Jurnal Sains dan Laboratorium Medik
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

35
(FIVE YEARS 15)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Jurnal Sains Dan Teknologi Laboratorium Medik, Akademi Kesehatan John Paul II Pekanbaru

2527-5267, 2621-7708

2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 1-8
Author(s):  
Nurmi - Hasbi

  Tinea mannum merupakan infeksi jamur dermatofitosis yang terjadi pada kulit tangan. Penyakit ini umumnya menginfeksi pada pekerja yang lingkungan bekerjanya basah dan lembab termasuk pedagang ikan. Data tentang infeksi Tinea mannum masih sedikit di Indonesia, khususnya pada pedagang ikan di Pasar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jamur penyebab Tinea mannum pada pedagang ikan di pasar Kodim Kota Pekanbaru. Penelitian ini merupakan suatu studi deskriptif dengan metode purposive sampling yang melibatkan 12 pedagang ikan yang menderita infeksi tinea mannum. Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan langsung secara makroskopis dan mikroskopis. Pemeriksaan mikroskopis langsung dengan menggunakan larutan KOH 10% dari kerokan kulit tangan, dan juga dilakukan kultur jamur pada media SDA. Hasil penelitian ini menunjukkan semua pedagang ikan terinfeksi Tinea mannum. Dua kelompok jamur yang ditemukan yaitu dermatofita seperti Trichophyton tonsurans sebanyak 5 jamur (6)% dan non dermatofita seperti Aspergillus sebanyak 6 jamur (30%), Yeast sebanyak 4 jamur (20%), Penicilium sebanyak 2 jamur (10%) dan Trichoderma sp., Basidiobolus sp., Fusarium sp., masing – masing sebanyak 1 jamur (5%).      


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 6-10
Author(s):  
Mamay Mamay ◽  
Muhammad Hadi Sulhan

Pempek merupakan salah satu makanan tradisional ciri khas Palembang. Pempek sudah dikenal masyarakat secara luas. Masyarakat tidak terlalu susah untuk mendapatkan pempek di jajanan di sekitaran Garut Kota. Pembuatan pempek ini meggunakan bahan dasar utama daging ikan dan sagu. Beberapa temuan mengenai penggunaan boraks pada pempek di beberapa tempat. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis penggunaan borak pada empek yang dijual di sekitar kecamatan Garut Kota. Penelitian ini merupakan studi deskriptif dan laboratorium dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan melakukan penetapan kadar boraks menggunakan analisis kualitatif dengan kurkumin dan analisis kuantitatif dengan titrasi asam basa. Sampel pempek yang peroleh dari 20 pedagang yang terseber di kecamatan Garut Kota. Berdasarkan hasil penelitian, secara kualitatif teridentifikasi 3 sampel pempek yang positif mengandung boraks. Hasil dari pemeriksaan organoleptis dari 20 sampel pempek, 3 sampel mempunyai tekstur yang sangat kenyal dan berbau seperti zat kimia sedangkan pada sampel pempek tidak mengandung boraks. Pengujian boraks dilanjutkan pada penetapan kadar atau analisa kuantitatif. Kandungan boraks pada ketiga sampel adalah 120 mg/g, 77,1 mg/g, dan 40,9 mg/g Dari hasil tersebut, disarankan agar masyarakat bisa membedakan dan memilih jajan pempek yang tidak mengandung boraks.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 21-26
Author(s):  
Aisyara Yuliandari

Jumlah trombosit pada Platelet Rich Plasma (PRP) merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas dari PRP. Whole blood merupakan bahan utama dalam pembuatan PRP. Penanganan whole blood yang tidak tepat dapat mempengaruhi jumlah trombosit pada PRP. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh durasi penyimpanan whole blood terhadap jumlah trombosit PRP. Desain penelitian ini menggunakan post-test only control group design. Sampel penelitian yang digunakan adalah whole blood yang berasal dari 8 orang donor pria yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Penelitian ini membandingkan jumlah trombosit PRP yang diproses dari whole blood yang disimpan selama 24 jam dan 48 jam dibandingkan dengan kelompok kontrol/penyimpanan 0 jam. Data jumlah trombosit dianalisis menggunakan uji ANOVA one-way dan dilanjutkan dengan uji Least Significant Difference (LSD) menggunakan program SPSS versi 22.0. Data jumlah trombosit PRP disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Berdasarkan analisis statistik, terjadi penurunan yang signifikan (p<0,05) antara jumlah trombosit PRP pada kelompok penyimpanan 24 jam (132.937 trombosit/µL) dan kelompok penyimpanan 48 jam (91.000 trombosit/µL) dibandingkan dengan kelompok kontrol/penyimpanan 0 jam (702.437 trombosit/µL). Durasi penyimpanan whole blood dapat mempengaruhi jumlah trombosit PRP, semakin lama waktu penyimpanan whole blood, maka jumlah trombosit PRP akan semakin menurun. Kata Kunci: Durasi penyimpanan, PRP, Trombosit, Whole blood


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 1-5
Author(s):  
Evi Mustiqawati

Tumbuhan memiliki senyawa kimia aktif yang dapat berfungsi sebagai antibakteri, salah satunya adalah tumbuhan parang romang (Boehmeria virgata (Forst) Guill). Bakteri merupakan salah satu makluk hidup yang dapat menyebabkan banyak penyakit. Resistensi multidrug merupakan salah satu yang perlu diperhatikan.Olehnya itu, perkembangan ilmu sains dan kesehatan merupakan tantangan untuk perkembangan solusi baru pada antibiotik. Beberapa penelitian multinasional dilakukan untuk menentukan prevalensi penggunaan jamu pada infeksi akibat mikroorganisme. Penggunaan zat tumbuhan seperti alkaloid, senyawa organosulfur, asam fenolik, flavonoid, karotenoid, kumarin, terpenoid, tanin, menarik di teliti sebagai pengembangan dalam ilmu sains dan kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk menentukan aktivitas antibakteri ekstrak akar parang romang (Boehmeria virgata (Forst) Guill) terhadap bakteri Streptococcus mutans dan Pseudomonas aeruginosa. Serta mengidentifikasi komponen kimia pada ekstrak akar parang romang (Boehmeria virgata (Forst) Guill) sebagai antibakteri. Hasil penelitian yaitu nilai Rf pada pengujian KLT-Bioautografi terdapat 3 yaitu 0,09 0,27 dan 0,36 serta komponen kimia aktif pada ekstrak akar parang romang (Boehmeria virgata (Forst) Guill) memberikan hasil positif terhadap penampak bercak yaitu pada golongan terpenoid, alkaloid, fenol dan flavonoid. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ekstrak akar parang romang (Boehmeria virgata (Forst) Guill) pada konsentrasi 1mg/mL dapat menghambat Streptococcus mutans dan Pseudomonas aeruginosa.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Harni Sepriyani

Jajanan yang dijual di sekitar lingkungan menjadi kekhawatiran masyarakat khususnya orang tua siswa. Jajanan tersebut dikhawatirkan adanya penambahan zat makanan yang berbahaya, yaitu zat pengawet makanan. Salah satu zat pengawet makanan yang sering digunakan adalah natrium tetraborat. Natrium tetraborat lebih dikenal dengan nama boraks. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1168/Menkes/Per/X/1999, boraks dinyatakan dilarang digunakan sebagai bahan tambahan makanan, tetapi masih banyak bentuk penyalahgunaan dari zat tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan boraks yang terdapat pada jajanan yang dijual sekitar SDN 18 dan 20 Kota Pekanbaru. Berdasarkan uji nyala yang telah dilakukan, dari 5 sampel terdapat 2 sampel yang positif mengandung boraks. Sampel positif boraks yaitu somai ikan dan martabak mini. Kandungan boraks pada sampel makanan somai ikan sebesar 2,2356 ppm. Kandungan boraks pada sampel makanan martabak mini sebesar 3,2272 ppm.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 11-15
Author(s):  
Hartini H
Keyword(s):  

Bahan tambahan makanan adalah bahan yang sengaja ditambahkan ke makanan dalam jumlah yang diketahui, dalam bentuk pewarna, pemanis dan lainlain. Salah satu pewarna yang sering digunakan sebagai tambahan makanan adalah Rhodamin B. Rhodamin B adalah pewarna yang digunakan dalam industri tekstil dan dilarang keras, karena bersifat racun yang dapat menyebabkan kanker, keracunan, iritasi mata, iritasi kulit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi Rhodamin B dalam selai strawberry tanpa merek yang dijual di Pasar Dupa Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan dengan Kromatografi Lapis Tipis menggunakan n-butanol, asam asetat glasial dan aquades (10: 2.5: 6) sebagai fase gerak. Sampel yang diambil adalah selai strawberry merah tanpa merek yang dijual di Pasar Dupa Pekanbaru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Rf dari sampel berbeda dari nilai Rf larutan standar Rhodamin B. Dapat disimpulkan bahwa sampel selai stroberi tidak bermerek tidak mengandung Rhodamin B


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Halimah Fitriani Pane

Sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral yang dibutuhkan manusia. Namun, banyak jenis sayuran yang beredar dijual di pasar pinggir jalan tidak aman untuk dikonsumsi karena berbahaya bagi kesehatan manusia, diduga sayuran tersebut terkontaminasi logam berat seperti timbal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kandungan timbal dalam sayuran hijau yang dijual di pasar tradisional Kampung Lalang Medan. Jenis penelitian ini merupakan observasi dan bersifat deskriptif. Sampel yang digunakan merupakan total populasi yang berjumlah 7 jenis sayuran yaitu bayam hijau, kangkung, genjer, sawi hijau, daun singkong, pakchoi, brokoli. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kesehatan Daerah Medan. Persiapan sampel dilakukan dengan penghancuran kering. Analisis kuantitatif dilakukan dengan spektrofotometri serapan atom (AAS) dengan nyala udara-asetilena pada panjang gelombang untuk timbal adalah 283,3 nm. Hasil penelitian ini menunjukkan kadar logam timbal pada sayuran yang telah dicuci, bayam hijau 0,9816 mg / kg, kale 1,0246 mg / kg, genjer 0,8654 mg / kg, sawi hijau 0,9681 mg / kg , daun singkong0.7355 mg / kg, pakchoi 1.0521 mg / kg, brokoli 0,7502 mg / kg. Semua sampel nabati di atas nilai maksimum pencemaran timbal yang diizinkan oleh SNI 7387 tahun 2009 yaitu 0,5 mg / kg.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 44-53
Author(s):  
Valentina Trihartati

Abstrak Diabetes melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah. Berdasarkan International Diabetes Federation (IDF), Indonesia merupakan urutan ke–7 negara yang memiliki kasus diabetes melitus terbesar. Penderita diabetes melitus ditandai dengan kadar glukosa darah pada waktu puasa ≥126 mg/dL dan 2 jam sesudah makan ≥200 mg/dL. Salah satu penyakit yang disebabkan karena komplikasi kronik mikrovaskuler pada penderita diabetes melitus adalah nefropati diabetik. Pemeriksaan ureum dan kreatinin merupakan cara paling sederhana untuk menilai status fungsional ginjal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kadar ureum dan kreatinin pada penderita diabetes melitus tipe–2 di Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru periode Sempember–November 2018. Berdasarkan data pasien yang telah diperoleh, penderita diabetes melitus dengan kadar ureum >39 mg/dL (tinggi) paling banyak diderita oleh perempuan (9 orang), pada usia 55–64 tahun (4 orang), lama menderita 21–25 bulan (3 orang) dan dengan penyakit penyerta (7 orang). Kadar kreatinin >1,3 mg/dL (tinggi)  paling banyak diderita oleh perempuan (7 orang), pada usia 55–64 tahun dan 65–74 tahun (6 orang), lama menderita 21–25 bulan (3 orang), dan dengan penyakit penyerta (6 orang). Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kadar ureum dan kreatinin pada pasien diabetes melitus tipe–2 khususnya pada penderita perempuan. Kata kunci : Diabetes melitus, nefropati diabetik, ureum, kreatinin


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 39-43
Author(s):  
Berliana N.R.S. Aritonang
Keyword(s):  

Personal hygiene merupakan faktor utama penyebab infeksi kecacingan. Penelitian ini dilakukan pada petani sayur di Kartama Pekanbaru pada bulan Oktober – Desember 2018 dengan total sampel 30 orang. Metode yang digunakan pada pemeriksaan ini metode sedimentasi. Populasi pada penelitian ini petani sayur di Kartama Pekanbaru yang tidak menggunakan sarung tangan ataupun alas kaki pada saat berkebun. Hasil yang didapat dari 30 sampel yang dilakukan pemeriksaan pada petani sayur di Kartama Pekanbaru tidak ditemukan adanya telur cacing Soil Transmitted Helminth pada sampel feses dan kuku.


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 32-38
Author(s):  
Yuniyati Saidjao
Keyword(s):  

ABSTRAK Hemoglobin adalah pigmen pengangkut oksigen utama ke jaringan yang terdapat di eritrosit. Kadar hemoglobin digunakan sebagai syarat penentu terapi transfusi darah terhadap pasien anemia. Sebelum transfusi darah pada awalnya disimpan dalam kantong yang mengandung antikoagulan CPDA-1 dengan masa simpan 35 hari pada suhu 4 ± 2°C dengan sistem FIFO. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kadar hemoglobin kantong darah donor selama penyimpanan hari–1 dan setelah penyimpanan hari–15 di Bank Darah Rumah Sakt Santa Maria Pekanbaru sehingga transfusi efektif dilakukan untuk menaikan kadar hemoglobin pasien. Jenis penelitian menggunakan Quasi Eksperimen dengan desain penelitian one group pretest–postest. Sampel yang digunakan yaitu kantong darah WB dan PRC yang diperoleh dengan teknik purposive random sampling. Berdasarkan uji t–berpasangan pada kantong darah WB didapat p>0,01 artinya tidak ada perbedaan bermakna kadar hemoglobin hari–1 dan hari–15 sedangkan pada kantong darah PRC didapat p<0,01 artinya ada perbedaan bermakna kadar hemoglobin hari–1  dan hari–15. Kata kunci : Hemoglobin, WB, PRC, lama penyimpanan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document