TEKLABMED Jurnal Teknologi Laboratorium Medik
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

4
(FIVE YEARS 4)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By STIKES RS Anwar Medika

2597-727x

Author(s):  
Lisa Savitri ◽  
Kharisul Ihsan

Staphylococcus aureus adalah patogen nosokomial Gram-positif yang sering dijumpai yang dikaitkan dengan beragam penyakit, mulai dari infeksi kulit yang sederhana hingga infeksi yang lebih serius dan berpotensi mengancam kehidupan seperti endocardit infektif dan sindrom syok toksik. Triterpenoid yang terkandung dalam kulit batang waru jawa merupakan salah satu senyawa kimia yang memiliki aktivitas sebagai antibiotik. Pada penelitian ini dilakukan isolasi triterpenoid dari kulit batang waru jawa diawali dengan maserasi menggunakan n-heksana, identifikasi triterpenoid, dan melakukan pengujian untuk aktivitas antibakteri. Hasil penelitian menunjukkan maserasi 3,2 kg serbuk kering kulit batang waru jawa menghasilkan ekstrak kental n-heksana sebesar 13,06 g. Hasil uji fitokimia menggunakan pereaksi Liebermann-Burchard menunjukkan ekstrak kental n-heksana positif mengandung triterpenoid. Pemisahan ekstrak kental n-heksana dengan kromatografi kolom menghasilkan isolat positif mengandung triterpenoid sebanyak 6 fraksi. Hasil identifikasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan adanya serapan maksimum untuk fraksi 1, 2, dan 3 pada panjang gelombang 216,50 nm, 217 nm, dan 228,50 nm. Berdasarkan spektrogram FT-IR menunjukkan adanya gugus C-C, C=O,-C-H, -CH3, –CH2, dan C-O. Hasil uji aktivitas antibakteri dengan metode disc diffusion dan pengenceran dalam tabung menunjukkan bahwa fraksi 2, 3, 5, 6, dan crude n-heksana mampu menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dengan daya hambat sedang. MIC terhadap S. aureus fraksi 1, 3, dan 6 berturut-turut adalah 0,2; 0,8 ; dan 0,4 mg/mL.


Author(s):  
Nila Resti Alfiani ◽  
Nani Wijayanti ◽  
Giftania Wardani Sudjarwo

Hiperlipidemia adalah salah satu penyakit kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL (low density lipoprotein) dan secara signifikan ditandai dengan penurunan kadar HDL (high density lipoprotein) di dalam darah yang dapat memicu penyakit kardiovaskuler seperti jantung koroner. Kitosan dapat mengikat lemak dan mencegah penyerapannya sehingga dimanfaatkan untuk aktivitas antihiperlipidemia. Pengecilan ukuran partikel menjadi nanopartikel bertujuan untuk meningkatkan kemampuannya pada aktivitas biologisnya termasuk meningkatkan absorpsi ke jaringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas antihiperlipidemia dari nanopartikel kitosan dengan menurunkan kolesterol total, trigliserida dan LDL pada mencit yang diinduksi makanan high-fat dan PTU 0.01% pada air minum. Mencit putih (Mus musculus) yang dikelompokkan menjadi 5 kelompok (n=5) yaitu kelompok normal fat (NF), kelompok high-fat (HF), kelompok simvastatin 10 mg/kgBB (SV), kelompok nanopartikel 1 dosis 450 mg/kg BB (NC 1), kelompok nanopartikel 2 dosis 225 mg/kg BB (NC 2), diaklimatisasi selama 1 minggu dalam lingkungan yang baik. Selama 2 minggu diberi induksi makanan tinggi lemak dan PTU 0.01% pada air minum kemudian dilakukan perlakuan diadministrasikan langsung ke lambung selama 2 minggu. Data analisis yang dianalisis menggunakan Kruskal-Willis Test menyatakan tidak ada perbedaan bermakna antar kelompok pada kolesterol total, LDL dan trigliserida dengan nilai masing-masing 0.350, 0.196 dan 0.101 (nilai p < 0.05). Sehingga nanopartikel kitosan tidak memiliki aktivitas sebagai antihiperlipidemia pada penelitian ini.


Author(s):  
Mamay Mamay ◽  
Gina Nafsa Mutmaina ◽  
Muhammad Hadi Sulhan

Metode pemeriksaan kreatinin dengan reaksi Jaffe memilki kekurangan dalam sensitivitas, reproduktifitas, dan presisi karena adanya senyawa yang dapat mengganggu pemeriksaan hingga menyebabkan over estimasi nilai kreatinin. Deproteinisasi serum sebelum reaksi merupakan pendekatan terbaik untuk menghilangkan semua bentuk gangguan, pada umumnya mengunakan penambahan TCA (Trikoloro asetat). Senyawa lain dapat digunakan dalam deproteinisasi dalam senyawa biologis darah, seperti asetonitril. Penelitian ini bertujuan untuk menguji berbedaan hasil pemeriksaan kreatinin dengan  penggunanaan asetonitril dan TCA dalam proses deproteinisasi untuk menurunkan over estimasi kreatinin.  Metode penelitian yang digunakan adalah  penelitian komparatif  untuk  bisa  mengungkapkan seberapa besar perbedaan hasil pengukuran kreatinin setelah dilakukan deprotenisasi dengan menggunakan asetonitril dan TCA sebagai standar pada serum yang berasal dari 20 orang pasien hemodialisa. Hasil penelitian menunjukan rata-rata pemeriksaan hasil kreatinin setelah deproteinisasi TCA lebih besar dibandingkan asetonitril dengan uji perbedaan mempelihatkan nilai signifikansi  0,016 (p<0,05). Hal ini menunukan bahwa penggunaan asetonitril menurunkan over estimasi nilai kreatinin lebih besar dibandingkan TCA secara signifikan.


Author(s):  
Yeti Eka Sispita Sari ◽  
Dita Artanti ◽  
Fathor Rozi

ABSTRAKIndonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan kasus kecacingan tinggi. Kasus kecacingan ini disebabkan oleh infeksi cacing usus yang penularannya melalui tanah (Soil Transmitted helmint). Prevalensi di Indonesia terutama pada anak usia sekolah dasar sebesar 60%-80%.  Cacing yang menjadi penyebab utama infeksi adalah Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan cacing tambang. Infeksi cacing ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan, penyerapan serta metabolisme makanan sehingga protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan darah dapat hilang dalam jumlah yang banyak. Dampak terburuk adalah  menurunnya plasma insulin like growth factor, peningkatan kadar serum tumor necrosis factor a (TNF), dan konsentrasi hemoglobin rerata semakin menurun. Eosin 2% merupakan pewarna yang selama ini digunakan dalam pewarnaan telur cacing nematode usus. Batang pohon jati (Tectona grandis)  mengandung pigmen pewarna alami seperti beta karoten dan turunan antosianin yang mampu memberikan warna merah, biru, orange, atau keunguan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan rendaman batang pohon jati (Tectona grandis) sebagai pewarna alami pengganti Eosin untuk mewarnai telur cacing usus ((Soil Transmitted helmint). Penelitian dilakukan secara eksperimen dengan perlakuan batang pohon jati direndam selama 24 jam dalam alkohol 96% dan Eosin sebagai kontrol positif. Kemudian perlakuan digunakan untuk memeriksa feses yang diberi darah dan tanpa diberi darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa batang pohon jati yang direndam selama 24 jam dapat dijadikan alternatif pengganti reagen Eosin 2% untuk mewarnai telur cacing pada kedua sampel pemeriksaan (feses yang diberi darah dan tanpa darah). Hal ini dapat disimpulkan bahwa rendaman batang pohon jati dapat digunakan sebagai pewarna alami telur cacing.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document