Ners Muda
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

60
(FIVE YEARS 60)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By LPPM Universitas Muhammadiyah Semarang

2723-8067

Ners Muda ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
Author(s):  
Nur Arifin ◽  
Akhmad Mustofa

Setelah pensiun masa dewasa tua (lansia) dimulai, antara usia 60-75 tahun biasanya yang mengalami peningkatan usia sekaligus menurunnya fungsi fisik yakni penurunan kekuatan serta massa otot, penurunan fungsi otak serta penurunan denyut jantung maksimal. Kondisi meningkatnya tekanan darah melebihi batas normal lebih dari 120/80 mmHg yakni hipertensi. Hipertensi perlu diatasi dan dikendalikan agar tidak terjadi berbagai macam komplikasi, Manajemen non farmakologi yang dapat meningkatkan efek relaksasi pada penderita hipertensi yaitu terapi merendam kaki dengan air hangat. Hal tersebut akan berdampak fisiologis bagi tubuh, sirkulasi darah akan lancar, aliran darah serta kerja jantung akan stabil. Metode dalam studi kasus ini adalah deskriptif. Klien studi kasus ini adalah lansia penderita hipertensi. Klien dalam hal ini berjumlah 2 orang dan dilaksanakan 2 kali dalam seminggu selama 3 minggu. Dari hasil studi kasus tekanan darah dari kedua klien terdapat penurunan sesudah terapi rendam kaki air hangat. Klien 1 tekanan darahnya menurun dari 180/100 mmHg menjadi 140/80 mmHg. Sementara klien 2 dari 160/100 mmHg menjadi 140/70 mmHg. Studi kasus ini membuktikan bahwa pemberian terapi rendam kaki air hangat efektif guna penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi.


Ners Muda ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
Author(s):  
Siti Amilatul Mukaromah ◽  
Chanif Chanif
Keyword(s):  

Diabetes Melitus merupkan  gangguan metabolisme tubuh ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah, yang diakibatkan karena tubuh tidak memproduksi cukup insulin, terganggunya kerja insulin, maupun keduanya. Diabetes Melitus perlu penatalaksanaan yang tepat agar tidak menimbulkan komplikasi penyakit lain, baik penatalaksanaan farmakologi maupun non farmakologi. Penatalaksanaan non farmakologi yang dapat mengontrol tekanan darah diantaranya terapi dzikir. Tujuan studi kasus ini untuk menerapkan terapi dzikir terhadap kadar glukosa darahp  pada asuhan keperawatan pasien dengan diabetes melitus tipe 2. Terapi dzikir dapat menurunkan tekanan darah pada asuhan keperawatan pasien dengan diabetes melitus. Terapi Dzikir merupakan pendekatan terapi yang bersumber pada aspek spiritual yang dapat dilakukan dengan mudah pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 seorang muslim. Metode studi kasus ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan proses keperawatan. Subyek studi kasus melibatkan 2 orang penderita diabetes melitus. Pengambilan subyek studi kasus diambil secara acak dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kadar glukosa darah adalah glucometer dan standar operasional prosedur terapi dzikir. Pengambilan data kadar glukosa darah dilakukan sebelum dan sesudah diberikan terapi dzikir. Terapi dzikir dilakukan setiap sore menjelang maghrib setiap hari selama 2 minggu dengan durasi 15 menit. Setelah diberikan terapi dzikir selama 2 minggu didapatkan hasil adanya penurunan kadar glukosa darah. Penurunan rerata kadar glukosa darah pada kedua subyek studi setelah dilakukan intervensi terapi dzikir selama 2 minggu yaitu sebesar 40 mg/dl.Terapi dzikir efektif menurunkan tekanan darah pada pasien diabetes melitus.


Ners Muda ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
Author(s):  
Ghina Yustina Fazriyani ◽  
Mohammad Fatkhul Mubin
Keyword(s):  

Pasien dengan gangguan konsep diri : Harga diri rendah cenderung memiliki perasaan yang negative terhadap diri sendiri sehingga pasien cenderung mengalami kurangnya percaya diri, merasa diri tidak berguna dan merasa selalu gagal dalam mencapai keinginannya. Terapi latihan kemampuan positif dilakukan untuk menggali asfek-asfek positif yang sebenarnya dimiliki oleh pasien, sehingga pasien tumbuh perasaan bahwa dirinya berguna dan mampu menjadi individu yang lebih baik lagi. Terapi latihan kemmapuan positif ini merupakan bagian dari terapi generalis untuk HDR. Studi kasus ini menggunakan metode Case Study dengan pendekatan proses asuhan keperawatan. Sampel yang digunakan pada studi kasus adalah pasien dengan gangguan konsep diri: Harga Diri Rendah yang berjumlah 2 orang. Studi kasus dilakukan di ruang Arimbi RSJ Amino Gondohutomo Semarang pada bulan Februari 2020. Alat pengumpulan data dengan pengkajian, lembar kuesioner Sorensen self-esteem, dan lembar jadwal kegiatan pasien. Hasil studi kasus menunjukkan bahwa pasien mengalami peningkatan harga diri setelah dilakukan latihan kemampuan positif. Latihan kemampuan positif mampu meningkatkan harga diri pasien yang mengalami gangguan konsep diri harga diri rendah.


Ners Muda ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
Author(s):  
Kiki Amalia ◽  
Tri Hartiti

Salah satu gejala kanker kolorektal yaitu adanya rasa nyeri. Nyeri adalah perasaan tidak menyenangkan baik secara fisik maupun emosional akibat adanya kerusakan jaringan. Mengatasi nyeri dapat menggunakan  cara non farmakologis diantaranya terapi murattal Ar-Rahman. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui penurunan nyeri pada pasien kanker kolorektal pre operasi setelah diberikan terapi murattal Ar-Rahman. Desain studi ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan studi kasus berdasarkan penerapan Evidence Based Nursing Practice yaitu terapi murattal terhadap penurunan nyeri. Subjek studi kasus adalah pasien kanker kolorektal yang belum dilakukan tindakan pembedahan, tingkat skala nyeri 2-5, dan beragama Islam. Subjek studi kasus berjumlah 2 pasien. Pengambilan data menggunakan pengukuran skala Numeric Rating Scale (NRS) sebelum dan sesudah dilakukan terapi murattal Ar-Rahman. Hasil studi kasus menunjukkan adanya penurunan nyeri pada kedua subjek penelitian setelah diberikan terapi murattal Ar-Rahman. Subjek studi kasus 1 terjadi penurunan nyeri sebesar 1 skala nyeri. Subjek studi kasus 2 terjadi penurunan nyeri sebesar 2 skala nyeri. Terapi murattal Ar-Rahman mampu menurunkan nyeri pada pasien kanker kolorektal pre operasi.


Ners Muda ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
Author(s):  
Aam Zakiah Adawiah ◽  
Arief Yanto

Pasien Asma memiliki resiko gangguan inflamasi kronis yang menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan nafas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak nafas, dada terasa berat. Pursed lip breathing ini merupakan salah satu terapi intervensi non farmakologi dan non invasive yang dapat mengurangi sesak nafas (menurunkan frekuensi pernafasan), dan meningkatkan saturasi oksigen. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui perubahan frekuensi pernafasan dan saturasi oksigen pada klien dengan asma menggunakan terapi pursed-lip breathing. Studi kasus ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan proses asuhan keperawatan. Subjek studi kasus adalah pasien asma. Subjek studi kasus berjumlah 2 orang. Subjek studi kasus telah menandatangani informed consent sebelum dilakukan pengambilan data. Hasil studi kasus menunjukkan bahwa pasien mengalami penurunan frekuensi pernafasan dan meningkatkan saturasi oksigen. Terapi Pursed lip breathing mampu menurunkan frekuensi pernafasan dan meningkatkan saturasi oksigen.


Ners Muda ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
Author(s):  
Suastini Suastini ◽  
Pawestri Pawestri

Nyeri merupakan respon sensori tidak menyenangkan yang dialami oleh individu secara unik yang diekspresikan secara berbeda oleh tiap individu serta dapat berdampak terhadap kondisi fisik dan psikis seseorang. Nyeri akibat luka post sectio caesarea dalam rentang ringan hingga berat dapat mengganggu mobilitas fisik, pemenuhan kebutuhan dasar, bahkan sampai mengakibatkan syok neurogenik pada pasien. Studi kasus ini bertujuan untuk mengaplikasikan mobilisasi dini secara bertahap pada pasien post sectio caesarea yang mengalami nyeri akibat luka post sectio caesarea. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan asuhan keperawatan yang dilakukan pada tiga pasien yang mengalami nyeri intensitas sedang-berat akibat luka post sectio caesarea. Pengukuran intensitas nyeri dilakukan pre dan post mobilisasi dini secara bertahap dengan menggunakan alat ukur Numeric Rating Scale (NRS). Terdapat penurunan intensitas nyeri paska dilakukan mobilisasi dini secara bertahap rata-rata menurun 5 skala. Penurunan intensitas nyeri ini terjadi karena mobilisasi akan menjadikan konsentrasi pasien pada lokasi nyeri berkurang serta dapat meminimalkan transmisi saraf nyeri menuju syaraf pusat. Mobilisasi akan melancarkan sirkulasi darah termasuk sirkulasi yang menuju area luka post sectio caesarea sehingga mampu mengurangi aktivasi mediator kimiawi pada proses peradangan, sehingga intensitas nyeri berkurang. Mobilisasi dini merupakan intervensi yang dapat dilakukan untuk menurunkan intensitas nyeri luka post sectio caesarea pada pasien. 


Ners Muda ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
Author(s):  
Meliawati Putri Salsabila ◽  
Heryanto Adi Nugroho

Gagal jantung meningkatkan resiko kematian mendadak sehingga membutuhkan penanganan sesuai dengan tingkat keparahannya. Pada pasien penyakit kardiovaskuler lazim merasakan kecemasan dan stress. Kecemasan pada pasien dengan penyakit kardiovaskuler dapat dibantu salah satunya dengan tindakan non farmakologi. Pada studi kasus ini penanganan kecemasan pasien gagal jantung menggunakan intervensi terapi murottal al-qur’an. Tujuan umum studi kasus ini untuk menganalisa penurunan tingkat kecemasan pasien gagal jantung terhadap pemberian terapi murottal al-qur’an. Studi kasus ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan proses keperawatan. Subjek studi kasus ini adalah pasien gagal jantung kongestif dan berjumlah 2 orang yang didapatkan secara purposive sampling. Studi kasus ini dilakukan di Ruang Ayyub 2 RS. Roemani Kota Semarang pada tanggal 13 Februari 2020 – 15 Februari 2020. Pengkajian kecemasan dan pengukuran tingkat kecemasan menggunakan kuisioner HARS (Hamilton Rating Scale Of Anxiety).  Prosedur pelaksanaan studi kasus ini dilakukan sesuai dengan evidence based nursing yaitu dilaksanakan dengan durasi 15-20 menit selama 3 hari. Hasil studi evaluasi menunjukkan bahwa sebelum dilakukan terapi murottal al-qur’an terjadi peningkatan kecemasan dan tanda-tanda vital serta gangguan tidur pada kedua pasien yang mengalami penurunan setelah dilakukan terapi murottal al-qur’an.Setelah dilakukan terapi murottal al-qur’an terdapat perbaikan pada tanda-tanda vital, penurunan tingkat kecemasan, dan penurunan gangguan tidur pada kedua pasien. Terapi murottal al-qur’an efektif dalam menurunkan tingkat kecemasan pada pasien dengan gagal jantung kongestif.


Ners Muda ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
Author(s):  
Luthfina Dewi Silfiyani ◽  
Nikmatul Khayati

Hipertensi merupakan kondisi peningkatan tekanan darah melebihi batas normal. Hipertensi sering disebut sillent killer karena gejalanya jarang dirasakan namun dapat menyebabkan komplikasi di berbagai organ seperti retina, otak, jantung dan ginjal. Penanganan hipertensi dapat dilakukan dengan memberikan terapi non farmakologi berupa hidroterapi kaki dengan rebusan jahe merah hangat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian hidroterapi kaki dengan rebusan jahe merah hangat terhadap tekanan darah. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan asuhan keperawatan yang melibatkan 2 subjek yaitu klien lansia yang mengalami hipertensi primer. Rebusan jahe merah hangat dibuat dengan perbandingan jahe : air yaitu 1 : 30 dengan kadar jahe 50 gram (rimpang utuh) dan di geprek kasar lalu dilakukan perebusan.Terapi ini dilakukan sebanyak 6 kali dalam waktu 2 minggu dengan pemberian terapi selama 15 menit pada suhu 39º - 40º C. Hasil evaluasi didapatkan adanya penurunan tekanan darah setelah melakukan hidroterapi kaki dengan rebusan jahe merah hangat. Perubahan terjadi pada seluruh subyek dengan rata-rata penurunan systole sebanyak 17,66 mmHg dan pada diastole sebanyak 5,06 mmHg. Masalah keperawatan risiko perfusi serebral tidak efektif teratasi sebagian ditandai dengan penurunan nilai tekanan darah. Terjadi perpindahan panas secara konduksi antara air dengan telapak kaki, efek panas dari air dan kandungan minyak atsiri pada jahe merah mampu memberikan efek vasodilatasi pembuluh darah sehingga memicu penurunan tekanan darah. Berdasarkan kesimpulan tersebut saran yang dapat diberikan yaitu mengajarkan dan meningkatkan partisipasi keluarga dalam menurunkan tekanan darah pasien lansia yang mengalami hipertensi.


Ners Muda ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
Author(s):  
Muhammad Rifai Muchlis ◽  
Ernawati Ernawati

Penyakit sendi yang biasa dikenal masyarakat yaitu penyakit rematik. Namun penyakit sendi yang paling banyak ialah osteoarthritis, remathoid arthrthis, dan gout, penyakit ini dikelompokan berdasarkan diagnose dan keluhan pasien diantaranya nyeri yang disertai dengan kemerahan, bengkak dan kekauan pada sendi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemberian kompres jahe merah untuk mengurangi nyeri sendi pada lansia. Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus proses asuhan keperawatan dilakukan dalam pengelolaan klien nyeri sendi, meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperwatan implementasi dan evaluasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan tehnik purposive sampling dalam lingkup komunitas wilayah Kelurahan Mangunharjo Kec. Tembalang. Responden sejumlah 2 orang yang diberikan terapi kompres jahe merah di kelola selama 7 hari dengan frekuensi 1 kali/hari di berikan terapi 10-15 menit Penerapan ini untuk mengukur tingkat nyeri dengan menggunakan skala nyeri Numeric Rating Scale (NRS). Pengukuran dilakukan pre-post test. Hasil studi menunjukkan bahwa ada perubahan skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan terapi kompres hangat, baik pada responden pertama maupun responden kedua. Terapi kompres hangat jahe merah dapat menurunkan skala nyeri sendi pada lansia.


Ners Muda ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
Author(s):  
Tri Aji Rachmanto ◽  
Vivi Yosafianti Pohan

Hipertensi adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya tekanan darah arteri yang meningkat dan membuat kerja jantung akan lebih berat dalam mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Terapi SEFT merupakan penggabungan dari sistem energi tubuh dan spiritualitas dalam kalimat doa dengan menggunakan metode ketukan di 18 titik meridian tubuh yang merangsang dan mengaktifkan 12 jalur energi tubuh sehingga menimbulkan relaksasi pada tubuh. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui penurunan tekanan darah pada subjek hipertensi setelah dilakukan terapi SEFT. Metode yang digunakan desain deskriptif pendekatan asuhan keperawatan menggunakan terapi SEFT terhadap penurunan tekanan darah. Subjek kasus berjumlah 2 pasien. Pengambilan data dilakukan selama 3 kali pertemuan menggunakan alat sfigmomanometer digital sebelum dan sesudah terapi SEFT. Hasil pengkajian menunjukan kedua subjek studi memiliki jenis kelamin yang sama yaitu perempuan. Subjek studi kasus 1 berumur 59 tahun dan subjek studi kasus 2 berumur 54 tahun. Hasil studi kasus menunjukan penurunan tekanan darah setelah dilakukan terapi SEFT. Subjek studi kasus 1 dan 2 secara keseluruhan mengalami rata-rata penurunan tekanan darah sistolik 11,45 mmHg dan diastolik 6,95 mmHg. Terapi SEFT mampu menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document