Indonesian Journal of Health Information Management
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

15
(FIVE YEARS 15)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Husada Karanganyar

2807-2596

Author(s):  
NEVITA RAHMAWATI NEVITA

ABSTRAK Latar Belakang : Analisis ketidaklengkapan pengisian rekam medis sangat diperlukan, guna mengetahui seberapa besar angka ketidaklengkapan pengisian catatan medis (AKLPCM) di RSU Mitra Medika pada tahun 2018. Ditemukan bahwa dari seluruh berkas rekam medis pasien pulang dari rumah sakit terdapat 13.279 berkas terdapat ketidaklengkapan pengisian sebanyak 7,66% (1.017) berkas. Salah satu diantaranya adalah ketidaklengkapan pengisian resume medis, ketidaklengkapan pengisian identitas pasien sebanyak 5 formulir (16,6%), anamnese 4 (13,3%), pemeriksaan fisik 2 (6,6%), diagnosa 1 (6,6%), pemeriksaan penunjang 4 (13,3%) dan tindakan medis sebanyak 2 formulir (6,6%). Tujuan : Tujuan dari literature review ini adalah untuk untuk menganalisis Ketidaklengkapan Rekam Medis Rawat Inap Di Rumah Sakit. Metode : penelitian ini menggunakan desain literature review yaitu uraian tentang teori, bahan dan isi penelitian yang mengkaji tentang ketidaklengkapan rekam medis rawat inap di rumah sakit berdasarkan literature yang di review. Hasil : berdasarkan 8 jurnal di jelaskan bahwa Pengisian ketidaklengkapan rekam medis dari hasil penelitian menunjukan bahwa tidak lengkap masih tinggi pada angka 100% menandahkan kejadian ketidaklengkapan masih sering terjadi dan tidak sesuai dengan standart kelengkapan berkas rekam medis. Kesimpulan : Mengadakan monitoring evaluasi minimal 1 minggu sekali, membuat tim monitoring kelengkapan berkas  untuk memantau pelaksanaan rekam medis di rumah sakit Kesimpulan : Mengadakan monitoring evaluasi minimal 1 minggu sekali, membuat tim monitoring kelengkapan berkas  untuk memantau pelaksanaan rekam medis di rumah sakit   Kata Kunci : Ketidaklengkapan rekam medis, Rawat Inap, Langkah meningkatkan kelengkapan     ABSTRACT Background: incompleteness analysis of medical record-charging is essential, in order to see how high the incompleteness of medical records (aklpcm) in medika's partner-general general in 2018. It was found that from all the records of patients returning from the hospital there were 13,279 files of this incompleteness charging 7.66% (1,017) of the files. One is the incompleteness of medical resumes, the incompleteness of the patient's 5 forms (166%), anamnese 4 (13.3%), physical 2 (6.6%), diagnostic 1 (6.6%), 4 (13.3%) and 2 forms (6.6%) medical action. Purpose: the purpose of this literature review is to analyze the incompleteness of hospital hospital medical records. Method: the study USES the design literature review, which is a description of theory, the material and content of the study that deals with the incompleteness of medical hospital records based on the literature contained in the review. Results: according to 8 journals explain that the application of incompleteness of medical records from research shows that incomplete remains high at 100% indicating an occurrence of incompleteness is still frequent and incompatible with the standard for a medical record file. Conclusion: install a minimum evaluation monitoring once a week, creating a file monitoring team to monitor medical records at the hospital.   Keywords: of incompleteness medical records, inpatient treatment, step up completeness  


Author(s):  
Dwi Indah Puspitasari ◽  
Edi Jaya Kusuma ◽  
Kriswiharsi Kun Saptorini ◽  
Evina Widianawati
Keyword(s):  

Dalam studi kasus yang dilakukan di bangsal Umar di Rumah Sakit Islam (RSI) Kendal, Jawa Tengah, diketahui bahwa pada tahun 2020 bangsal tersebut memiliki 22 tempat tidur. Berdasarkan data statistik yang diperoleh, nilai indikator Barber-Johnson yang ada pada bangsal Umar masing-masing adalah BOR 65.2%; LOS 2.85; TOI 1.52; dan BTO 83.68. berdasarkan indikator tersebut efisiensi penggunaan tempat tidur di bangsal Umar di RSI Kendal masih belum tercapai. Maka dari itu, agar mutu pelayanan kesehatan khususnya dalam hal efisiensi penggunaan tempat tidur pada bangsal Umar di RSI Kendal tercapai, penelitian ini mengimplementasikan metode data mining random forest untuk melakukan prediksi jumlah tempat tidur sesuai dengan standar Barber Johnson untuk tahun 2021 hingga 2023. Dari hasil pengolahan data didapatkan jumlah tempat tidur untuk tahun 2021 hingga 2023 pada bangsal Umar diprediksi memiliki 20 hingga 22 tempat tidur. Evaluasi terhadap tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur di bangsal Umar dilakukan dengan memanfaatkan grafik Barber-Johnson. Dari grafik yang dihasilkan, dapat disimpulkan bahwa hasil prediksi jumlah tempat tidur mampu mencapai tingkat efisien. Hal ini disebabkan karena pada grafik Barber-Johnson bangsal Umar untuk tahun 2021 hingga 2023 titik pertemuan indikator tepat berada di daerah efisien.


Author(s):  
Sri Sugiarsi ◽  
Rizqy Zumrotus Sholikhah ◽  
Eka Novitayanti

Keterlambatan pengembalian dokumen rekam medis rata – rata terjadi pada bagian unit rawat inap. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui penyebab keterlambatan pengembalian dokumen rekam medis, mengetahui kedisiplinan dokter dan perawat dalam mengisi dan mengembalikan dokumen rekam medis, serta untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari keterlambatan pengembalian dokumen rekam medis rawat inap. Pertanyaan penelitian ini menggunakan Framewok SPIDER, dan penelitian ini menggunakan desain Literature Review dengan menggunakan database Google Scholar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dokter dan perawat menjadi penyebab utama keterlambatan pengembalian dokumen rekam medis serta kedisiplinan dokter dalam mengisi diagnose penyakit pasien serta tanda tangan pada dokumen rekam medis masih kurang serta kedisiplinan perawat dalam mengembalikan dokumen rekam medis dengan tepat waktu masih kurang, hal tersebut berdampak pada mutu pelayanan rumah sakit terhadap pasien menjadi buruk serta terhambatnya pelaporan mortalitas dan morbiditas rumah sakit. Untuk menghindari keterlambatan pengembalian dokumen rekam medis maka disarankan untuk selalu menekankan SOP (Standart Operating Procedure) tentang batasan waktu pengembalian dokumen rekam medis dengan cara melakukan sosialisasi tertulis maupun lisan kepada seluruh tenaga medis serta mengadakan pelatihan terkait pelayanan yang profesional kepada para petugas medis


Author(s):  
Antik Pujihastuti

Berdasarkan Kepmenkes RI No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit waktu untuk penyediaan berkas rekam medis rawat jalan yaitu kurang dari 10 menit. Apabila dalam lama waktu tunggu pendaftaran pasien rawat jalan melebihi dari standar pelayanan minimal maka mempengaruhi mutu rumah sakit. Tujuan penelitian untuk mengetahui rata rata lama waktu  pendaftaran pasien rawat jalan, mengetahui faktor yang mempengaruhi lama waktu pendaftaran pasien rawat jalan. Penelitian ini menggunakan desain Literature Review dengan menggunakan database Google Scholar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata lama waktu tunggu pendaftaran pasien rawat jalan masih tergolong lambat karena tidak sesuai dengan standar pelayanan minimal kurang dari 10 menit, faktor yang mempengaruhi lama waktu tunggu pendaftaran pasien rawat jalan yaitu dari segi SDM, segi cara mencapai suatu tujuan, dan segi saranan prasarana. 


Author(s):  
Kori Puspita Ningsih
Keyword(s):  

Rekam medis yang dikatakan lengkap adalah rekam medis yang telah diisi lengkap oleh dokter dalam waktu < 24 jam setelah selesai pelayanan baik rawat inap maupun rawat jalan. Rekam medis dikatakana lengkap jika didalam nya minimal memuat tentang data biografi dan biografis. Rekam medis elektronik harus dibuat dengan seragam agar informasi yang diperoleh dari rekam medis elektronik menjadi lebih lengkap dan seragam. Dikarenakan rekam medis elektronik juga harus mencakup mengenai data personal, demografis, sosial, klinis dan berbagai eventklinis selama proses pelayanan dari berbagai sumber data (multimedia) dan memiliki fungsi secara aktif memberikan dukungan bagi pengambilan keputusan medis. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan literature review guna mengetahui kelengkapan data rekam medis Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kelengkapan data administratif rekam medis belum sepenuhnya lengkap 100% lengkap bahkan beberapa penelitian hanya sampai 90%. Kelengkapan data administratif dominan terdapat pada data identitas pasien tetapi di dalam identitas pasien tidak di jabarkan kelengkapan data yang di masuk meliputi item data apa saja Kelengkapan data klinis rekam medis juga belum sepenuhnya 100% lengkap bahkan beberapa penelitian  hanya mencapai 90%. Kelengkapan data klinis dominan terdapat pada data anamneses, catatan keperawatan, dan catatan observasi..


Author(s):  
Trismianto Asmo Sutrisno ◽  
Fauziah Nur Arfiah

Rumah Sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit. Pencatatan dan pelaporan diambil dari data sensus harian rawat inap. Dalam pengolahan sensus harian rawat inap masih dijumpai ketidakakuratan data sehingga tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses pengolahan data sensus harian rawat inap. Metode yang digunakan adalah literature review dengan strategi pencarian menggunakan Google Scholar dengan kata kunci Sensus Harian Rawat Inap dan Rumah Sakit. Hasil penelitian ini adalah kegiatan pengolahan data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) diterima petugas analising reporting untuk dilakukan perekapan yang dilaksanakan secara komputerisasi dengan menginput data pada komputer dan manual dalam bentuk tabel. Sensus dilaksanakan mulai pukul 00.00 WIB selama 24 jam. Namun, masih dijumpai ketidakakuratan data sehingga data tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal dan mengakibatkan penilaian kinerja pelayanan di rumah sakit tidak efisien. Maka perlu dilakukannya pembaharuan SOP agar petugas bangsal/ruang dapat melakukan pembuatan SHRI dengan benar sehingga data yang dihasilkan lebih akurat. Dalam pembuatan, penyerahan, perekapan SHRI sebaiknya dilakukan setiap hari agar mendapat data yang up to date dan real time, sehingga data yang dihasilkan lengkap, akurat dan tersedia saat diperlukan untuk dimanfaatkan dalam perhitungan pelayanan indikator rawat inap.


Author(s):  
NOVI WIDIYANA NOVI

Latar belakang Pendaftaran yang ada pada Klinik Dander Medical Center saat ini masih menggunakan sistem manual yaitu dengan cara pasien datang secara langsung ke klinik untuk melakukan pendaftaran pasien. Pendaftaran yang manual akan membutuhkan waktu yang sangat lama. Dalam sebulan ada 400 sampai 450 jumlah kunjungan. Jumlah kunjungan setiap harinya mencapai 15- 20 pasien. Dengan petugas berjumlah 3 orang setiap shift. Petugas membutuhkan waktu dalam menginput data pasien 10-15 menit per pasien.  Metode Penelitian Metode  penelitian  ini  merupakan penelitian deskriptif dan tindakan dengan mengggunakan metode pengembangan sistem menggunakan SDLC. Pengertian definisi System Development Life Cycle (SDLC) menurut Azhar Susanto  (2004:341) menyatakan bahwa : “System Development Life Cycle (SDLC) adalah salah satu metode pengembangan sistem informasi yang popular pada saat sistem informasi pertama kali dikembangkan.” Metode SDLC adalah tahap-tahap pengembangan sistem informasi yang pertama kali dikembangkan yang dilakukan oleh analisis sistem dan programmer untuk membangun sebuah sistem informasi. Hasil Penelitian Mengimplementasikan Rancang Bangun Sistem Informasi Pendaftaran Pasien berbasis WEB guna mempermudah proses pendaftaran pasien, penginputan data-data pasien, keakuratan data pasien, tepat waktu, dan relevan dalam mengambil sebuah keputusan. Kesimpulan Penelitian ini berhasil membangun aplikasi Rancang Bangun Sistem Informasi Pendaftaran Pasien di Klinik Dander Medical Center.


Author(s):  
Cordylia Amelinda Jeannette Sulistya ◽  
Rohmadi
Keyword(s):  

Teknologi informasi dan komunikasi telah berkembang begitu pesat di berbagai sektor, termasuk di sektor kesehatan salah satunya adalah Rekam Medik Elektronik (RME). Penyempurnaan manajemen RME mulai diterapkan di beberapa Rumah Sakit/ Puskesmas di Indonesia. Demikian kompleksnya tantangan untuk implementasi RME, maka perlu dilakukan penilaian kesiapan sebelum implementasi RME. Tujuan penelitian: untuk mengetahui kesiapan penerapan rekam medis elektronik berdasarakan aspek sumber daya manusia, budaya kerja organisasi, tata kelola dan kepemimpinan, dan infrastruktur. Metode penelitian: mengkaji jurnal dengan kriteria yaitu penelitian yang telah dipublikasikan, minimal berasal dari jurnal terakreditasi, dan jurnal yang berkaitan dengan kesiapan penerapan rekam medis elektronik di rumah sakit. Strategi: menggunakan data sekunder yang diperoleh bukan dari pengamatan langsung akan tetapi dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Sumber data yang didapat berupa artikel atau jurnal yang relevan dengan topic kesiapan penerapan rekam medis elektronik. Hasil penelitian: kesiapan penerapan rekam medis elektronik masih terdapat beberapa ketidaksiapan dan terdapat juga beberapa yang sudah cukup siap. Berdasarkan aspek sumber daya manusia belum cukup siap, berdasarkan aspek budaya kerja organisasi sudah cukup siap, berdasarkan tata kelola dan kepemimpinan sudah cukup siap, dan berdasarkan infrastruktur belum cukup siap. Saran: perlu adanya perekrutan ahli IT untuk pembuatan software dan untuk mengelola data, diperlukan pembuatan SOP, membentuk tim khusus dan perlu menyediakan perangkat lunak, prosedur, database, jaringan komputer dan komunikasi.


Author(s):  
Ida Sugiarti Sugiarti

The membership administration procedure factor, the medical resume factor, the diagnosis codification factor and the action codification factor are still obstacles so that they are returned by the BPJS Health verifier. The purpose of the study was to determine the BPJS Health claim procedure at the hospital. Literature research or literature study and qualitative approach. Based on a review of 15 (fifteen) journals, it was found that there are still obstacles in the BPJS Health claim procedure so that the file is returned to the BPJS verifier. As in the case of membership administration procedures, medical resume factors, diagnosis codification factors, and action codification factors. which causes BPJS health files to be returned, namely the absence of Standard Operating Procedures which regulates the factors regarding the collection of documents for BPJS patient registration requirements. Components of author authentication and audit records are not appropriate because there is no signature of medical personnel and there are still empty parts. And the writing of the diagnosis is not specific so that the codification is not accurate and the coder on memorization does not refer to ICD-10 or only sees ICD-10 volume 3 without looking at Referring to volume 1.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 21-28
Author(s):  
Vivi Anika Retno Mumpuni ◽  
Sri Sugiarsi ◽  
Tunjung Bayu Sinta

Abstract Risk is the possibility of unwanted or unexpected adverse effects in an activity. These risks can have a negative impact on officers who are present during activities, especially in theunit filing. There are several risks of work accidents experienced byworkers, filing such as fingers with staples attached to medical record documents,workers filing can get cough if they take or return medical record documents without wearing a mask. The purpose of the study was to determine the application of risk management in theunit filing. The research method used is Literature Review with a search strategy usingresults criteria Google Scholarwith the keywords "Risk management OR Implementation of Risk Management in theunit filing". The results of this study indicate that risk management in hospitals is carried out internally, therisk factor in theunit filing most prominentis that the officer can catch a cough if he does not use a mask, and the hand can cut the cover of the medical record document if he does not use gloves, attitude towards risk What happens in the filing unit is the creation of a work safety SOP to prevent unwanted risks. Factors that cause risk are chemical factors, biological factors, physical factors and ergonomic factors.  Keywords : Risk Management, Application of Risk Management    Abstrak Risiko merupakan kemungkinan terjadinya akibat buruk yang tidak di inginkan atau tidak terduga dalam sebuah aktivitas. Risiko tersebut dapat menghasilkan dampak negatif bagi petugas yang ada saat aktivitas terutama di unit filing. Terdapat beberapa risiko kecelakaan kerja yang di alami oleh petugas kerja filing seperti jari yang terkena steples yang menempel pada dokumen rekam medis, petugas kerja filing dapat terkena penyakit batuk jika mengambil atau menggembalikan dokumen rekam medis tanpa menggunakan masker. Tujuan penelitian untuk mengetahui penerapan manajemen risiko di unit filing.  Metode penelitian yang digunakan adalah Literature Review dengan strategi pencarian menggunakan kriteria hasil Google Scholar dengan kata kunci “Manajemen risiko OR Penerapan Manajemen Risiko di unit filing”. Hasil penelitian ini bahwa pengelolaan manajemen risiko di rumah sakit di lakukan secara internal, faktor risiko di unit filing yang paling menonjol adalah petugas dapat terserang batuk apabila tidak menggunakan masker, dan tangan dapat tersayat sampul dokumen rekam medis apabila tidak menggunakan sarung tangan, sikap atas risiko yang terjadi di unit filing adalah dengan di buatkanya SOP keselamatan kerja untuk mencegah terjadinya risiko yang tidak di inginkan. Faktor yang menyebabkan terjadinya risiko yaitu faktor kimia, faktor biologi, faktor fisik dan faktor ergonomi. Kata Kunci : Manajemen Risiko, Penerapan Manajemen Risiko


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document