
Author(s):  
Miftah Ainul Mardiah ◽  
Awitdrus Awitdrus ◽  
Rakhmawati Farma ◽  
Erman Taer

Abstrak. Karbon aktif yang berasal dari biomassa telah menjadi bahan material dasar yang sudah digunakan secara luas untuk berbagai aplikasi eperti penyerapan, absorben, elektroda, penyimpan energi, dan aplikasi lainnya. Oleh karena itu perlu untuk pengoptimalkan sumber mentah karbon aktif berbiaya rendah dan memiliki porositas yang tinggi.  Biomassa kulit bawang putih sebagai bahan dasar pembuatan karbon aktif melalui proses pra-karbonisasi, aktivasi kimia dengan aktivator KOH dan ZnCl2 dengan masing-masing kosentrasi sebesar 0,25 M, 0,5 M, dan 0,75 M dan tanpa aktivator kimia. Proses karbonisasi dengan suhu 600°C dialiri gas nitrogen dan diaktivasi fisika dengan suhu 850°C. Penyusutan massa karbon sebesar 29,4%. Nilai densitas dari elektroda karbon untuk aktivator KOH dengan kosentrasi 0,5M yaitu 0,64 g.cm-3dan untuk aktivator ZnCl2 dengan kosentrasi 0,5M yaitu 0,71 g.cm-3. Gugus fungsi yang dimiliki elektroda kulit bawang putih diidentifikasi sebagai C-C, C C (alkuna), C-H (alkana), dan (O-H) yaitu pada bilangan gelombang 1600 cm-1, 1500 cm-1, 2950 cm-1 dan 2900-3600 cm-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada aktivator KOH dan ZnCl2 dengan kosentrasi 0,5 M kondisi terbaik untuk variasi guna menunjang pengoptimalkan sumber mentah karbon aktif dan bisa digunakan dalam berbagai apliasi yang lebih luas. Abstract. Activated carbon derived from biomass has become a basic material that has been used widely for various applications such as absorption, absorbent, electrodes, energy storage, and other applications. Therefore, it is necessary to optimize the raw source of activated carbon which is low cost and has high porosity. Garlic skin biomass as a basic material for making activated carbon through a pre-carbonization process, chemical activation with KOH and ZnCl2 activators with concentrations of 0,25 M, 0,5 M, and 0,75 M respectively and without chemical activators. The carbonization process with a temperature of 600°C is flowed with nitrogen gas and is physically activated at a temperature of 850°C. Shrinkage of carbon by 29.4%. The density value of the carbon electrode for the KOH activator with a concentration of 0.5M is 0.64 g.cm-3 and for the ZnCl2 activator with a concentration of 0,5M is 0,71 g.cm-3. The functional groups possessed by the garlic skin electrode were identified as C-C, C = C (alkynes), C-H (alkanes), and (O-H), namely at the wave numbers 1600 cm-1, 1500 cm-1, 2950 cm-1 and 2900-3600 cm-1. The results showed that the KOH and ZnCl2 activators with a concentration of 0.5 M were the best conditions for variation in order to optimize the raw source of activated carbon and could be used in a wider variety of applications.


2021 ◽  
Vol 10 (4) ◽  
pp. 88-93
Author(s):  
Vepy Asyana ◽  
Leni Aziyus Fitri ◽  
Freddy Haryanto ◽  
Taufik Ridwan ◽  
Nanda Fitri Ayu Muningrat

Abstrak. Batu kemih merupakan salah satu penyakit dengan tingkat prevalensi yang cukup tinggi di Indonesia. Pengetahuan komposisi pada kandungan batu kemih dapat membantu tenaga medis dalam melakukan justifikasi penanganan tindakan lanjut pada pasien dengan tepat.Tujuan penelitian iniadalah menentukan kandungan mineral yang terdapat pada batu kemih menggunakan metode analisa spektrum inframerah dan nilai hounsfield unit (HU) yang terdapat pada citra yang dihasilkan dari modality mCT-Scan. Hasil karakterisasi fourier transform infrared spectroscopy (FTIR) memperlihatkan kandungan mineral batu kemih terdiri dari batu kemih calcium oxlate monohydrate, uric acid, batu campuran calcium oxalate dengan phosphate dan batu campuran cystine dengan phosphate sedangkan hasil dari scanning mCT memperlihatkan adanya kandungan mineral batu kemih campuran seperti batu campuran calcium oxalate dan cystine, batu campuran calcium oxalate, struvite, dan cystine, dan batu campuran calciumoxalate dan uric acid.Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kedua modaliti tersebut mampu memperlihatkan kandungan mineral batu kemih dengan baik. Hal ini terlihat adanya spektrum serapan karakteristik dari FTIR setiap sampel berbeda-beda dan dari hasil citra mCT-Scan memperlihatkan nilai HU yang bervariasi sehingga mengindikasikan kandungan mineral pada sampel batu kemih yang diamati juga memiliki jenis yang berbeda-beda. Abstract. Urinary stones are a disease with a high prevalence rate in Indonesia. Knowledge of the composition of the urinary stone is an essential part to determine suitable treatments for patients. The aim of this research is to determine the mineral contained in urinary stones using the infrared spectrum and the value of HU (hounsfield unit) from the image mCT-Scan. The results of FTIR characterization showed that the mineral content of urinary stones consisted of calcium oxlate monohydrate, uric acid, calcium oxalate and phosphate mixed stones and cystine-phosphate mixed stones. mCT-Scan results showed the mineral content of urinary stones such as calcium oxalate and cystine mixed stone, calcium oxalate, struvite, and cystine mixed stones, and calcium oxalate and uric acid mixed stones. This show that the two modalities are be able to determine the mineral content of urinary stones. It can be seen that the characteristic absorption spectrum of the FTIR for each sample is different and from the mCT-Scan image results, the HU value varies so that it indicates the mineral content of the observed urine stone sample are different.


2021 ◽  
Vol 10 (4) ◽  
pp. 84-87
Author(s):  
Maya Sari ◽  
Yolanda Rati ◽  
Tetty Marta Linda ◽  
Yanuar Hamzah ◽  
Ari Sulistyo Rini

 Abstrak. Dalam rangka mengurangi pemakaian bahan kimia berbahaya, kini telah mulai dikembangkan penggunaan bahan alami pada proses pembentukan nanopartikel. Pada penelitian ini, biosintesis nanopartikel ZnO dilakukan menggunakan ekstrak kulit Ananas comosus sebagai agen capping sekaligus agen pereduksi. Seng nitrat digunakan sebagai prekursor dari ion seng, sedangkan kulit nanas dibuat menjadi ekstrak untuk dimanfaatkan kandungan antioksidannya. Sampel ZnO dipelajari sifat fisisnya dari hasil karakterisasi X-ray diffraction (XRD), scanning electron microscopy (SEM) dan spektroskopi UV-Vis. Berdasarkan pola XRD, nanopartikel ZnO memberikan fasa kristal heksagonal wurtzite dengan ukuran kristal 14 nm. Morfologi SEM masing-masing sampel didapatkan berbentuk bunga atau micro-nanoflower dengan ukuran diameter rata-rata 510 nm dan 560 nm untuk sampel 0,01 M dan 0,025 M. Hasil spektrum absorbansi UV-Vis menunjukkan peningkatan puncak penyerapan cahaya dengan penambahan konsentrasi seng nitrat. Berdasarkan informasi sifat fisis ini, sampel ZnO berpotensi diaplikasikan sebagai material fotokatalis.Abstract. In order to reduce the use of hazardous chemicals, the use of natural ingredients has now been developed in the process of forming nanoparticles. In this study, biosynthesis of ZnO nanoparticles was carried out using Ananas comosus peel extract as capping agent and reducing agent. Zinc nitrate was used as a precursor to zinc ion. The physical properties of ZnO samples were studied from the characterization result of scanning electron microscopy (SEM), UV-Vis spectroscopy, and X-ray diffraction (XRD). The SEM morphology of each different sample was obtained in the form of micro-nanoflower with an average diameter  of 510 nm and 560 nm for 0.01 M and 0.025 M samples, respectively. The UV-Vis absorbance spectrum results showed an increase in the light absorption peak as  zinc nitrate concentration increased. According to the XRD pattern, the ZnO nanoparticles possessed an hexagonal wurtzite crystal phase with a crystal size of 14 nm. Based on this information on physical properties, the ZnO sample has the potential to be applied as a photocatalyst material.


2021 ◽  
Vol 10 (4) ◽  
pp. 94-101
Author(s):  
Apriwandi Apriwandi ◽  
Erman Taer ◽  
Rakhmawati Farma

Abstrak. Teknologi penyimpan energi elektrokimia yang ramah lingkungan merupakan aspek yang penting dalam menunjang kinerja sistem konversi energi terbarukan. Studi ini menyiapkan elektroda superkapasitor berbahan asal karbon aktif berpori limbah daun pisang kepok. Sampel dipreparasi melalui impregnasi Natrium hidroksida pada konsentrasi 0,5 m/L dan dipirolisis satu tahap meliputi karbonisasi dan aktivasi fisika. Serbuk karbon yang dihasilkan dikonversi dalam bentuk pellet atau monolit dengan menggunakan hidraulik press tanpa adanya penambahan bahan perekat. Proses karbonisasi dilakukan dari suhu kamar hingga 600 °C pada lingkungan gas N2 sedangkan proses aktivasi fisika dilakukan dari suhu 600 °C hingga pada suhu tinggi dengan tiga jenis suhu yang berbeda meliputi 700 °C, 800 °C, dan 900 °C pada lingkungan gas CO2. Analisis densitas ditinjau sebagai evaluasi awal elektroda karbon berpori. Lebih lanjut, sifat elektrokimia superkapasitor dievaluasi melalui dua teknik yang berbeda meliputi teknik cyclic voltammetry (CV) dan galanostatic charge discharge (GCD) pada sistem dua elektroda dalam elektrolit 1 M H2SO4. Kapasitansi spesifik pada teknik CV adalah sebesar 142 F/g sedangkan dengan teknik GCD menghasilkan kapsitansi spesifik sebesar 154 F/g pada resistansi 42∙10-3Ω. Rapat daya dan rapat energi yang dihasilkan berturut-turut 20,45 Wh/kg dan 38,32 W/kg. Hasil ini mengkonfirmasi bahwa daun pisang berpotensi dijadikan sebagai karbon aktif berpori untuk material dasar elektroda superkapasitor.Abstract. Environmentally friendly electrochemical energy storage technology is an important aspect of supporting global energy fulfillment as a contribution to improving the performance of renewable energy conversion systems. Currently, supercapacitors are considered as a superior electrochemical energy storage technology compared to others. This study performed a supercapacitor with electrodes made from porous activated carbon based on biomass waste, especially banana leaf waste. The sample was prepared by sodium hydroxide impregnated at a concentration of 0.5 m/L dan one-step pyrolysis both carbonization dan physical activation. The carbon powder is converted into pellets or monoliths using a hydraulic press without the addition of any adhesive materials. The carbonization process is performed from room temperature to 600 °C in an N2 gas environment while the physical activation process is carried out from a temperature of 600 °C to a high temperature with three different types including 700 °C, 800 °C, dan 800 °C in CO2 gas atmosphere. Density analysis is reviewed as an initial evaluation of the porous carbon electrode. Furthermore, the electrochemical properties of the supercapacitor were evaluated through two different techniques including cyclic voltammetry (CV) dan galvanostatic charge-discharge (GCD) in a two-electrode system in 1 M H2SO4 electrolyte. The specific capacitance in the CV technique is 142 F/g while the GCD technique produces a specific capacitance of 154 F/g at resistance of 42∙10-3 Ω. The power density dan energy densities for the K-900 are 20.45 Wh/kg dan 38.32 W/kg, respectively. These results confirmed that banana leaves have the potential to be used as porous activated carbon for the supercapacitor electrode.


2021 ◽  
Vol 10 (4) ◽  
pp. 107-112
Author(s):  
Nurhanif Nurhanif ◽  
Yuwaldi Away ◽  
Muhammad Syukri Surbakti

Abstrak. Data cuaca berupa suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, dan kecepatan angin memerlukan proses penyimpanan yang baik supaya data cuaca dapat direkapitulasi selama satu tahun. Untuk itu membutuhkan proses penyimpanan data melalui Database Management System (DBMS). DBMS dapat mengelola, menyimpan sekumpulan data secara baik. Pengguna DBMS dapat membuat, mencari, memelihara, serta memiliki akses terkontrol terhadap data. Penyimpan data pada pemantauan cuaca menggunakan hardisk eksternal dalam format Comma Separated Values (CSV), penyimpanan data seperti ini kurang efisien diakibatkan data direkapitulasi secara manual ke dalam computer. Kinerja sinkronisasi database dianalisis menggunakan metode Event-Driven dan Time-Driven pada DBMS Oracle dan MySQL untuk pemantauan data cuaca. Hasilnya, pada saat proses penyimpanan 100 data (record), MySQL memiliki kemampuan yang lebih cepat yaitu 166 detik dibandingkan dengan Oracle dalam waktu eksekusi 188 detik. Pada saat proses penyimpanan mulai 200 sampai 1000 data (record) membutuhkan waktu eksekusi rata-rata pada Oracle yaitu 203,56 detik sedangkan pada MySQL waktu eksekusi rata-rata 1163,89 detik. Jadi, kinerja DBMS Oracle lebih baik dibandingkan dengan DBMS MySQL dalam proses penyimpanan data cuaca, namun DBMS Oracle belum bisa menyimpan data secara langsung dari mikrokontroler karena belum adanya program yang mendukung ke dalam DBMS Oracle. Abstract. Weather data in the form of air temperature, humidity, rainfall, and wind speed require a good storage process so that weather data can be recapitulated for one year. For this reason, it requires the process of storing data through a Database Management System (DBMS). DBMS can manage, store a collection of data well. DBMS users can create, search, maintain and have controlled access to data. Data storage in weather monitoring uses an external hard drive in Comma Separated Values (CSV) format, this kind of data storage is less efficient due to the data being recapitulated manually into a computer. Therefore, the author wants to analyze the performance of database synchronization on Oracle and MySQL DBMS by using Event-Driven and Time-Driven methods for monitoring weather data. As a result, when storing 100 data (records), MySQL has a faster capability of 166 seconds compared to Oracle in 188 seconds of execution time. When the storage process starts from 200 to 1000 data (records) the average execution time in Oracle is 203.56 seconds, while in MySQL the average execution time is 1163.89 seconds. So, the performance of the Oracle DBMS is better than the MySQL DBMS in the process of storing weather data, but the Oracle DBMS has not been able to store data directly from the microcontroller because no program supports it into the Oracle DBMS.


2021 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 53-59
Author(s):  
Desmagrini Desmagrini ◽  
Awitdrus Awitdrus ◽  
Erman Taer ◽  
Rakhmawati Farma

Abstrak. Karbon aktif yang berasal dari biomassa telah menjadi bahan elektroda paling kompetitif untuk superkapasitor karena sifatnya yang terbarukan dan berkelanjutan. Upaya optimalisasi dilakukan untuk proses pembuatan sel superkapasitor dengan memvariasikan separator agar dapat memperoleh kapasitansi spesifik yang tinggi. Biomassa biji kurma sebagai bahan dasar pembuatan elektroda karbon melalui proses prakarbonisasi, aktivasi kimia dengan aktivator KOH 0,3M, proses karbonisasi dengan suhu 650oC dialiri gas nitrogen. Penyusutan massa karbon sebesar 24,59%. Nilai densitas dari elektroda karbon setelah dilakukan proses karbonisasi adalah 0,852 g cm-3. Analisis struktur mikro menunjukkan bahwa elektroda karbon bersifat amorf ditunjukkan dengan adanya puncak pada sudut 2θ sekitar 24o dan 44o. Kapasitansi spesifik ditentukan dengan metode Cyclic Voltametry dan didapati sebesar 217,22; 176,18; dan 82,8 F/g masing-masing untuk variasi separator kertas whatman, kertas saring, dan membran telur ayam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kertas whatman merupakan separator terbaik untuk elektroda karbon dari biji kurma. Oleh karena itu karbon aktif yang dibuat dari biji kurma dengan biaya rendah, ketersedian mudah, dan berkelanjutan dapat diaplikasikan sebagai bahan elektroda untuk superkapasitor.Abstract. Activated carbon derived from biomass has become the most competitive electrode material for supercapacitors due to its renewable and sustainable nature. Optimization efforts are made for the process of making supercapacitor cells by varying the separator in order to obtain a high specific capacitance. Date seed biomass as the basic material for making carbon electrodes through a pre-carbonization process, chemical activation with a KOH activator of 0.3M, the carbonization process at a temperature of 650oC flowed with nitrogen gas. Shrinkage of carbon by 24.59%. The density value of the carbon electrode that was carried out by the carbonization process was 0.852 g.cm-3. The microstructure analysis showed that the carbon electrode was amorphous indicated by the presence of a peak at an angle of 2θ around 24o and 44o. Specific capacitance was determined by the Cyclic Voltametry method and was found to be 217.22, 176.18, and 82.8 F/g respectively for the Whatman paper, filter paper, and chicken egg membrane separator variations. The results showed that whatman paper was the best separator for carbon electrodes from date palm seeds. Therefore, activated carbon made from date seeds with low cost, easy availability, and sustainability can be applied as an electrode material for supercapacitors.Keywords: Date seed, Activated Carbon, Supercapacitor, Carbon Electrode, Separator


2021 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 80-83
Author(s):  
Salomo Sinuraya ◽  
Erwin Amiruddin ◽  
Linda Wahyuni ◽  
Nita Jesika

Abstrak. Pasir alam merupakan bahan alam yang berada ditepi pantai, sungai, maupun perbukitan. Pasir alam merupakan batuan sedimentasi yang mengandung berbagai unsur partikel magnetik dan partikel non-magnetik. Penelitian pasir alam sungai dilakukan dengan metode ball milling guna menghaluskan ukuran partikel. Sifat magnetik yang diuji dalam penelitian ini adalah nilai suseptibilitas magnetik, variasi ukuran dan komposisi partikel ditentukan terhadap sampel pasir alam sungai Rokan dan konsentrat hasil ball milling 60 jam dan 100 jam. Nilai suseptibilitas magnetik yang didapatkan berkisar (968,245-19471,568) ´10-5. Hasil pengujian Scanning Electron Microscope menunjukkan bahwa ukuran partikel yang disintesis oleh ball milling selama 60 jam dan 100 jam diperoleh masing-masing sebesar 107 nm dan 96 nm. Hasil identifikasi X-Ray Fluorescence menunjukkan bahwa komposisi Fe meningkat dari 1,669 menjadi 35,187%, sedangkan komposisi Si mengalami penurunan dari 84,391 menjadi 41,079% setelah di ball milling selama 100 jam. Abstract. Natural sand is a natural material that is on the edge of a beach, river or hills. Natural sand is a sedimentation rock containing various elements of magnetic particles and non-magnetic particles. Research of natural sand of the river is carried out by ball milling method to smooth particle size. The magnetic properties tested in the study were the magnetic susceptibility, size and composition of natural samples of Rokan river sand and concentrate 2 milled for 60 h and 100 h using ball milling were determined natural Magnetic susceptibility values are in the range of (968.245-19471.568)´10-5. Scanning Electron Microscope result showed that the size of magnetic particle synthesized by ball milling for 60 h and 100 h are 107 nm and 96 nm, respectively. X-Ray Fluorescence identification results showed that the composition of Fe increased from 1.669 to 35.187%, while the composition of Si decreased from 84.391 to 41.079% after being ball milling for 100 h.Keywords: Natural sand of Rokan river, ball milling, magnetic susceptibility, SEM, XRF 


2021 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 70-79
Author(s):  
Wahyu Eko Junian ◽  
Agus Laesanpura ◽  
Andri Yadi Paembonan ◽  
Muhammad Arief Wicaksono

Abstrak. Cibaliung merupakan daerah pertambangan mineral yang berada di Provinsi Banten. Hal ini, dibuktikan dengan adanya lubang tambang emas di daerah Cikoneng dan Cibitung. Penelitian tentang geofisika penting dilakukan guna menemukan cadangan emas baru di daerah Ciparay yang terletak di Sebelah Tenggara Cikoneng dan Cibitung. Metode geofisika yang digunakan di antaranya magnetik, resistivitas, dan induced polarization (IP). Metode magnetik digunakan sebagai survei pendahuluan untuk menggambarkan keberadaan struktur geologi pengontrol mineralisasi emas. Melalui peta reduce to pole dapat diketahui adanya tanda-tanda keberadaan struktur geologi yang ditunjukkan oleh anomali negatif (-220 hingga -135 nT) di Bagian Barat Daya daerah penelitian. Hasil teknik edge detectors menunjukkan adanya pola struktur dengan arah Northwest (NW) dan North-Northeast (NNE) yang dominan berada di Bagian Barat Daya sebelah Utara daerah penelitian. Metode resistivitas dan IP digunakan sebagai survei detail untuk menentukan keberadaan mineral yang terkandung dalam batuan. Hasilnya menunjukkan bahwa zona potensi mineralisasi ditunjukkan oleh anomali tinggi (resistivitas 50 ohm.m dan chargeability 40 msec). Resistivitas tinggi diduga sebagai respons batuan induk andesitic sedangkan, nilai chargeability tinggi merupakan respons dari hadirnya mineral-mineral bijih seperti emas dan perak. Zona potensi mineralisasi berada pada posisi patok 350-800 dengan arah persebaran mengikuti arah struktur geologi pengontrolnya yaitu NW dan NNE. Abstract. Cibaliung is a mineral mining area located in Banten Province. The area including gold mining in Cikoneng and Cibitung areas. Geophysical research is important to find new gold reserves at the Ciparay area, located in the Southeast of Cikoneng and Cibitung. Geophysical methods used include magnetic, resistivity, and IP. The magnetic method was applied as a preliminary survey to delineate the presence of the geological structure controlling the gold mineralization. Based on the RTP map, signs of the presence of geological structures are shown by anomalies -220 to -135 nT in the Southwestern part of the study area. The results of edge detector techniques show the existence of structural patterns in the direction of NW and NNE which are dominant in the Southwestern North of the study area. The resistivity and IP methods are employed for detailed investigation in order to obtain to determine the presence of minerals contained in rocks. The results show that the mineralized zones are indicated by high resistivity ( 50 ohm.m) and high chargeability ( 40 msec). High resistivity response is caused by andesitic source rock whereas, high chargeability response is related to the presence of ore minerals such as gold and silver. The mineralization prospect zone is indicated at the position of 350-800 and its direction corresponds to the direction of its geological structure namely NW and NNE.Keywords: New gold reserves, Negative magnetic anomalies, High resistivity, High chargeability. 


2021 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 66-69
Author(s):  
Awitdrus Awitdrus ◽  
Decha Apriliany Suwandi ◽  
Agustino Agustino ◽  
Erman Taer ◽  
Rakhmawati Farma

Abstrak. Pembuatan elektroda karbon superkapasitor berbasis limbah pelepah aren dengan kombinasi pengaktifan kimia dan fisika telah berhasil dilakukan. Aktivasi kimia dilakukan dengan menggunakan agen pengaktif 0,3 M KOH dan aktivasi fisika menggunakan gas CO2 pada suhu 900oC selama 2,5 jam. Karakterisasi sifat fisis elektroda meliputi susut massa, tebal, diameter, densitas dan derajat kristalinitas. Karakterisasi sifat elektrokimia elektroda dilakukan dengan menggunakan metode siklis voltametri. Setelah proses karbonisasi-aktivasi fisika, massa, tebal, diameter dan densitas elektroda mengalami penurunan persentase masing-masing adalah 60,87; 30,43; 24,08 dan 5,71%. Elektroda PA-0,3 memiliki struktur semi kristalin, yang ditandai dengan adanya dua puncak yang lebar pada sudut hamburan sekitar 25o dan 46o. kapasitansi spesifik elektroda PA-0,3 berdasarkan variasi laju pemindaian  adalah 90 F g-1 untuk 1 mV s-1, 82 F g-1 untuk 2 mV s-1, dan 71 F g-1 untuk 5 mV s-1. Abstract. The production of supercapacitor carbon electrodes based on sugar palm frond waste using chemical and physical activation combinations have been successfully carried out. The chemical activation was carried out using 0.3 M KOH activating agent and the physical activation using CO2 gas at a temperature of 900oC for 2.5 h. Characterization of the physical properties of the electrodes includes mass loss, thickness, diameter, density and degree of crystallinity. The electrochemical properties characterization of the electrodes was carried out using the cyclic voltammetry method. After the carbonization-physical activation process, the mass, thickness, diameter, and density of the electrodes decreased in the percentage of 60.87, 30.43, 24.08, and 5.71%, respectively. The PA-0.3 electrode has a semi crystalline structure, which characterized by the presence of two broadening peaks at a scattering angle around of 25o and 46o. The specific capacitance of the PA-0.3 electrode based on the scan rate variations is 90 F g-1 for 1 mV s-1, 82 F g-1 for 2 mV s-1, and 71 F g-1 for 5 mV s-1.Keywords: Sugar palm fronds, Chemical activation, Physical activation, Carbon electrode, Supercapacitor 


2021 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 60-65
Author(s):  
Yuliani Yuliani ◽  
Khairi Suhud ◽  
Dedi Satria ◽  
Lelifajri Lelifajri ◽  
Binawati Ginting ◽  
...  

Abstrak. Tapai merupakan makanan yang dihasilkan dari hasil fermentasi, salah satunya berbahan dasar dari ubi kayu. Fermentasi oleh ragi (saccharomyces serevesiae) menjadikan perubahan kimia pada substrat karena aktivitas enzim yang dihasilkan mikroorganisme. Parameter-parameter yang ditinjau adalah perubahan kadar C6H12O6, gas C2H5OH, gas CO2, suhu dan kelembapan dalam proses fermentasi melalui sistem pengukuran elektronik berbasis mikrokontroller Arduino Uno. Rangkaian sensor mengandung modul input yaitu sensor FC-28, sensor MQ-3, sensor MG-811, sensor DHT-11 dan modul pemroses mikrokontroler ATMEGA238 dengan sistem Arduino Uno dan pada komponen output menggunakan layar LCD 2X16. Kadar karakterisasi berdasarkan keluaran ADC (Analog to Digital Converter) untuk C6H12O6 adalah 535 untuk tapai ubi kayu. Kadar C6H12O6 akan terus menurun dari hari pertama sampai hari keempat yang mencapai 175 pada tapai ubi kayu. Diperoleh nilai akhir kadar gas C2H5OH yaitu 582. Kadar gas CO2 406 untuk tapai ubi. Selanjutnya nilai suhu 31oC untuk tapai ubi dengan nilai kelembaban 95RH. Waktu panen tapai dapat dipersingkat yaitu dari 7 hari menjadi 4 hari. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pemakaian yang dapat dipergunakan untuk tampilan komposisi tapai secara komersial atau untuk tujuan kesehatan. Abstract. Tapai is food produced from fermentation, one of which is made from cassava. Fermentation by yeast (Saccharomyces serevesiae) causes chemical changes in the substrate due to the activity of enzymes produced by microorganisms. The parameters reviewed are changes in levels of C6H12O6, C2H5OH gas, CO2 gas, temperature and humidity in the fermentation process through an electronic measurement system based on the Arduino Uno microcontroller. The sensor circuit contains an input module, namely FC-28 sensor, MQ-3 sensor, MG-811 sensor, DHT-11 sensor and ATMEGA238 microcontroller processing module with the Arduino Uno system and the output component uses a 2X16 LCD screen. The grade based on the ADC (Analog to Digital Converter) output for the C6H12O6 is 535 for cassava tapai. Levels of C6H12O6 will continue to decline from the first day to the fourth day reaching 175 in cassava tapai. Obtained the final value of C2H5OH gas content is 582. CO2 gas content of 406 for cassava tapai. Furthermore, the temperature value of 31oC for cassava tapai with a humidity value of 95RH. The harvest time for tapai can be shortened from 7 days to 4 days. This research is expected to provide usage information that can be used to display tapai composition commercially or for health purposes. Keywords: fermentation, tapai, cassava, FC-28, MQ-3, MG-811, DHT11, Microcontroller.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document