scholarly journals Eating behavior patterns and concern about body image in athletes and non-athletes

2016 ◽  
Vol 13 ◽  
pp. e64
Author(s):  
Angelos Vlahoyiannis ◽  
Artemissia-Phoebe Nifli
2018 ◽  
Author(s):  
Lailatul Fitriyah

Remaja sebagai konsumen terbesar media banyak mempelajari berbagai hal khususnya nilai-nilai kolektif melalui paparan informasi dalam media. Media menjadi salah satu sumber pemodelan terkait perilaku. Remaja membandingkan diri mereka dengan figure yang ada dalam media. Perbandingan anatara bentuk tubuh ideal dan kenyataan diri membentuk ketidakpuasan mengenai body image pada remaja dan menjadi striger terhadap munculnya gangguan perilaku terkait pola makan. Terganggunya perilaku terkait pola makan (disordered eating) telah menjadi permasalahan klasik yang dihadapi oleh remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media terhadap pola-makan-yang-terganggu dimediasi oleh body image. Subjek penelitian ini sebanyak 148 remaja yang berprofesi sebagai model di kota malang. Instrumen yang digunakan adalah Eating Behavior Patterns Questionnaire (EBPQ) , Multidimensional Body-Self Relations Questionnare (MBSRQ), dan The Sociocultural Attitudes Towards Appearance Questionnaire-3 (SATAQ-3). Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh signifikan antara hubungan tidak langsung media terhadap pola-makan-yang-terganggu dimediasi oleh body image (β = 0,253 ; p = 0,001), dan terdapat pengaruh signifikan anatar hubungan langsung media terhadap pola-makan-yang-terganggu (β = 0,358 ; p = 0,000).


2018 ◽  
Author(s):  
Lailatul Fitriyah ◽  
Tristan Rokhmawan

PENGANTAR INSTRUMENInstrumen ini terdiri atas 3 variabel penelitian di antaranya : media (X1, independent), citra tubuh / body image (X’, mediator), dan pola-makan yang terganggu (Y, dependent). Variabel Media menggunakan skala yang diadaptasi dari The Sociocultural Attitudes Towards Appearance Questionnaire-3 (SATAQ-3) oleh Thompson, et al., (2003). SATAQ-3 terdiri dari 30 item yang dikembangkan dari emapat indikator anatara lain information, pressures, internalization-general, internalization-athlete. Skala ini menggunakan model skala likert (Thompson, et al., 2003). Nilai koefisien realibilitas hasil uji coba sebesar 0.96. Variabel citra tubuh menggunakan skala yang diadaptasi dari Multidimensional Body-Self Relations Questionnare (MBSRQ) oleh Cash (1990). MBSRQ terdiri dari 69 item yang dikembangkan dari sepuluh indikator antara lain appearance evaluation, appearance orientation, fitness evaluation, fitness orientation, health evaluation, helath orientation, illness orientation, body areas satisfaction, subjective weight, dan weight preoccupation, dengan menggunakan model skala likert. Nilai koefisien realibilitas 0.75 (Cash, 1990). Variabel pola-makan yang terganggu menggunakan skala yang diadaptasi dari Eating Behavior Patterns Questionnaire (EBPQ) oleh Schlundt et, al (2003). EBPQ terdiri dari 51 item yang dikembangkan dari enam indicator antara lain Low-fat eating, Emotional eating, Snacking on sweets, Cultural/lifestyle behaviors, Haphazard planning, Meal skipping. Skala ini menggunakan model skala likert. Nilai koefisien realibilitas 0.84 (Schlundt et, al, 2003). Metode analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan metode statistik, dimana rancangan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur (Path Analysis). Dimana analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linier berganda. Analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan sebelumnya. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan bantuan statistical packages for social science (SPSS) dan sobel test calculator.  ABSTRAK PENELITIANAdolescents as the most consumer of media has much learning anything specially collective values through information shown at media. Media have been one of modeling source about anyone or people behavior. Adolescent try to compared her/himself with any figure that shown at media. Contrast outcome between “ideal body” form (that shown at media) and factual condition of his/her body potentially to became dissatisfied. This dissatisfaction about self body condition (body image) will being the trigger of “trying to manipulate or disturb many eating daily activity” (disordered eating). This is have being the classical problem, but must be seriously to attend, on adolescents. The objective of this research work is to find out media effect to increase possibility of adolescent to doing ‘disordered eating’, mediated by body image. Respondent / subject on this work is 148 adolescents that have an interest with modeling or being work on it at Malang. Instrument that used is Eating Behavior Patterns Questionnaire (EBPQ) , Multidimensional Body-Self Relations Questionnare (MBSRQ), and The Sociocultural Attitudes Towards Appearance Questionnaire-3 (SATAQ-3). Research outcome show that there is a significant effect or correlation of media and disordered eating act that mediated by body image (β = 0,253 ; p = 0,001), and significant effect or correlation of media and disordered eating act that not-mediated by body image (β = 0,358 ; p = 0,000).Keyword : media, body image, disordered eating, adolescent/s


2018 ◽  
Author(s):  
lailatul fitriyah

Remaja sebagai konsumen terbesar media banyak mempelajari berbagai hal khususnya nilai-nilai kolektif melalui paparan informasi dalam media. Media menjadi salah satu sumber pemodelan terkait perilaku. Remaja membandingkan diri mereka dengan figure yang ada dalam media. Perbandingan anatara bentuk tubuh ideal dan kenyataan diri membentuk ketidakpuasan mengenai body image pada remaja dan menjadi striger terhadap munculnya gangguan perilaku terkait pola makan. Terganggunya perilaku terkait pola makan (disordered eating) telah menjadi permasalahan klasik yang dihadapi oleh remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media terhadap pola-makan-yang-terganggu dimediasi oleh body image. Subjek penelitian ini sebanyak 148 remaja yang berprofesi sebagai model di kota malang. Instrumen yang digunakan adalah Eating Behavior Patterns Questionnaire (EBPQ) , Multidimensional Body-Self Relations Questionnare (MBSRQ), dan The Sociocultural Attitudes Towards Appearance Questionnaire-3 (SATAQ-3). Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh signifikan antara hubungan tidak langsung media terhadap pola-makan-yang-terganggu dimediasi oleh body image (β = 0,253 ; p = 0,001), dan terdapat pengaruh signifikan anatar hubungan langsung media terhadap pola-makan-yang-terganggu (β = 0,358 ; p = 0,000).


2007 ◽  
Author(s):  
Zella E. Moore ◽  
Chad Morrow ◽  
Andrew T. Wolanin ◽  
Christine Abrams ◽  
Kristen Capozzi ◽  
...  

2017 ◽  
Vol 40 ◽  
Author(s):  
Klaudia B. Ambroziak ◽  
Elena Azañón ◽  
Matthew R. Longo

AbstractBody image distortions are common in healthy individuals and a central aspect of serious clinical conditions, such as eating disorders. This commentary explores the potential implications of body image and its distortions for the insurance hypothesis. In particular, we speculate that body image may be an intervening variable mediating the relationship between perceived food scarcity and eating behavior.


2020 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 156-163
Author(s):  
Iraida G. Mokhova ◽  
Boris B. Pinkhasov ◽  
Nadejda I. Shilina ◽  
Svetlana V. Yankovskaya ◽  
Vera G. Selyatitskaya

BACKGROUND: development of obesity and obesity related conditions are directly associated with eating disorders and psychological state. There is increasing focus on the assessment the characteristics of these indicators in men with subcutaneous and central fat distribution, which are associated with various hormonal and adipokine mechanisms that effect on parameters of metabolism and eating behavior. AIMS: to study the characteristics of the psychologycal state, eating behavior and their relationship with hormonal and adipokine status in men with different fat distribution. MATERIALS AND METHODS: a single-center, cross-sectional study of 99 men aged 27 to 68 years was performed. 4 groups of men were formed after anthropometric examination. Group 1 (comparison) consisted of men with normal body weight. Group 2 consisted of overweight men, class I obesity and lower subcutaneous fat distribution (SFD). Group 3 consisted of overweight men, men with class I obesity and abdominal fat distribution (AFD); group 4 - men with class II obesity and class III obesity AFD. Eating behavior were determined with DEBQ questionnaire, severity of anxiety-depressive disorders were investigated with the Hospital Anxiety and Depression Scale; body image satisfaction was assessed with body image questionnaire. Serum glucose, triglycerides, insulin, leptin and adiponectin were estimated. RESULTS: it was shown, that men with AFD had severe metabolic disorders: hyperglycemia, hypertriglyceridemia, hyperinsulinemia and insulin resistance, hyperleptinemia and hypoadiponectinemia, than men with SFD. Men with AFD had an external type of eating behavior, with sever expressed depressive disorders and body image dissatisfaction. Men with SFD had an emotional type of eating behavior and higher body image satisfaction. A comparative analysis between men from 3 and 4 groups with AFD showed that in group 4 in men had higher hyperleptinemia and insulin resistance and there are no differences in severity of eating disorders, anxiety and depression between the groups. CONCLUSIONS: adipose tissue topography is associated with the psychophysiological, metabolic, hormonal and adipokine characteristics that underlie the development of primary obesity in men.


2017 ◽  
Vol 263 ◽  
pp. e187
Author(s):  
Sofia Eliashevich ◽  
Julia Dubolazova ◽  
Oxana Drapkina

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document