UNIFICATION OF STANDS SELECTION FOR FINAL FELLING IN STRATEGIC AND TACTICAL PLANNING

Author(s):  
Ainārs GRĪNVALDS

The stand selection for cutting in tactical planning should be done according to the same principles like in strategic planning – to maximize net present value. The simple way of how to transfer the net present value maximization principle from strategic planning to tactical planning was created in Sweden. The method is based on annual changes in the net present value by postponing final felling. Forest inventory data and forestry modelling system was used for calculation of changes in net present value for pine, spruce, birch, aspen and black alder stands. And changes in net present value were described by regression function with factors from stand parameters. The regression function allows calculating annual changes in net present value for each stand. And stands with higher decrease in net present value have higher cutting priority. Stands selected for the final felling in strategic plan were compared with the stands selected in tactical plan with two methods, first, by using annual changes in the net present value, second, by traditional planning principles. Stands selected by annual changes in the net present value were similar to stands that were selected for cutting in strategic plan, but stands selected by traditional planning principles – not.

1990 ◽  
Vol 66 (1) ◽  
pp. 20-24 ◽  
Author(s):  
John L. Walker

Sustained yield has been a tenet of faith among foresters since forestry emerged as a profession. The concept developed during feudal times when foresters were primarily gamekeepers for landed aristocracy. When the industrial revolution put new demands on forests for fuelwood, foresters extended their "bag limits" to the trees, based on the perception that unregulated markets would result in forest devastation. Early foresters believed that governments must own or regulate forests to perpetuate timber resources. This belief is the basis for extensive public forests today in Canada, the United States and elsewhere. The vision of the early foresters was not reality, but many still cling to their erroneous notions.Markets can and do provide far better information than any sustained yield model about how forests should be managed. Net present value maximization without any sustained yield harvest flow constraints provides a superior way to manage forests and subjects the vision needed to plan for today and tomorrow to meaningful reality checks. Sustained yield constraints greatly distort attempts to measure the effects of alternative management practices for both timber and non-timber outputs.


2017 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 21-30
Author(s):  
Muhammad Jamil ◽  
Januari Frizki Bella

Adapun tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan usaha industri pengolahan kecap Aneka Guna apabila dilihat dari segi kelayakan finansial. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Lokasi penelitian yaitu di Kota Langsa dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan daerah yang terdapat industri pengolahan kecap asin dan mudah di jangkau oleh penulis. Waktu penelitian dilaksanakan pada Bulan Juni - Oktober 2014. Tenaga kerja yang digunakan berjumlah 27 orang, 20 tenaga kerja pria dan 7 orang tenaga kerja wanita. Jumlah penggunaan tenaga kerja selama 5 tahun sebesar 3759 HKP. Total biaya produksi yang dikeluarkan oleh pengusaha dalam usaha pembuatan kecap didaerah penelitian selama 5 tahun adalah Rp. 2.076.988.000,-. Pendapatan kotor yang diperoleh pengusaha sebesar Rp. 8.199.690.000,- dan pendapan bersih yang diperoleh sebesar Rp. 6.122.702.000,-                 Kota Langsa hanya memiliki 1 pengusaha pengolahan kecap asin dan dijadikan sebagai pengusaha sampel yaitu usaha industri pengolahan kecap asin Aneka Guna. Hasil perhitungan di peroleh Net Present Value (NPV) sebesar Rp. 263.281.290 (lebih besar dari nol), sedangkan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 84% lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku (D.F. = 18%), sedangkan Net B/C Ratio sebesar 3,27 (lebih dari pada 1) dan Pay Back Priod (PBP) 1 Tahun 6 Bulan (lebih kecil dari umur ekonomis).  


2017 ◽  
Vol 13 (3) ◽  
pp. 240
Author(s):  
Novdin M Sianturi

Abstrak: Pengelolaan sampah di Kota Pematangsiantar masih bertumpu pada pendekatan akhir (kumpul-angkut-buang), dengan tingkat pelayanan yang rendah, sehingga untuk meningkatkan pelayanan sampah, perlu dilakukan pemilahan di tempat penampungan sementara (TPS). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sistem pengelolaan sampah dengan melakukan pemilihan di TPS dapat meningkatkan pelayanan aset persampahan sampai tahun  2015 secara teknis operasional dan dari aspek keuangan. Analisa teknis operasional aset pengelolaan sampah mulai dari pewadahan, pengumpulan dan pengangkutan sedangkan analisa keuangan dan analisa kelayakan menggunakan Net Present Value, Internal Rate of Return, Benefit/Cost Ratio, dan Payback Period. Dari hasil analisa tersebut diperoleh suatu sistem pengelolaan sampah dengan pemilihan di TPS berdasarkan zona pelayanan dengan skala prioritas secara bertahap daritahun 2013-2017, dapat meningkatkan cakupan pelayanan sampah eksisting rata-rata 6,69 %, cakupan pelayanan TPS eksisting rata-rata 8,29 %, dan cakupan pelayanan truk pengangkut sampah eksisting rata-rata 12,03 %. Investasinya layak, diperoleh Net Cashflow pada tahun 2020 sebesar Rp 1.720.242.284,-, NPV suku bunga 15 % bernilai positif, IRR > MARR 15 %,  B/C Ratio > 1, dan PP 4,7 tahun, lebih pendek dari periode investasi 10 tahun. Dari Metode penelitian ini maka pengumpulan data, observasi lapangan dan pengukuran contoh timbulan sampah dengan sampel 4 TPS perumahan yang terlayani pengangkutan.


Author(s):  
Wahyu Setiawan ◽  
Atikah Nurhayati ◽  
Titin Herawati ◽  
Asep Agus Handaka

Gill net is one of the fishing gear used by Jatigede Reservoir fisherman. The purpose of this research is to analyzed the feasibility of fish catching business with gill net in Jatigede Reservoir. This research was conducted by used data collection method (observation, questioner, literature study) and method of data analysis (feasibility business analysis). The benefits of this research is expected to be informations and references for the research who will expand a fishing business with gill net at Jatigede Reservoir. The result of feasibility of fish catching business with gill net at Jatigede Reservoir is profit value Rp. 70.890.000, Break Event Point price and production (all species of fish) Rp. 4.154/kg and 2.136kg in a year, Benefit Cost Ratio 3,37, Payback Period 2 months and Net Present Value >1 Rp. 52.820.243, the fish catching business using gill net at Jatigede Reservoir is feasible to be developed.


2017 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 38
Author(s):  
Rama Dwi Aryandi ◽  
Ari Sandhyavitri ◽  
Reni Suryanita

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pelayanan simpang berdasarkan data lalu lintas simpang tersebut apakah derajat jenuhnya sudah melewati ambang batas DS = 0,75, jika nilai DS>0,75, akan dikaji penerapan beberapa alternatif penanganan untuk meningkatkan tingkat pelayanan simpang, untuk kemudian dipilih lagi alternatif terbaik untuk jangka pendek, menengah dan panjang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode traffic counting, sedangkan untuk pengkajian alternatif penanganan simpang secara teknik menggunakan metode MKJI 1997, secara ekonomi menggunakan metode LAPI ITB, analisa nilai waktu dengan nilai waktu hasil penelitian Dirjen Bina Marga dan analisa biaya investasi dengan analisa Benefit Cost Ratio dan Net Present Value.  Dari tiga alternatif manajemen lalu lintas yang diajukan, hanya alternatif ke-3 yaitu kombinasi peniadaan hambatan samping, pelarangan belok kiri dan optimasi traffic light  yang menghasilkan nilai DS<0,75 untuk kondisi eksisting, sedangkan untuk tahun 2020 nilai DS-nya adalah 0,79 untuk Hari Selasa dan 0,83 untuk Hari Rabu. Sedangkan dengan alternatif pembangunan flyover, untuk jangka pendek atau 5 tahun nilai BCR dan NPV-nya 1,25 dan 48,9 milyar rupiah, tahun ke-10  2,29 dan 256,4 milyar rupiah, serta tahun ke-15 3,35 dan 472,19 milyar rupiah, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembangunan flyover adalah solusi penanganan terbaik untuk menignkatkan kinerja Simpang Pasar Pagi Arengka.


2018 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 160
Author(s):  
Halkadri Fitra ◽  
Salma Taqwa ◽  
Charoline Cheisviyanny ◽  
Abel Tasman ◽  
Nurzi Sebrina

Penelitian ini bertujuan untuk melihat kelayakan aspek keuangan usaha grosir sembako Badan Usaha Milik Desa (Nagari) Kamang Hilia Sejahtera di Kenagarian Kamang Hilia Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat yang dilakukan pada tahun 2018. Penelitian bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode cash flow analysis, payback period, net present value, profitability index, internal rate of return, dan average rate of return. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai net cash flow Badan Usaha Milik Desa (Nagari) Kamang Hilia Sejahtera adalah positif yaitu Rp.21.774.000, nilai payback period adalah 1,15 tahun, nilai net present value positif sebesar Rp.10.680.034,47, nilai profitability index adalah positif 1,37, sedangkan nilai internal rate of return adalah 46,7% dan nilai average rate of return adalah 57,23%. Berdasarkan standar penilaian maka semua metode yang digunakan memberikan kesimpulan bahwa usaha grosir sembako milik Badan Usaha Milik Desa (Nagari) Kamang Hilia Sejahtera dalam kategori layak untuk dilaksanakan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document