scholarly journals Evaluation of the VITEK 2 AST-N111 card for detection of extended-spectrum beta-lactamases (ESBLs) in Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, and Klebsiella oxytoca compared to ESBL Etests and combination disk methods

2011 ◽  
Vol 30 (7) ◽  
pp. 869-872 ◽  
Author(s):  
G. Valenza ◽  
S. Müller ◽  
C. Schmitt ◽  
D. Turnwald ◽  
T-T. Lam ◽  
...  
2018 ◽  
Vol 30 (1) ◽  
pp. 47 ◽  
Author(s):  
Dewi Anggraini ◽  
Uswathun Hasanah Sholihin ◽  
Maya Savira ◽  
Fauzia Andrini Djojosugito ◽  
Dino Irawan ◽  
...  

Resistensi antibiotik merupakan masalah besar baik di rumah sakit maupun di masyarakat, resistensi menyebabkan pilihan terapi infeksi menjadi terbatas. Prevalensi resistensi antibiotik cenderung makin meningkat, salah satu diantaranya adalah bakteri ESBL (extended spectrum beta lactamases), suatu kelompok bakteri penghasil enzim yang dapat menghidrolisis antibiotik beta laktam yang mengandung grup oxyimino seperti sefalosporin generasi satu sampai ketiga dan aztreonam. Penelitian ini  dilakukan secara deskriptif retrospektif yang bertujuan untuk mengetahui prevalensi ESBL pada Klebsiella pneumoniae dan Escherichia coli, serta pola sensitivitasnya di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Data diambil dari hasil kultur bakteri dan uji resistensi antibiotik dari berbagai spesimen klinik yang diperiksa di Laboratorium Mikrobiologi RSUD Arifin Achmad selama tahun 2015. Uji ESBL dilakukan dengan alat VITEK 2 compact yang membandingkan antara proporsi penurunan pertumbuhan bakteri terhadap antibiotik sefalosporin saja dengan antibiotik kombinasi sefalosporin ditambah asam klavulanat. Hasil penelitian menunjukkan ESBL-K. pneumoniae sebesar 66,2%, dan ESBL-E. coli 62,2%, dan total rata-rata pada kedua bakteri 65,2%. Prevalensi ESBL-K. pneumoniae dan ESBL-E. coli paling tinggi berasal dari ruangan Instalasi Perawatan Intensif Anak dan berasal dari spesimen sputum dan pus, namun secara statistik tidak didapatkan perbedaan bermakna proporsi ESBL positif dan negatif berdasarkan asal ruangan dan jenis spesimen. Sensitivitas ESBL-K. pneumoniae dan ESBL-E. coli paling baik dengan antibiotik golongan karbapenem, amikasin dan tigesiklin. Penelitian ini menunjukkan tingginya prevalensi K. pneumoniae dan E. coli penghasil ESBL di RSUD Arifin Achmad dibanding beberapa rumah sakit rujukan nasional dii Indonesia. Saran untuk menurunkan angka ESBL dengan cara mencegah transmisi melalui penerapan kewaspadaan kontak dan kewaspadaan berbasis transmisi, aspek pencegahan dan pengendalian infeksi dan peningkatkan rasionalisasi penggunaan antimikroba harus dilakukan.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Ngom B ◽  
◽  
Wade SF ◽  
Diop TA ◽  
Diagne R ◽  
...  

Introduction: Some strains of Escherichia coli and Klebsiella pneumoniae produce Extended Spectrum Beta-Lactamases (ESBL) may be responsible for various infections such as urinary infections. These Sick people are treated in the very serious cases by association antibiotics to class to betalactamins, aminosids and quinolons. But proliferation of multi-drug resistant strains involves decreasing therapeutic success. That’s why epidemiological study must be done in all laboratories of bacteriology. Purpose: The aim of the study was to research the resistance phenotypes of our E. coli and K. pneumoniae ESBL strains compared to others families of antibiotics. Material and methods: Thirty two (32) Extended Spectrum betalactamases E. coli and K. pneumoniae strains isolated from either hospitalized patients or sick people who came for consultation were studied. Susceptibility to antimicrobial agents was determined using an antibiotic disk (Bio-Rad) diffusion method on Mueller-Hinton agar (Bio-Rad). The results were interpreted according to the Standards of the French Antibiogram Committee (CA-SFM). Results: The study showed that most of these strains were multi-drug resistant. They were resistant to many beta-lactamines antibiotics. E. coli strains were also resistant at 70,34% to aminosids, at 96,72% to quinolons, at 58,3% to cotrimoxazol, at 26,1% to chloramphénicol and at 21,4% to colistin ; about K. pneumoniae, they were resistant at 72,6% to aminosids, at 88,95% to quinolons, at 86,7% to cotrimoxazol, at 44,4% to chloramphénicol and at 25% to colistin. But all these strains were sensitive at 100% to l’imipenem.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Ni Luh Ranthi Kurniawathi ◽  
Indramawan Setyojatmiko ◽  
Ni Nyoman Sri Budayanti

Resistesi antibiotik meningkat secara global dalam beberapa tahun ini, terutama kejadian Escherichia coli (E.coli) dan Klebsiella pneumoniae (K.pneumoniae) penghasil Extended Spektrum Beta Lactamases (ESBL). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran prevalensi keberadaan dan antibiogram isolat E.coli dan K. pneumoniae penghasil ESBL di rumah sakit tersier di Bali. Penelitian retrospektif potong lintang ini dlikaukan pada Januari 2018- Desember 2020 di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Bali. Identifikasi bakteri dan uji sensitivitas antibiotik dilakukan dengan alat otomatis Vitek®2 Compact. Hasil penelitian menunjukkan dari 2972 isolat, 1067 (63,82%) isolat adalah E. coli penghasil ESBL dan 902 isolat (69,39%) adalah K. pneumoniae penghasil ESBL. Isolat penghasil ESBL ditemukan terbanyak pada non-ICU (89,39%). Bakteri E.coli penghasil ESBL menunjukkan sensitivitas > 80% terhadap Amikacin, Ertapenem, Meropenem, Nitrofurantoin, Piperacillin-tazobactam, dan Tigecycline. Sedangkan, K. pneumoniae penghasil ESBL menunjukkan sensitivitas > 80% terhadap Amikacin, Ertapenem, Meropenem, dan Tigecycline. Penelitian ini menyoroti tingginya prevalensi E.coli dan K.pneumoniae penghasil ESBL di rumah sakit rujukan tersier di Bali. Analisis yang seksama dari antibiogram kedua spesies penghasil ESBL tersebut akan membantu menyusun kebijakan penggunaan antibiotik dan pencegahan, pengendalian penyebaran bakteri penghasil ESBL.Kata Kunci: Escherichia coli; Klebsiella pneumoniae; Extended Spectrum Beta Lactamases; ICU dan Non-ICU


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document