scholarly journals PRIORITIZING THE POTENTIAL OF NON-WOOD FOREST PRODUCTS FROM ARAD COUNTY BY USING THE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

2019 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 225-233
Author(s):  
Ioana Maria Pleșca ◽  
Tatiana Blaga ◽  
Lucian Dincă ◽  
Iuliana Gabriela Breabăn

Romanian forest management plans and policies, traditionally focused on timber production, need to reconsider the NWFPs (non-wood forest products) importance in the development of the socio-economic sector. Within the country’s forestry economy, the nature, quantity and weight of NWFPs are variable factors from one county to another, influenced to a large extent by the area covered by forests. The aim of this study is to unravel the most important NWFPs available in Arad County. In order to analyze the potential of NWFPs, data from the forest management plans of the ten subunits within the structure of the Arad Forest Directorate and statistical data from various institutions were used. In accordance with the purpose of the study, NWFPs were clustered into four categories as designed in the European project COST FP1203 European Non-Wood Forest Products (NWFPS) Network: mushrooms, tree products, understory plants and animal origin products. Eight different types of NWFPs were identified and analyzed using the analytic hierarchy process. Potential NWFPs were prioritized in accordance with the 19 criteria selected, and thus the most promising NWFPs were determined. Subsequently, AHP results were implemented in the Choice Expert Desktop software package. The results of the study indicate that Coturnix coturnix and Vulpes vulpes are in the top of the most promising NWFPs. More importantly, the obtained results can help to better address the management of NWFPs from Arad County.

Author(s):  
Klaus D. Goepel

The analytic hierarchy process (AHP) remains a popular multi-criteria decision method. One topic under discussion of AHP is the use of different scales to translate judgments into ratios. The author makes a new approach to compare different scale functions and to derive a recommendation for the application of scales. The approach is based on simple analytic functions and takes into consideration the number of criteria of the decision problem. A generalization of the so-called balanced scale is proposed, and a new adaptive-balanced scale is introduced. Scales are then categorized and compared based on weight boundaries and weight ratios, weight uncertainties, weight dispersion and number of decision criteria. Finally, a practical example of a decision hierarchy is presented applying the different scales. The results show that the generalized balanced scale improves weight dispersion and weight uncertainty in comparison to the fundamental AHP scale. The proposed adaptive-balanced scale overcomes the problem of a change of the maximum weight depending on the number of decision criteria.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 162-169
Author(s):  
Istna Mar`atul Khusna ◽  
Novita Mariana

Abstrak— Bibit merupakan salah satu penentu dalam keberhasilan budidaya tanaman padi. Budidaya tanaman padi dimulai dari memilih bibit tanaman yang berkualitas karena bibit termasuk objek utama yang dikembangkan pada budidaya selanjutnya. Bibit sebagai pembawa gen dari induknya yang akan menentukan sifat dari tanaman setelah berproduksi dan untuk mendapatkan bibit padi yang berkualitas dapat diperoleh dari memilih dan menentukan bibit yang berasal dari induk berkualitas. Kualitas bibit merupakan kunci keberhasilan dalam budidaya padi. Bibit yang berkualitas mampu beradaptasi, memiliki pertumbuhan yang cepat serta seragam, tumbuh lebih cepat, tahan hama dan tinggi nilai produktivitasnya. Untuk mendapatkan bibit padi berkualitas, petani sering mengalami kesulitan. Berdasarkan kesulitan yang dialami petani, maka akan dibangun sebuah sistem pendukung keputusan untuk membantu petani memutuskan bibit yang akan ditanam sesuai dengan kondisi lingkungan tanam dengan mempertimbangkan beberapa aspek kriteria. Dalam mengatasi masalah pemilihan bibit padi tersebut dibuat sebuah program sistem pendukung keputusan agar memudahkan informasi dan rekomendasi kepada petani padi tentang bibit yang berkualitas. Dengan menggunakan dua metode yaitu Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Penentuan bobot kriteria dilakukan dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP), sedangkan untuk tahap perankingan dikerjakan dengan menggunakan metode TOPSIS. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah padi berkualitas dari lima alternatif yang sudah ditetapkan, yaitu: Sunggal, Inpari32, Ciherang, IR64, Situbagendit. Sistem menghasilkan nilai preferensi tertinggi yaitu 0,858 pada padi Sunggal di urutan pertama dan  0,767 pada padi Inpari32 diurutan kedua. Jadi dari hasil penelitian ini, peneliti merekomendasikan bibit padi berkualitas yang cocok ditanam di di desa sambongbangi yaitu Sunggal dan Inpari32..Kata Kunci : Bibit Padi, DSS, TOPSIS, AHP, Kualitas Bibit Padi


2018 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 49
Author(s):  
Sri Lestari ◽  
Desy Rosarina ◽  
Eko Hariyanto

MH14-024 Bobbin Horn adalah sebuah produk untuk komponen Horn atau klakson yang diproduksi oleh PT. Mitsuba Indonesia. Produk ini diproduksi dengan proses injection molding dengan sistem cold runner, yaitu proses produksi injection molding yang menghasilkan barang dengan kualitas bagus, tapi masih disertai runner. Runner ini yang dilihat oleh PT. Mitsuba Indonesia suatu hal yang sia-sia, karena tidak mempunyai nilai jual dan bahkan memerlukan suatu proses yang bernama crusher, supaya runner tersebut bisa kembali digunakan sebagai bahan campuran pada proses injection berikutnya. PT. Mitsuba Indonesia terus mengembangkan proses produksi untuk terus meningkatkan produktifitas, salah satunya dengan mengikuti perkembangan teknologi. Saat ini, proses produksi dengan menggunakan mesin injection molding ada beberapa pengembangan sistem, yaitu sistem mini runner dan sistem hot runner. Yang masing-masing memiliki nilai lebih dari sistem yang sebelumnya. Pada penelitian ini, penulis mempelajari data-data hasil kuesioner seorang responden ahli dan kemudian dianalisis dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk mendapatkan keputusan dalam menentukansistem mold pada MH14-024 Bobbin Horn. Hasil dari semua perhitungan dibuat rangkuman dan dievaluasi sehingga mendapatkan nilai prioritas alternatif tertinggi sebesar 0.6648 untuk sistem hot runner yang dipilih sebagai keputusan yang akan diambil untuk pembuatan mold MH14-024 Bobbin Horn. Kata Kunci : MH14-024 Bobbin Horn, Injection molding, AHP, Kriteria, Alternatif.


2016 ◽  
pp. 127-137
Author(s):  
Milena Lakicevic ◽  
Bojan Srdjevic ◽  
Ivaylo Velichkov ◽  
Zorica Srdjevic

The paper investigates how different hierarchy structuring in analytic hierarchy process (AHP) may affect the final results in the decision-making process. This problem is analyzed in a case study of the Rila monastery forest stands in Bulgaria. There were three similar and mutually overlapped hierarchies defined. A decision maker evaluated all of them and after analyzing final results and consistency performance, he selected and revised the most appropriate hierarchy structure. Consistency check assisted in detecting the judgments which have strongly violated evaluation procedure. These mistakes are interpreted as a consequence of a large number of required pair-wise comparisons. The paper emphases the importance of properly defining hierarchy structure and recommends using consistency analysis as a guide and not as a directive for the revision of judgments.


2017 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 88 ◽  
Author(s):  
Aji Sasongko ◽  
Indah Fitri Astuti ◽  
Septya Maharani

Pemilihan karyawan baru dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting karena menentukan kualitas perusahaan tersebut di masa yang akan datang, dalam memilih karyawan baru diperlukan ketelitian yang tinggi dalam menseleksi satu per satu pelamar yang telah mendaftar. Salah satu cara yang efektif dalam menseleksi karyawan adalah dengan cara menerapkan sistem penunjang keputusan sehingga dapat memutuskan dengan hasil yang tepat dalam menseleksi karyawan baru. Aplikasi ini menerapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), yaitu dengan melakukan pembobotan terhadap kriteria dan pelamar. Hasil penelitian berupa aplikasi sistem pemilihan karyawan baru  berbasis web yang memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan secara tepat dan diharapkan dapat mempermudah proses seleksi karyawan baru.


2016 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 47
Author(s):  
I Nyoman Radiarta ◽  
Erlania Erlania ◽  
Joni Haryadi

Penerapan konsep pembangunan kelautan dan perikanan yang berbasis blue economy (BE) merupakan langkah strategis dalam pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan. Konsepsi BE bertujuan untuk menciptakan suatu industri yang ramah lingkungan, sehingga bisa tercipta pengelolaan sumberdaya alam yang lestari dan berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi kondisi terkini dan langkah-langkah strategis pengembangan perikanan budidaya berbasis BE di Indonesia. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Oktober 2014. Data dikumpulkan dari lima lokasi yaitu: Provinsi Lampung, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan, serta Kabupaten Sumbawa. Pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui wawancara dengan menggunakan kuisioner terstruktur yang disusun dengan pendekatan Analytic Hierarchy Process. Analisis Strength Weakness Opportunities Threat (SWOT) dilakukan untuk melihat aspek-aspek yang mempengaruhi pengembangan perikanan budidaya yang berbasis BE. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa penerapan BE di bidang perikanan budidaya masih harus diperkaya dengan kerangka kebijakan kelautan dan perikanan, termasuk didalamnya ketersediaan teknologi perikanan budidaya yang prospektif, peningkatan sumberdaya manusia, sosialisasi konsepsi BE, dan penerapan perikanan budidaya yang mampu mengakomodasi prinsip-prinsip BE. (Analysis of Aquaculture Development Based on Blue Economy Concept Using Analytical Hierarchy Process (AHP) Approach)The implementation of blue economy (BE) concept for development of marine and fisheries sectors is a strategic step for marine and fisheries programs. The aim of BE conception is to promote an environmental friendly industrial based, so it can create natural resources management and sustainable used. Purpose of this study was to evaluate the current conditions and strategic plans for aquaculture development based on BE concept in Indonesia. The study was carried out during March-October 2014. Data were collected from five locations: Lampung, East Java, Bali, West Nusa Tenggara, South Sulawesi, and Sumbawa Regency. Interviews using a structured questionnaire based on the analytical hierarchy process approach were used for gathering data and information. SWOT analysis was also conducted to analyse aspects that affect the development of BE based aquaculture. The results of this study indicated that the application of BE in the field of aquaculture remains to be enriched with marine and fisheries policy framework, including the availability of prospective aquaculture technology, improving human resources capability, socialization of BE conception, and implementation of aquaculture which could accommodate the principles of BE.


Author(s):  
Ilham Pramuja Nasution ◽  
Arjon Samuel Sitio

The budget allocation of a village fund is very important and take big effect to village progress Because the office to distribute the tax result for village development. But, that allocation is not accurately. Therefore there was design a system to support a decision a budget allocation of village funds by using an Analytical Hierarchy Process (AHP) method. This research done to the make-easy an office village in budgeting is the allocation of village funds. An method of Analytical Hierarchy Process (AHP) is one of a method known as important as the highest level. An AHP method is look for the best alternative


2014 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 101
Author(s):  
Ahmad Fatih Fudhla

Ahmad Fatih FudhlaSystems Modeling Laboratory, Industrial Engineering Department, STT YPMRaya Ngelom 86, Taman, Sepanjang, Sidoarjo 61257, East Java, IndonesiaEmail: [email protected] keputusan dalam memilih desain pengembangan komponen Gear Transmission box (GTB) pada Traktor Tangan dilakukan dengan banyak kriteria. Berdasarkan diskusi Focus group dan brainstorming yang dilakukan oleh tim pengembangan produk, teridentifikasi tujuh kriteria yakni; Ketahanan material terhadap korosi, Kemampuan desain untuk diproses di lantai produksi, kemampuan desain dalam menahan beban operasi maksimum traktor tangan, pengaruh terhadap proses produksi komponen lainnya, biaya manufaktur, massa desain GTB, dan waktu proses. Kriteria tersebut dikelompokkan ke dalam kategori positif dan negative. Positif adalah kriteria yang nilainya semakin besar semakin baik, sedangkan negatif semakin kecil semakin baik. Terdapat tiga alternatif desain, yakni Desain Awal, Desain 1 dan Desain 2. Pemilihan dilakukan dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Evaluasi dilaksanakan terpisah untuk kedua kategori. Alternative terbaik adalah alternative yang memiliki nilai perbandingan terbesar antara nilai alternatif criteria positif dan negative.KataKunci: Analytical Hierarchy Process, Perbandingan Berpasangan, Perancangan dan Pengembangan Komponen ProdukABSTRACTDecision making on selection of hand tractor Gear Transmission Box (GTB) “Improvement Designs” is carried out according to many criteria. Based on the focus group and brainstorm performed by product-development teams, seven criteria are finally identified as follows; Material corrosion resistance, Manufacturability, The ability of the design to withstand the maximum load operation, influence on the other components process, manufacturing cost, mass of GTB design, and processing time. Those criteria are categorized into positive and negative characteristics. Positive criteria indicate that score which is the greater the better, by contrast, negative is the less the better. There are 3 alternatives namely Initial Design, Design 1 and Design 2. The selection is performed based on Analytic Hierarchy Process (AHP) Method. The evaluation is analyzed separately according to each category. The best alternative is the one which has the highest ratio between positive and negative criteria.Key Words: Analytical Hierarchy Process, Pair-wise Comparison, Component Design and Development


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document