IKESMA
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

78
(FIVE YEARS 46)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Upt Penerbitan Universitas Jember

1829-7773

IKESMA ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 111
Author(s):  
Siti Farihah Rosanna ◽  
Ragil Ismi Hartanti ◽  
Reny Indrayani

Kejenuhan merupakan salah satu penyebab terjadinya stres kerja. Salah satu pekerjaan yang berisiko mengalami stres kerja adalah guru Sekolah Dasar Sederajat karena memiliki tanggungjawab yang lebih besar dan rutinitas kerja monoton. Stres kerja disebabkan oleh faktor individu yang meliputi jenis kelamin, usia dan masa kerja serta kejenuhan sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara faktor individu dan kejenuhan dengan stres kerja pada guru Sekolah Dasar Sederajat di Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross-sectional. Populasi pada penelitian ini sebanyak 339 guru dengan sampel sebanyak 116 guru. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang didapatkan melalui angket online dengan menggunakan google form. Instrumen penelitian menggunakan Boredom Proneness Scale (BPS) untuk mengetahui kejenuhan dan Occupational Stress Inventory Revised (OSI-R) untuk mengetahui stres kerja. Analisis data bivariat dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin (р-value=0,585) dan masa kerja (р-value=0,203) tidak memiliki hubungan dengan stres kerja. Terdapat hubungan antara usia (р-value=0,049) dengan stres kerja dan tidak terdapat hubungan antara kejenuhan (р-value = 0,602) dengan stres kerja. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat responden yang mengalami kejenuhan dan stres kerja berat. Saran yang dapat diberikan kepada kepala sekolah adalah untuk melakukan evaluasi berupa sharing terkait hambatan yang dirasakan guru dan melakukan pelatihan untuk menunjang kompetensi yang dimiliki.


IKESMA ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 103
Author(s):  
Yuniko Ibnu Latif ◽  
Fajar Ariyanti

Angka rasio rujukan Puskesmas ke rumah sakit di beberapa daerah di Indonesia relatif tinggi dan belum memenuhi standar ideal yaitu 15%. Hal ini juga terjadi pada Puskesmas Jurangmangu di Tangerang Selatan. Penyebab terjadinya masalah rujukan yaitu pasien yang memang ingin untuk dirujuk hingga kurangnya bahan habis pakai dan obat-obatan di puskesmas. Ketepatan tindakan rujukan dapat diketahui salah satunya dari persepsi. Persepsi masyarakat mengenai ketepatan rujukan secara umum dapat diketahui dari pengalaman rujukan ke fasilitas kesehatan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi pasien mengenai ketepatan tindakan rujukan peserta BPJS Kesehatan pada masa pandemi di Puskesmas Jurang Mangu. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 123 pasien peserta BPJS Kesehatan di Puskesmas Jurang Mangu yang pernah dirujuk. Analisis data menggunakan uji chi-square dengan confidence interval 95%. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara informasi tentang rujukan (p-value=0,001) dengan persepsi pasien mengenai ketepatan tindakan rujukan peserta BPJS Kesehatan pada masa pandemi. Sedangkan variabel pengetahuan, sikap tenaga kesehatan, dan ketersediaan sarana prasarana tidak memiliki hubungan yang signifikan. Untuk itu, pihak puskesmas diharapkan dapat melakukan kerja sama dengan BPJS Kesehatan dan kader kesehatan untuk sosialisasi terkait rujukan BPJS Kesehatan dan dapat menyediakan media informasi mengenai layanan rujukan untuk pasien.


IKESMA ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 96
Author(s):  
Sudirman Sudirman ◽  
Sitti Rahma Soleman
Keyword(s):  

Kesehatan jiwa merupakan perilaku seseorang yang dapat menjadi indikator terhadap atau tentang keadaan kesehatan jiwanya. Kesehatan jiwa merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia. Prevalensi gangguan jiwa di Provinsi Sulawesi Utara sejak tahun 2016 sebanyak 4.179 orang hingga tahun 2019 tercatat sebanyak 7.089 orang yang mengalami gangguan jiwa. Kota Kotamobagu merupakan wilayah dari provinsi sulawesi utara yang memiliki kontribusi dengan laju prevalensi sebesar 75% sejak 2018 hingga 2020. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, menggunakan pendekatan observational dengan alat bantu kuesioner. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan jiwa di seluruh Puskesmas Kota Kotamobagu. Dilaksanakan pada bulan April 2021, di seluruh Puskesmas di Kota Kotamobagu (5 Puskesmas). Populasi penelitian terdiri dari dua karakter, petugas kesehatan sebanyak 15 orang dan masyarakat gangguan jiwa sebanyak 109 orang, sampel penelitian berjumlah 15 orang dari petugas kesehatan jiwa, dan 45 orang pihak masyarakat gangguan jiwa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan atau kesenjangan yang kurang baik antara pelayanan kesehatan jiwa yang diharapkan pihak masyarakat penderita gangguan jiwa dengan pelayanan kesehatan jiwa yang di berikan oleh petugas kesehatan Puskesmas di Kota Kotamobagu, dengan nilai kesenjangan sebesar (0,34) dan signifikan p-value = 0,038. Kesenjangan yang signifikan dalam pelayanan kesehatan jiwa di seluruh Puskesmas di Kota Kotamobagu dikarena oleh dimensi pelayanan kesehatan Tangible, Reliability, Empathy, belum terlaksana dengan maksimal sesuai harapan pihak masyarakat yang mengalami gangguan jiwa Dimensi Assurance menjadi aspek yang telah memenuhi harapan pihak masyarakat yang mengalami gangguan jiwa di seluruh Puskesmas di Kota Kotamobagu bahkan melebihi apa yang di harapan oleh masyarakat.


IKESMA ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 87
Author(s):  
Rizki Yulia ◽  
Ahmad Syafiq ◽  
Hadi Pratomo ◽  
Nur Eulis Sulastri

Kota Depok menerapkan kebijakan PSBB yang berdampak pada pelayanan KIA. Adanya pandemi memperberat tantangan dalam memberikan pelayanan sehingga terdapat kekhawatiran terancamnya asuhan pada ibu dan anak. Tujuan penelitian ini adalah menilai dampak pandemi COVID-19 terhadap layanan KIA dan menganalisis layanan KIA yang paling terpengaruh dalam masa pandemi COVID-19. Studi dilakukan terintegrasi program “e-Monev untuk Pemulihan Pelayanan KIA, KB dan Gizi dari Dampak Pandemi COVID-19” yang dilaksanakan Direktorat Kesehatan Keluarga, Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Pelayanan KIA dikelompokan menjadi 4 yaitu: layanan kehamilan K1, layanan kehamilan K4, layanan persalinan di fasilitas kesehatan, dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan di Posyandu. Studi menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif menggunakan data kunjungan bulanan pada periode Januari-September tahun 2019 dan 2020 dari Dinkes Kota Depok. Data kualitatif dikumpulkan melalui wawancara mendalam menggunakan aplikasi zoom meeting dan e-survey menggunakan aplikasi Google Formulir. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya penurunan hampir pada seluruh Januari hingga September, kecuali terdapat kenaikan cakupan K1 bulan Juli sebesar 0,48% dan Agustus sebesar 2,18%; kenaikan cakupan K4 bulan Juli sebesar 2,1% dan Agustus sebesar 2,88%; pertolongan persalinan hanya bulan Juli yang mengalami kenaikan (3.21%); capaian pemantauan tumbuh kembang hanya bulan Agustus yang mengalami kenaikan (15,08%). Kesimpulan dari studi ini adalah terjadi penurunan pada cakupan K1 dan K4, cakupan persalinan di fasilitas kesehatan dan pemantauan tumbuh kembang balita. Layanan KIA yang paling terpengaruh pada pandemi COVID-19 adalah pemantauan tumbuh kembang balita.


IKESMA ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 81
Author(s):  
Nur Al-Faida

Sarapan merupakan hal penting bagi setiap orang untuk mengawali aktifitasnya. Sarapan pagi mampu memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi terutama karbohidrat yang digunakan tubuh untuk meningkatkan kadar gula darah. Kadar gula darah normal berfungsi untuk mengoptimalkan tingkat konsentrasi seseorang menjadi lebih baik sehinga berdampak positif terhadap produktifitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebiasaan sarapan terhadap konsentrasi belajar mahasiswa di STIKes Persada Nabire Provinsi Papua. Penelitian ini memiliki desain cross sectional study yang dilakukan di STIKes Persada Nabire dimulai pada bulan Oktober sampai dengan November 2020. Populasi yaitu seluruh mahasiswa semester 1 dan 3 sebanyak 55 orang dengan metode simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 36 orang. Variabel yang diteliti adalah karakteristik mahasiswa, kebiasaan sarapan dengan konsentrasi belajar. Instrumen penelitian yang digunakan adalah daftar pertanyaan berupa kuesioner, meteran dan timbangan badan. Adapun data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar mahasiswa tidak memiliki kebiasaan sarapan (55,6%). Terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasan sarapan terhadap konsentrasi belajar (p value < 0,02). Mahasiswa yang memiliki kebiasaan sarapan di pagi hari belum memiliki konsentrasi belajar yang baik sehingga diharapkan mahasiswa STIKes Persada Nabire memiliki kebiasaan sarapan yang teratur dengan kuantitas dan kualitas makanan yang dapat memenuhi kebutuhan asupan energi harian.


IKESMA ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 66
Author(s):  
Siti Rahmah ◽  
Miftah Chairani Hairuddin

Pengelolaan sampah merupakan upaya dalam mengurangi, mengumpulkan, memindahkan, menyimpan sementara, mengolah dan menimbun sampah. Pengelolaan yang selama ini terjadi adalah pengelolaan di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah sedangkan masalah utama berasal dari sumber penghasil sampah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui korelasi perilaku (pengetahuan dan sikap) cleaning service terhadap tindakan pengelolaan sampah di wilayah perkantoran Provinsi Sulawesi Barat. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancang bangun cross sectional yang dilakukan di kawasan perkantoran Provinsi Sulawesi Barat. Sampel penelitian 59 orang yang diambil secara acak menggunakan simple random sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner terstruktur. Analisis data menggunakan uji Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata–rata penilaian terhadap variabel pengetahuan sebesar 25,2 (baik); sikap 46,5 (baik); dan tindakan 16,1 (baik). Hasil uji bivariat menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pengelolaan sampah (p-value 0,76, r : 0,04) dan tidak ada hubungan antara sikap dengan tindakan pengelolaan sampah (p-value 0,23, r : 0,16). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman pengetahuan yang telah diketahui dan sikap yang ditunjukkan tentang pengelolaan sampah oleh responden tidak diaplikasikan dalam tindakannya saat bekerja.


IKESMA ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 75
Author(s):  
M. Rama Wijaya ◽  
Eka Cemaka Putri ◽  
Devi Angeliana Kusumaningtiar ◽  
Veza Azteria
Keyword(s):  

Penyakit kulit akibat kerja salah satunya adalah dermatitis kontak yang disebabkan oleh adanya kontak dengan bahan tertentu dari proses produksi di perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor dermatitis kontak pada karyawan di bagian produksi PT. Argapura Indonesia tahun 2020. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Populasi dalam penelitian ini merupakan karyawan pada bagian produksi di PT Argapura Indonesia sebanyak 40 orang. Sampel penelitian ini berjumlah 40 sampel pada karyawan bagian produksi dengan menggunakan metode total sampling. Penelitian ini menggunakan data primer yang didapat dari perusahaan dan data sekunder yang didapat dengan menggunakan alat ukur kuesioner online. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa karyawan dengan masa kerja lebih dari 3 tahun yang tidak mengalami dermatitis kontak sebesar 60%. Karyawan yang menangani bahan kimia kurang dari sama dengan 6 jam sebesar 67,5% tidak mengalami dermatitis kontak. Karyawan yang memiliki usia lebih dari sama dengan 30 tahun sebesar 60% tidak mengalami dermatitis kontak, dan karyawan yang menggunakan APD lengkap sebesar 60% tidak mengalami dermatitis kontak. PT. Argapura Indonesia harus melakukan peningkatan program training yang cukup untuk adaptasi karyawan baru untuk mengurangi kejadian dermatitis kontak akibat dari kurangnya pengalaman pekerja baru dalam menangani bahan kimia, pemberian training APD dan pembuatan rotasi kerja yang tepat untuk mengurangi lama kontak dengan bahan-bahan produksi yang menyebabkan dermatitis kontak dan pemberian sanksi tegas untuk kelalaian penggunaan APD.


IKESMA ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 59
Author(s):  
Offa Afrilla ◽  
Septa Indra Puspikawati
Keyword(s):  

Pencemaran logam timbal berdampak bagi kesehatan manusia seperti kerusakan saat pembentukan eritrosit dan sifat logam berat yang akumulatif sehingga jika masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan efek jangka panjang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur kadar timbal pada makanan secara kuantitatif. Metodologi penelitian ini bersifat observasional deskriptif dimana peneliti menggunakan alat Rapid Test Kit Pb yang dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan Lingkungan PSDKU Universitas Airlangga di Banyuwangi pada tanggal 18 Februari 2020. Populasi penelitian ini adalah seluruh sampel berupa makanan jenis hasil laut dan makanan kaleng. Pengambilan sampel dilakukan secara acak pada 15 pedagang yang berada di pasar tradisional, tiap 1 pedagang diambil 1 sampel dengan menggunakan total sampling yaitu sebanyak 15 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 1 sampel yang mengandung timbal yaitu pada terasi udang yang memperoleh hasil test strip Pb dengan kadar 20 mg/l Pb2+ sedangkan 14 sampel lainnya masih berada dalam batas aman yaitu hasil test strip Pb dengan kadar 0 mg/1 Pb2+. Hasil Pb pada terasi udang melebihi batas maksimum yaitu sebesar 1,0 mg/kg sesuai dengan peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.06.1.52.4011 tahun 2009. Saran bagi pemerintah, bidang industri pangan dan konsumen diharapkan dapat bekerjasama untuk mencegah dampak negatif terhadap tubuh akibat logam timbal pada makanan.


IKESMA ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
pp. 52
Author(s):  
Christyana Sandra ◽  
Yennike Tri Herawati ◽  
Ni'mal Baroya ◽  
Sulistiyani Sulistiyani ◽  
Prehatin Trirahayu Ningrum ◽  
...  

Kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan (KBKP) merupakan salah satu sistem pembayaran dalam program jaminan kesehatan nasional pada puskesmas untuk meningkatkan pelayanan yang efektif dan efisien sehingga mutu layanan yang diberikan dapat terjaga. Kabupaten Jember sebagai salah satu kabupaten yang menjalankan kebijakan tersebut, namun diketahui terdapat kendala dalam pelaksanaan kebijakan tersebut. Penilaian terhadap puskesmas melalui KBKP dilihat berdasarkan pencapaian indikator yang meliputi angka contact rate, rasio rujukan rawat jalan non spesialistik, rasio peserta prolanis dan 1 indikator tambahan yaitu kunjungan rumah. Namun pelaksanaan kebijakan ini terdapat beberapa permasalahan yang dapat menghambat pencapaian target. Penelitian ini menggunakan metode Riset Implementasi. Riset ini membahas berbagai masalah implementasi dalam konteks yang beragam dimana pengambilan datanya dilakukan secara kualitatif (indepth interview) dan kuantitatif (analisis data sekunder). Evaluasi pelaksanaan KBKP tahun 2016 menunjukkan masih banyaknya tantangan dan hambatan sehingga BPJS Kesehatan mengeluarkan petunjuk teknis terkait KBKP. Tujuan penyusunan petunjuk teknis tersebut adalah memberikan panduan bersama pelaksanaan pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan di FKTP. Pemerintah daerah diketahui kurang terlibat dalam kebijakan KBKP tersebut, tidak terdapat kebijakan yang mendukung kebijakan KBKP di tingkat kabupaten. Pencapaian target indikator yang telah ditetapkan dalam regulasi KBKP masih sulit dicapai oleh puskesmas khususnya pada indikator contact rate, pencapaian target indicator contact rate hanya 15 puskesmas (30%). Pencapaian indikator rujukan non spesialistik yang telah ditetapkan dalam regulasi KBKP selalu dapat dicapai oleh puskesmas (100%), namun indikator prolanis target pencapaiannya hanya 38 puskesmas dari 50 puskesmas yang dapat mencapai (76%). Sulitnya pencapaian target indikator contact rate karena petugas kesehatan di puskesmas tidak sempat meng-entry data kontak sehat dan kontak sakit pada aplikasi P Care. Diketahui KBKP dapat meningkatkan kepuasan peserta karena memaksa puskesmas untuk meningkatkan contact rate dengan peserta JKN dan merasa di ‘spesial’kan dengan program prolanis. Kebijakan KBKP juga dapat meningkatkan mutu pelayanan puskesmas karena puskesmas harus meningkatkan sarana prasarana agar 145 diagnosis tersebut dapat diselesaikan.


IKESMA ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
pp. 39
Author(s):  
Agus Aan Adriansyah ◽  
Suyitno Suyitno ◽  
Nikmatus Sa'adah

Pertambangan batu pasir di Daerah Gunung Maddah Kabupaten Sampang, merupakan industri informal dengan risiko yang besar untuk mengalami penimbunan debu pada saluran pernapasan dan menyebabkan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Disamping perusahaan tidak menyediakan APD masker, permasalahan tersebut disebabkan kurangnya pengetahuan dan sikap pekerja terkait penggunaan APD masker di pertambangan. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap dengan kepatuhan penggunaan APD masker pada pekerja tambang batu pasir PT. Sirtu Emas Kabupaten Sampang. Jenis penelitian ini menggunakan desain survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan sebesar 56 pekerja tambang dengan tekhnik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan p value = 0,004 untuk hubungan pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan APD Masker dan p value = 0,034 untuk hubungan sikap dengan kepatuhan penggunaan APD Masker. Kesimpulan yang diperoleh yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap dengan kepatuhan penggunaan APD masker. Semakin baik pengetahuan dan sikap yang dimiliki pekerja, maka pekerja semakin patuh dalam penggunaan APD Masker. Saran yang dapat diberikan adalah perlunya pengawasan penggunaan APD di lingkungan kerja dan pemberian informasi secara masif pada para pekerja.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document