food recall
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

260
(FIVE YEARS 110)

H-INDEX

8
(FIVE YEARS 1)

2021 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
pp. 387-391
Author(s):  
Dewi Anggriani Harahap ◽  
Nur Afrinis ◽  
M. Nizar Syarif Hamidi
Keyword(s):  

Anemia pada ibu hamil terjadi kerena kurangnya konsumsi pangan terutama zat besi. Perdarahan menjadi penyebab utama 40 % kematian Ibu disebabkan kejadian anemia dalam kehamilan. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan konsumsi pangan pada ibu hamil yang anemia dan non anemia di wilayah kerja Puskesmas Tapung Hilir 1 Kabupaten Kampar. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain case control. Sampel terdiri dari 30 ibu hamil non anemia dan 30 ibu hamil anemia. Instrument penelitian menggunakan kuesioner dan formulir food recall 2x24 jam. Teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara. Data food recall 24 jam diperoleh selama 2 hari tidak berturut-turut. Berdasarkan uji Mann-Whitney didapatkan perbedaan konsumsi energi, karbohidrat, Fe (pvalue=0.000), dan tidak terdapat perbedaan konsumsi protein (pvalue=0.344) pada ibu hamil anemia dan non anemia. Diharapkan ibu hamil dapat meningkatkan konsumsi pangan yang dapat mencegah anemia dalam kehamilan seperti konsumsi protein hewani, zat besi dan vitamin C.


Author(s):  
Siti Tumanina Triandari ◽  
Iin Fatmawati ◽  
Taufik Maryusman ◽  
Ikha Deviyanti Puspita

Abstrak Latar belakang: Kebugaran di Indonesia masih termasuk kategori yang rendah. Berdasarkan data Sport Development Index (SDI) kebugaran jasmani di Indonesia sebesar 21% dan pada DKI Jakarta sebesar 25%. Sedangkan menurut data Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar (PPOP) DKI Jakarta ditemukan sebesar 47% atlet cabang olahraga permainan memiliki kebugaran jasmani kurang.  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan terkait gizi, asupan karbohidrat, dan aktivitas fisik dengan kebugaran jasmani pada atlet cabang olahraga permainan Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan jumlah sampel 51 atlet cabang olahraga permainan dari kelas 10, 11, dan 12 di SMA Ragunan Jakarta. Pengambilan dan pengumpulan data pengetahuan terkait gizi menggunakan kuesioner, data asupan karbohidrat dengan metode food recall 2x24 jam, data aktivitas fisik dengan kuesioner IPAQ-SF, dan data kebugaran jasmani dengan metode Cooper Test. Data yang diperoleh dilakukan uji Chi Square. Hasil: Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan pengetahuan terkait gizi (p = 0,000), asupan karbohidrat (p = 0,044) dengan kebugaran jasmani, dan tidak ada hubungan aktivitas fisik (p = 0,727) dengan kebugaran jasmani. Kesimpulan: Pengetahuan gizi dan asupan karbohidrat berhubungan dengan kebugaran jasmani. Kata kunci: Aktivitas fisik; asupan karbohidrat; kebugaran jasmani; pengetahuan terkait  gizi.   Abstract Background: Physical fitness in Indonesia is still on a low category. Based on Sport Development Index (SDI), Indonesia’s Physical Fitness is 21% and 25% on Jakarta. Meanwhile, based on DKI Jakarta’s Pusat Pelatihan Olah Raga Pelajar (PPOP), it is found that 47% of sports games athlete have a low physical fitness. This research purpose is to find out the correlation of nutrition knowledge, carbohydrate intake, and physical activity to physical fitness on sports games athlete. Methods: This research use a cross sectional design, the samples of this research are 51 gaming sports athlete from class 10, 11, and 12 in Jakarta’s Ragunan Senior High School. Nutritional knowledge data are collected through a questionare, carbohydrate intake data are collected with 2x24 hours food recall method, physical activity data are collected through IPAQ-SF questionare, and physical fitness data are collected with Cooper Test method. The collected data are processed through Chi Square test. Result: After data analysis, it is found that there are a correlation of nutritional knowledge (p= 0,000) and carbohydrate intake (p=0,044) to physical fitness, but there is no correlation of physical activity (p=0,727) to physical fitness. Conclusion: There is a correlation between nutritional knowledge and carbohydrate intake with physical fitness Keywords: Carbohydrate intake, nutritional knowledge,  physical activity, physical fitness.


2021 ◽  
Vol 10 (04) ◽  
pp. 230-237
Author(s):  
Tesalonika Gisela Rembet ◽  
Kristiawan Prasetyo Agung Nugroho ◽  
Gelora Mangalik

Anak usia sekolah (6-12 tahun) merupakan kelompok usia dengan tumbuh kembang pesat kedua setelah masa Balita. Perhatian orangtua dan keluarga penting dalam pemilihan makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsumsi garam, gula, dan lemak (minyak) siswa di beberapa sekolah dasar di Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif dengan teknik pengambilan data purposive sampling. Data dianalisa secara deskriptif dalam bentuk tabel dan grafik. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2020. Responden penelitian sebanyak 60 siswa kelas I-IV dari SD GMIM Wulauan, SD GMIM Tonsea Lama, dan SD Inpres Marawas. Pengambilan data menggunakan kuesioner untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku makan responden, SQ-FFQ (data kebiasaan makan), Food Recall 2x24 jam (data asupan makan), serta pengukuran antropometri. Hasil Food Recall 2x24 jam didapatkan bahwa gambaran konsumsi asupan garam sebanyak 432,02 mg, asupan gula sebanyak 0,02 g, dan asupan minyak (lemak) 32,23 g, berada pada kategori kurang. Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak (minyak) (GGL) responden termasuk kurang. Asupan GGL tetap perlu dijaga agar tidak melebihi batas konsumsinya dengan membatasi jajanan yang manis, gurih, dan berlemak serta memberikan pendidikan gizi kepada anak tentang makanan dan jajanan yang sehat.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 180
Author(s):  
Aisya Cici Putri Haryati ◽  
Trias Mahmudiono

ABSTRAK Latar Belakang: Masalah gizi rentan terjadi pada anak berusia dibawah dua tahun (baduta) yang diantaranya adalah stunting. Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh proses akumulatif dari rendahnya asupan gizi dan penyakit infeksi. Penyebab lain adalah kondisi social ekonomi yang dapat mempengaruhi praktik pemberian MP-ASI. Kualitas gizi pada makanan dipengaruhi oleh keragaman pangan yang ditentukan oleh pendapatan keluarga, status pekerjaan, dan tingkat pendidikan.Tujuan: Menganalisis hubungan praktik pemberian makan pendamping ASI dengan kejadian stunting dan non-stunting pada baduta usia 6-24 bulan di Kelurahan Sidotopo, Kota SurabayaMetode: Jenis penelitian yaitu observasional analitik dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian sebesar 54 baduta dipilih menggunakan metode simple random sampling. Kuesioner Dietary Diversity Score digunakan untuk menilai keragaman pangan baduta dan food recall 24-hours untuk mengetahui frekuensi pemberian makanan. Uji statistik menggunakan chi-square.Hasil: Hasil dari penelitian ini menunjukkan tidak adanya korelasi antara Karakteristik keluarga, baduta dan keberagaman pangan dengan kejadian stunting, akan tetapi ada korelasi antara pendapatan orang tua (p=0,006) dan frekuensi pemberian MP-ASI dengan kejadian stunting (p=0,028).Kesimpulan: Pendapatan orang tua dan frekuensi pemberian MP-ASI berhubungan dengan stunting, sedangkan karakteristik keluarga, baduta dan keragaman pangan tidak berhubungan dengan kejadian stuntingKata kunci: stunting, makanan pendamping, karakteristik keluarga, keragaman pangan 


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 237
Author(s):  
Antasya Muslimah Soedarsono ◽  
Sri Sumarmi

ABSTRAKLatar Belakang: Wasting adalah salah satu bentuk kekurangan gizi yang mengakibatkan balita berisiko mengalami ketertinggalan tumbuh kembang secara jangka panjang. Angka wasting di Indonesia berdasarkan data Riskesdas tahun 2018 sebesar 10,2%, sehingga wasting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius untuk ditangani menurut standar WHO. Kejadian wasting masih ditemukan di Kota Surabaya, salah satunya di Puskesmas Simomulyo yang memiliki angka balita gizi buruk terbanyak se-Kota Surabaya. Kejadian wasting pada balita dapat dicegah dengan mengubah faktor risiko yang dapat dikendalikan.Tujuan: Tujuan penelitian untuk menganalisis faktor risiko kejadian wasting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Simomulyo Surabaya.Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi case control. Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Simomulyo Surabaya. Total sampel 42 balita berusia 12-60 bulan, terdiri dari 21 balita wasting dan 21 balita non-wasting. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Asupan zat gizi makro diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner food recall 3x24 jam; karakteristik balita dan keluarga balita diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner; pengukuran berat badan balita menggunakan timbangan digital dan tinggi badan balita menggunakan mikrotoa. Analisis data menggunakan uji chi-square dan regresi logistik.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan signifikan antara asupan energi (p=<0,001; OR=13,6 dengan CI 95%=3,09-59,8), asupan karbohidrat (p=0,014; OR=7,1 dengan CI 95%=1,31-38,8), pendidikan ibu (p=0,031; OR=4,0 dengan CI 95%=1,11-14,4), pendapatan keluarga (p=0,002; OR=8,5 dengan CI 95%=2,06- 35,08), dan pengeluaran pangan (p=0,024; OR=4,6 dengan CI 95%=1,17-18,68) dengan kejadian wasting. Sedangkan, asupan protein (p=1,000; OR=1,0 dengan CI 95%=0,06-17,12), asupan lemak (p=0,259; OR=2,4 dengan CI 95%=0,51-11,26), status pekerjaan ibu (p=0,747; OR=0,8 dengan CI 95%=0,34-4,64) dan jumlah anggota keluarga (p=0,757; OR=0,8 dengan CI 95%=0,24-2,79) tidak berhubungan dengan kejadian wasting.Kesimpulan: Kesimpulan pada penelitian ini asupan energi dan karbohidrat, pendidikan ibu, pendapatan keluarga, dan pengeluaran pangan merupakan faktor risiko kejadian wasting pada balita di wilayah Puskesmas Simomulyo Surabaya.Kata kunci: balita, status gizi, gizi kurang, wasting, faktor risiko


Jurnal Jeumpa ◽  
2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 554-557
Author(s):  
Indri Septiani Putri

Penelitian bertujuan mengetahui adanya hubungan asupan makanan dengan aktivitas fisik pada pekerja buruh bangunan. Penelitian dilakukan bulan Januari 2020 berlokasi di Gampong Lambaro Skep, Banda Aceh dengan jenis penelitian survey dan observasi dengan desain cross sectional study. Parameter yang digunakan adalah hasil food recall 1x24 jam dan kuisioner aktivitas fisik. Data yang diperoleh selanjutnya di analisis dengan menggunakan analisis univariat yang dilanjutkan dengan uji korelasi dan uji t. Hasil analisis data diperoleh pada pekerja buruh bangunan thit = 3,200 > ttabel = 2,063. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara asupan makanan dengan aktivitas fisik pada pekerja buruh bangunan di Gampong Lambaro Skep, Banda Aceh dengan korelasi yang signifikan


2021 ◽  
Vol 3 (01) ◽  
pp. 1-8
Author(s):  
Zulia Setiyaningrum

Pertumbuhan serta perkembangan tubuh pada remaja memerlukan energi dan zat gizi yang lebih banyak. Pertumbuhan dan perkembangan jika tidak diimbangi dengan asupan zat gizi yang seimbang akan mengakibatkan masalah gizi, baik defisiensi akan zat gizi maupun obesitas. Kabupaten Jembrana memberikan kontribusi terhadap angka masalah gizi pada anak remaja di Provinsi Bali. Tujuan penelitian yaitu menganalisis hubungan asupan energy, karbohidrat, protein dan lemak dengan status gizi pada remaja putri di Pondok Pesantren Firdaus. Penelitian cross-sectional ini melibatkan 52 remaja putri dengan usia 12-17 tahun yang dipilih dengan menggunakan sistematic random sampling. Data asupan zat gizi diambil dengan waawancara menggunakan form food recall 24 jam selama 3 hari, data status gizi berdasarkan IMT/U diperoleh dengan pengukuran berat badan menggunakan tmbangan digital dan pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise. Data dianalisis dengan software SPSS, uji kenormalan menggunakan uji Komogorov Smirnov dan uji hubungan dengan uji Person Product Moment. Hasil penelitian ini menunjukkan asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat subjek rata-rata defisiensi berat, status gizi subjeksebagian besar termasuk gizi baik (67,3%). Uji hubungan asupan energi, protein dan karbohidrat dengan status gizi mendapatkan hasil nilai p berturut-turut (0,26; 0,38; 0,84), uji hubungan asupan lemak dengan status gizi mendapatkan hasil nilai p (0,03). Kesimpulan yang didapat adalah terdapat hubungan asupan lemak dengan status gizi, tidak terdapat hubungan asupan energi, protein, karbohidrat dengan status gizi.


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 1297-1302
Author(s):  
Nur Afrinis
Keyword(s):  
P Value ◽  

Masalah  gizi yang banyak terjadi di Negara berkembang adalah stunting. Pendek (stunting) pada balita disebabkan karena kurangnya konsumsi pangan dalam jangka waktu lama. Wilayah pedesaan memiliki prevalensi stunting yang lebih tinggi daripada perkotaan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perbedaan konsumsi energy dan protein balita stunting usia 24-59 bulan di pedesaan dan perkotaan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain cross sectional. Populasi pada penelitian ini yaitu anak balita usia 24-59 bulan di Desa Tarai Bangun Kecamatan Tambang dan Kelurahan Labuh Baru Barat Puskesmas Payung Sekaki dengan jumlah yang masing-masing berjumlah 93 orang. Instrument yang digunakan adalah food recall 24 jam. Hasil Penelitian menunjukkan di pedesaan sebanyak 89 balita (95.7%) konsumsi energinya kurang dan 88 orang (94.6%) konsumsi proteinnya kurang. Di wilayah perkotaan sebanyak 70 balita (75.3) konsumsi energy kurang dan sebanyak 75 balita (80.6) konsumsi proteinnya kurang. Rata-rata konsumsi energi balita stunting di pedasaan adalah 84 kkal, sedangkan di perkotaan 103kkal.  Berdasarkan uji mann-whitney terdapat perbedaan asupan energy di pedesaan dan perkotaan (p-value = 0.000) dan perbedaan konsumsi protein di pedesaan dan perkotaan (p-value 0.004). Terdapat perbedaan yang signifikan antara konsumsi energi dan protein balita usia 24-59 bulan di pedesaan dan perkotaan.


PROMOTOR ◽  
2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 145
Author(s):  
Hana Ilmi Khoiriyah ◽  
Fenti Dewi Pertiwi ◽  
Tika Noor Prastia

<p>Indonesia masuk kedalam negara ketiga dengan prevalensi <em>stunting </em>tertinggi di regional Asia Tenggara. Kabupaten Sukabumi merupakan daerah dengan kasus <em>stunting </em>yang tinggi dengan prevalensi 37,6%. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian <em>stunting </em>pada balita usia 24-59 bulan di Desa Bantargadung Kabupaten Sukabumi tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain <em>cross sectional</em>, populasi sebanyak 506 balita dengan sampel sebanyak 83 orang. Teknik sampling menggunakan <em>simple random sampling</em>. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dan lembar <em>food recall </em>24 jam. Analisis data dilakukan dengan uji <em>chi-square</em>.</p><p>Hasil penelitian menunjukkan persentase responden yang stunting sebesar 38,6%. Analisis uji statistik menunjukkan adanya hubungan bermakna antara asupan energi (<em>p-value </em>0,001), ASI eksklusif (<em>p-value </em>0,001), MP-ASI (<em>p-value </em>0,039), praktik kebersihan dan sanitasi (<em>p-value </em>0,017), dan status ekonomi keluarga (<em>p-value </em>0,027) dengan kejadian <em>stunting </em>pada balita. Bagi pemerintah disarankan agar dapat berperan aktif khususnya bagi petugas kesehatan untuk menanggulangi kejadian <em>stunting </em>pada balita. Selain itu, diharapkan untuk masyarakat terutama ibu balita menerapkan pola makan gizi seimbang sehingga risiko <em>stunting </em>dapat berkurang.</p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document