Sukma Jurnal Pendidikan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

70
(FIVE YEARS 21)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Yayasan Sukma

2597-9590, 2548-5105

2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 73-88
Author(s):  
M Mukhadasin ◽  
Aos Kuswandi
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya kepemimpinan Kepala Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Cahaya Sunnah Cileungsi Kabupaten Bogor dalam upaya peningkatan kinerja guru. Teknik Pengambilan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan dipilih secara purposive sampling sesuai dengan pertimbangan dan kepentingan data/informasi yang diperlukan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa, pertama, gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh kepala SDIT Cahaya Sunnah Cileungsi cenderung pada kepemimpinan transformasional. Hal ini terlihat pada indikator-indikator gaya kepemimpinan transformasional yang terdapat pada gaya kepemimpinan kepala sekolah. Kedua, kinerja guru dalam kaitannya dengan perencanaan proses belajar mengajar masih rendah. Ketiga, langkah-langkah yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di antaranya adalah dengan melibatkan warga sekolah dalam penyusunan visi, misi, dan program sekolah, mengadakan pelatihan-pelatihan yang dilakukan secara berkala, pendekatan personal, pembinaan, pemberian bonus, reward, dan punishment.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 25-37
Author(s):  
Muhammad Nizar

Pembahasan tentang pendidikan pesantren selalu mengundang diskusi dan bahasan-bahasan yang tidak berkesudahan karena pesantren memiliki magnet tersendiri yang mampu menarik minat masyarakat untuk dipelajari dan dikaji secara berkesinambungan. Kekhasan pesantren sebagai lembaga pendidikan meliputi sistem, manajemen, dan tata kelola lembaga serta model adopsi dan adaptasi yang diterapkan terhadap pendidikan modern. Begitu halnya dengan Madrasah Diniyah, yang umumnya memiliki kurikulum yang tertinggal yang disusun oleh pendirinya. Kedua model lembaga pendidikan ini semakin terabaikan perannya, meskipun keduanya sering dipandang sebagai lembaga pendidikan yang menawarkan nilai lebih dibandingkan dengan lembaga pendidikan lainnya.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 39-51
Author(s):  
J Juharmen

Tulisan ini membahas dampak globalisasi terhadap pendidikan Islam tradisional di Sumatera Barat dengan fokus kajian pada sejarah globalisasi di Sumatera Barat dan dampaknya terhadap pendidikan Islam tradisional. Penelitian ini berkesimpulan bahwa globalisasi  dalam bentuknya yang klasik bukan hal baru dalam sejarah Sumatera Barat. Setidaknya ia telah hadir dalam bentuk transaksi ekonomi klasik di masa lalu pasca kedatangan para pedagang dari berbagai penjuru dunia, baik itu Cina, ataupun Timur Tengah, bahkan Eropa. Namun perkembangan globalisasi yang begitu pesat, selain telah mempengaruhi masyarakat melalui sekularisasi, secara tidak langsung juga berimbas kepada lembaga-lembaga pendidikan Islam tradisional. Semakin berkurangnya para pengajar yang memiliki kapabilitas atas kitab klasik, dan berkurangnya minat masyarakat yang terkesima dengan pendidikan sekular, persoalan lain yang dihadapi oleh pendidikan Islam tradisional adalah lahirnya pesaing-pesaing yang selalu hadir di sepanjang zaman, baik itu dalam bentuk sekolah sekular buatan Belanda, atau sekolah Islam modern hasil reformasi Islam, hingga masa sekarang dengan hadirnya Sekolah Islam Terpadu (SIT) sebagai jawaban atas kebutuhan globalisasi. Menghadapi situasi yang tidak menguntungkan, pendidikan Islam tradisional di Sumatera Barat masih mampu bertahan meskipun dengan situasi yang sulit dan semakin terjepit.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1-23
Author(s):  
Ratno Lukito

Pluralisme merupakan kosa kata baru bagi orang Indonesia, meskipun pengalaman dalam hal pluralisme ini sudah lama ada. Kosa kata ini semakin menjadi asing di tengah masyarakat, terlebih sejak keluarnya fatwa MUI tahun 2005 yang menolak ide pluralisme keagamaan. Indonesia dengan ribuan pulaunya tentu saja menganut pluralisme karena perbedaan kultur dan nilai budaya yang ada. Pluralistic state adalah sebuah kenyataan. Bagaimana Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di Indonesia menghadapi problem pluralisme ini? Bagaimana pula posisi perguruan tinggi ini di tengah mayoritas umat Islam sebagai penduduk dominan di negeri ini? Dengan orientasi baru sebagai pluralistic university, PTKI mampu merevitalisasi perannya dalam negara Indonesia modern. Hubungan antar unsur civitas academica di dalamnya tidak lagi merefleksikan bentuk relasi atas-bawah melainkan lebih sebagai hubungan sejajar dari berbagai bentuk asosiasi yang beragam. Hanya dengan perspektif pluralistis inilah, kajian-kajian yang dilakukan di dalamnya akan mampu merefleksikan Islam sebagai raḥmah lil-‘ālamīn.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 53-72
Author(s):  
G Guntoro

Dalam pendidikan Islam, secara psikologis metode keteladanan sangat diperlukan. Dalam hal ini, Rasulullah saw adalah bapak pendidikan yang memberikan suritauladan secara sempurna. Artikel ini menjelaskan bagaimana aplikasi dari nilai-nilai keteladanan dalam pendidikan generasi muda muslim di era global. Generasi muda muslim merupakan aset yang harus terus di jaga untuk menjadi generasi penerus di di era global. Baginya akidah Islam merupakan satu-satunya landasan dalam menilai realitas kehidupan. Untuk mewujudkan semua itu, tentu tidak dapat terlepas dari tahapan pendidikan yang harus dilalui.


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 203-216
Author(s):  
Nurul Fadzilatul Husna ◽  
Siva Nur Azizah ◽  
Mokh Yahya

This study aims to find out diction errors in online sales promotions on Instagram. Twenty sentences have been taken from six accounts established in Solo, Central Java, as the samples.  Analysis is focused on the inappropriate use of English words and terms. The results of this study are as follows. First, some forms of language errors found in Instagram accounts includes diction and terms errors. Second, the factors of language errors in sales promotions are (1) English is more popular, (2) English is more concise, (3) English looks more prestigious, and (4) English seems more persuasive.


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 137-168
Author(s):  
Mohammad Ariandy
Keyword(s):  

Artikel ini intens menyoroti hal-hal yang melatarbelakangi kebijakan kurikulum pendidikan, khususnya pendidikan karakter dalam bingkai Program ‘penguatan pendidikan karakter’ (PPK). Hal tersebut tentunya tidak lepas dari inovasi kebijakan kurikulum yang dikawinkan dengan gagasan-gagasan pemerintah, yang dibalut dalam sebuah gerakan dengan label “revolusi mental” yang terintegrasi dalam sebuah kurikulum nasional yang sedang berjalan. Persoalan yang akhirnya menjadi pokok perhatian dalam artikel ini, yakni bagaimana aktor-aktor tertentu memanfaatkan konstruksi pengetahuan tentang dinamika perubahan kurikulum dan urgensitas pendidikan karakter dalam pendidikan nasional. Proses di mana pengetahuan tentang kurikulum nasional dan skema penyelesaian huru-hara implementasi kebijakan kurikulum dikonstruksi, menggambarkan bagaimana aktor-aktor menjalankan kekuasaan. Teori governmentality Michel Foucault secara efektif menunjukkan wacana yang hanya menjadi medium mengantarkan kekuasaan. Kekuasaan justru akan semakin efektif jika berhasil menggerakkan serta mengarahkan individu-individu untuk bertingkah laku secara sukarela. Keadaan sebisa mungkin dibuat normal-normal saja, dengan begitu, akan tercipta masyarakat yang berdisiplin, taat regulasi, dan membatasi diri pada aturan-aturan yang telah diciptakan. Kekuasaan bukan lagi sekadar mengontrol, ia bahkan didukung oleh individu-individu yang merasa menjadi bagian darinya, sehingga masing-masing dari mereka mengambil sikap “etis” terhadap persoalan-persoalan atau wacana-wacana yang dihadapi.


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 0
Author(s):  
Editor Jurnal Sukma

2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 187-202
Author(s):  
Reza Anggriyashati Adara

Motivation can be considered as one of influential factors in foreign language (FL) learning as it helps to sustain learner’s interest during long and tedious learning process of FL. According to Deci and Ryan (2000), motivation can be categorized into two types; intrinsic and extrinsic motivation. The present study aims to investigate intrinsic and extrinsic motivational factors of a group of university students in an urban area to learn English. The present study applied a mixed method approach by administering a set of questionnaires and interviews. In addition to a relatively high level of motivation among the participants, the findings of present study show an interest in English language skills and positive attitudes to native speakers of English, English speaking countries, and English learning as intrinsic motivational factors to learn English. On the other hand, the chances of getting better jobs and personal development as extrinsic factors which motivate students to learn English. The present study recommends English teachers as well as educational institutions to provide teaching and learning materials which suited to improve students’ motivation.


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 0
Author(s):  
Editor Jurnal Sukma
Keyword(s):  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document