scholarly journals Meningkatkan hasil belajar dan kemandirian belajar peserta didik dengan menggunakan Android Studio (Increasing student’s learning result and self-regulated learning by using Android Studio)

2021 ◽  
Vol 1 (6) ◽  
pp. 579-588
Author(s):  
Livia Dinda Rochmawati ◽  
Madziatul Chuuriyah

Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran dapat membantu keterbatasan yang dimiliki guru/pendidik dalam menyampaikan materi yang ingin diajarkan, terutama untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran secara daring dari jarak jauh seperti saat ini. Salah satu sekolah yang menerapkan hal tersebut adalah SMK Negeri 1 Turen Kabupaten Malang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis Android Studio, mengetahui kelayakan media pembelajaran berbasis Android Studio, mengetahui perbedaan hasil belajar peserta didik, dan mengetahui perbedaan self regulated learning peserta didik pada mata pelajaran Korespondensi Bahasa Indonesia untuk kelas X yang mampu meningkatkan hasil belajar dan kemandirian belajar peserta didik. Metode penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah Research and Development yang dicetuskan oleh Sugiyono dan terdiri dari 9 langkah, diantaranya adalah potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk, revisi produk, uji coba pemakaian, dan produksi massal. Hasil akhir dari penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar dan kemandirian peserta didik dari kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol.

2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 142-152
Author(s):  
Haiyudi Haiyudi ◽  
Sitthipon Art-In

The purpose of this study is to identify the challenges experienced in teaching and learning Bahasa Indonesia for foreigners during covid-19 as well as to find out the strategies and solutions undertaken during online learning. The method in this research is descriptive qualitative using case study approach in Bahasa Indonesia course at Khon Kaen University. The subjects in this study were 3 teachers and 2 students of Bahasa Indonesia class. The finding shows some challenges of learning Bahasa Indonesia such as barriers in communication, the low ability of self-regulated learning owned by students, and the lack of control over the morals and behavior of students during distance learning. While, the solutions offered are still technology-based learning, making short videos as learning material to improve emotional relationships between students and teachers, reducing the level of difficulty and prioritize meaningful learning, and conducting multi-literacy learning. On the other hand, the techniques used are producing teachers' labs, conduct self-assessment as a reflection of self-regulated learning, and involving parents as substitutes for instructors in controlling values and morals. Self-regulated learning, as well as parental involvement, are extremely needed.


2015 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Arni Meida ◽  
Dewi Justitia ◽  
Awaluddin Tjalla

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode modelling terhadap peningkatan self regulated learning pada siswa kelas VIII di SMP YASPI. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain Nonequivalent Control Group Design. Sampel penelitian sebanyak 64 siswa, diambil menggunakan purposive sampling. Sampel terbagi dalam dua kelompok yaitu kelompok eksperimen (kelas VIII-B sejumlah 32 siswa) dan kelompok kontrol (kelas VIII-C sejumlah 32 siswa). Pengukuran pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Self Regulated Learning Interview Schedule (SRLIS) yang dikembangkan oleh Zimmerman dan Martinez Ponz dan telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil uji, instrumen ini memiliki 34 pernyataan valid dengan reliabilitas sebesar 0,874. Teknik analisis data untuk menguji hipotesis menggunakan Mann Whitney U Test. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh hasil nilai asymp. Sig=0.000. Hipotesis penelitian diuji pada taraf signifikan α = 0,05 atau dengan tingkat kesalahan sebesar 5%. Maka nilai Asym. Sig = 0,000 < nilai signifikansi α = 0,05. Disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Ini memberikan kesimpulan bahwa terjadi peningkatan pada self regulated learning responden setelah diberikan layanan klasikal dengan metode modelling. Penelitian menunjukan bahwa siswa yang diberikan metode modelling mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang tidak diberikan layanan menggunakan metode modelling. Berdasarkan penelitian, layanan klasikal dengan menggunakan metode modelling berpengaruh positif terhadap peningkatan self regulated learning siswa yang rendah. Kata Kunci : Self regulated learning, metode modelling, layanan klasikal


2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 193-202
Author(s):  
RR. INDAH WAHJU RATNAWATI

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa modul online dengan Self Regulated Learning, yang teruji kelayakannya untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPA kelas VIII pada materi zat aditif. Jenis penelitian ini adalah Research and Development. Validasi media menggunakan lembar kelayakan yang dikembangkan oleh Pusmenjar. Uji coba media dilakukan 2 kali yang meliputi: uji keterbacaan terbatas terdiri dari 10 siswa dan uji keterbacaan luas yang terdiri dari 32 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII-A sejumlah 32 siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif analitik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan modul Zat Aditif dengan Self Regulated Learning memiliki validasi conten materi sebesar 91%, kesesuaian icon SRL 92%, kesesuian media 90%, uji terbatas 98%, uji luas 97%, dan nilai N-gain sebesar 0,772 masuk dalam kategori tinggi. Ketuntasan klasikal kelas VIII-A dengan menggunakan modul tersebut 97%. Modul online dengan self regulated learning efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Modul online ini tidak hanya berisi informasi, namun didalamnya terdapat arahan, tip dan trik untuk melakukan instruksi, memberikan pilihan strategi, dan ada komunikasi dengan pembaca. Selain itu juga dilengkapi dengan penguatan teori yang telah dipelajari serta contoh soal yang dapat digunakan untuk melatih kemandirian guna meningkatkan hasil belajar.


2015 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
I Wayan Santyasa

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tanggapan ahli isi, media, desain, dan penilaian guru terhadap model-model student centered learning (SCL) dan pedoman guru, dan dampak implementasinya untuk meningkatkan penalaran dan karakter siswa SMA. Model-model SCL yang dikembangkan, adalah (1) conceptual chagne model (CCM), (2) problem-based learning (PBL), (3) project-based learning (PjBL), (4), nature of science (NOS), (5) group investigation (GI), dan (6) self regulated learning (SRL). Metode yang digunakan adalah research and development (R&D). Subyek penelitian adalah 2 orang ahli, 40 orang guru, dan 314 orang siswa SMA. Instrumen penelitian terdiri dari angket untuk uji ahli dan guru, tesdan angket untuk uji kelas (siswa). Data dianalisis secara deskriptif dan statistik uji kesamaan nilai rata-rata antara sebelum dan setelah implementasi model-model SCL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ahli isi, ahli media, dan ahli desain secara berturut-turut memberikan tanggapannya dengan kategori sesuai, sesuai, dan sangat baik. 2) Guru memberikan penilaiannya dengan kategori sangat baik dan baik. (3) Skor-skor pascates penalaran siswa secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan skor-skor prates.(4) Setelah implementasi, kualitas penalaran siswa bergerak dari kategori cukup,baik, dan sangat baik, sedangkan karakter siswa berkategori cukup dan baik. Jadi, model-model SCL telah memenuhi kriteria pengembangan dan dapat meningkatkan penalaran dan karakter siswa SMA.


2018 ◽  
Vol 34 (3) ◽  
pp. 193-205 ◽  
Author(s):  
Julia Steinbach ◽  
Heidrun Stoeger

Abstract. We describe the development and validation of an instrument for measuring the affective component of primary school teachers’ attitudes towards self-regulated learning. The questionnaire assesses the affective component towards those cognitive and metacognitive strategies that are especially effective in primary school. In a first study (n = 230), the factor structure was verified via an exploratory factor analysis. A confirmatory factor analysis with data from a second study (n = 400) indicated that the theoretical factor structure is appropriate. A comparison with four alternative models identified the theoretically derived factor structure as the most appropriate. Concurrent validity was demonstrated by correlations with a scale that measures the degree to which teachers create learning environments that enable students to self-regulate their learning. Retrospective validity was demonstrated by correlations with a scale that measures teachers’ experiences with self-regulated learning. In a third study (n = 47), the scale’s concurrent validity was tested with scales measuring teachers’ evaluation of the desirability of different aspects of self-regulated learning in class. Additionally, predictive validity was demonstrated via a binary logistic regression, with teachers attitudes as predictor on their registration for a workshop on self-regulated learning and their willingness to implement a seven-week training program on self-regulated learning.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document