How does oral amoxicillin compare with placebo for young children with World Health Organization (WHO)-defined non-severe pneumonia and wheeze?

2021 ◽  
Author(s):  
Elie Mulhem
PEDIATRICS ◽  
1969 ◽  
Vol 44 (2) ◽  
pp. 308-308
Author(s):  
Nevin S. Scrimshaw

Since its publication in 1955, the WHO Monograph, Infant Nutrition in the Subtropics and Tropics by Derrick Jelliffe, has been indispensable reading and reference for persons dealing with pediatric problems in the developing areas of the world. Its review of infant feeding practices in tile subtropics and tropics was unique, and its description of nutritional diseases among young children in these areas was concise and reliable. The chapters on improving infant feeding, preventing nutritional disease, and introducing nutrition education were by far the best published guidelines available.


2014 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 531 ◽  
Author(s):  
Karim Eldin M Salih ◽  
Jalal A Bilal ◽  
Mona A Alfadeel ◽  
Yassin Hamid ◽  
Widad Eldouch ◽  
...  

2021 ◽  
Vol 75 ◽  
pp. 58-63
Author(s):  
Martyna Biała ◽  
Edyta Lelonek ◽  
Brygida Knysz

In December 2019 the first cases of atypical pneumonia caused by a novel coronavirus SARS-CoV-2 were reported in Wuhan, China. This new infection was called coronavirus disease 2019 (COVID-19). SARS-CoV-2 is primarily transmitted human-to-human via direct contact and via the air-respiratory droplets and/or aerosols. The clinical manifestations of COVID-19 could range from asymptomatic or mild non-specific symptoms to severe pneumonia with multiple organ failure and death. The virus spread rapidly to almost all the countries in the world within a few months, and on the 11th of March 2020, the World Health Organization (WHO) announced the COVID-19 pandemic. Since then, a dynamic increase in the number of COVID-19 infections and deaths has been recorded worldwide. The COVID-19 pandemic is accelerating and causing annex tensive impact on the functioning of health care and is also leading to an economic crisis in the world. Today, it is difficult to ultimately assess the long-term effects of the pandemic, although it is known that they will be experienced for decades. Therefore, the most important goal is to stop the pandemic and develop an effective vaccine against SARS-CoV-2. Using the ClinicalTrials.gov and World Health Organization databases, we shed light on the current worldwide clinical and pre-clinical trials in search for a COVID-19 vaccine.


2017 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 53
Author(s):  
Beatriks Novianti Kiling-Bunga ◽  
Kresensia Wea Aga Ngawas ◽  
Indra Yohanes Kiling

<p>World Health Organization dan United Nations Children’s Fund telah menyatakan pada tahun 2012 bahwa agenda global mereka adalah untuk memenuhi kebutuhan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) inklusif, salah satunya untuk meningkatkan partisipasi dan perkembangan anak-anak dengan disabilitas. Salah satu hal penting untuk agenda ini adalah pemahaman terhadap berbagai kebutuhan khusus anak-anak dengan berbagai jenis disabilitas mental, seperti retardasi mental atau saat ini dikenal sebagai disabilitas intelektual. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara naratif mengenai perilaku prososial anak muda dengan disabilitas intelektual di sekolah khusus Pembina Kupang, Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan observasi pada anak dan wawancara dengan orangtua, sebagai teknik utama untuk mengumpulkan data. Penelitian ini mendapatkan bahwa perilaku prososial pada anak-anak dengan disabilitas intelektual dibagi menjadi empat aspek, yaitu: a) kemampuan untuk bergabung dengan grup, b) tindakan yang mendukung perilaku prososial, c) empati dan peduli, serta d) penyesuaian diri. Perilaku ini ditunjukkan dalam kegiatan seharihari anak, kebiasaannya, dipengaruhi oleh budaya dan kegiatan sehari-hari dari orangtua dan saudaranya, juga oleh interaksi dengan teman-teman dan keluarganya. Penelitian ini dapat memberikan informasi penting tentang pengelolaan interaksi sosial dalam PAUD inklusif dengan menempatkan penekanan dalam empat aspek yang dijelaskan di atas, dan juga peran orangtua dan pengajar PAUD dalam kegiatan yang bisa membantu merangsang kebutuhan spesifik dari keterampilan sosial pada anakanak dengan disabilitas intelektual.</p><p> </p><p><strong>Kata kunci</strong>: prososial; anak-anak; disabiltas intelektual</p>


2020 ◽  
Vol 66 (2) ◽  
pp. 47-51
Author(s):  
Aleksandar Trifunović ◽  
Dalibor Pešić ◽  
Boris Antić

World Health Organization estimates indicate that every year more than 150.000 childrens die from injuries sustained after traffic accidents, making this one of the four main causes of death in young children over five years of age. Young children are at greater risk of traffic accidents due to their individual characteristics, such as physical characteristics, weak perceptions of space and time and so on. For these reasons, an experimental study was conducted, which aims to examine the behavior of children when crossing the street at a traffic playground. The results of this study show statistical significant gender differences, as well as differences between the area of children residence and the age of the children.


2017 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 65
Author(s):  
Beatriks Novianti Kiling-Bunga ◽  
Oktovianus Halla ◽  
Indra Yohanes Kiling

<p>Anak-anak penyandang disabilitas merupakan kelompok yang rentan terhadap stigma dan diskriminasi. Oleh karena itu, World Health Organization dan Jurnal Psikologi United Nations Children’s Fund menyatakan suatu agenda global pada tahun 2012 dengan tujuan untuk menangani kebutuhan PAUD inklusif, terutama pada peningkatan partisipasi dan perkembangan kebutuhan tersebut pada anak-anak penyandang cacat. Menanggapi agenda itu, hal pertama yang diperlukan adalah pemahaman akan kebutuhan pada anak-anak berkebutuhan khusus, salah satunya anak dengan gangguan emosional, seperti pemahaman akan kemampuan komunikasi mereka, sebelum mereka dimasukkan ke dalam layanan inklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran komunikasi anak-anak dengan gangguan emosional di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Partisipan dalam penelitian ini menunjukkan kinerja yang tidak signifikan pada keterampilan komunikasi verbal seperti konten linguistik, struktur, dan penggunaan bahasa. Sementara itu dalam keterampilan komunikasi non-verbal seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan gerakan tangan, anak menunjukkan kinerja yang cukup. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dengan metode pengumpulan data dengan cara observasi langsung ke subjek dan wawancara kepada orangtua subjek. Orangtua dan guru PAUD harus mempertimbangkan untuk mengatur stimulus-stimulus yang berhubungan dengan pelatihan komunikasi di rumah dan setelah PAUD untuk mendukung pengembangan kemampuan verbal. Hasil penelitian ini bisa memberikan dampak dalam pengembangan wawasan pada PAUD inklusif di Nusa Tenggara Timur, juga untuk membantu penelitian di masa depan dalam menciptakan model-model praktis terbaik di lapangan.</p><p><strong> </strong></p><p><strong>Kata kunci</strong><strong>: </strong>kemampuan berkomunikasi; anak-anak; gangguan emosi</p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document