Abstrak: Bising memegang peranan yang sangat besar dalam menyebabkan stres. Stres bisa meningkatkan produksi asam lambung. Ranitidin merupakan obat untuk saluran cerna yang menghambat reseptor H2 secara selektif dan reversibel dalam meningkatkan produksi asam lambung. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kebisingan terhadap gambaran histopatologik mukosa lambung dan efek pemberian ranitidin terhadap gambaran histopatologik mukosa lambung tikus wistar yang diinduksi kebisingan. Penelitian eksperimental ini dilakukan selama 5 bulan dengan menggunakan 25 ekor tikus wistar yang dibagi dalam 5 kelompok (masing-masing terdiri dari 5 ekor tikus). Kelompok 1 adalah kontrol negatif (KN). Kelompok 2 (P1) diinduksi bising selama 12 hari. Kelompok 3 (P2) diinduksi bising dan diberikan ranitidin secara bersamaan selama 12 hari. Kelompok 4 (P3) diinduksi bising selama 12 hari dan tidak mendapat perlakuan apapun pada 7 hari berikutnya. Kelompok 5 (P4) diinduksi bising selama 12 hari dan diberikan ranitidin pada 7 hari berikutnya. Bising diberikan dengan intesitas 90-95 dB selama 8 jam sehari. Ranitidin diberikan dengan dosis 0,9mg/hari. Hewan uji diterminasi dengan cara dekapitasi, kemudian organ lambung diambil dan diproses untuk dibuat preparat histologi dengan pengecatan HE. Analisis histopatologik dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya di laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Kelompok KN memberikan gambaran mikroskopik lambung normal. Kelompok P1, P3, dan P4 secara mikroskopik menunjukkan hasil yang hampir sama, yakni infiltrasi sel radang PMN, edema, dan vasodilatasi pembuluh darah pada mukosa lambung. Kelompok P2 menunjukkan infiltrasi sel radang PMN, edema dan vasodilatasi yang lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok yang lain. Tikus yang diinduksi kebisingan menunjukkan tanda-tanda gastritis akut secara histopatologik. Pemberian ranitidin bersamaan dengan induksi kebisingan lebih baik dibandingkan dengan pemberian ranitidin setelah induksi kebisingan dalam terapi gastritis akibat stres oleh kebisingan. Kata kunci: bising, gastritis, ranitidin. Abstract: Noise has a big role in causing stress. Stress can increase gastric acid production. Ranitidine is a selective and reversible histamine H2-receptor antagonist that inhibits gastric acid production. The objectives of this research were to study the histopathology of noise-exposed gastric mucous and the effects of ranitidine on histopathology noise-exposed gastric mucous. This study was an experimental research. The research was conducted in 5 months. 25 healthy rats were divided into 5 groups, 5 rats for each group. Group 1 (KN) was a controlled group. Group 2 (P1) was exposed by noise in 12 days. Group 3 (P2) was exposed by noise and ranitidine in 12 days. Group 4 (P3) was exposed by noise in 12 days and not given any treatment for the next 7 days. Group 5 (P4) was exposed by noise in 12 days and ranitidine for the next 7 days. Noise was given with the intensity of 90-95 decibel. Ranitidine was given with doses of 0.9 mg/day. The data collection was conducted after the latest treatment for each group by taking out the gastric of the sacrificed rats. Gastric microscopic slides were prepared using paraffin method and stained with hematoxylin eosin staining. Gastric specimen was studied using light microscopy. Group 1 showed a normal histology of gastric. Group 2, 4, and 5 showed the infiltration of polymorph nuclear leukocytes (PMN) cell, edema, and vasodilatation on the gastric mucous. Group 3 showed less infiltrations of polymorph nuclear leukocytes (PMN) cell, edema, and vasodilatation on the gastric mucous compared to the other 3 groups. Histopathology study showed that signs of acute gastritis present in the noise-exposed gastric mucous. Ranitidine treatment together with the noise exposed still showed the signs of acute gastritis although less PMN cell present. Keywords: gastritis, noise, ranitidine.