Voluntary counselling and testing sites as a source of sentinel information on HIV prevalence in a concentrated epidemic: a pilot project from Indonesia

2011 ◽  
Vol 22 (9) ◽  
pp. 505-511 ◽  
Author(s):  
R Guy ◽  
D E Mustikawati ◽  
D B Wijaksono ◽  
N Nugraihini ◽  
S Priohutomo ◽  
...  
2008 ◽  
Vol 102 (10) ◽  
pp. 1003-1010 ◽  
Author(s):  
Yodi Mahendradhata ◽  
Riris A. Ahmad ◽  
Theodorus A. Kusuma ◽  
Marleen Boelaert ◽  
Marieke J. Van der Werf ◽  
...  

2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
Author(s):  
Kevin Weiss ◽  
Samart Karuchit ◽  
Sarika Pattanasin ◽  
Anupong Chitwarakorn ◽  
Wipas Wimonsate ◽  
...  

Spatiotemporal analyses can support Human Immuno-deficiency Virus (HIV) prevention programmes by identifying locations of at-risk populations in space and time, and their proximity to HIV testing and prevention services. We assessed residential proximity to HIV testing venues for Men who have Sex with Men (MSM) and Transgender Women (TGW) attending Voluntary Counselling and Testing (VCT) at a large urban MSM clinic in Bangkok, Thailand in the period 2005–2015. We mapped clientprovided spatial data and HIV testing venues, calculating distance from residence to venues for VCT clients between i) September 2005–December 2009; ii) January 2010–September 2013; and iii) October 2013–May 2015. We assessed spatial characteristics across times, evaluating autocorrelation of HIV prevalence and visit density using Moran’s I. Among 8,758 first-time VCT clients reporting geographic information from 2005–2015 (by period: 2737, 3917, 2104), 1329 (15.2%) lived in postal codes ≤5 km from the clinic. Over time, the proportion living in areas covered by Bangkok postal codes ≤2 km from any MSM HIV testing venue increased from 12.6% to 41.0% (p<0.01). The proportion living ≤5 km from the clinic decreased from 16.6% to 13.0% (p<0.01). HIV prevalence and clinic visit density demonstrated statistically significant non-random spatial patterning. Significant non-random patterning of prevalent infection and client visits highlighted Bangkok’s urban HIV epidemic, clinic proximity to clients, and geographic reach. Clients lived closer to testing venues, yet farther from the urban MSM clinic, over time. Spatiotemporal characteristics of VCT clients can help assess service accessibility and guide targeted prevention planning.


AIDS ◽  
1995 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 267-274 ◽  
Author(s):  
Thomas Aisu ◽  
Mario C. Raviglione ◽  
Eric van Praag ◽  
Peter Eriki ◽  
Jai P. Narain ◽  
...  

Author(s):  
Nita Anggerina Putri Hi Setiawan ◽  
Mateus Sakundarno Adi

The prevalence of HIV/AIDS had been increasing due to the lack of awareness of people to use or access VCT services, especially those with high risk. Many factors affect people and people at high risk of accessing VCT services. The study aims to describe barriers that arise in the implementation of the VCT program. The research method was a literature review from electronic database such as Google Scholar, PubMed, and Science Direct. Keyword search included barrier, Voluntary Counseling and Testing, and HIV VCT. Selected 9 articles published from 2018 to 2020. The results of the study of all articles founded that barriers in the implementation of VCT in the form of lack of knowledge, fear, and shame when taking an HIV test, difficulty in communicating because of hearing impairment so that the information received was not enough, stigma from the community and health workers, barriers to limited operational hours of VCT services, lack of staff as program implementers, limited competence due to lack of training, and limited health infrastructure/facilities. Keywords: barrier; VCT; HIV/AIDS ABSTRAK Prevalensi HIV/AIDS semakin meningkat karena kurangnya kesadaran orang-orang untuk memanfaatkan atau mengakses layanan VCT terutama mereka dengan risiko tinggi. Banyak faktor yang mempengaruhi masyarakat maupun orang dengan risiko tinggi dalam mengakses layanan VCT. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk menggambarkan tentang hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaan program VCT. Metode penelitian adalah literature review dari database elektronik seperti Google Scholar, PubMed, dan Science Direct. Kata kunci pencarian antara lain menggunakan kata kunci barrier, Voluntary Counselling and Testing, dan VCT HIV. Terpilih 9 artikel yang dipublikasi tahun 2018 sampai 2020. Hasil penelitian dari semua artikel, diperoleh bahwa hambatan-hambatan dalam pelaksanaan VCT yaitu berupa kurangnya pengetahuan, rasa takut, dan malu jika melakukan tes HIV, kesulitan dalam berkomunikasi karena memiliki gangguan pendengaran sehingga informasi yang diterima pun kurang, stigma dari masyarakat serta petugas kesehatan, hambatan jam operasional layanan VCT yang terbatas, kurangnya jumlah staf sebagai pelaksana program, kompetensi yang terbatas karena kurang mengikuti pelatihan, serta infrastruktur/fasilitas kesehatan yang terbatas. Kata Kunci: hambatan; VCT; HIV/AIDS


2019 ◽  
Vol 14 (3) ◽  
pp. 262-266
Author(s):  
Rika Kurnia Kandacong ◽  
Samsualam Samsualam ◽  
Andi Surahman Batara

Salah satu upaya dalam strategi nasional penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2010-2014 adalah program pelayanan konseling dan testing HIV sukarela (Voluntary Counselling and Testing-VCT) (KPA, 2010). Jumlah orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) semakin meningkat sehinggah kebutuhan terhadap layanan kesehatan juga semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi, mengkaji dan menganalisis secara mendalam tentang perilaku pasien HIV/AIDS terhadap pemanfaatan pelayanan Voluntary Counseling and Testing ( VCT)  dan analisis strategi pemanfaatan pelayanan VCT (Voluntary Conseling And Testing) di Rumah Sakit Labuang Baji. Jenis Penelitian ini adalah penelitian Kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah 2 orang konselor VCT, Kepala Ruangan VCT, dan 5 Pasien HIV/AIDS. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan pasien HIV/AIDS terhadap pemanfaatan pelayanan VCT sudah baik, Motivasi pasien HIV/AIDS terhadap pemanfaatan pelayanan VCT adalah karena adanya risiko terkena HIV/AIDS. Dukungan keluarga terhadap pemanfaatan pelayanan VCT pada pasien HIV/AIDS sudah baik, Strategi dilakukan petugas kesehatan agar pasien HIV/AIDS mau memanfaatkan pelayanan VCT yang ada di Rumah Sakit adalah melakukan Screening pada semua pasien yang dirawat di Rumah sakit Labuang Baji dengan mengajak pasien yang berisiko untuk ikut konseling secara privasi dan rahasia, Sarana dan Prasarana tehadap pemanfaatan pelayanan VCT di Rumah Sakit Labuang Baji sudah cukup lengkap namun belum maksimal, jumlah konselor yang melayani masih kurang apalagi di lihat dari peningkatan pasien HIV/AIDS yang datang berobat.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document