Indonesian Mining Professionals Journal
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

26
(FIVE YEARS 26)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia

2715-9035, 2714-8823

2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 41-44
Author(s):  
Ridho K Wattimena

Rockburst telah menjadi salah satu risiko mayor pada konstruksi dan tambang bawah tanah batuan keras yang dalam. Banyak pendekatan telah diusulkan untk memprediski risiko rockburst, mulai dari pengujian laboratorium sederhana sampai kepada metode learning machine yang canggih. Makalah ini membandingkan hasil prediksi metode ensemble learning dan regresi logistik dan menunjukkan bahwa metode regresi logistik yang lebih sederhana dapat memberikan hasil yang lebih akurat.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 45-58
Author(s):  
Alim Perdana ◽  
Nur Budi Mulyono

Kraljic matrix (or Kraljic model) is a method used to segment the purchases or suppliers of a company by dividing them into four quadrants, based on the complexity (or risk) of the supply market (such as monopoly situations, barriers to entry, technological innovation) and the importance of the purchases or suppliers (determined by the impact that they have on the profitability of the company). This quandrant allows the company to define the optimal purchasing strategies for each of the four types of purchases or suppliers. In coal mining company, hundred thousand goods, part number or SKUs are purchased by corporate in fulfilling its mining operations requirement. However, the commodities generally purchased by open pit coal mining company are classified into 6 (six) classes which are fuel, maintenance of mobile equipment, blasting material, tyre, lubricants, and others. With the complexity of dealing with suppliers, it is mandatory for developing purchasing strategies as part of managing of supply chain. Mining operations and profitability of coal mining company shall depend on the total cost of ownership in purchasing the abovementioned commodities. This Kraljic Portfolio Model (1983) will assist coal mining company in applying purchasing strategies based on the class or quadrant which has been developed. Objective of this research is to develop purchasing strategies by empirically quantifying using data from a comprehensive survey among purchasing professionals in coal mining industry. Kraljic Portfolio Matrix is developed with 2 (two) stages of questioner. First questioner is to assess the importance level of each attribute in the dimension of purchasing activity by using Analytical Hierarchy Process. Second questioner is to assess every commodity’s scoring against each supply attribute. Subsequently, the matrix is developed by using SPSS (Statistical Product and Service Solutions) software. This research successfully classifies purchasing commodity in the appropriate quadrant of Kraljic Portfolio Matrix. By classifying the commodities purchased by coal mining company in the right quadrant of Kraljic Portfolio Matrix, the company will be able to implement the right purchasing strategies which will be different in one quadrant and another.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 1-8
Author(s):  
Arif Widiatmojo ◽  
Nuhindro P Widodo ◽  
Kyuro Sasaki
Keyword(s):  

Ventilasi tambang bawah tanah mempunyai peran penting untuk memastikan kecukupan suplai udara segar untuk pekerja tambang, mesin bakar internal, melarutkan gas dan partikulat, maupun menjaga suhu dan kelembaban udara. Design yang tidak benar dapat  menyebabkan kebocoran dan resirkulasi udara, menurunkan efisiensi energi untuk sistem ventilasi secara total. Di lain hal, difusi turbulensi mengendalikan penyebaran gas dan partikulat.Makalah ini membahas penggunaan gas tracer untuk mengevaluasi efisiensi dari sistem ventilasi tambang. Dengan mencocokkan hasil pengukuran lapangan dengan simulasi numerik, kuantitas suplai udara yang terbuang disebabkan karena kebocoran dapat dievaluasi. Selain itu, laju pertukaran udara di front tambang juga di analisa berdasarkan data peluruhan gas. Sebagai hasil analisa, sekitar 53.5% udara bersih terbuang langsung melalui kipas utama. Sedangkan, laju pertukaran udara di salah satu front tambang, adalah sekitar 6.48 kali per jam.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 9-16
Author(s):  
Muh Arif Idhan ◽  
Gina Audina Alhabsyi ◽  
Muhammad Ikbal

The geological structure especially folds and faults will reduce slope stability at slope mining where many events are the main factors that trigger slope failure. The geological structure "unknown" is defined as a minor geological structure that was not defined in the initial geological modeling. This uncertainty geological structure is critical issue during the mining process in coal mining. Slope stability Radar is a monitoring instrument that has been used in this research. In SSR data analysis, graphical behavior from velocity data is for monitoring program. The analysis in this research consisted of measuring the geological structure in the area where slope failure occurred and reading the velocity acceleration data from SSR instrument.Slope failure in this research study conduct on the high-wall coal mining which is in line with the geological structure plane with direction N 2460 E and dip 480, along + 150 m and at elevations RL +30 to RL -10. Velocity value at the time of slope failure was 13,568 mm/hour. This value can then be used as a reference as the “Progressive Velocity” value before the slope failure occurs at certain slope wall conditions.The content case study is expected to help engineers in increasing confidence in determining the characteristics of slope failure based on Velocity data in areas that have a geological structure, however, this study research aims to determine basic behavior in the SSR monitoring program and serve as a reference in the risk management program in the coal Mining industry.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 31-40
Author(s):  
Madinatul Arbi ◽  
Chani Pradasara ◽  
Slamet Rachman Jaka

PT Multi Nitrotama Kimia merupakan salah satu perusahaan jasa pertambangan yang bergerak pada bidang penyedia jasa peledakan dan penjualan bahan peledak terbesar di Indonesia. PT Putra Perkasa Abadi Jobsite Alam Bara Jaya Pratama merupakan salah satu customer dari PT Multi Nitrotama Kimia yang tengah menghadapi tantangan untuk melakukan peledakan pada area yang disinyalir merupakan area Hot Ground dan atau Reactive Ground. PT Putra Perkasa Abadi Jobsite Alam Bara Jaya Pratama bekerjasama dengan PT Multi Nitrotama Kimia dalam mengelola peledakan pada kondisi sesuai dengan klasifikasi kondisi (termal) batuan.Penelitian tahap awal dilakukan dengan pengambilan sampel pada area terkait dan dilakukan Pengujian Isothermis. Sampel diuji dengan waktu pengamatan 48 jam, di Laboratorium PT. Multi Nitrotama Kimia Cikampek. Pengujian ini bertujuan untuk menentukan unsur reaktivitas pada sample batuan. Kemudian dilakukan pengukuran temperatur lubang pada area tersebut. Proses pengukuran temperatur bertujuan membantu mengetahui suhu secara gradual berdasarkan tingkat kedalaman (top hole, middle hole dan bottom hole) dengan metode elevated temperature. Dengan adanya manajemen peledakan yang komprehensif pada area Hot Ground dan atau Reactive Ground, peledakan dapat berjalan dengan aman dan meningkatkan optimalisasi peledakan.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 65-74
Author(s):  
Raymond Kosher Sianturi ◽  
Mohamad Nur Heriawan ◽  
Syafrizal Syafrizal ◽  
Cahyo Okta Ardian ◽  
Satyogroho Dian Amertho ◽  
...  

Blok C merupakan salah satu blok endapan aluvial di Pulau Bangka yang memiliki prospek timah dan mineral ikutan timah seperti ilmenite, rutile, anatase, zircon, dan monazite. Endapan aluvial umumnya memiliki variabilitas yang tinggi sehingga faktor ketidakpastian akan sumberdaya timah dan mineral ikutan timah juga tinggi. Pada penelitian ini dilakukan perbandingan antara 3 (tiga) pendekatan geostatistik untuk memodelkan ketidakpastian sumberdaya dengan studi kasus pada endapan aluvial di Blok C di Pulau Bangka. Untuk mengetahui variabilitas global di daerah penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Global Estimation Variance (GEV), sedangkan untuk mengetahui variabilitas lokal dilakukan menggunakan Sequential Gaussian Simulation (SGS) dan Discrete Gaussian Model (DGM). Hasil dari metode GEV dibandingkan dengan metode SGS dan hasil dari metode SGS juga akan dibandingkan dengan metode DGM. Dari hasil perbandingan GEV dan SGS menunjukkan bahwa hasil GEV cenderung less confidence jika dibandingkan dengan hasil SGS. Less confidence pada hasil GEV disebabkan oleh efek proporsional di daerah penelitian. Hasil perbandingan SGS dan DGM menunjukkan pola yang hampir sama untuk Sn (timah) dan ilmenite+rutile+anatase serta pola yang cukup berbeda untuk zircon. Perbedaan ini disebabkan oleh pemusatan data yang merupakan bagian dari metode DGM. Selain itu, mayoritas nilai minimum hasil DGM lebih besar daripada nilai minimum hasil SGS dan nilai maksimum hasil DGM lebih kecil daripada nilai maksimum hasil SGS. Hal ini disebabkan oleh change of support coefficient (r) yang mempengaruhi fungsi dari transformasi


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 95-102
Author(s):  
Budi Sulistijo ◽  
Chusharini Chamid ◽  
Adriyanto D Kusumo
Keyword(s):  

    Fast traslate Icon translate    Reklamasi pada area bekas tambang merupakan salah satu tantangan untuk merepresentasikan wujud nyata manajemen berkelanjutan pada sektor pertambangan Indonesia. Kerangka kerja peraturan reklamasi dan pasca tambang di Indonesia menetapkan berbagai persyaratan untuk melaksanakan kegiatan reklamasi dan pasca tambang. Sebagai langkah awal, para pemangku kepentingan diwajibkan untuk berkonsultasi secara detail tentang peraturan-peraturan yang berlaku. Reklamasi timah alluvial (dan kemungkinan endapan logam alluvial lainnya) merupakan masalah yang pelik dalam mewujudkan program reklamasi pasca tambang yang berkelanjutan. Sering kali program reklamasi gagal karena adanya proses penambangan kembali di lahan yang sudah direklamasi. Masalah utama dalam proses reklamasi timah alluvial adalah bahaya geologi, hidrologi, hidrogeologi dan penambangan kembali. Dengan adanya data-data yang baik maka akan dapat dilakukan rekayasa teknik yang baik untuk mewujudkan  reklamasi yang berkelanjutan. Penerapan teknologi tepat guna untuk mengantisipasi bahaya geologi, hidrogeologi, hidrologi serta monitoringnya sehingga aspek yang akan mengurangi keberhasilan program reklamasi sudah dapat diantisipasi sejak awal sehingga program pencegahannya dapat dilakukan sejak dini. Proses sterilisasi yang baik dilakukan sejak awal proses penambangan ataupun dilakukan sebelum proses penutupan tambang agar proses reklamasi dapat berjalan secara berkelanjutan.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 85-94
Author(s):  
Ali Achmad

Coal thin seams  in the coal mining industry are often considered by company as waste material or it is not gives a significance revenue. Actual condition it is true but this seams actually can be mined potentially and giving some additional profit if we do the plan and managed it correctly. In this paper will discuss and explaining about how much the importance related to optimalization of coal thin recovery in coal mining industry in the technical and economical perspectives. Starting on the iso-thickness polygon in the pit shell design that have been agreed (sign off) to coal reserves reconciliation that had mined completely. The Geologist must undertakes monthly monitoring about the sum of coal thin seams and it is variance between actual versus model. If they find loses indication, they must to do investigation immediately. The writer take a study case from one of area’s PT Arutmin Indonesia consession. The located of research area is situated in “Pit 4 Spessartine” with the coal thin seams succession from interval delta lower 2 – echo 1 lower. The Stratigraphy of research area is a part of Warukin Formation – Asem Asem Sub Basin. If we look in the engineering, mine scheduling, operational sequence and also marketing linkage perspectives, actually these thin seams gives a much economical profit but on the other hand it can gives a loss material such as coal contamination and increasing of ash content. In this paper the writer also reviewing the geological perspective so it can be known about the general parameters which controlled about coal sedimentary deposited among of them. We will disclose the paleo-peats distribution, paleo-base of their wet land or marsh and the last one is knowing about the water currents within the coal depositional environment.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 57-64
Author(s):  
Agus Haris Widayat ◽  
Komang Anggayana ◽  
Basuki Rahmad ◽  
Luthfi Hafizh Azhar

Empat conto batubara dari daerah Muara Wahau telah diteliti untuk mengetahui karakteristik termal dengan pendekatan analisis pirolisis dan perangkat thermogravimetric analysis (TGA). Perilaku termal ini dapat memberikan gambaran yang dialami oleh batubara selama proses pembatubaraan di alam, pembatubaraan buatan, salah satu proses yang terjadi pada gasifikasi batubara bawah tanah, pencairan batubara, dan lain-lain. Analisis proksimat, ultimat, dan petrografi batubara juga dilakukan untuk mengetahui komposisi bahan organik yang terkandung di dalamnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa batubara Muara Wahau mempunyai komposisi maseral inertinit yang cukup bervariasi dari 6% hingga 18% (v/v). Analisis TGA menunjukkan bahwa semakin tinggi kandungan maseral inertinit, penurunan massa conto secara umum semakin rendah. Hal ini menunjukkan bahwa maseral inertinit cenderung tidak berevolusi selama proses pemanasan. Hasil ini memberikan implikasi bahwa batubara yang mengandung maseral inertinit kurang direkomendasikan untuk jenis pemanfaatan yang dipengaruhi oleh reaktivitas maseral seperti gasifikasi dan pencairan.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 75-84
Author(s):  
Nur Anbiyak ◽  
Tyas Cahyaningrum
Keyword(s):  

Kebutuhan kobalt dunia meningkat secara signifikan dan diproyeksikan akan mencapai 430 ribu ton pada tahun 2030 seiring dengan peningkatan permintaan dari industri mobil listrik dan penerbangan.  Saat ini, lebih dari 60% kebutuhan kobalt dunia berasal dari tambang-tambang tembaga-kobalt di Afrika Tengah. Indonesia yang menyimpan sumberdaya kobalt dalam cebakan nikel-kobalt laterit berpotensi menjadi salah satu pemasok signifikan kebutuhan dunia di masa depan jika tersedia fasilitas pengolahan bijih kobalt di dalam negeri.Cebakan nikel-kobalt laterit di Indonesia merupakan produk pelapukan batuan ultrabasa dari kompleks ofiolit yang tersebar di Indonesia bagian timur. Pelapukan kimia batuan ultrabasa menghasilkan perlapisan profil laterit yang terdiri dari batuan dasar, saprolit, dan limonit. Ketebalan lapisan saprolit dan limonit dipengaruhi oleh laju pengangkatan tektonik dan ketinggian muka air tanah, dimana laju pengangkatan tektonik rendah dan muka air tanah yang relatif tinggi seiring waktu pelapukan yang panjang akan menghasilkan lapisan saprolit yang relatif tebal. Berdasarkan evaluasi pada cebakan nikel-kobalt laterit yang berada di Pulau Sulawesi, Halmahera, dan Papua Barat, konsentrasi tertinggi kobalt berada pada bagian bawah lapisan limonit dengan kadar rata-rata bervariasi antara 0,1-0,3% Co. Keberadaan kobalt pada zona ini berasosiasi dengan mineral-mineral Mn-oksida dengan jumlah sumberdaya keseluruhan di Indonesia mencapai 2,9 miliar ton bijih.Hingga saat ini di Indonesia belum tersedia fasilitas pengolahan yang dapat memproduksi kobalt dan dikarenakan sebagian besar tambang nikel di Indonesia hanya mengekstraksi bijih nikel dari lapisan saprolit, sebagian zona kaya kobalt dikategorikan sebagai batuan penutup. Oleh karena itu diperlukan upaya konservasi untuk menyelamatkan bijih kobalt demi keberlangsungan industri pertambangan dan turunannya di masa depan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document