Jurnal Endurance
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

251
(FIVE YEARS 96)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi - Lldikti - Wilayah X

2477-6521

2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 71
Author(s):  
Sri Muharni ◽  
Utari Christya Wardhani

<div class="Section1"><p><em><em>Hypertension is one of the most common cardiovascular problem in elderly.  Prolonged high blood pressure canlead to destructionof the blood vessels throughout the body. However it can be controlled with pharmacology and non-pharmacology technique, one of the non-pharmacological therapy is ergonomic exercise. Ergonomic exercise is the gymnastic motion which is combined with breathing techniques. This study aimed was to know about the effect of ergonomic exercise to decreasing blood pressure in elderly with hypertensions in Community Health Center Sei Pancur region. The design was One Group Time Series, intervention given to one group only, without control group. Ergonomic exercise efectivity rated by comparing blood pressure pre and post exercise, during first, second, and third week. Sampling technique was used purposive sampling with 50 respondents. The respondents were given interventions four times. The data analysis used Paired T-Test and Annova Test. The results were shown that the blood pressure significantly decreased during fourth week, with p value: 0.00 for both systolic and diastolic blood pressure. As conclusions, ergonomic exercise had effect to decreasing blood pressure in elderly with hypertensions</em></em></p><p><em><br /></em></p><p><em>Hipertensi adalah salah satu masalah kardiovaskular yang sering terjadi pada lansia. Tekanan darah yang tinggi akan mengakibatkan kerusakan pembuluh darah di seluruh tubuh, kerusakan  tersebut dapat kita  kendalikan dengan terapi farmakologi maupun non farmakologi, salah satunya adalah senam ergonomik. Senam ergonomik adalah  suatu gerakan senam yang dikombinasikan dengan teknik pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam ergonomik terhadap penurunan tekanan darah  pada lansia  hipertensi di wilayah kerja Puskemas Sei Pancur. Desain dalam penelitian ini adalah One Group Time Series Design dengan mengintervensi satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Efektifitas perlakukan senam ergonomik dinilai dengan cara membandingkan tekanan darah sebelum diberikan senam ergonomik dengan hasil tekanan darah setelah senam ergonomik minggu pertama,kedua dan ketiga. Dimana Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling dengan jumlah sampel 50 responden. Pemberian sebanyak 4  kali intervensi. Analisa data menggunakan uji Paired T-Test dan Annova Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah mulai turun signifikan pada minggu ke-4, dengan nilai p = 0,00 untuk tekanan darah sistole dan 0,00 untuk tekanan darah diastol. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah senam ergonomik berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi</em></p></div>


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 151
Author(s):  
Ratna Juwita ◽  
Rosalina Helen Purwitasari ◽  
Yeffi Masnarivan

<p><em><span lang="EN-ID">Pekanbaru City is a DHF endemic area and there are always fatalities every year. Cases of dengue fever in Pekanbaru City continue to increase and even in 2011 was once determined as an extraordinary event. Many factors cause an increase in dengue cases, including mosquitoes as vectors, environmental factors, and climate elements that can be viewed from a temporal aspect. This study aims to determine the DHF temporally and its relationship with climatic conditions including temperature, wind speed, humidity, and rainfall in Pekanbaru City in 2015-2018. This study uses an ecological study design with Times Series Study type that examines the relationship between climate elements and the incidence of dengue fever. This research was conducted in Pekanbaru City in May - July 2019. The population in this study were all DHF sufferers in Pekanbaru City and recorded in the DHF register of Pekanbaru City Health Office 2015-2018. The entire population was sampled in this study. This research was analyzed using correlation and regression tests. The results were obtained temporally, the highest DHF cases in Pekanbaru City in 2015 - 2018 occurred in April 2016 with 178 cases and March 2016 with 177 cases and the lowest occurred in December 2016 with 4 cases. The highest incidence of DHF cases occurred in March of 88 cases and the lowest occurred in October of 18 cases. There is a significant relationship between wind speed and DHF events. While the variables of temperature, humidity and rainfall did not get a significant relationship with the incidence of DHF</span></em></p><p><em><br /></em></p><p><em><em>Kota Pekanbaru merupakan daerah endemis DBD dan selalu ditemukan korban jiwa setiap tahunnya. Kasus DBD di Kota Pekanbaru terus meningkat dan bahkan pada tahun 2011 pernah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan kasus DBD, antara lain nyamuk sebagai vektor, faktor lingkungan, dan unsur iklim yang dapat ditinjau dari aspek temporal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyakit DBD secara temporal dan hubungannya dengan keadaan iklim yang meliputi suhu, kecepatan angin, kelembaban udara, dan curah hujandi Kota Pekanbaru Tahun 2015-2018. Penelitian ini menggunakan rancangan studi ekologi dengan jenis Times Series Study yang mengkaji hubungan antara unsur iklim dengan kejadian penyakit DBD.Penelitian ini dilakukan di Kota Pekanbaru pada bulan Mei - Juli tahun 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita penyakit DBD yang berada di Kota Pekanbaru dan tercatat dalam register DBD Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru tahun 2015-2018. Seluruh populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan uji korelasi dan regresi. Hasil penelitian didapatkan secara temporal, kasus DBD tertinggi di Kota Pekanbaru tahun 2015 – 2018 terjadi pada Bulan April tahun 2016 sebesar 178 kasus dan Bulan Maret tahun 2016 sebesar 177 kasus dan yang terendah terjadi pada Bulan Desember tahun 2016 sebesar 4 kasus. Rata-rata kejadian kasus DBD tertinggi terjadi pada Bulan Maret sebesar 88 kasus dan yang terendah terjadi pada Bulan Oktober sebesar 18 kasus.Terdapat hubungan yang signifikan antara kecepatan angin dengan kejadian DBD. Sedangkan variable suhu, kelembaban udara dan curah hujan tidak didapatkan hubungan yang signifikan dengan kejadian DBD</em></em></p>


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 13
Author(s):  
Ifon Driposwana Putra ◽  
Ulfa Hasana

<p><em>The government has proclaimed Healthy Indonesia Program with Family Approach (PIS-PK), aiming to improve health level of its people; howeverthe implementation is far from satisfying and not equally distributed so that there is still a low degree of public health. This study aims to analyze the relationship between attitudes and family knowledge with the adoption of the Healthy Indonesia Program with a family approach in Pekanbaru. The type of research is descriptive correlation with cross sectional approach. The sample in this study was 100 families. The result of bivariate analysis showed that there was a significant correlation between family’s attitudes toward PIS-PK, with p value of 0.018. On the other hand, it also showed that there was no significant correlation between family’s knowledge toward PIS-PK, with p value only 0.159. It is hoped that this study can be used as leaning materials, references for health officers, as well as suggestions regarding the implementation of PIS-PK</em></p><p><em><em>Pemerintah telah membuat Program Indonesia Sehat melalui penedekatan keluarga (PIS-PK) dengan tujuan agar meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, namun dalam penerapannya masih belum maksimal dan merata sehingga masih terdapat derajat kesehatan masyarakat yang masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan sikap dan pengetahuan keluarga dengan penerapan Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga di Pekanbaru. Jenis penelitian desktiptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 Keluarga. Hasil analisis bivariat didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap keluarga dengan penerapan PIS-PKmdengan p value adalah 0,018. Didapatkan juga bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan keluarga dengan penerapan PIS-PK dengan nilai p value adalah 0,159. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan ajar dan menjadi acuan oleh petugas kesehatan serta menjadi masukan untuk dalam penerapan PIS-PK</em></em></p>


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 126
Author(s):  
Mona Dewi Utari ◽  
Fenny Fenny ◽  
Andina Andina ◽  
Ria Ria

<p><em>Preeclampsia is a major source of maternal morbidity and mortality throughout the world including Indonesia. Regulatory failure and imbalance of proangiogenic and anti angiogenic placental vasoactive agents such as soluble fms-like tyrosine kinase-1 (sFlt-1) proven to play an important role in the pathogenesis of preeclampsia. Preeclampsia is very dangerous because otherwise it can cause morbidity and mortality in the mother also gives a very bad effect for the fetus. The purpose of this study was to determine correlate sflt-1 in severe preeclampsia with fetal outcome. This research is an observational study with research desain </em><em>cross-sectional. The sample of this study was maternity who were diagnosed with severe preeclampsia as many as 27 sample by consecutive sampling. sFlt-1 levels were examined by ELISA. The result showed there is correlate sFlt-1 with new born body weight (Pvalue=0,01), there is no correlate between sFlt-1 and score apgar (Pvalue=0,91), there is no correlate between sFlt-1 and stillborn (Pvalue=0,84). The conclution of this study there is correlate sFlt-1 with new born body weight. Health workers are expected to be able to reduce the risk of severe preeclampsia / eclampsia as early as possible starting from the physical and mental preparation of each expectant mother especially nutrition and stressing the importance of regular and periodic antenatal visits.</em></p><p><em><br /></em></p><p><em><em>Preeklampsia merupakan sumber utama morbiditas dan mortalitas ibu di seluruh dunia termasuk Indonesia. Kegagalan pengaturan dan ketidakseimbangan agen vasoaktif proangiogenik dan anti angiogenik plasenta <em>seperti soluble fms-like tyrosine kinase-1</em>(sFlt-1) terbukti memainkan peranan penting dalam patogenesis preeclampsia. Preeklampsia sangat berbahaya karena selain dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada ibu juga memberikan efek yang sangat buruk bagi janin. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara <em>sFlt-1 </em>pada ibu preeklampsia berat dengan <em>fetal outcome. </em>Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain penelitian <em>cross-sectional</em>. Sampel penelitian ini adalah ibu bersalin yang terdiagnosa Preeklampsia Berat sebanyak 27 orang dengan cara <em>consecutive sampling. </em>Kadar sFlt-1 diperiksa dengan ELISA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara sFlt-1 dengan berat badan bayi baru lahir dengan nilai p=0,01, tidak terdapat hubungan antara sFlt-1 dengan APGAR Score dengan nilai p=0,91, tidak terdapat hubungan antara sFlt-1 dengan lahir mati dengan nilai p=0,84. Kesimpulan hasil penelitian diketahui terdapat hubungan kadar sFlt-1 pada ibu preeklampsia berat dengan Berat badan bayi baru lahir. Petugas kesehatan diharapkan mampu mengurangi resiko terjadinya preeklampsia berat/eklampsia sedini mungkin dimulai dari persiapan fisik dan mental pada setiap calon ibu terutama nutrisi dan menekankan pentingnya kunjungan antenatal yang teratur dan berkala</em>.</em></p>


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 91
Author(s):  
Dewi Fransisca ◽  
Yanwirasti Yanwirasti ◽  
Eliza Anas

<p><em>Injection contraception is one of the popular contraceptive methods, widely used by KB acceptors (40,88%). Second place is pill contraception (28,48%). </em><em>Depo Medroxyprogesteron Acetate (DMPA) is</em><em> one of the injectable contraceptives that is widely used kb acceptor.</em> <em>DMPA has several side effects include changes in serum lipid metabolism in the long-term use</em>. <em>This study aims to </em><em>the effect of the duration of the use </em><em>depo medroxyprogesterone acetate </em><em>on the levels of LDL and HDL</em><em>.</em> <em>The study was conducted in Lubuk Buaya Public Health and Laboratory of Biochemistry, Faculty of Medicine, University of Andalas Padang in September 2016 to January 2017. Type of study was observational using cross sectional design. Samples numbered 32 people, consisting of two groups of depo medroxyprogesterone acetate acceptor &gt; 3 years, depo medroxyprogesterone acetate acceptors &lt; 3 years.</em> <em>This samples was taken using consecutive sampling technique</em><em>.</em> <em>Blood was collected from the subject of research by intravenous and measured by</em><em> </em><em>Colorimetric Enzymatic Method (CHOD-PAP)</em><em> </em><em>for</em><em> </em><em>LDL and HDL.</em><em> </em><em>The average LDL in two groups study was 93.29 ± 22.83 mg/dl, 90.51 ± 18.22 mg/dl. The average HDL in the two groups study was 70,04 ± 16,4 mg/dl, 65,98 ± 9,7 mg/dl.</em><em></em></p>


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 7
Author(s):  
Sugiarto Sugiarto ◽  
Entianopa Entianopa ◽  
Renny Listiawaty

<p><em>Vegetable farmers are one of the populations at risk of experiencing pesticide poisoning due to their activities of spraying using pesticides. This study aims to determine the exposure of organophosphate pesticides to the decrease in the activity of the cholinesterase enzyme in the blood of vegetable farmers. This research is an analytic study with cross sectional approach. The research sample was 88 farmers in Pal Merah Village. The sampling technique was purposive sampling. The study was conducted in June to August 2019. The instruments used were questionnaire and Livibond Cholinesterase Test Kit AF267. Data collection techniques by interview and blood examination. Data were analyzed univariately and bivariately using chi square test. As many as 35 (39.8%) respondents had disguised colinestrase levels, 66 people (75.0%) had a long risk exposure, 41 people (46.6%) had poor knowledge, 20 people (22.7%) were not good in the use of PPE, 39 people (44.3%) had a BMI at risk and 36 people (40.9%) had a smoking habit. The results of bivariate analysis showed that organopathic exposure and smoking habits were related to cholinesterase levels in vegetable farmers. It is recommended that farmers always use PPE, spray in the morning and evening, spray no more than 4 hours a day</em></p><p><em><br /></em></p><p><em><em>Petani sayur merupakan salah satu populasi yang berisiko mengalami keracunan pestisida akibat aktivitasnya melakukan penyemprotan menggunakan pestisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui paparan pestisida organofosfat terhadap penurunan aktivitas enzim kolinesterase dalam darah petani sayur. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah petani yang ada di Kelurahan Pal Merah sebanyak 88 orang. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Juni s/d Agustus 2019. Intrumen yang digunakan adalah kuesioner dan </em><em>Livibond Cholinesterase Test Kit AF267. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dan pemeriksaan darah. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square. Sebanyak 35 (39,8%) responden memiliki kadar kolinestrase tersamar, 66 orang (75,0%) memiliki lama pajanan berisiko, 41 orang (46,6%) memiliki pengetahuan kurang baik, 20 orang (22,7%) kurang baik dalam penggunaan APD, 39 orang (44,3%) memiliki IMT berisiko dan 36 orang (40,9%) memiliki kebiasaan merokok. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa paparan organopospat dan kebiasaan merokok berhubungan dengan kadar kolinesterase pada petani sayur. Untuk itu disarankan kepada petani selalu menggunakan APD, menyemprot pada pagi dan sore hari, menyemprot tidak lebih dari 4 jam sehari</em></em></p>


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Melda Yenni ◽  
Ede Surya Darmawan

<p><em>Awareness of the benefits of using personal protective equipment (PPE) needs to be instilled in every workforce, because feeling uncomfortable (uncomfortable, hot, heavy, disturbed) is one reason why a worker does not use personal protective equipment (PPE). This study aims to look at the factors that influence workers in the use of Personal Protective Equipment (PPE) at PT. X This research is an analytic study with cross sectional approach. The study population was all workers at PT X while the study sample was workers at PT X as many as 77 workers. The sampling technique using purposive sampling technique based on inclusion criteria. The study was conducted in August to September 2017. The research instrument was a questionnaire. Data collection techniques with interviews. Data were analyzed using a statistical test that is chi square. The results showed that workers who are not compliant in usage are categorized as bad, that is 61.0%. Bivariate results indicate variables that influence workers in the use of PPE are supervision (p-value = 0.001). Variables that did not affect the behavior of PPE use were coworkers (p-value = 0.522) and punistment (p-value = 0.281). From the results above it can be concluded that the compliance of PPE usage in PT. X is influenced by supervision.</em></p><p> </p><p><em>Kesadaran akan manfaat penggunaan alat pelindung diri (APD) perlu ditanamkan pada setiap tenaga kerja, karena perasaan tidak nyaman (risih, panas, berat, terganggu) merupakan salah satu alasan mengapa seorang pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri (APD). Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor yang mempengaruhi pekerja dalam pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) pada PT. X .</em></p><p><em>Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan potong lintang (cross sectional). Populasi penelitian adalah seluruh pekerja di PT X sedangkan sampel penelitian adalah pekerja di PT X sebanyak 77 pekerja. Teknik pengambilan sampel dengan mengunakan teknik purposive sampling berdasarakan kriteria inklusi. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan September 2017. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Teknik pengumpulan data dengan wawancar. Data dianalisis mengunakn uji statistik yaitu chi square.</em><em> </em><em>Hasil penelitian diperoleh bahwa pekerja yang tidak patuh dalam pemakain dikategorikan buruk  yaitu sebesar 61,0%. Hasil bivariat menunjukkan variabel yang mempengaruhi pekerja dalam pemakaian APD yaitu pengawasan (p-value=0,001). Variabel yang tidak mempengaruhi perilaku pemakaian APD adalah rekan kerja (p-value=0,522) dan punistment (p-value=0,281).</em><em> </em><em>Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa kepatuhan pemakian APD di PT. X dipengaruhi oleh pengawasan.</em></p>


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 79
Author(s):  
Resmiati Resmiati

<p><em>Dysmenorrhea is a most common problem of women in reproductive age during menstruation period. </em><em>Female college students are vulnerable of dysmenorrhea because the highest prevalence of dysmenorrhea found at  age range of 20-24 years. Dysmenorrhea could influenced  students academic performance and daily activities</em><em>. </em><em><em>The purpose of this study is to investigate factors associated with dysmenorrhea. </em></em><em>This study implemented cross-sectional design using systematic random sampling, and analyzed using multivariate methods in term of multiple logistic regression. Data were collected from 148 students at age range of 17-25 years in Faculty of Medicine University of Andalas.  Results showed that </em><em>physical activities, body mass  index, magnesium intake, and allergic history were associated with dysmenorrhea significantly (p&lt;0.05). Physical activities is a dominant factor of dysmenorrhea after controlled by intake of omega 3, vitamin B6, vitamin E, Zn, Cu; stress; maternal dysmenorrhea; menstrual cycle, duration, and flow. Female college students who not doing exercises or less physical activities have high potential risk of dysmenorrhea, 8.8 times higher than who doing moderate or high exercises  (p&lt;0.01).  Physical activities especially exercises and balance nutrients intake are the alternative recommended to prevent dysmenorrhea. </em></p><p> </p><p>Dismenore adalah  nyeri di daerah  rahim atau bagian bawah abdomen beberapa jam sebelum menstruasi atau saat menstruasi sampai hari ke 2 atau ke 3. Dismenore merupakan gejala utama yang dikeluhkan wanita usia subur ketika mengalami menstruasi. Mahasiswi merupakan kelompok yang rentan menderita dismenore karena prevalensi tertinggi kejadian dismenore ditemukan pada usia 20-24 tahun. Dismenore akan berdampak pada performa akademik dan rutinitas harian mahasiswi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat determinan faktor dismenore dan faktor dominan yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 148 orang dengan metode sistematik random sampling pada mahasisiwi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas usia 17-25 tahun. Data dianalisis menggunakan metode analisis multivariat regresi logistik ganda. Dari hasil analisis terlihat adanya hubungan  signifikan  antara aktivitas fisik, satatus gizi, asupan zat gizi mikro (magnesium), dan riwayat alergi dengan dismenore  (p&lt;0,05). Aktivitas fisik merupakan faktor dominan yang mempengaruhi dismenore setelah dikontrol oleh asupan omega 3, vitamin E, Zn, Cu; stress; riwayat dismenore ibu, siklus menstruasi, lama dan laju menstruasi. Mahasiswi yang beraktivitas fisik rendah berisiko mengalami dismenore 8,8 kali lebih tinggi dibanding yang beraktivitas fisik sedang atau tinggi (p&lt;0.01). Aktifitas fisik terutama olahraga dan pola makan seimbang merupakan alternatif yang direkomendasikan untuk mencegah kejadian dismenore.</p>


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 144
Author(s):  
Suci Fitriani Sammulia ◽  
Tirsa Poluan ◽  
Yunisa Friscia Yusri

<p><em>Tofu is a food made from fermented soybean seed precipitate. Storage knows when more than 1-2 days, tofu will be acidic and rotten. A relatively short shelf life that often added formalin preservatives to know can last up to seven days. Formalin is one harmful substance that is forbidden to use for food because it can cause health problems especially in the gastrointestinal tract and if accumulated in the body can be a carcinogen compound. The purpose of this research is to know the existence of formalin on the tofu sold in the Jodoh market Batam city. Sampling is performed in purposive sampling, taking 20 different tofu samples. The active test was done by solution solution A and B and the solution of the reagent Nash. The results of the Weaver show that out of 20 samples that have been tested negatively or do not contain formalin, so that it can be said that circulating in Batam City Jodoh market is safe For consumption.</em></p><p><em><br /></em></p><p><em><em>Tahu merupakan makanan yang terbuat dari endapan perasan biji kedelai yang difermentasi. Penyimpanan tahu bila lebih dari 1-2 hari, tahu akan menjadi asam dan busuk. Daya simpan tahu yang relatif singkat sehingga sering ditambahkan bahan pengawet formalin agar tahu dapat bertahan sampai tujuh hari. Bahan pangan yang banyak mengandung kadar air dapat mudah busuk dan tidak tahan lama terhadap penyimpanan sehingga sangat rentan untuk ditambahakan zat kimia berbahaya seperti formalin. Formalin merupakan salah satu zat berbahaya yang dilarang penggunaanya untuk makanan karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan khususnya pada saluran pencernaan dan jika terakumulasi dalam tubuh dapat menjadi senyawa karsinogen.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya formalin pada tahu yang di jual di Pasar Jodoh Kota Batam. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, dengan mengambil 20 sampel tahu yang berrbeda. Penelitian ini dilakukan secara analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan larutan pereaksi formalin ( fehling A dan B dan Larutan pereaksi Nash) terhadap 20 sampel tahu yang diperoleh di Pasar Jodoh.Hasil penenlitian menunjukkan bahwa dari 20 sampel yang telah diuji negatif atau tidak mengandung formalin, sehingga dapat dikatakan tahu yang beredar di Pasar Jodoh Kota Batam aman untuk di konsumsi</em></em></p>


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 38
Author(s):  
Erdanela Setiawati ◽  
Betty Fitriyasti ◽  
Yulia Rahmad

<p><em>The Community Partnership Program (PKM) is a Kemenristekdikti assistance program in the implementation of community service in universities. Elderly caregivers of nursing home are people who their profession not nurses, but do nursing tasks and assist the elderly in meeting their daily needs. The Sabai-Nan-Aluih nursing home with a capacity of 110 elderly has 14 caregivers, while the Jasa-Ibu nursing home with a capacity of 25 elderly has 4 caregivers. The role of caregivers in nursing homes is very complex. This role can be performed optimally if the caregiver's knowledge and skills are adequate. Problem: many caregivers in both institutions have never received senior service training. Findings facts: 1) There are 10 elderly suffering strokes in Sabai-Nan-Aluih nursing home and 4 elderly in the Jasa-Ibu nursing home, caregivers rarely provide motivation and counseling, 2) One way to prevent stroke with blood pressure measurements, while caregivers have never got the training. PKM Goals: Optimizing the role of caregivers in nursing homes. Solution: to caregivers 1) Provide counseling about early detection of stroke and prevention (aspect-education). 2) Give lectures of caregiver duties and ways to provide counseling and motivation (aspect-management). 3) Provide training / workshops on how to measure blood pressure with digital tensimeter. (technology-health aspect). Method of implementation: with lectures, discussions and training / workshops. Evaluation: measuring knowledge before and after counseling and training. Results: all expected PKM outcomes have been met.</em></p><p><em> </em></p><p><em>Program Kemitraan Masyarakat (PKM) adalah program bantuan Kemenristekdikti dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat di perguruan tinggi. Pengasuh lansia panti jompo adalah orang yang profesinya bukan perawat, tapi melakukan tugas-tugas  keperawatan dan mendampingi lansia dalam pemenuhan kebutuhannya sehari-hari. Panti jompo Sabai-Nan-Aluih yang berdaya tampung 110 lansia mempunyai 14 pengasuh sedangkan panti Jasa-Ibu yang berdaya tampung 25 lansia memiliki 4 pengasuh. Peran pengasuh di panti jompo sangat kompleks. Peran ini dapat dilakukan dengan optimal bila pengetahuan dan keterampilan pengasuh, memadai. Masalah: banyak pengasuh dikedua panti belum pernah mendapatkan pelatihan pelayanan lansia. Fakta temuan: 1) Ada 10 lansia menderita stroke di panti Sabai-Nan-Aluih dan 4 lansia di panti Jasa-Ibu, pengasuh jarang memberikan motivasi dan penyuluhan, 2)Salah satu cara pencegahan penyakit stroke dengan pengukuran tekanan darah, sedangkan pengasuh belum pernah mendapat pelatihannya. Tujuan PKM: Mengoptimalkan peran pengasuh di panti jompo. Solusi: kepada pengasuh 1)Berikan penyuluhan tentang deteksi dini penyakit stroke dan pencegahannya (aspek-pendidikan). 2)Berikan kuliah/ceramah tentang tugas-tugas pengasuh dan cara memberi penyuluhan dan motivasi (aspek-manajemen). 3)Berikan pelatihan/workshop tentang cara mengukur tekanan darah dengan tensimeter digital. (aspek-teknologi-kesehatan). Metode pelaksanaan: dengan ceramah, diskusi dan pelatihan/workshop. Evaluasi: mengukur pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan dan pelatihan. Hasil: semua luaran PKM yang diharapkan sudah terpenuhi.</em></p><p> </p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document