KOPASTA: Jurnal Program Studi Bimbingan Konseling
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

57
(FIVE YEARS 11)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Riau Kepulauan

2599-0071, 2442-4323

Author(s):  
Nyimas Eva Aprilia

Verbal bullying is a verbal act which is the easiest to do and is not seen directly but has a serious impact. Verbal bullying can take the form of nicknames, reproaches, slanders, cruel criticisms and insults. Based on the findings when observing at SMA Negeri 8 Palembang, there were some students who did often carry out bullying to their classmates such as scoffing, making name calls, ridiculing, and so on, furthermore make the students who are the victims of bullying feel scared to enter the classroom and feel they do not have friend in their class. This study uses a qualitative method. This type of research is descriptive qualitative. The source of information in this study were 9 students who did verbal bullying. The results showed that in general the perpetrators carried out verbal bullying against their classmates because it was done to show resistance or aggressive attitudes towards the victim caused by the negative behaviors of the victim. Based on the results of the study, it can be suggested to the teachers to be able to plan services to prevent bullying.Keyword :Verbal Bullying


Author(s):  
Tamama Rofiqah ◽  
Handayani Sitepu
Keyword(s):  

Kenakalan remaja bukan saja merupakan tanggung jawab pihak sekolah ataupun orangtua tetapi juga merupakan tanggung jawab kedua belah pihak. Keluarga dapat menjadi penyebab maupun pencegah terjadinya kenakalan remaja, salah satunya adalah perceraian orang tua yang menandakan adanya kondisi broken home. kurangnya perhatian orangtua dapat berdampak negatif pada perilaku anak, yaitu kecenderungan munculnya perilaku yang menyimpang pada diri anak seperti perbuatan-perbuatan yang mengarah pada kenakalan. Metode dalam penelitian adalah kualitatif. Data diambil melalui observasi dan wawancara serta dilakukan validasi dengan teknik triangulasi. Selanjutnya data dianalisis dengan cara Reduksi Data, penyajian Data, Kesimpulan dan Verifikasi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa bentuk kenakalan anak (remaja) pasca perceraian orang tua diantaranya dugem (dunia gemerlap), bolos sekolah, menghisap lem, minum-minuman keras dan balap liar. Perilaku tersebut berawal dari perceraian orang tuanya yang mengakibatkan mereka frustasi, bingung, dan merasa terabaikan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan pemberian layanan Bimbingan Konseling di Sekolah


Author(s):  
Puji Gusri Handayani

Memasuki budaya yang berbeda memungkinkan individu untuk menjadi orang asing dalam budaya tersebut, di mana individu dihadapkan pada situasi di mana kebiasaan mereka diragukan. Hal ini dapat menyebabkan kejutan (ketidakpastian) dan stres, yang dapat menyebabkan konsep diri dan identitas budaya individu dan mengakibatkan kecemasan. Kondisi ini menyebabkan sebagian besar individu mengalami gangguan mental dan fisik, setidaknya untuk periode waktu tertentu. Struktur baru ini akan menjadi lebih terlihat melalui pengalaman emosional dan efektif ketika berinteraksi dengan budaya baru. Banyaknya imigran dan pelajar luar negeri yang memiliki latar belakang budaya berbeda untuk belajar sains di lingkungan perguruan tinggi yang sama dapat menyebabkan tidak terbiasa dengan budaya lokal adalah masalah yang sering mempengaruhi seseorang di negara asing. Demikian pula apa yang terjadi pada siswa dalam persepsi orang dalam kesehatannya, sehingga terjadi kejutan budaya karena tidak memahami perbedaan karakteristik individu lain dari sudut pandang orang lain. Mengatasi culture shock adalah dengan menggunakan pendekatan REBT (Rasional Emotif Behaviour Therapy). REBT digunakan untuk mengatasi kecemasan, persoalan emosi, ketakutan, fobia, dan lain-lain. Culture shock merupakan penyakit akibat kecemasan sehingga bisa diatasi dengan menggunakan REBT.


Author(s):  
Aris Siswanto Aris

The United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) reports the number of people living with HIV in 2012 as much as 35.3 million people. In the same year AIDS mortality rate amounted to 1.6 million people and as many as 2.3 million people have HIV. Seeing the high number of people with HIV/AIDS, it is the government's duty to continue socializing about HIV/AIDS. At school, tutoring and counseling teachers provide an important role to provide information about the disease, especially high school students. At this time a group of teenagers in susceptible to age 10-19 years is a period of rapid growth and development both physical, psychological and intellectual. Based on the results of the research in the field, many students do not understand about HIV/AIDS. One way of addressing the problem is to provide information services. The purpose of this research is to find out if there is an influence on information services in an effort to improve understanding of HIV/AIDS for students. This research uses quantitative methods with quasi experimental design. The subject of this research is high school student Sriguna Palembang XI IPA 2. The research Instrument uses a Likert scale model, subsequently analysed using Test-T. In general, this research shows the influence of information services in the effort to improve understanding of HIV/AIDS. Based on the results of the research that has been obtained, the cooperation of various parties is expected to improve students ' understanding.Keywords: Information Services, HIV/AIDS


Author(s):  
Randi Saputra

Gejala sosial yang terjadi di kalangan masyarakat Indonesia saat ini, memberikan gambaran sebagai akibat dari rendahnya kesadaran spiritual keagamaan dan berujung pada minimnya ketaatan serta kepatuhan terhadap ajaran agama (norma agama), sehingga berdampak pada masalah-masalah sosial seperti kemaksiatan, kejahatan, dan kezaliman serta sikap sosial yang tercela seperti kolusi, korupsi, suap, dan perbuatan tidak bertanggungjawab lainnya. Dari sisi pendidikan, tawuran antar siswa, sex bebas, narkoba, dan tindakan asusila maupun pelanggaran hukum lainnya masih banyak mewarnai pendidikan Indonesia saat ini. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk meningkatkan sikap kesadaran spiritual agama siswa melalui program pendidikan yang berkesinambungan. Salah satu program tersebut adalah layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Artikel ini bertujuan untuk memberikan sebuah referensi dan kerangka konseptual terhadap pengembangan khasanah teori dan praktek konseling yaitu yaitu mengintegrasikan nilai-nilai religius (Islam) ke dalam pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) untuk meningkatkan kesadaran spiritual agama siswa SMA. Nilai-nilai religius dalam perspektif Islam yang dimaksudkan adalah kandungan ayat-ayat Al-Quran dan Hadits sebagai sunah Rasulullah SAW. 


Author(s):  
Tamama Rofiqah

Teknik sosiodrama merupakan pemberian bantuan kepada siswa yang memiliki permasalahan dalam hubungan sosial dengan cara membentuk sebuah kelompok dan permasalahannya akan diselesaikan dengan bermain peran. Dengan mengikuti teknik sosiodrama ini siswa diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dalam bertingkah laku dan bersosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah teknik sosiodrama dapat mengurangi perilaku agresi verbal siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan Pre-Eskperimen ( The One Group Pretest-Posttest Design). Penelitian dilakukan di MTs Islamic Center Nahdlatul Wathan dengan sampel penelitian sebanyak 20 orang. Instrument yang digunakan adalah angket skala likert. Data dianalisis dengan menggunakan rumus Wilcoxon Signed Rank Test. Temuan penelitian menunjukkan bahwa secara umum perilaku agresi verbal siswa dapat dikurangi melalui penerapan teknik sosiodrama. Oleh karena itu, salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru BK dalam menangani siswa yang berperilaku agresi adalah dengan menerapkan teknik sosiodrama.


Author(s):  
WILDA FASIM BR HASIBUAN

Hubungan yang sehat antar pasangan menjadi peran penting dalam suatu ikatan, terlebih ikatan pernikahan. Pernikahan mampu bertahan dan melahirkan keturunan yang baik jika suami istri mampu menjaga hubungan dan keharmonisan mereka. Pernikahan tidak akan bertahan lama jika keduanya tidak saling menerima kekurangan masing-masing. Ketidak penerimaan antar pasangan akan menyebabkan perceraian. Perceraian yang terjadi akan berdampak negative bagi pasangan yang belum siap menerima kenyataan. Regresi termasuk salah satu dampak negative yang dialami pasangan setelah bercerai, terlebih wanita. Penelitian ini menggunakan pendekatan naratif. Tujuan dari pendekatan naratif adalah untuk menyatukan beberapa pendapat dari beberapa informan untuk dijadikan suatu kebenaran dalam sebuah cerita.Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa regresi wanita pasca perceraian tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Beberapa hal tersebut adalah adanya perceraian, sehingga subjek kurang menerima kenyataan yang harus dihadapi saat ini, selain itu juga,  karena subjek tidak dapat melanjutkan fase perkembangan yang telah dilalui setelah perceraian, sehingga subjek berlaku seperti masa sebelumnya, yang dalam istilah psikologi disebut regresi atau kemunduran.


Author(s):  
SRI WAHYUNI ADININGTIYAS

Skripsi adalah suatu bentuk karya tulis ilmiah dalam struktur kurikulum program pendidikan sarjana yang menggambarkan upaya khusus penerapan terpadu ilmu yang telah didapatkan sesuai dengan suatu peminatan.Namun pada kenyataannya tidak semua mahasiswa mampu menyelesaikan skripsi tepat waktu. Mahasiswa tingkat akhir mempunyai permasalahan yang berbeda untuk melangkah pada tugas akhir mereka. Dalam kaitannya dengan dukungan sosial, mahasiswa-mahasiswa ini tentu saja perlu adanya dukungan, paling tidak perhatian dari orang lain agar mereka temotivasi untuk bisa menyelesaikan skripsi mereka. Mahasiswa memerlukan dukungan, terlebih dukungan dari keluarganya agar termotivasi dalam menyelesaikan skripsi. Dukungan sosial keluarga dapat memotivasi mahasiswa untuk segera menyelesaikan skripsi. Para informan yang mendapatkan dukungan sosial dari keluarganya, merasa kasian terhadap orangtua yang telah bersusah payah membiayai kuliah mereka sehingga para informan semakin terpacu untuk segera menyelesaikan skripsinya


Author(s):  
AHMAD YANIZON ◽  
Vina Sesriani
Keyword(s):  

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan sebelum melaksanakan penelitian  tentang  penyebab munculnya perilaku agresif pada remaja. Terdapat permasalahan seorang subjek pada fase perkembangan remaja  awal yang melakukan tindakan agresif dilingkungan rumah, teman bermain dan sekolah. Seorang remaja laki-laki yang berusia 16  tahun. Tindakan agresif yang subjek lakukan adalah seperti memukul mata temannya sehingga menyebabkan pendarahan , mengancam  kakaknya dengan sebuah pisau dan melempar batu pada kepala temannya. Penelitian  ini bertujuan untuk mengetahui penyebab dari seorang subjek yang berperilaku agresif. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus.. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Juli 2018. Dengan subjek penelitian remaja laki-laki yang berumur 16 tahun yang melakukan tindakan agresif di Batam. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dari data yang peneliti peroleh didapatkan bahwa penyebab remaja berperilaku agresif adalah karena lingkungan keluarga yang broken home/ tidak harmonis, kurangnya perhatian dari kedua orang tua, modeling yang buruk dan adanya ekspetasi pembalasan atau motivasi balas dendam yang menyebabkan subjek berperilaku agresif baik di lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah.


Author(s):  
Junierissa Marpaung ◽  
Juwita Boneka Sinaga

Kanker merupakan salah satu penyakit yang mematikan yang dapat menyerang siapa saja dari berbagai kalangan usia dan jenis kelamin. Salah satu yang dapat menjadi penderita kanker terbesar adalah anak-anak. Kanker yang menyerang pada anak adalah kanker dengan berbagai jenis dan stadium. Pemberian dukungan membantu individu untuk melihat segi-segi positif yang ada dalam kepercayaan diri dan kemampuan serta merasa dihargai dan berguna saat individu mengalami tekanana atau masalah. Maka dari itu, penulis bertujuan ingin mengetahui gambaran mengenai dukungan sosial pada anak penderita leukemia.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document