VERTEX ELEKTRO
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

8
(FIVE YEARS 8)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Publikasi Jurnal Ilmiah Akademik Universitas Muhammadiyah Makassar

1979-9772

2021 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 1-8
Author(s):  
Adriani Adriani

The reliability of the electric power system is one of the most important things to pay attention to in order to maintain the performance of the three main pillars of PT. PLN (Persero). The problem that often occurs in the distribution sector is interference with feeders. The purpose of this study was to determine the causes of trip feeder disturbances in parangbanoa feeders at PT. PLN (Persero) ULP Kalebajeng. The problem that often occurs in the distribution sector is feeder disturbance. Based on the results of the ArcGIS (Geometry Informindo System) output, the potential causes of trip disruption in the parangbanua feeders are trees and plants that affect SUTM, animals on the network, damaged JTM components, broken insulators, and less tight connections causing hot temperatures. Maintenance activities carried out are divided into integrated maintenance. saving obtained is 7,418 kWh / week, and the gain obtained can reach Rp. 10,882,206, - / week, while the benefits are a reduction in the number of interruption of feeder trips.


2020 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 34-43
Author(s):  
Muhammad Naim

A 1-phase 4-pole starting capacitor induction motor which is used as an activator of the table drilling machine has a more complicated construction because it has a  centrifugal switch which is connected in series with the capacitor for its initial start and a high rotational speed of the stator field, which is 1500 rpm. While a 3-phase 6-pole induction motor has a much simpler construction because it does not require a centrifugal switch and a capacitor for its initial start with a low rotational speed of the stator field, which is 1000 rpm. This study discusses the effect of modifying the stator winding in a 1-phase 4-pole starting capacitor induction motor on the table drilling machine into a stator winding of 3-phase 6-pole induction motor on the rotation of the rotor. Modifications are carried out on the stator winding of a 1-phase induction motor by changing the number of phases, number of poles, type of winding, wire diameter and number of windings per groove. Modifications are carried out on the windings to obtain a 3-phase 6-pole 24-groove induction motor with 200 windings per groove, a wire diameter of 0.5 mm, and a winding type of spiral double layer. In our trials without a load on the induction motor the rotor rotation decreased by 33.71% from 1498 rpm to 993 rpm, and with a load decreased by 36% from 1450 rpm to 927 rpm.


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 40-51
Author(s):  
Adriani Adriani

Beternak Ayam adalah Salah satu pengeluaran terbesar peternakan ayam adalah kebutuhan listrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat teknologi pembangkit listrik biomassa pada sistem penyahayaan peternakan ayam Dalam pemanfaatan alat pembangkit listrik Biomassa dengan menggunakan generator termoelektrik, kegiatan yang dilakukan : Melaukan survai peternakan ayam, Pengecekan alat, Menyiapkan bahan pembakaran pada alat pembangkit listrik Biomassa, Pengambilan data. Pengambilan data yaitu, Pertama Biomassa (Kayu) adapun hasil yang didapatkan yaitu tegangan paling tertinggi yaitu 11.0 V dengan suhu  44.3 °C dan arus 60.0 mA\ 0.06A. Data ke dua Biomassa Kotoran ternak (Sapi) hasil yang didapatkan menghasilkan tegangan paling tertinggi yaitu 9,04 V dengan suhu  42,6 ° C dan arus 65,2 mA/ 0,065A. Data ke Tiga Biomassa Kotoran ternak (Ayam) hasil yang didapatkan menghasilkan tegangan paling tertinggi yaitu 8,00 V dengan suhu  42,8 ° C dan arus 31,5 mA/ 0,0315 A. Selisih perbandingan antara PLN dan Biomassa kayu yaitu Rp 122.019 kemudian selisih antara PLN dan Biomassa kotoran sapi Rp 122.547 sedangkan selisih antara PLN dan kotoran ayam yaitu Rp 124.132. pembakaran Biomassa Kayu lebih stabil di bandingkan Kotoran Ternak,karena Biomassa kayu dapat mencapai tegangan 11V sedangkan pembakaran Biomassa kotoran ternak khususnya kotoran Sapi kurang stabil dan hanya mencapai tegangan  9 V dan untuk Biomassa kotoran ayam  pembakarannya tidak stabil dan tegangannya hanya mencapai 7 V.


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 1-11
Author(s):  
Rizal Duyo ◽  
Andi Sulkifli

Abstract— Used in electrical energy distribution effort to the community. Know the factors that affect the capacity of power distribution transformers for 3 phase and 1 phase and to know system maintenance performed on the distribution network and transformer at. PLN ( Persero ) Branch Pinrang .All data that is required in this study was obtained through several instruments such as surveys or direct observation , interviews , and a review of literature used to complement and meet the required data. All data were collected and analyzed using descriptive analysis . These results prove that the distribution network is used on the PT . PLN ( Persero ) Branch Pinrang consists of a primary distribution channels , distribution transformers and secondary distribution channels. This distribution network is used to distribute electrical energy to the entire community of Pinrang. Kapasitas of a distribution transformer for 3 phases and the first phase is determined by the amount of load that is served is added to the burden of the future development. System maintenance is performed on the distribution network and transformer at. PLN ( Persero ) Branch Pinrang done regularly and proactively with emphasis on preventive measures aiming to prevent disturbance of the action reprensif in overcoming the disorder.


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 28-39
Author(s):  
Umar Katu ◽  
Rosmilawaty Rosmilawaty ◽  
Anri Iswanto

Budidaya ulat sutra merupakan salah satu usaha budidaya yang sering di jumpai di beberapa sentra produksi kain sutera. Ulat sutera (Bombyx mori L.) merupakan salah satu jenis serangga yang mempunyai nilai ekonomis tinggi bagi manusia. Serangga tersebut adalah produsen serat sutera yang merupakan bahan baku sutera dibidang pertekstilan, benang bedah, dan parasut dengan kulitas tinggi, belum bisa dikalahkan oleh serat sutera buatan. Siklus Hidup ulat sutera dapat tumbuh optimal pada suhu lingkungan 23-28 ºC dan kelembaban 80-90% RH. Apabila dipelihara dalam lingkungan bersuhu lebih panas maka produktivitas akan menurun karena ulat sutera adalah hewan berdarah dingin (poikilotherm). Berdasarkan hal tersebut, tugas akhir ini bertujuan untuk mengoptimalkan produktivitas ulat sutera dengan merancang sebuah sistem pengontrolan berbasis wireless yang dapat mengontrol suhu dan kelembaban ruang budidaya ulat sutera sesuai dengan kebutuhan yaitu 23-28 ºC dan kelembaban 80-90%. System pengontrol suhu dan kelembaban dengan mnggunakan Radio Frequency module (RF module) yang akan ditampilkan pada monitor berupa Personal Computer (PC). Jika suhu tidak sesuai berdasarkan pembacaan sensor dengan range yaitu 23-28ºC, kipas angin akan aktif dan apabila kelembaban tidak sesuai berdasarkan pembacaan sensor dengan range yaitu 80-90 % RH, sprayer akan aktif.


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 52-64
Author(s):  
Rahmania Rahmania

Dari suatu sistem komunikasi serat optik, kita tidak akan lepas dari perhatian anggaran daya (Power budget). Sistem komunikasi optik berjalan baik dan lancar apabila tidak kekurangan anggaran daya (Power budget) dan anggaran waktu bangkit (Rise time budget). Penelitian bertujuanuntuk mengetahui kelayakakan   jaringan akses pada cakupan area PT. Teklkom Akses Makassar  dengan menganalisis Power budget.Analisis Power budget ini sangat penting dilakukan secara berkala untuk menilai dan mengevaluasi kelayakan suatu jaringan komunikasi serat optik. Analisis Power budget dilakukan untuk jaringan komunikasi yang berada dalam cakupan area PT. Telkom Akses Fiber Zone KTI Makassar dan hanya ada 3 Link yang akan dianalisis,dari ke-tiga perhitungan Loss bahwa kondisi ke-tiga jaringan komunikasi yang berada dalam cakupan area PT. Telkom Akses Fiber Zone KTI  Makassar masih menghasilkan nilai Loss yang kecil kecuali untuk core nomor 8,12,13,15 pada Link 1 ODP-Bal-Fef, nomor 5,8,10 pada Link 2 dan nomor 1,2,6,8,10,12 pada Link 3 yang merupakan special case dan dari perhitungan Power Budget juga terlihat bahwa nilai Loss hasil pengukuran masih berada dalam batas standarisasi yang ditentukan dan nilai Margin yang dihasilkan oleh ke-tiga jaringan akses tersebut masih sangat positif dan masih berada dalam batas standarisasi. Berdasarkan data hasil pengukuran dan hasil analisis perhitungan tersebut dapat diprediksi bahwa pertumbuhan degradasi kualitas link paling cepat akan terjadi pada link 2 dimana link ini akan mengalami penambahan atenuator atau repeater baru yang lebih cepat dari link lainnya.


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 19-27
Author(s):  
Andi Faharuddin ◽  
Andika Saputra ◽  
Satriani Satriani

Krisis energi diperkirakan akan melanda dunia sekarang dan yang akan datang. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya permintaan energi. Tujuan penelitian ini membuat prototipe pembangkit listrik dan bagaimana hasil dari  penelitian pembangkit listrik tenaga ombak. Penelitian dilaksanakan selama bulan November 2015  berlokasi di Desa Bontosunggu, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Prototipe pembangkit listrik tenaga ombak dengan menggunkan sebuah masukan air yang meruncing dengan tinggi tiang belakang 0.40 m dan tiang depan 0.20 m dengan lebar bagian belakang 0.20 m dan lebar bagian depan 0.30 m. Prototipe ini juga memilki sebuah penampungan (reservoir) dengan tinggi 0.45 m, lebar persegi empat 0.28 m. Dan pipa ½ inci dengan panjang 1.8 m sebagai saluran air ke turbin air. Turbin air yang digunakan memilki 10 baling-baling untuk memutar sebuah generator (dinamo DC) 6 Volt 2.4 Watt. Variasi tinggi ombak yang digunakan adalah 0.32 m, 0.40 m, dan 0.42 m. Hasil penelitan menujukkan bahwa air mampu naik ke reservoir pada jam 11:00 sampai jam 14:00 dengan tinggi ombak bervariasi. Dan daya yang dapat dihasilkan oleh dinamo maksimal 0.7702 Volt dan minimal 1.1667 Volt. Prototipe  pembangkit listrik tenaga ombak (PLTO) ini memiliki model tiga bangunan penting dan mampu menghasilkan energi listrik dengan tegangan rata-rata 1 volt.


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 12-18
Author(s):  
Abdul Hafid ◽  
Debiana Debiana

The operation failure of one of the main substation equipment, resulting in a number of end-users of electricity will be impaired. Maintenance on major equipment substation needs to be done to prevent damage and disruption as early as possible, and can extend the life of the equipment.  Thus, the system of maintenance of equipment at a substation needs to be maintained and improved, especially on equipment - equipment that is essential for channel function and securing of a power interruption.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document