ARKESMAS (Arsip Kesehatan Masyarakat)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

54
(FIVE YEARS 34)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By University Of Muhammadiyah Prof. Hamka (UHAMKA)

2579-8898, 2502-7980

2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 23-31
Author(s):  
Marwan Wahyudin

ABSTRAK Kasus Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) sudah merebak ke lebih dari 200 negara, salahsatunya Indonesia. Episentrum penyebaran COVID-19 di Indonesia adalah DKI Jakarta. KepadatanDKI Jakarta sebagai ibu kota negara menimbulkan banyak permasalahan seperti buruknyapemukiman. Terjadinya pemisahan antara pemukiman kumuh dan mewah adalah hasil persaingantingkat dan ekonomi penduduk. Selama pandemik berlangsung belum diketahui apakah pemukimankumuh atau pemukiman mewah yang lebih terdampak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiperbedaan antara pemukiman kumuh dengan pemukiman mewah pada kasus COVID-19. Data yangdigunakan adalah data harian COVID-19 DKI Jakarta dari tanggal 25 Maret 2020 sampai dengan18 Oktober 2020 dengan menggabungkan data Badan Pusat Statistik berupa muatan dominan, yaitupemukiman kumuh dan mewah. Berdasarkan hasil penelitian, secara rata-rata harian keseluruhanjumlah kasus positif di pemukiman kumuh mencapai 65,58 kasus sedangkan pada pemukimanmewah mencapai 56,57 kasus. Pemukiman kumuh cenderung lebih beresiko terkena COVID-19dikarenakan ekonomi dan sulitnya akses kesehatan. Ditemukan perbedaan nyata antara pemukimankumuh dan mewah terhadap variabel kasus positif, pasien sembuh, pasien dirawat, pasienmeninggal, dan pasien yang melakukan isolasi mandiri. Perlunya penangan lebih tepat padapemukiman kumuh agar bisa mengurangi dampak yang terjadi. Kata Kunci: Pemukiman, Kumuh, Mewah, Jakarta, COVID-19


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 7-14
Author(s):  
Sri Wahyuni Abidin ◽  
Haniarti ◽  
Rasidah Wahyuni Sari

ABSTRAK Stunting adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Hasil Riskesdas Tahun 2018 diketahui bahwa jumlah balita sangat pendek dan pendek usia 0-59 bulan di Indonesia adalah 11,5% dan 19,3%. Stunting dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya ialah sanitasi lingkungan dan riwayat penyakit infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ketersediaan sumber air bersih, kepemilikan jamban keluarga, riwayat penyakit diare dan riwayat penyakit ISPA dengan kejadian stunting. Metode yang digunakan adalah metode survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study dan jumlah sampel 275 balita yang berusia 24-59 bulan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Accidental Sampling menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji Chi-Square, dan waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus Tahun 2020. Hasil analisis uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ketersediaan sumber air bersih (p = 0,319), kepemilikan jamban keluarga (p = 0,588), riwayat penyakit diare (p = 0,245), dan riwayat penyakit ISPA (p = 0,988) dengan kejadian stunting. Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian dengan mengambil variabel lain seperti tinggi orang tua, asupan gizi, riwayat menyusui, dan aktivitas fisik. Kata kunci: Stunting, Air, Jamban, Diare, ISPA


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 39-47
Author(s):  
Nurul Magfirah ◽  
Haniarti ◽  
Rini Anggraeny
Keyword(s):  

ABSTRAK Hasil pemeriksaan deteksi dini kanker payudara di Indonesia Tahun 2017 telah ditemukan 12.023tumor payudara, dan 3.079 curiga kanker payudara. Di antara 5 kanker yang paling sering dijumpai,kanker payudara tercatat mencapai 2,09 juta kasus. Untuk mencari faktor risiko tumor ganaspayudara seperti usia, riwayat melahirkan, riwayat menyusui, riwayat keluarga, riwayat menopause,dan riwayat pemakaian alat kontrasepsi hormonal. Metode survei analitik dengan desain casecontrol dengan jumlah sampel 80 responden yang terbagi atas sampel kasus sebanyak 40 respondendan sampel kontrol sebanyak 40 responden. Teknik pengambilan sampel adalah consecutivesampling dengan uji Chi-Square dan Odds Ratio. Faktor yang ditemukan sebagai faktor risikomeliputi usia (OR=19,0; CI95%=4,02-89,6), riwayat melahirkan (OR=2,17; CI95%=1,70-2,78),riwayat kanker dalam keluarga (OR=6,33; CI95%=1,28-31,1), riwayat menopause (OR=2,33;CI95%=1,78-3,05), riwayat pemakaian alat kontrasepsi hormonal (OR=6,33; CI95%=1,50-14,4),sedangkan riwayat menyusui tidak termasuk faktor risiko (OR=1,00; CI95%=0,39-2,50). Sebaiknyapeneliti selanjutnya melakukan uji multivariat, uji interaksi, dan confounding. Diharapkan petugaskesehatan melakukan penyuluhan tentang pemakaian kontrasepsi hormonal ≥ 5 tahun yang dapatmeningkatkan kejadian tumor ganas payudara. Kata Kunci: Tumor Ganas Payudara, Umur, Melahirkan, Keluarga, Menopause, KB Hormonal


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 15-22
Author(s):  
Susilawati Gunawan ◽  
Rista Rahmawati

ABSTRAK Diabetes mellitus adalah salah satu penyakit tidak menular yang hingga saat ini menunjukkan peningkatan.Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya diabetes mellitus tipe 2 diantaranya adalah usia, jenis kelamin dan hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan usia, jenis kelamin dan hipertensi dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Tugu Kecamatan Cimanggis Kota Depok tahun 2019. Metode penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan case control. Sampel penelitian ini terdiri dari 132 sampel kelompok kasus dan 132 sampel kelompok kontrol. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder. Analisis untuk uji hipotesis menggunakan uji statistik chi-square dengan α = 0,05 dan CI = 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2 dengan nilai p value = 0,000 < α (0,05) dan nilai OR = 18,143 (95% CI 6,959-47,302). Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2 dengan nilai p value = 0,519 > α (0,05) dan nilai OR = 1,222 (95% CI 0,736-2,029). Tidak ada hubungan antara hipertensi dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2 dengan nilai p value = 0,879 > α (0,05) dan nilai OR = 1,098 (95% CI 0,603-1,997). Determinan yang berhubungan dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2 adalah usia. Sedangkan determinan yang tidak berhubungan dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2 adalah jenis kelamin dan hipertensi. Kata Kunci: Usia, Jenis Kelamin, Hipertensi, Diabetes Mellitus tipe 2


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 32-38
Author(s):  
Elia Nur Ayunin ◽  
Sarah Handayani ◽  
Nia Musniati

ABSTRAK Indeks literasi kesehatan yang rendah akan mengakibatkan seseorang lebih banyak menghadapi masalahkesehatan karena minimnya informasi yang mereka dapat peroleh dan kelola. Selain itu, literasi kesehatan yang rendah dapat mengakibatkan kemampuan manajemen diri akan kesehatannya buruk seperti pada health outcome (luaran kesehatan) yang buruk. Mahasiswa secara bertahap mengemban tanggung jawab akan kesehatannya sendiri, serta nantinya akan menjadi role model di masyarakat di masa kini juga masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur indeks literasi kesehatan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) Kampus A, Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain analisis deskriptif dengan pendekatan crosssectional. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa kampus A UHAMKA. Pengambilan sample pada penelitian ini menggunakan metode simple random sampling dengan total 317 responden. Instrumen Penelitian menggunakan instumen HLS-EU-Q47 dari The European Heatlh Literacy Survei dengan total 47 item pertanyaan. Analisis data dilakukkan menggunakan uji univariat dan bivariat. Hasil penelitain ini menunjukkan mayoritas responden memiliki literasi kesehatan bermasalah sebesar 54,3%. Indeks literasi kesehatan pada penelitian ini secara signifikan berhubungan dengan variabel fakultas (p value=0,046) dan variabel usia (p value=0,046). Sedangkan variabel jenis kemalin menunjukkan hubungan yang tidak signifikan (p value=0,429). Kata kunci : Literasi Kesehatan, HLS-EU-Q47, Mahasiswa


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 35-44
Author(s):  
Erna Sariana ◽  
Ari Sudarsono

ABSTRAK Jam pelajaran sekolah dan ekstrakurikuler siswa, mempengaruhi beban tas yang dibawa sehingga timbul keluhan nyeri punggung siswa. Batas beban tas punggung yang diperbolehkan adalah 10-15% berat badan. Hal ini membuat peneliti tertarik meneliti hubungan penggunaan tas sekolah dengan keluhan nyeri punggung pada siswa di SMP Negeri 106 Jakarta tahun 2019. Jenis penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Sampel sebanyak 305 orang siswa SMP Negeri 106 Jakarta, dipilih dengan proporsional random sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan April – September 2019. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, penimbangan berat badan dan berat tas. Analisis data dengan univariat, bivariat (uji Kai Kuadrat), dan multivariat (uji Regresi Logistik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluhan nyeri punggung derajat berat dialami oleh 48,9% siswa. Hasil uji statistik, beberapa variabel yang berhubungan secara signifikan terhadap keluhan nyeri punggung antara lain jenis kelamin, IMT, berat tas, lama membawa tas, dan cara membawa tas. Hasil analisis multivariat, faktor dominan paling tinggi mempengaruhi keluhan nyeri punggung adalah cara membawa tas (OR = 2,717). Saran penelitin ini memberikan pendidikan kesehatan terkait dengan tindakan penggunaan tas yang tepat, mengatur jadwal pembelajaran yang tepat, dan disediakan loker pribadi untuk setiap siswa. Kata Kunci: Penggunaan Tas Sekolah, Nyeri Punggung, Remaja


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 28-34
Author(s):  
Ana Utami Zainal ◽  
Nia Musniati

ABSTRAK Proporsi rumah tangga yang tidak melakukan PHBS di Indonesia tahun 2013 adalah 67,7% (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013). Proporsi rumah tangga tidak melakukan PHBS di DKI Jakarta tahun 2017 adalah 42,9 % (Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, 2018). Selain itu, belum terdapat data PHBS mahasiswa FIKES UHAMKA karena belum adanya penelitian terdahulu. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, dan pemahaman Agama Islam terhadap PHBS mahasiswa FIKES UHAMKA. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik dengan desain penelitian cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program studi kesehatan masyarakat FIKES UHAMKA. Pengambilan sampel dengan menggunakan proporsional random sampling dengan jumlah sampel 138 orang. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki PHBS yang kurang baik (57,2%), pengetahuan yang baik (50,7%), sikap yang baik (60,1%), dan pemahaman Agama Islam yang baik (70,3%). Hasil bivariat menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap, dan pemahaman Agama Islam dengan PHBS (P value > 0,05). Saran dari penelitian ini, untuk FIKES UHAMKA, diharapkan adanya kegiatan yang berkelanjutan terkait dengan pelaksanaan PHBS agar mahasiswa tidak hanya sekedar mengetahui tetapi juga melakukan tindakan PHBS. Selain itu diperlukan adanya dukungan melalui fasilitas penunjang PHBS. Kata kunci: PHBS, Pengetahuan, Sikap, Pemahaman Agama Islam


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 1-8
Author(s):  
Rosina Kardina Kidi Hurek ◽  
Odilia Esem
Keyword(s):  

ABSTRAK Dua tahun pertama merupakan periode terpenting dalam kehidupan anak termasuk dalam hal pemberian nutrisi. Pola asuh pemberian makan yang salah pada periode ini dapat menimbulkan masalah. Data Profil Kesehatan Kota Kupang tahun 2017 menunjukan dari 539 bayi berusia 0-6 bulan di Puskesmas Oesapa hanya 12,43 % yang mendapakan ASI Ekslusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian makan pada bayi berusia kurang dari enam bulan yang ditinjau dari pengetahuan ibu, pendidikan ibu, dan pendapatan keluarga. Desain penelitian cross sectional dengan jumlah sampel 135 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisa data terdiri dari univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan (0,000 α < 0,05) dan pendidikan (0,038 α < 0,05) dengan pemberian makan pada bayi kurang dari enam bulan. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk meningkatkan dan membuat kebijakan juga inovasi serta perlu disosialisasikan kepada anggota keluarga untuk mendukung ibu memberikan ASI ekslusif dan pemberian MP ASI tepat 6 bulan. Kata Kunci: Pemberian Makan Dini, Pengetahuan, Pendapatan Keluarga


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 17-27
Author(s):  
Hana Fauzia ◽  
Afifah Nada Kamilah ◽  
Fizri Nur Azizah ◽  
Muhammad Rayhan Devan Riza ◽  
Aditya Maulana Zaqi ◽  
...  

ABSTRAK Kebiasaan merokok merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia. Pada tahun 2016, Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) melaporkan terdapat 65,19 juta perokok di Indonesia atau setara dengan 34% dari jumlah penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kebiasaan merokok terhadap kesehatan individu dan pengeluaran pribadi. Penelitian ini menggunakan metode Ordinary Least Squares (OLS) dengan menggunakan data sekunder dari Indonesian Family Life Survey (IFLS 5) tahun 2014/2015. Hasil penelitian menunjukkan kebiasaan merokok masyarakat meningkat signifikan terkait pengeluaran kesehatan individu. Sedangkan variabel lain seperti jenis kelamin, usia, jumlah rokok yang dikonsumsi dalam satu hari, pendapatan, penyakit kronis, dan wilayah pemukiman (perkotaan atau pedesaan) juga memiliki hubungan positif dengan pengeluaran kesehatan individu. Kata Kunci: Pengeluaran Kesehatan Individu, Kebiasaan Merokok, Penyakit Kronis, Perkotaan


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 9-16
Author(s):  
Awaluddin Hidayat Ramli Inaku ◽  
Cornelis Novianus
Keyword(s):  

ABSTRAK Udara adalah aspek penting dalam kehidupan manusia, semakin pesat pembangunan perkotaan, industri, dan transportasi dapat menyebabkan kualitas udara di area Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) mengalami penurunan kualitas udara, penelitian ini bertujuan untuk mengukur kualitas udara partikulat meter (PM) 2,5 dan PM 10 terhadap keluhan pernapasan pengujung RPTRA. Lokasi penelitian di RPTRA Lenteng Agung, Sungai Bambu dan Taman Lapangan Banteng. Responden adalah 60 orang yang dipilih berdasarkan metode random sampling. Pengumpulan data dilakukan secara langsung. Analisis data menggunakan uji regresi. Hasil dari pengambilan sampel yaitu RPTRA Lenteng Agung PM 2,5 siang hari adalah 42 mg/m3 dan sore hari 68 mg/m3; PM 10 Siang hari 48 mg/m3 dan sore hari 80 mg/m3, RPTRA Sunga Bambu PM 2,5 siang hari adalah 14 mg/m3 dan sore hari 34 mg/m3; PM 10 Siang hari 16 mg/m3 dan sore hari 35 mg/m3, Taman Lapangan Banteng PM 2,5 siang hari adalah 8 mg/m3 dan sore hari 51 mg/m3; PM 10 siang hari adalah 9 mg/m3 dan sore hari 59 mg/m3. Hubungan paparan debu PM terhadap keluhan pernapasan anak-anak yang berkunjung ke RPTRA adalah PM 2,5 siang terhadap keluhan pernapasan yaitu sesak 0,000 (p<0,05) dan asma 0,049 (p<0,05), PM 2,5 sore terhadap keluhan pernapasan sesak, pilek dan nyeri tenggorokan 0,000 (p<0,05), keluhan pernapasan PM 10 siang terhadap kelihan pernapasan sesak 0,000 (p<0,05) dan sesak 0,049 (p<0,05) dan PM 10 sore terhadap keluhan pernapasan sesak 0,000 (p<0,05), pilek 0,043 (p<0,05), nyeri tenggorokan 0,031 (p<0,05). Hasil penelitian ini diharapkan pemerintah tetap mengontrol pencemaran udara di lokasi RPTRA karena dapat berisiko bagi kesehatan pengunjung khusunya anak-anak. Kata kunci: Udara, Pernapasan, RPTRA


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document