Latar Belakang: Penerapan pemakaian Surgical Safety Checklist (SSC) dari
World Health Organization (WHO) adalah untuk meningkatkan keselamatan
pasien dalam proses pembedahan dikamar operasi dan mengurangi terjadinya
kesalahan dalam prosedur pembedahan. Tingginya angka komplikasi dan
kematian akibat pembedahan menyebabkan tindakan pembedahan seharusnya
menjadi perhatian kesehatan global. Penggunaan checklist terstruktur dalam
proses pembedahan akan sangat efektif karena standarisasi kinerja manusia
dalam memastikan prosedur telah diikuti. Untuk itu diperlukan juga proses
penerapan Surgical Safety Checklist WHO di RSUD Jaraga Sasameh Kabupaten
Barito Selatan.
Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan
penelitian kualitatif, studi kasus. Subyek penelitian ini adalah semua personel
kamar bedah RSUD Jaraga Sasameh Kabupaten Barito Selatan, Propinsi
Kalimantan Tengah selama bulan Maret - Mei 2015. Kuesioner menjelaskan
tentang karakteristik umum dari sampel (umur, jenis kelamin, pekerjaan, lama
kerja di rumah sakit), pengetahuan tentang Surgical Safety Checklist WHO,
penerimaan checklist dan penerapannya, dan kerja sama team kamar bedah.
Hasil: Dari 21 personel kamar bedah yang menjawab kuesioner, 100%
menyadari keberadaan Surgical Safety Checklist WHO dan mengetahui tujuannya.
Kebanyakan personel berpikir bahwa menggunakan checklist keselamatan Bedah
WHO bermanfaat dan pelaksanaannya di kamar bedah merupakan keputusan
yang tepat. Ada 90,5% personel yang menyatakan bahwa penggunaan Surgical
Safety Checklist WHO cukup mudah untuk dilaksanakan.
Kesimpulan: Meskipun terdapat penerimaan yang besar terhadap
pelaksanaan penerapan checklist ini diantara personel kamar bedah, tetapi
terdapat sedikit perbedaan dalam pengetahuan tentang tata cara pengisian
ataupun penggunaan checklist.