scholarly journals A Cradle to Gate Approach for Life-Cycle-Assessment of Blisk Manufacturing

2021 ◽  
Author(s):  
Kilian Fricke ◽  
Sascha Gierlings ◽  
Philipp Ganser ◽  
Martin Seimann ◽  
Thomas Bergs

Abstract The aviation industry has been growing continuously over the past decades. Despite the current Covid-19 crisis, this trend is likely to resume in the near future. On an international level, initiatives like the Green Recovery Plan promoted by the European Union set the basis towards a more environmentally friendly future approach for the aero-industry. The increasing air traffic and the focus on a more sustainable industry as a whole lead to an extensive need for a more balanced assessment of a products life cycle especially on an ecological level. Blisks (or IBRs) remain a central component of every current and very possible every future aero engine configuration. Their advantages during operation compared to conventional compressor rotors are met with a considerably complex manufacturing and production process. In the high-pressure compressor segment of an engine, the material selection is limited to Titanium alloys such as Ti6Al4V and heat-resistant Nickel-alloys such as Inconel718. The corresponding process chains consist of numerous different process steps starting with the initial raw material extraction and ending with the quality assurance (cradle to gate). Especially the central milling process requires a highly qualified process design to ensure a part of sufficient quality. Life-Cycle-Assessments enable an investigation of a products overall environmental impact and ecological footprint throughout its distinct life-cycle. Formal LCAs are generally divided by international standards into four separate steps of analysis: the goal and scope definition, the acquisition of Life Cycle-Inventory, the Life-Cycle-Impact-Assessment and the interpretation. This content of this paper focuses on a general approach for Life-Cycle-Assessment for Blisk manufacturing. • Firstly, the goal and scope is set by presenting three separate process chain scenarios for Blisk manufacturing, which mainly differ in terms of raw material selection and individual process selections for blade manufacturing. • Secondly, the LCI data (Life-Cycle Inventory) acquisition is illustrated by defining all significant in- and outputs of each individual process step. • Thirdly, the approach of a Life-Cycle-Impact-Assessment is presented by introducing the modelling approach in an LCA-software environment. • Fourthly, an outlook and discussion on relevant impact-indicators for a subsequent interpretation of future results are conducted.

Author(s):  
Titi Tiara Anasstasia ◽  
Muhammad Mufti Azis

Life Cycle Assessment (LCA) adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengevaluasi sistem pengelolaan sampah berdasarkan nilai potensi dampak yang dihasilkan. Bank Sampah Asoka Berseri di Kabupaten Tuban merupakan salah satu contoh unit pengolah sampah yang bertujuan untuk mengurangi potensi dampak dari timbulan sampah secara kualitas maupun kuantitas di wilayah pedesaan. Tujuan studi ini adalah menghitung dan mengevaluasi potensi dampak lingkungan yang dihasilkan dari program bank sampah, kemudian dibandingkan dengan penanganan sampah konvensional yang dilakukan oleh masyarakat. Metode yang digunakan berdasarkan CML Baseline v4.4 dan 14000 standar ISO, meliputi goal and scope, life cycle inventory (LCI), life cycle impact assessment (LCIA) dan interpretasi. Simulasi LCA dilakukan dengan Software OpenLCA untuk menghitung nilai potensi dampak dari setiap kilogram sampah yang dihasilkan. Berdasarkan hasil simulasi, setiap 1 kg sampah yang dikelola oleh bank sampah menghasilkan potensi dampak pemanasan global lebih rendah (6,395 kg CO2 eq.) dibandingkan dengan penimbunan (13,057 kg CO2 eq.) dan pembakaran (10,850 kg CO2 eq.). Pengolahan sampah lebih lanjut menjadi RDF dan kompos di bank sampah berpotensi menghasilkan dampak lingkungan lebih rendah dan menambah pendapatan masyarakat.


OPSI ◽  
2016 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 143
Author(s):  
Yulius Windrianto ◽  
Dyah Rachmawati Lucitasari ◽  
Intan Berlianty

Penelitian ini dilakukan di industri batik Sri Kuncoro, desa Giriloyo, Imogiri, Bantul. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan alternatif terbaik untuk memperbaiki produksi batik tulis pewarna sintetis Sri Kuncoro sehingga diperoleh produksi batik yang efisien dan ramah lingkungan.Metode yang digunakan adalah Life Cycle Assessment (LCA) dan Eco-Efficiency Ratio (EER). Metode LCA merupakan metode untuk mengidentifikasi dan menghitung penggunaan energi, penggunaan sumber daya alam, dan pembuangan pada lingkungan, serta mengevaluasi dan menerapkan kemungkinan perbaikan lingkungan. Metode LCA dilakukan melalui empat tahap yaitu goal and scope, Life Cycle Inventory (LCI), Life Cycle Impact Assessment (LCIA), dan interpretasi. Metode Eco-Efficiency Ratio (EER) merupakan metode untuk mengetahui tingkat sustainable suatu produk.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk memperbaiki produksi batik dibutuhkan alternatif pengganti, yaitu mengganti kompor minyak tanah dengan kompor listrik pada proses pembatikan, dan mengganti kayu bakar dengan bahan bakar gas pada proses nglorod. Nilai EER pada produksi batik Sri Kuncoro sebesar 56%, dan batik alternatif pengganti sebesar 60% dengan nilai affordable dan sustainable lebih besar dari 1.


Author(s):  
Danang Harimurti ◽  
Hariyadi Hariyadi ◽  
E Noor

Perkembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia mengalami peningkatan pesat. Dibalik perkembangan pesat komoditas kelapa sawit, bermunculan masalah dan isu negatif mengenai perkebunan kelapa sawit sebagai penyebab kerusakan lingkungan dan peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis emisi GRK yang ditimbulkan dari kegiatan perkebunan kelapa sawit dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). LCA adalah suatu metode untuk melakukan analisis dan evaluasi secara menyeluruh dari dampak lingkungan dalam siklus hidupnya. Tahapan metode LCA adalah goal and scope definition, life cycle inventory, life cycle impact assessment, dan life cycle interpretation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emisi GRK yang ditimbulkan dalam kegiatan perkebunan kelapa sawit selama 1 siklus berbeda-beda. Emisi GRK yang ditimbulkan pada fase TM (umur tanaman >3 tahun) menjadi yang terbesar dengan rata-rata 1887,64 kg CO2-eq/Ha, sementara emisi GRK pada fase TBM (umur tanaman 0-3 tahun) sebesar 989,63 kg CO2-eq/Ha. Sumber terbesar penyumbang emisi berasal dari kegiatan pemupukan. Pada fase TM, kegiatan pemupukan menyumbang emisi GRK sebesar 920,22 kg CO2-eq/Ha dengan jenis pupuk paling dominan menyumbang emisi GRK adalah pupuk urea dan MOP yaitu sebesar 369,67 kg CO2-eq/Ha dan 179,56 kg CO2-eq/Ha.


Heuristic ◽  
2019 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
Author(s):  
David Andrian ◽  
Desrina Yusi Irawati

Penggunaan  polimer, koagulan, alum, dan gas klorin pada proses penjernihan air akan mengakibatkan dampak lingkungan. Pendekatan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisa dampak lingkungan adalah dengan metode Life Cycle Assessment (LCA). LCA  terdiri dari empat tahapan utama, yaitu goal and scope, Life Cycle Inventory (LCI), Life Cycle Impact Assessment (LCIA), dan Interpretation. Berdasarkan proses software SimaPro 7 metode Impact 2002+, bagian dalam proses pengolahan air yang menimbulkan dampak lingkungan paling besar adalah penggunaan natural gas. Penggunaan natural gas atau listrik per 1 kg air menyebabkan dampak lingkungan non-renewable energy sebesar 5,55E-9 Pt dan pemanasan global sebesar 4,66E-9 Pt. Penggunaan natural gas yang menyebabkan dampak non-renewable energy adalah ketersediaan gas (6E-9 Pt), minyak (7,66E-10 Pt), dan uranium (3,52E-10 Pt) pada tanah semakin berkurang. Penggunaan natural gas yang menyebabkan dampak pemanasan global adalah carbon dioxide hasil pembakaran bahan bakar fosil (5,46E-9 Pt). Besarnya penggunaan listrik pada proses pengolahan air bersih di IPAM disebabkan jarak pengambilan air cukup jauh dan peralatan yang sudah tua.Kata kunci: air, Instalasi Pengolahan Air Minum, Life Cycle Assessment


Resources ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 61 ◽  
Author(s):  
Mostert ◽  
Bringezu

The global economy is using growing amounts of natural resources such as raw materials, water, and land by making and using goods, services, and infrastructure. Aspirations on international, regional, and national levels e.g., the Sustainable Development Goals, the EU flagship initiative Roadmap to a Resource Efficient Europe or the German Program for Resource Efficiency are showing an urgent need to bring the global raw material use down to sustainable levels. An essential prerequisite to identify resource efficient options and to implement resource efficiency measures and solutions is the ability to compare different products or services regarding their raw material use. Until today, there is no internationally standardized approach defined and no software supported calculation method including the necessary data basis available to measure the raw material intensity of products. A new life cycle impact assessment (LCIA) method Product Material Footprint PMF is described. Two indicators are used to quantify the PMF: the Raw Material Input RMI and the Total Material Requirement TMR. The calculation of global median values for the characterization factors CFRMI and CFTMR of abiotic materials was done based on different databases. This article presents the methodological approach of the PMF, the calculation results for CFRMI of 42 abiotic materials and CFTMR of 36 abiotic materials, and the implementation of the LCIA method into the software openLCA for use with the ecoinvent database.


2019 ◽  
Vol 29 (1) ◽  
pp. 87-117 ◽  
Author(s):  
Bruna Alexandra Elias Mota ◽  
Ana Isabel Cerqueira de Sousa Gouveia Carvalho ◽  
Maria Isabel Azevedo Rodrigues Gomes ◽  
Ana Paula Ferreira Dias Barbosa‐Povoa

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document